Kaskus

Story

ryanjun92Avatar border
TS
ryanjun92
Cerita Kita
Sebelum saya menuangkan cerita di forum tercinta ini, izinkan nubi menginformasikan kalau cerita yang  saya tulis disini di rewrite ulang dari forum sebelumnya.

Karena disana responnya sepi dan tidak ada kemajuan saya untuk berlajar menulis,  maka dari itu saya menulis di forum ini. dan berharap banyak masukan untuk ke depannya oleh para suhu disini.

Terima Kasih.

Cerita Kita


Daftar Isi


Quote:
Diubah oleh ryanjun92 01-04-2021 21:35
anasabilaAvatar border
pusparmdAvatar border
pusparmd dan anasabila memberi reputasi
4
6.2K
54
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
ryanjun92Avatar border
TS
ryanjun92
#32

08 - Kembang Kampus



-Hernest

Mata gue terus melek seharian sampai sekarang di kampus, entah gue gak biasanya seperti kayak gini. yang jelas ini gara-gara obat oles dari si ola.

Luka gue kerasa berdenyut, gak itu doang rasanya panas juga. Jangan-jangan isinya balsem bukan obat.

"oi nest, muka lo bengkak gitu, seriusan lo berantem?" tanya sandy, dia teman yang dekat sama gue. soalnya dia lebih cerdas dari gue. Dan dia cowok bukan cewek.

"Liat aja sendiri, masih ganteng kan tapi?" kata gue dengan mata yang masih sepet. sandy cuman geleng-geleng kepala. lagian dia tanya lagi gue gak mau tanggepin soalnya mata gue semakin berat.

Mata gue yang ngantuk tiba-tiba hilang setelah masuk seorang cewek, yaitu rere. Salah satu anak orang kaya, dari yang gue denger orang tuanya dokter dan punya rumah sakit.

Di tambah dia salah satu kelas sosialita di kampus ini, bukan karena kecantikannya dia terkenal karena kedua orang tuanya yang terkenal di kalangan petinggi kampus.

Benar atau tidaknya gue gak perduli sih, tapi kayaknya seru kalau bisa pacarain si rere, lebih menantang dari cewek sebelumnya.

"kembang kampus datang" gumam sandy tanpa berkedip karena si rere datang pakai pakian modis. Dan terlihat sangat mencolok. tubuhnya langsing dengan kaki yang jenjang mirip model, gue bisa tebak tingginya sama kayak gue.

Sekarang si sandy lihatin si rere kayak gak pernah lihat cewek cakep, tapi memang bener falkutas yang gue masukin ini kebanyakan ceweknya cakep, jarang cowok ganteng kayak gue disini.

Mata gue kembali terasa berat saat mata kuliah udah kelar, dengan langkah lunglai gue langsung ke kos. Mau tidur sampai besok pagi.

"kak endah" gumam gue saat di berdiri di depan kamar kos. Gue mau balik tanggung, kak endah udah liat gue.

"aku mau ngomong sama kamu" kata kak endah langsung kearah gue.

"di mana dalam apa sini?" jawab gue senyum.

"gak usah, aku mau bilang. Maaf yah buat semuanya, dan bikin ribut sama cowok aku. Tetapi masalah udah clear kok"

"yakin kak?" angguknya pelan.

"dan ini salep buat luka memar kamu, ini bukan dari aku tapi cowok aku" lanjutnya kasih obat atau salep buat luka memar kalau gak salah namanya zambuk.

Bearti ola gak salah beli obat, tapi kenapaa rasanya nyut-nyutan ya.

"kalau itu demi kebahagian bersama, gak apa-apa kok" gue senyum lagi, tapi di denger-denger kata-kata gue bijak juga ya. Harusnya gue masuk ke falkutas bahasa nih,

"oke, terima kasih ya hernest" senyum lagi.

Kak endah langsung pergi gitu aja, kayak mimpi semuanya berakhir dengan indah. Gue langsung rebahin tubuh ke ranjang, dan mata perlahan terlelap.

***


Hati gue benar-benar lega masalah sama kak endah dan juga cowoknya selesai, kadang gue ketemu sama kak endah, dia pura-pura gak kenal sambil lewat begitu aja.

Malam ini gue di ajak sandy ke bar yang gak jauh dari Mall yang kemarin gue datang sama kak endah. gak nyangka juga dari tampangnya yang begitu nih anak suka ke tempat ginian. tampang gak menjamin.

Tempat bar lebih mirip clubbing, gue gak pernah clubbing sebenarnya baru pertama kali ini. Mirip kayak di film-film,

"minum apa ? gue traktir" kata sandy,

"sama aja kayak lo"

"oke, dua gelas vodka" pelayan bar langsung siapin dua gelas vodka. Gue dan sandy langsung bersulang sebelum minum.

Mata gue gak berhenti berkedip saat liat cewek-cewek cantik mondar mandir, dan dari sini juga gue bisa liat beberapa cewek lagi dance.

"san, itu si rere kan?" tanya gue tunjuk ke tengah-tengah, kasih unjuk cewek yang sedang dance bersama 4 orang temannya.

"mana? "

"iah mirip rere lagi joget-joget gak jelas " lanjut sandy, wih beneran kata si sandy, tapi dari kejauhan ada dua cowok yang coba dekatin si rere.

Gue langsung menuju ke tempat rere, sambil ikut dance. Dikit demi sedikit deketin rere yang terlihat setengah mabuk.

Rere dongangin kepalanya ke arah gue dengan tatapan mabuk, dan gak terlihat temannya ikut gabung dance sama dirinya.

Suara music langsung berubah menjadi mendayu-dayu cocok udah dansa, rere langsung pegang tangan gue dan ajak dansa.

Gue gak bisa, namanya dansa, dance aja gak bisa gimana dansa. Kalau si ola liat gue dansa atau dance, paling ketawa sampai kering tuh anak.

Karena dia ledekin gue kalau gue dansa atau dance mirip banci, ya untungnya gak ada si tukang protes ola, yang lain juga cuek liat gerakan gue kaku kayak orang keram.

"lo temen gue ya satu kelas" tanyanya dalam kondisi setengah mabok.

"ia" jawab gue saat duduk di tempat bar, sambil lirik si sandy lagi asik dance sama cewek. Di liat-liat sandy dancenya lentur banget kayak ladyboy,

"lo suka dugem ?" tanya rere sambil memesan minuman.

"gak kok, lagi suntuk aja, lo sendirian kesini?" rere cuman angguk-anguk sambil pesen minuman lagi,

"udah cukup,, nanti mabok loh" kata gue pegang tangannya yang mau tenggak minumannya lagi.

"kenapa? Gak apa-apa mabok juga, ada lo yang temenin hahah" tawanya langsung tenggak lagi.

Gue cuman geleng-geleng kepala, dari kecantikannya ternyata rere punya sisi yang tak terduga juga. Dan tak lama rere udah kehilangan keseimbangannya. Wajahnya udah merah padam, kalau kata ola kayak pantat sapi.

"re, ree bangun, " si rere akhirnya ambruk juga, ternyata tubuhnya cukup berat juga ya di banding dari keliatannya.

Wah repot juga, gue juga gak kenal teman cewekknya yang lagi joget, terpaksa gue bopong dia ke luar bar, dan untungnya ada kunci remotnya mobilnya,

Gue langsung mengarah ke mobilnya, mobil mercy dengan plat nomor B 123 RE. ya gue tau tuh plat nama si rere sendiri. Orang kaya mah bebas. Dan sekarang gue harus bawa dia kemana?

Akhirnya gue putusin ke kos, dan untungnya mobilnya matic, gampang buat di kendarain.

Gue gak berani gunain kesempatan emas kyak gini, karena gue sedikit kapok dengan masalah kak endah. di tambah gue gak tau si rere punya cowok apa ngak.

***


"cewek baru mas?" ucap pak bijo sambil cengengesan pas gue keluar dari mobilnya rere.

"bantuin angkat pak, " kata gue,

"oke, ada duit rokoknya ya"

"ia, gampang itu" dengan bantuan pak bijo, akhirnya rere udah berbaring di kamar gue,

"terima kasih mas hernest, semoga berkah" kata nya sambil tertawa, setelah gue kasih 50 ribu buat rokok. Sialan juga tuh kumis lele,

Gue mau ketawa sama diri gue sendiri, kenapa juga harus gue bawa ke kost juga. Kalau ujung-ujungnya gue bakal tidur di lantai lagi.

Kalau gue ceritain lagi ke ola, paling dia ngomong empat kata " BEGO KOK DI TERNAK",

Tapi bener juga gue bego juga kalau soal cewek, dan mau gak mau gue tidur lagi di lantai dengan beralaskan kain lagi.

gue kecilin AC nya biar gak dingin banget dan gak bakalan gemeteran kayak kemarin-kemarin.

Sesekali gue lihat muka gue yang udah kembali ganteng seperti sedia kala, walau ada bekasnya dikit sih.

Dikit-dikit gue juga mulai terlelap, padahal belum cucian. Ketek gue bakalan bau banget pagi-pagi.

Bodo amat lah udah ngantuk berat juga..

Kerasa kaki gue dingin banget kayak kemarin, tapi ngantuk gue masih dominan. Gak lama gue ngerasa ada seseorang yang selimut, yang jelas bukan ola. hal itu bikin mata gue kebuka dengan sendirinya.

"eh udah bangun re?" tanya gue samar-samar lihat rere ada di samping gue.

"sorry, malam gue gak tau harus bawa lo kemana, jadinya bawa kesini kok"

"iah gak apa-apa" senyumnya tipis.

"tenang, gue gak macem-macemin lo kok"

"iah tau, ya udah gue pinjam kamar mandi yah," lanjutnya, dan gak lama rere keluar. kayaknya di cuman kumur-kumur, wajahnya gak basah sama sekali rambutnya juga.

"mau cari sarapan?" kata gue dari ngantuk jadi semangat gini.

"boleh yuk"

"makasih yah buat semalam" katanya sambil keluar kos,

"sama-sama" gue sama rere langsung keluar kos, cari tukang bubur ayam dekat fotocopy samping kampus.

Gue sama ola lumayan sering makan disana pagi-pagi, dan itu dengan terpaksa gue bangun pagi karena ola.

Bersambung...
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.