Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lovelyworld558Avatar border
TS
lovelyworld558
Waduh ada Apa dengan Aceh hingga menjadi Propinsi Termiskin

 Waduh ada Apa dengan Aceh hingga menjadi Propinsi Termiskin
Melihat Aceh beberapa Abad yang lalu mungkin ini lauh dari api dan Panggang hal itu bisa dilihat dengan apa yang di rasakan saat ini mungkin kalau berbicara kejayaan masala lalu dengan yang  ini menjadi tolak ukur kesuksesan Aceh saat ini.
Daerah modal yang menjadi pusat peradaban Islam masa Lalu dengan bukti sejararahnya menjadi sesuatu yang berarti bagi masyarakat di propinsi Aceh saat ini.jejak sejarah peradaban Kerajaan samudra pasai,perlak,Lamuri hingga gampong Pande memiliki bukti kuat tentang kejayaan Aceh Waktu itu pada Tahun 1.070 Masehi bagaimana para pendahulu dalam membangun Aceh dengan Hingga ke Negeri Malaka.

Waduh ada Apa dengan Aceh hingga menjadi Propinsi Termiskin


Kalau berbicara masalah Aceh Semua Orang tau tentang kesiapan Aceh yang menjadi banteng kuat dalam penaklukkan lawan atau penjajah munggikn kalau tidak ada kerajaan Aceh sebelumnya maka portugis dan belanda akan sangat mudah dengan Misi 3 G.yaitu ( keinginan untuk Memiliki emas,hasil alam dan kekayaan ), glory ( keinginan mempunyai  Kekayaan ) dan gospel ( keinginan untuk Penyebaran agama Nasrani ) salah satu daerah yang paling kuat dan berani di nusantara ini adalah Aceh.
Namun sebaliknya yang kita rasakan saat ini Aceh menjadi salah satu Propinsi yang termiskin di wilayah Sumatra ini dibuktikan dengan masih tingginya angka kemiskinan 15,65 %, kurangnya keperdulian Pemerintah dalam menyelesaikan segala permasalahan di Aceh ini yang menimbulkan masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan baik dalam penguatan sector pertanian ,perikanan maupun penguatan kapasitas masyarakat dalam membangun usaha migro serta penguatan inovasi desa dalam membangun masyarakat madani yang mampu melahirkan produk –produk kreatih dalam menyelesaikan ekonomi keluarga.

Waduh ada Apa dengan Aceh hingga menjadi Propinsi Termiskin


Zainal Arifin Lubis BI Aceh Menyampaikan dalam Surat Kabar Harian Media Cetak yang di terbitkan kamis 17 januari 2019  menyampaikan  APBA Sebesar 15,1 Triliun  merupakan yang terbesar di Sumatra ini perlu  di optoimalkan untuk membangun perekonomian Masyarakat Aceh Saat ini.berbicara dana odsus sampai saat ini belum ada kejelasan kemana di peruntukan dan ini hanya dan ketergantungan APBA menjadi hal yang memicu bangkit atau tidaknya ekonomi Aceh saat ini.
Hal lain juga di raskan oleh masyarakat Aceh saat ini dengan dana desa yang berlimpah ini belum berdampak dengan signifikan denga apa yang diperoleh saat ini menurut beberapa LSM diantaranya Lembaga Swasaya Masyarakat  LSM- KP2A& CP ( komisi Perlindungan perimpuan ,Anak dan Kontrol Publik Serta Akademisi yang yang mempertanyakan tentang hal keanehan yang saat ini masih terjadi di Aceh padahal uang dana desa Sangat lah banyak pada tahun 2018 saja bisa terserap 99.9 % (4.455) triliun dari total pagu Rp.4,459 triliun.

Waduh ada Apa dengan Aceh hingga menjadi Propinsi Termiskin


Ini harus menjadi focus utama pemerintahan Aceh dalam menyelesaikan permasalahan yang terus terjadi di Aceh dan kebijakan yang di Ambil oleh Dewan Perwakilan rakyat haruslah menjadi prioritas utama membangun Masyarakat Aceh saat ini Kalau juga ini tidak di selesaikan  maka Prpopinsi Aceh Menjadi Prpropinsi termiskin Sepanjang Masa,
 
 
[source,I](https://www.pikiranmerdeka.co/news/t...an/data-web2/)
[source,II]( https://nasional.tempo.co/read/81582...u/full&view=ok)
[source,III](Kutipan dari Surat kabar serambi Indonesia,halaman Pertama ,kamis tanggal 17 januari 2019 )
[source,IV]( https://klikkabar.com/2017/08/13/irw...k-di-sumatera/
)
 
 
 
 
-1
1.9K
28
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Tampilkan semua post

Post telah dihapus azhuramasda

Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.