- Beranda
- Stories from the Heart
SULAKSMI
...
TS
meta.morfosis
SULAKSMI

PROLOG
“ semoga ini awal yang baik untuk karir gw dalam berwiraswasta...”
yaa...itulah sepenggal kalimat kebahagian yang terucap dari mulut bagus disaat sebuah berita baik terucap dari mulut bapak dan mamah, keinginan bagus untuk mempunyai sebuah usaha sendiri selepas masa perkuliahannya, kini mulai terwujud seiring dengan keinginan mamah yang menginginkan bagus untuk mengelola sebuah rumah yang merupakan rumah peninggalan dari orang tua mamah dan telah lama terbengkalai
kini bersama ketiga sahabat baiknya, bagus berusaha mewujudkan mimpinya itu menjadi sebuah kenyataan, seiring dengan berjalannnya waktu, akan kah semua usaha bagus itu akan membuahkan hasil yang memuaskan, atau kah ada sisi lain dari rumah tersebut yang bagus tidak ketahui dan akan menjadi penghambat usaha bagus untuk mewujudkan mimpinya tersebut....
Note :
* dilarang copy paste tanpa seizin penulis
* apa yang ane tuliskan hanyalah sebuah bentuk karya seni tanpa memperdebatkan nyata/fiksi
* update disesuaikan dengan RL penulis
terima kasih & selamat membaca

@meta.morfosis
Chapter demi chapter :
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
EPILOG
Diubah oleh meta.morfosis 16-01-2019 19:25
bonita71 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
64.9K
197
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
meta.morfosis
#155
EPILOG
“ gus bangun....handphone lu bunyi terus tuh dari tadi....” sebuah teguran yang terdengar keras kini membangunkan gw dari tidur pulas ini, kini diantara pandangan mata gw yang masih terasa nanar, terlihat keberadaan doni yang keluar dari dalam kamar
“ siapa sih yang menelpon...” tanya gw dalam hati seraya menatap ke arah jam dinding yang telah menunjukan pukul empat sore, sepertinya rasa lega yang gw rasakan setelah prosesi penyempurnaan pemakaman sulaksmi pagi tadi, telah membuat tidur siang gw hari ini terasa lebih nyenyak dibandingkan hari hari sebelumnya, kini belum sempat gw beranjak dari tempat tidur, kembali lagi terdengar suara doni dari luar kamar yang memberitahukan adanya telepon masuk di handphone gw, mendapati hal tersebut, gw pun segera beranjak dari tempat tidur, dan berjalan keluar dari dalam kamar
“ huhhhh...ganggu aja sih kalian...memangnya ada telepon dari siapa sih....” gerutu gw setibanya di meja penerimaan tamu, tampak kini iyan dan doni terlihat asik dengan handphonenya masing masing, mendapati hal tersebut, gw pun segera mengambil handphone yang semenjak dari tadi pagi memang sengaja gw letakan di meja penerimaan tamu
“ mamah....?” tanya gw dalam hati begitu memeriksa daftar panggilan masuk dan mendapati tiga buah panggilan masuk dari mamah yang tidak terjawab
“ siapa gus...?” tanya iyan begitu melihat ekspresi wajah gw yang terlihat bingung, mendapati pertanyaan tersebut, gw pun segera berjalan ke teras depan dan mencoba menghubungi nomor telepon mamah
“ koq enggak diangkat sih....” ucap gw seraya berusaha kembali menghubungi nomor telepon mamah, kini setelah beberapa usaha gw untuk menghubungi mamah mengalami kegagalan, gw pun memutuskan untuk menghubingi bapak dan vina, dan kembali lagi gw mengalami kegagalan untuk menghubungi mereka
“ brengsek...koq semuanya enggak ada yang ngangkat ya....” tanya gw dalam hati seraya berjalan memasuki rumah, kini seiring dengan iyan yang melihat kehadiran gw di dalam rumah, sebuah pertanyaan yang menanyakan tentang siapa yang telah menghubungi gw, terlontar dari mulut doni
“ nyokap gw don...tapi gw enggak tahu ada keperluan apa, tadi gw coba hubungin kembali malah enggak diangkat.....” jawab gw sambil meletakan handphone di atas meja
“ sepertinya perkataan pak syarif yang mengatakan adanya hubungan antara kematian sulaksmi dengan tragedi kecelakaan yang menimpa mamah kamu itu enggak benar ya gus, buktinya mamah kamu itu masih sehat sehat aja...” ucap iyan seraya mengarahkan pandangannya ke wajah gw, tampak kini doni memperhatikan perbincangan gw dan iyan
“ iya yan...gw jadi merasa bersalah karena telah menyangka mamah tiri gw itu adalah seseorang yang telah meninggal.....” mendengar perkataan gw itu, kini nampak doni mengembangkan senyumnya
“ makanya kalian itu jangan terlalu mudah membuat kesimpulan....” ucap doni seraya menyulutkan sebatang rokok
“ ohhh iya gus, yan....ada sesuatu yang belum sempat gw ceritakan sama kalian.....” ucapan yang baru saja terlontar dari mulut doni kini terhenti sejenak, oleh hisapannya pada batang
“ lu mau cerita apaan don....?” tanya gw dan berharap adanya informasi menarik yang terhubung dengan kemajuan penginapan ini
“ begini gus, tadi siang itu gw meminjam motor mang edo untuk membeli rokok, dan disaat gw sedang mengendarai motor untuk menuju warung yang menjual rokok, gw melihat seorang wanita muda tengah berdiri di pinggir jalan, pada awalnya gw hanya melewatinya aja, tapi disaat gw pulang dari membeli rokok, gw kembali lagi melihat wanita tersebut masih berdiri di tempat yang sama, nah disaat itu lah gw sempat berhenti dan memperhatikan wanita tersebut dari seberang jalan, gw melihat wajah wanita itu terlihat pucat dan ekspresi wajahnya seperti orang kebingungan....jujur aja gw jadi merasa kasihan dan memutuskan untuk menghampirinya.....”
“ ahhh modus lu don....” gurau iyan memotong perkataan doni, mendapati gurauan iyan tersebut, gw hanya mengembangkan senyum
“ ehhh gw serius yan, gw benar benar kasihan melihatnya....nahh di saat gw menghampiri wanita tersebut, gw menanyakan tentang tujuannya hendak kemana dan dia jawab hendak pulang ke rumah, lalu gw bertanya kembali tentang keberadaan rumahnya dimana, wanita itu hanya menjawab kalau rumahnya berada dekat dengan kampung ini, setelah itu gw kembali bertanya banyak hal kepada wanita itu, tapi wanita itu terlihat mulai malas untuk menjawab pertanyaan gw...ya akhirnya karena melihat wanita itu sudah mulai malas untuk menjawab pertanyaan gw, akhirnya gw putuskan untuk pergi meninggalkannya, tapi sebelum pergi gw sempat bertanya nama wanita itu......”
“ tuhhh kan benar modus.....” canda iyan kembali memotong perkataan doni, mendapati hal tersebut doni memperlihatkan ekspresi kejengkelannya
“ ahh brengsek lu yan.....enggak tegalah gw modusin cewek dalam kondisi seperti itu....” ujar doni mencoba membela diri
“ udah...udah...koq jadi pada ribut sih, ohh iya don, kalau gw boleh tahu, siapa nama wanita itu....?” lama doni terdiam begitu mendengar pertanyaan gw, sepertinya doni mencoba mengingat kembali nama dari wanita itu
“ diah...diah...diah astuti.....” jawan doni dengan rasa ragu
“ hahhh...yang benar lu don...?” tanya gw tanpa bisa menyembunyikan rasa keterkejutan gw atas perkataan yang baru saja doni ucapkan
“ benar gus...namanya diah astuti, lu kenapa sih terlihat kaget begitu.....?” tanya doni yang berbalas keterdiaman gw untuk beberapa saat
“ diah astuti.....nama itu sama persis dengan nama mamah tiri gw don.....” jawab gw yang berbalas ekspresi keterkejutan di wajah iyan dan doni, kini belum sempat iyan dan doni bertanya lebih lanjut tentang perihal kesamaan nama tersebut, terdengar bunyi suara handphone yang berasal dari handphone gw yang berada di meja
“ siapa gus....?” tanya iyan begitu melihat gw mengambil handphone yang berada di atas meja
“ bapak....” jawab gw singkat diantara nada panggilan telepon yang telah tersambung
“ gus, mamah kamu telah meninggal pagi ini, sebaiknya kamu pulang sekarang.....”
bunyi detak jarum jam yang bergerak mengiringi perputaran sang waktu, kini seperti menjadi sebuah saksi atas sebuah kabar duka tentang ketiadaan seseorang diantara ketiadaannya, haruskah saat ini gw menangis atas ketiadaan ini....ataukah gw harus tersenyum memandang jiwa jiwa yang telah terbebas dari penderitaannya.....
TAMAT
@meta.morfosis
lophcifer dan 21 lainnya memberi reputasi
22
Tutup