Kaskus

Story

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


Sebelumnya ane Mohon izin kepada para sesepuh di Forum SFTH, ane mau sharing cerita fiksi yang ane dapet dari wangsit di alam mimpi semalem berhubung kisah hidup ane nggak menarik buat di share jadi ane share cerita fiksi. 
ane mohon maaf juga bila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati agan-agan yang baik dan penulisan yang berantakan karena ini pertama kalinya ane menulis wangsit yang ane terima ke dalam sebuah karya tulis.
Spoiler for Sinopsis:



Spoiler for INDEX:


Spoiler for Penampakan:



Mohon Commentnya ya gan, biar ane semangat Update wangsit nya emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace

Ane mau ngucapin terima kasih banyak buat Agan-agan yang baik hati yang udah ngasih Cendol Manis, Semoga Rezeki Agan-agan yang baik hati semakin Berlimpah ......emoticon-thumbsup emoticon-Salaman emoticon-Smilie emoticon-Smilie emoticon-Smilie
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK

Akhirnya kisah ini selesai dengan meninggalkan banyak misteri yang belum terkuak, untuk itu nantikan kisah selanjutnya di novel lanjutan cerita ini
Spoiler for Sudah Terbit:


Follow Instagram Martincorp_Official di : Martincorp69

Kunjungi juga Wattpad ane di Link : PACARKU KUNTILANAK
Polling
0 suara
Siapakh Karakter Favorit Agan ?
Diubah oleh Martincorp 09-01-2020 12:25
habibhievAvatar border
aji601602662Avatar border
dukronisirya115Avatar border
dukronisirya115 dan 260 lainnya memberi reputasi
247
592.1K
2.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#952
BAGIAN 48
MAAFKAN AKU BENDORO
(part 1)

kaskus-image

Suasana hening setelah Ratih menyelesaikan cerita tentang dirinya dan Bendoro yang sangat menyedihkan. Hayati tampak berlinang air mata ketika memikirkan bagaimana sakitnya hati Bendoro yang harus menyaksikan sang kera merah yang merupakan sosok yang paling dicintainya harus mati di depan matanya dengan sangat mengenaskan. Selain itu, Hayati juga sedih mendengar bagaimana proses matinya Ratih dan Bendoro yang harus mengalami kejadian yang sangat pedih. Sementara Utami hanya terdiam dengan tatapan kosong.

“jeng, kenapa kamu jadi nangis?” tanya Ratih kepada Hayati.

“hiks...hiks..aku Cuma ngebayangin kamu sama N’doro ketika mau mati, pastinya sakit banget sampe kalian minta untuk dibunuh” jawab Hayati sambil terisak.

“udah dong jeng, kamu jangan nangis.....kamu juga Tami...udah dong...kan itu udah masa lalu aku sama Bendoro, kalian ndak usah sedih...aku juga happy happy aja sekarang....aku bisa punya rumah besar, pacar ganteng dan aku punya kalian yang selalu nemenin aku ngerumpi tiap hari” kata Ratih yang mencoba mencairkan suasana kembali.

Akhirnya mereka bertiga pun saling berpelukan untuk mengakhiri tangisan. Ratih kemudian pergi kedapur lagi untuk menyiapkan makanan lagi karena sajian pertama sudah ludes dilahap Hayati. Utami mulai berkeliling sendirian di rumah itu untuk melihat lihat keadaan rumah secara mendetil sementara Hayati hanya duduk di ruang tengah sambil meminum jus darah.

Ketika Hayati asyik meminum jus darah, tiba tiba Bendoro datang dan masuk kedalam rumah. Dia langsung masuk keruang dimana Hayati berada. Dia tampak membawa banyak sekali bangkai kucing yang dimasukan kedalam sebuah kantong. Bendoro tampak terkejut dengan keberadaan Hayati disana.

“eh...ada jeng Hayati disini...apa kabar jeng?” tanya Bendoro yang langsung menyapa Hayati.

“baik jeng...kamu gimana? Eh kamu abis darimana” tanya balik Hayati.

“baik juga jeng....oh iya aku abis dari pasar gaib nih beli persediaan makanan hehe” jawab Bendoro.

Mereka akhirnya saling berpelukan dan duduk bersama di kursi sofa. Bendoro menyimpan kantong itu diatas meja. Hayati yang sangat penasaran akan tujuan sebenarnya Bendoro mendekati dirinya dan mulai bertanya kepada Bendoro.

“jeng...sebenernya kenapa kamu bisa tinggal bareng Ratih?”

“aku jenuh kerja jeng......aku kangen banget sama Ratih....pas denger denger kemarin dia ngadain pesta, aku langsung datang kesini”

“ooh gitu jeng...hehehe...kenapa kamu rela ngeluarin banyak uang demi ngebeliin Ratih rumah baru?”

“yah aku ngerasa bersalah jeng pas liat pohon tempat tinggal Ratih yang di rusak sama Siluman Ajag...yang sebagai pertanggungjawabanku...aku beliin dia rumah pengganti deh”

“apa kamu nggak punya tujuan lain jeng?”

“wah maksudmu tujuan lain apa nih?”

“yaahh...tadi kan Ratih bilang kalo kamu tinggal disini biar bisa deket sama aku...katanya kamu sayang aku, kamu nyesel udah ngusir aku dan ngelubangin punggungku...kamu ngerasa berdosa akan hal itu...apa itu bener jeng?”

Bendoro tampak mengernyitkan dahinya dan heran dengan pertanyaan Hayati. Dia seakan berpikir keras untuk mencari jawaban.

“hmmmm iya Hayati, aku memang sengaja tinggal disini untuk deket sama kamu....aku ngerasa berdosa udah ngelakuin hal yang mengerikan sama kamu....maafin aku Hayati”

“begitukah? Apa nggak ada tujuan tersembunyi?

”maksudmu apa jeng?..aku nggak punya tujuan lainnya”

“aku nggak percaya sama kamu jeng, aku tau tujuan mu deketin aku...kamu mau nangkep aku kan? Kamu dapet perintah langsung dari Kangjen Ratu.......kamu ingin membuatku lengah dan kau akan menyerangku saat itu....benarkah?”

“kamu jangan sembarangan nuduh yah...? kamu tau darimana itu..” Bendoro mulai terpancing emosi. Tampak mata kuningnya mulai bersinar dan aura kegelapan mulai keluar dari tubuhnya. Rumah mulai bergetar, Utami dan Ratih merasa kalau saat itu terjadi gempa.

“kau tau si Mawar Hitam kan?....kuntilanak bule itu...dia menyerangku dan hampir saja membunuhku, dia bilang ke pacarku kalo Kangjen Ratu merintahin kamu buat nangkep aku, karna aku udah ngebunuh Wewe Gombel dan pacaran sama manusia....dan aku juga curiga kalo siluman ajag dateng kesini buat nangkep aku...aku curiga banget sama kamu...semenjak kamu hadir, banyak kejadian yang aneh menimpaku” jawab Hayati dengan menggebu gebu.

“okeh.....ternyata kamu cerdas juga bisa menerka nerka kaya gitu.....kau memang muridku paling pintar...dan yaahh!!, tujuanku kesini untuk nangkep kamu....aku....” tiba tiba Hayati menyerang Bendoro dengan pukulan saktinya. Tampak tangan Hayati mengeluarkan asap hitam. Dengan cepat Bendoro juga mengeluarkan tinju nya dengan jurus yang sama, sehingga kedua pukulan itu saling beradu. Akibat pukulan dahsyat keduanya, sebuah efek gelombang kejut yang sangat kuat menghancurkan ruangan itu dan menciptakan suatu dentuman keras. Hayati dan Bendoro pun terlibat dalam suatu pertempuran. Dua kuntilanak tersakti di seatero dunia gaib telah terlibat pertarungan. Hayati yang sangat marah tampak mengerikan dengan mata kuning yang bersinar, kuku yang memanjang dan dia menumbuhkan gigi taringnya menjadi panjang seperti Vampire.

“Hayati...denger....aku bisa jelasin dulu...tunggu”

Tiba tiba Hayati kembali melesat ke arah Bendoro dan berusaha memukulnya lagi, namun Bendoro bisa mengelak. Bendoro mulai membalas serangan Hayati dengan jurus silatnya. Terjadilah pertarungan tingkat tinggi di ruangan tengah rumah Ratih. Benda benda yang berada disekitar mereka mulai beterbangan akibat dilempar oleh masing masing.

“Arrrrgggghhh!!!!....kenapa kalian berantem!!” teriak Utami yang kaget bukan kepalang ketika dia kembali dari ruangan lain di rumah itu dan mendapati Hayati bertarung dengan Bendoro. Tiba tiba sebuah sinar putih melesat ke arah Utami dan membawanya menjauhi area pertarungan, sinar putih itu adalah Ratih yang melayang dengan super cepat.

“ini aku Tami....kau jangan dekat dekat sama mereka, kamu bisa terbunuh”

“makasih mbak, itu kenapa mereka jadi saling berantem gitu”

“aku nggak tau Tami kenapa duo baik jumbo itu saling bartarung, hmmm...rumahku jadi hancur, aku akan coba menghentikan mereka”

“jangan Mbak....terlalu bahaya...mereka itu sakti sakti mbak”

“kamu tenang aja Tami....aku bisa ngalahin Hayati”

Bendoro tidak henti hentinya mencoba bicara kepada Hayati ketika menerima serangannya, namun Hayati seperti gelap mata dan tidak mengindahkan omongan Bendoro. Dia semakin beringas menyerang Bendoro yang tampak lebih bertahan. Ratih kemudian datang, dengan goloknya dia langsung menikam Hayati dari belakang sampai menembus dadanya. Ratih berusaha menghentikan Hayati yang kalap.

“arrgghh!! Jeng apa yang kamu lakuin” tanya Hayati dengan darah mengalir deras di punggung dan dadanya.

“aku ingin menghentikanmu Hayati....kau merusak rumah baruku” kata Ratih yang berpindah posisi menjadi berada di depan Bendoro. Dia tampak melindungi Bendoro dari serangan Hayati.

“kau sebaiknya minggir jeng...ini urusanku sama Bendoro...aku nggak mau ngelukain kamu”

“ini jelas urusanku Hayati..!!!...disini adalah rumahku dan Bendoro adalah sahabat sekaligus saudaraku sejak kami hidup....aku nggak akan ngebiarin kau melukainya”

Melihat kesempatan baik, Bendoro kemudian mencoba berbicara kepada Hayati tentang tujuannya menerima tugas itu. Dibalik perlindungan Ratih, dia mulai berbicara.

“maafin aku Hayati, aku pengen jelasin dulu tujuanku menerima tugas itu...aku pengen nemuin kamu Hayati....aku sayang kamu Hayati...”

Tiba tiba Hayati menghantam Ratih sangat keras sampai-sampai Ratih terlempar jauh dan membentur dinding dengan keras. Ratih langsung terkapar dan tidak bangkit lagi. Hayati kemudian menghantam Bendoro yang tengah berbicara. Hayati langsung mencekik Bendoro dan membenamkannya ke lantai sampai lantai itu hancur. Bendoro tampak tak melawan dan membiarkan Hayati menyerang dengan memukul wajahnya terus menerus sampai akhirnya wajah Bendoro semakin tidak karuan.

“a..a...aaaku..aku nggak akan nge..ngelawan ka..ka...kamu Hayati....aku sayang kamu” kata Bendoro dengan nada terbata bata ditengah pukulan tinju Hayati yang bertubi tubi. Hayati tidak mendengarnya dan malah semakin intens mengahajar wajah Bendoro.

Melihat kondisi Bendoro yang semakin parah dipukul Hayati tanpa henti dan Ratih yang terkapar tidak berdaya, Utami mulai khawatir dan dia ingin melakukan sesuatu untuk menghentikan semuanya. Utami melihat golok milik Ratih yang tegeletak begitu saja di lantai, melihat hal itu, Utami langsung punya ide untuk mengehentikan kegilaan Hayati. Dia kemudian keluar dar persembunyiannya, dia berjalan menuju arah golok itu berada dan mengambilnya. Tanpa basa basi, Utami langsung menikam punggung Hayati dengan golok itu. Hayati langsung berteriak kesakitan. Dia kemudian berdiri dan menoleh kepada Utami. Tampak ekspresi murka Hayati ditunjukkan kepada Utami. Utami tampak sangat ketakutan dengan Hayati. Dia berusaha menjelaskan alasannya menusuk Hayati dari belakang.

“apa yang kau lakukan Tami..!!! beraninya kau mengkhianati ku” kata Hayati yang sedang berusaha mencabut golok yang menancap di punggungnya.

“maafin aku mbak kunti, aku nggak bermaksud mengkhianatimu...aku cuman pengen mbak menghentikan kegilaan ini” kata Utami dengan berlinang air mata.

“kamu...harus dapat hukuman...aarrrrgghhhh!!” Hayati kemudian mencekik Utami, mengangkat tubuhnya keatas dan membantingnya ke dinding.

Utami tampak kesakitan setelah dihantamkan ke dinding. Dengan kondisi leher masih dicekik Hayati, Utami menggelepar untuk berusaha membebaskan diri dari ceikikan Hayati dan dia berusaha bicara kepada Hayati.

“mbak...mbak kunti..sadarlah..ini bukan dirimu mbak...mbak udah dikuasai kekuatan gelap”

“diam kamu!!....aku cuman ingin bela diri karna mau ditangkap Bendoro”

“itu bukan bela diri mbak.....mbak udah mau membunuh mbak N’doro dan Mbak Ratih...sadarlah mbak....SADAAAARRR!!!!!!”

“DIAAAMMMM!!!!!......”

Hayati makin gila, dia mengencangkan cekikannya terhadap Utami. Utami tampak semakin kesakitan, matanya mulai melotot karena menahan sakitnya dicekik. Dengan napas yang terengah engah dan tubuh yang kesakitan, Bendoro berusaha merangkak dari lubang di lantai bekas penyiksaan Hayati sebelumnya. Dia berusaha berbicara kepada Hayati.

“Hayati !!!....sudahlah, lepaskan anak itu...dia nggak bersalah, urusan mu hanya dengan ku...ayo lepaskan dia......bunuh lah aku..cepatt!!!!” teriak Bendoro.

Hayati tidak mengindahkan bujukkan Bendoro dan semakin mengencangkan cekikannya pada Utami. Dalam rasa kesakitannya dan keputusasaannya, Utami dengan susah payah Utami bergumam kepada Hayati.

“Mbak...mb...mbaak...kun..ti...ingat...ja..ja..janji mbak...janji...mbak...kepa...kepada...as..as..asn..Asnawi. ...mbak..mbak...janji..nggak akan...ngebunuh...ngebunuh...lagi.. ...as..asna...Asnawi, bakalan kecewa sama...sama...mbak....ingatlah...Aaa...Asnawi!!” kata Utami yang tebata bata.

Mendengar Asnawi, Hayati langsung terdiam. Secara tiba tiba dia langsung mengingat semua kejadian yang dialaminya mulai dari pertama kali bertemu dengan Asnawi, berkenalan dengannya, menjahilinya tiap waktu, diberi pakaian oleh Asnawi, punggungnya yang berlubang ditambal oleh Asnawi, diajak nonton dan dinner di tempat romantis, menolongnya dari ciuman maut Wewe Gombel, jalan-jalan bareng Asnawi, perang bumbu sate, pergi ke pesta di kampus, bertarung dengan Mawar Hitam, diajak ke bukit bintang menikmati suasana malam di bawah hamparan bintang yang indah, diajak ke pesta natal oleh Asnawi, makan daging sepuasnya di rumah Cascade, bertarung dengan Cascade dan berbagi Asnawi dengan Cascade. Semua kenangan kenangan indah itu tiba tiba menyeruak di pikiran Hayati. Hayati kemudian melepaskan cekikan nya terhadap Utami dan menjatuhkannya ke lantai. Hayati berteriak sambil memegangi kepalanya, dia berjalan sempoyongan, berputar putar hingga akhirnya terduduk. Setelah berteriak, dia kemudian membuka matanya dan melihat keadaan sekitarnya yang sudah porak poranda. Hayati tampak kembali sadar, mata kuningnya tidak bersinar lagi, gigi taringnya kembali normal dan kuku kukunya kembali memendek.

“tidak..tidak...tidak....apa yang udah aku lakuin sama kalian?” tanya Hayati yang keheranan setelah malihat rumah menjadi hancur dan teman temannya terkapar.

“syukurlah kamu udah sadar Hayati, ini semua ulah kamu tadi......kamu tadi mengamuk” kata Bendoro yang terlihat sangat parah dengan wajah yang penuh luka lebam. Hayati langsung menghampiri Bendoro, dia langsung mengangkatnya dan membaringkannya diatas pangkuannya. Dia tampak sedih melihat kondisi Bendoro.”apa yang ngelakuin ini semua adalah aku?” tanya Hayati.

“iya Hayati, tadi kamu mengamuk....aku memang menerima tugas untuk menangkapmu, tapi tujuanku menerima tugas ini adalah aku pengen ketemu sama kamu Hayati, aku pengen ngelindungin kamu...aku pengen menebus dosaku yang kuperbuat ke kamu” jelas Bendoro.

“hiks...hiks...maafkan aku Bendoro!!.....Maafkan aku..hiks....aku menyesal...MAAFKAN AKU BENDORO !!” Hayati menangis, dia memeluk Bendoro sangat erat dan membenamkan mukanya ke dada Bendoro. Situasi sangat mengharukan. Perlahan, Ratih dan Utami mulai bangun kembali dan mereka menghampiri Hayati yang tengah memeluk Bendoro sambil menangis.

“Hayati...sebaiknya kamu pulang sekarang juga!!!” tiba tiba Ratih menyuruh Hayati pulang, Hayati dan Bendoro menengok ke arah Ratih. Ratih tampak berdiri dengan ekspresi meringis kesakitan. Tampak tangan kanannya memegangi perut. Sementara Utami berada di sebelahnya tengah menangis.

“Ratih...Utami...maafin aku hiks...hiks...aku udah nyakitin kalian” Hayati membaringkan Bendoro di lantai. Kemudian di bangkit dan memeluk Ratih dan Utami. Utami semakin terisak setelah dipeluk Hayati, namun berbeda dengan Ratih. Dia tampak tidak senang menerima pelukan maaf dari Hayati.

“kamu sebaiknya pulang sekarang Hayati....kau udah ngancurin rumah ku, kau juga hampir ngebunuh kami bertiga...kamu udah gila..sebaiknya kamu pulang saja sekarang!! Biar kewarasanmu kembali” kata Ratih ngegas.

Utami dan Bendoro tampak kaget dengan ekspresi marah Ratih, mereka berdua berusaha membela Hayati, namun tetap gagal. Wajar saja kalau Ratih marah, secara rumah baru dia yang sangat bagus dan mewah harus hancur gara gara kegilaan Hayati yang tidak bisa mengendalikan kekuatan dahsyatnya. Selain itu, Hayati juga mengahajar dirinya, Bendoro dan Utami tanpa ampun. Hayati tampak tertunduk lesu, isakan tangisnya semakin kencang, dia tidak bisa berbicara lagi mengenai kesalahannya.

“ayo Tami, antar pulang gih Kakak mu yang Alay ini.........aku muak liat wajahnya” perintah Ratih kepada Utami.

“ayo mbak kunti..kita pulang yuukk......maafin mbak kunti yah mbak Ratih sama mbak N’doro” kata Utami yang menggandeng Hayati yang masih tertunduk dan menangis untuk berjalan keluar dari rumah itu. Sementara Bendoro mengangguk mendengar permintaan maaf dari Utami. Mereka pun pergi menjauh dari rumah Ratih.

...
Diubah oleh Martincorp 21-01-2019 00:43
OkkyVanessaM
rijalbegundal
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.