Hangat.
Erat.
Romi memeluk tubuhku. Meski aku telah menutupi badanku dengan kaos berlapis jaket. Pelukan ini, pelukan melepas rindu yang sudah kami kubur selama dua tahun. Senang, dan lega rasanya bisa bertemu Romi. Aku juga melihat raut dia kalau Romi juga sangat merindukan ku.

"Ini malam yang indah untuk kita,
Setelah sekian lama harus terpisah jarak ribuan kilometer . Dan kamu makin cantik dengan senyuman ini... ." Kata Romi , dan pipiku mengembang sempurna

"Aku sayaaang kamu Romi "

"Aku bahkan sangat sayang kamu Sya" Romi membisikannya tepat ditelingaku , terasa hembusan nafasnya menyebar disela2 rambutku

Hujan semakin deras, dan sudah hampir satu jam kami berteduh di emperan toko yang memiliki sedikit penerangan. suasana gelapnya malam mulai terasa sunyi , karena aku yakin orang2 akan malas untuk keluar rumah.Kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan pulang besuk karena kamipun basah kuyup, kami memutuskan untuk mencari penginapan.







"Nasya, mbak kok kliyengan yah... . Tiap mau bangun tidur selalu begini "

Kulihat mbak Fitra memegangi kepalanya, tapi juga sesekali menggaruk kepalanya, bikin geli nih tingkah mbak aku satu ini.

"Hmmm.. udah berapa lama mbak kliyengan gitu ?? Jangan jangan.. . "

" jangan jangan apa coba???
Mbak kliyengan baru beberapa hari ini"jawab mbak Fitra

"Nah ,maka dari itu mbak, jangan2 mbak hamil, hayuk di tes mbk besuk " jawabku lagi ,kali ini dengan ketawa girang

"Aduh Sya, harus berapa kali mbak tes tes mulu, hasilnya juga bakal negatif "

"Gimana kalo dugaan mbak kali ini salah , sapa tau mbak hamil calon bayi imutt" sambil kucubit perutnya, tapi mbk Fitra sigap menghalau tangan usilku

"Udah ihh, ngaco kamu Sya. Mending anterin mbak ke Klinik deh "

"Wokeeyy mbak " jawabku







Dugaan Mbah Fitra benar, lagi lagi harus menerima hasil bahwa kali ini dia masih belum dapat amanah dari tuhan untuk memiliki momongan.
Kasian mbak Fitra, sudah ulang tahun ke-6 pernikahan belum juga berhasil.

Dulu, mbak Fitra dan suaminya sering sekali bolak balik ke dokter, hanya untuk berkonsultasi dan cekup kesehatan, memastikan bahwa mereka suatu saat bisa memiliki anak. Dan benar, mereka berdua baik2 saja.

Sebagai adek mbak Fitra, aku hanya mampu menghibur dia untuk selalu bersabar. Ditahun pertama pernikahan, aku bahkan bolak balik apotek hanya untuk membelikan tespec mbk Fitra, kadang satu, kadang dua, bahkan pernah sekaligus tiga. Duh, sampe ga enak ama mbak2 yang jaga apotek, ga ada yang bisa dibeli selain tespec , sekali2 obat diare gitu???





"Ternyata cuma tensi mbak yang rendah. Banyak2 makan berprotein deh mbak, jangan diet mulu.. ."Bilangku

"Iya iya, bawel nihh adek mbak, yuk anterin mbak ke apotek buat beli obat "

" obat apa lagi mbak ?? Bukannya tadi dah dapet obat ya??" Tanyaku penasaran

" khusus yang ini nebus diapotek Sya, soalnya di klinik tadi obatnya habis, kamu aja yang turun beli ya, mbak tungguin dimotor" ucap mbak Fitra setelah kami sampai depan apotek

" tunggu sebentar yaa" ucap mbak yang jagain apotek sambil masuk kedalam dan membawa selembar kertas resep yang akubawakan tadi. Aku masih asik melihat2 berbagai macam obat2an yang disusun rapi di etalase dan rak apotek.

Deg.. .
Jantung ini berdegup, lebih terasa dari biasanya. Teringat aku sesuatu, sesuatu yang ,, ahh,, kacau,, kacau pikiranku, tiba2 perut mulas, ahh,, bagaimana aku bis lupa???? Aku baru ingat kalau dua bulan ini aku ga datang bulan.

Tenang, tenang,
Aku harus tenang, meski aku gugup aku berusaha meyakinkan diriku bahwa aku ga kenapa2. Duh, aku sangat menyesali kelalaianku.

"Mbak ini obatnya, maaf menunggu laama" sang apoteker tersebut menyerahkan obat kepadaku, dan aku segera bangkit menghampiri mbak tersebut

" mbak, tambah tespec satu " bisikku pada mbak apoteker rersebut




Cerita : ewaneyla99
Gambar: ewaneyla99 (dok. Pribadi )