Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


Sebelumnya ane Mohon izin kepada para sesepuh di Forum SFTH, ane mau sharing cerita fiksi yang ane dapet dari wangsit di alam mimpi semalem berhubung kisah hidup ane nggak menarik buat di share jadi ane share cerita fiksi. 
ane mohon maaf juga bila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati agan-agan yang baik dan penulisan yang berantakan karena ini pertama kalinya ane menulis wangsit yang ane terima ke dalam sebuah karya tulis.
Spoiler for Sinopsis:



Spoiler for INDEX:


Spoiler for Penampakan:



Mohon Commentnya ya gan, biar ane semangat Update wangsit nya emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace

Ane mau ngucapin terima kasih banyak buat Agan-agan yang baik hati yang udah ngasih Cendol Manis, Semoga Rezeki Agan-agan yang baik hati semakin Berlimpah ......emoticon-thumbsup emoticon-Salaman emoticon-Smilie emoticon-Smilie emoticon-Smilie
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK

Akhirnya kisah ini selesai dengan meninggalkan banyak misteri yang belum terkuak, untuk itu nantikan kisah selanjutnya di novel lanjutan cerita ini
Spoiler for Sudah Terbit:


Follow Instagram Martincorp_Official di : Martincorp69

Kunjungi juga Wattpad ane di Link : PACARKU KUNTILANAK
Polling
0 suara
Siapakh Karakter Favorit Agan ?
Diubah oleh Martincorp 09-01-2020 05:25
habibhiev
aji601602662
dukronisirya115
dukronisirya115 dan 260 lainnya memberi reputasi
247
588.8K
2.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#915
BAGIAN 47
RUMAH BARU RATIH
part 2



Tiga hari setelah Natal, Asnawi pergi ke kampus untuk mengurus administrasi kuliahnya dan konsultasi pengambilan Tugas Kerja Praktek. Hayati meminta Asnawi untuk segera menemui Merry untuk meminta maaf padanya, Asnawi pun nurut dan berencana mendatangi Merry di kosan nya.

Di pagi hari Hayati seperti biasa bersih bersih kamar kost. Sekarang di kamarnya terdapat sebuah kulkas yang isinya penuh dengan stok daging. Hayati tampak mengambil sepotong daging dari kulkas dan memakannya sambil menyapu lantai. Utami tiba tiba datang menembus dinding sebelah.

“haiii...mbak kunti.....pagi??”

“oalah........kamu ngagetin aja Tami...!!”

“oops...maaf hehehe”

“kamu kemana aja sih, udah 2 hari aku nggak liat kamu disini?”

“aku nginep di rumah Brian mbak, neneknya sayang banget sama aku, aku diajarin masak sama dia...hehe”

“waduh...jadi kamu berduaan terus dong sama Brian? Wah jangan jangan....kamu udah nggak perawan lagi nih hehehe?”

“huhh!! Enak aja nyangka aku nggak perawan....ya enggak lah mbak, aku masih konsisten kaya dulu, lagian aku tidurnya sekamar bareng nenek dan para kunti alay temen mbak itu”

“ah masa????....nggak percaya ah hihihih”

“ihhh!! Mbak nih jahat!!........aku remes nih baik” Utami langsung melancarkan serangan remas baik kepada Hayati. Hayati langsung mendesah dan menjatuhkan sapu ke lantai. “iya...aaaaahhhhh...eeuuuhhh...ampun...ampunn...eeuuhhh...ampun Tami.....stop!!” kata Hayati yang memohon ampun kepada Utami. Dia pun langsung mengehentikan serangannya terhadap Hayati dan tertawa terbahak bahak, sementara Hayati tampak lemas dan duduk diatas kasur dengan muka memerah.

“hahahahahah....makanya mbak kunti jangan jahat sama aku, sekarang aku tau kelemahan mbak..hahahah”

“kamu tau darimana kelemahan ku?”

“aku dikasih tau Mbak N’doro....dia bilang kalo kelemahan mbak kunti adalah remas baik sampe engas hahahaha”

“huuuhhhh.!!...kamu curang.....nggak nyari tau sendiri...eh ngomong ngomong N’doro masih suka ada di tempatnya Ratih?”

“iya mbak masih, malahan sekarang N’doro ngebeliin rumah baru buat Mbak Ratih...baru kemarin pindahnya lho mbak”

“waduuhh kenapa kamu nggak bilang bilang sih?”

“maaf mbak kunti.....aku terlalu sibuk pacaran hehehehe”

Hayati dan Utami akhirnya pergi menuju rumah Ratih pada sore hari mejelang malam. Mereka harus menunggu sore dulu karena Utami masih belum kuat untuk berjalan di siang hari. Mereka melayang melewati banyak rumah untuk mempercepat waktu tempuh perjalanannya. Rumah baru Ratih berada di luar komplek. Hayati dan Utami harus menyebrang sebuah sungai besar untuk menjangkau rumah Ratih yang berlokasi di tepiannya. Begitu sampai Hayati sangat terkejut dengan tampilan rumah Ratih yang sangat besar dan mewah. Bagi penglihatan manusia normal, rumah baru Ratih tampak seperti sebuah bangunan yang sudah lama terbengkalai. Temboknya kusam, kaca jendelanya sudah pecah, kusen yang keropos dan halaman yang tampak tidak terawat dengan rumput yang meninggi. Akan tetapi, bagi penglihatan para mahluk gaib dan manusia yang berkemampuan indigo, rumah Ratih tampak sangat mewah. Halamannya pun sangat indah dengan rumput yang terawat. Cat rumah yang bersinar, jendela yang bagus dan bersih serta kusen yang terlihat sangat kokoh.

Mereka kamudian memasuki halaman rumah yang dihiasi dengan rumput paris yang sangat rapi dan beberapa lampu taman yang indah. Sampailah mereka di beranda rumah. Lantai rumah itu memakai marmer dan sebuah pintu besar yang terbuat dari kayu jati menyambut mereka dengan angkuh. Tanpa basa basi dan permisi Hayati dan Utami langsung masuk kedalam rumah itu. Kondisi dalam rumah sangat mewah sekali, dengan dilengkapi berbagai furniture yang bagus dan beraliran jaman kolonial serta dinding yang dhiasi banyak sekali lukisan orang-orang Belanda. Mereka kemudian berjalan ke sebuah ruangan yang terdapat beberapa kursi sofa yang besar. Ketika memasuki ruangan itu, mereka melihat Ratih yang sedang sibuk bercumbu dengan seorang laki laki. Ratih duduk diatas pangukuan laki laki itu dan terus berciuman. Hayati dan Utami tidak mengenal laki laki itu, mereka tetap diam agar Ratih tidak menyadari kalau ada orang lain disana. Keadaan semakin liar, Ratih sambil mendesah mulai membuka bajunya, namun tiba tiba Utami bertariak karena keget melihat pemandandanan itu, sontak Ratih dan laki laki itu juga kaget. Ratih kembali memakai bajunya dan langsung berdiri. Dia kemudian menegok ke belakang yang ternyata ada Hayati dan Utami. Hayati tampak menutup mulut Utami dengan tangannya. Ratih pun seperti marah melihat kehadiran mereka yang diam diam. Dia kemudian mengambil goloknya dari kantong ajaib yang terletak diantara belahan dada dan langsung menebas leher laki laki itu sampai putus. Dia kemudian mengambil potongan kepalanya itu dan langsung meleparkannya ke luar rumah lewat jendela. Ternyata laki laki itu adalah pacarnya Ratih, si hantu tanpa kepala. Setelah Ratih membuang kepala itu, dia langsung menghampiri Hayati dan Utami. tanpa perlu basa basi, Ratih langsung menhajar mereka berdua sampai terkapar dengan muka bonyok-bonyok. Mereka pun memelas memohon ampun kepada Ratih.

“ampun jeng...ampun....jangan pukulin aku lagi....ampun..hiks...hikss” kata Hayati

“iya mbak....maafin kami mbak, kami udah ganggu mbak Ratih...hiks ...hiks” kata Utami yang menangis sambil berpelukan dengan Hayati.

“heeehhhh!!....kalian tuh yah kakak adik sama alay nya, nagapain coba masuk rumah orang nggak bilang bilang...terus pake liatin aku lagi indehoy sama pacar lagi....kan aku jadi bete” kata Ratih yang masih marah kepada mereka.

“ampuni kami.....hiks...ampuni kami....kami janji nggak akan ganggu lagi” kata Hayati dan Utami yang bersujud di hadapan Ratih.

“iye..iye...udah udah ah...jangan sujud depanku..udah kalian berdiri lagi yuk...udah aku aku maafin kalian...hayu sini yuk...kalian duduk di sofa ini yah..udah yah...jangan nangis lagi ya” kata Ratih yang luluh hatinya setelah melihat Hayati dan Utami bersujud dihadapannya. Ratih kemudian menyuruh mereka duduk di sofa dan berusaha mengasihaninya. Dia kemudian mengoleskan cairan keringat badak cula satu ke wajah mereka yang bonyok. Setelah itu Ratih pun duduk di sofa lain yang berhadapan dengan Hayati dan Utami.

“ sebenernya kalian kesini mau ngapain?”

“anu....aku sama mbak kunti pengen maen aja kesini mbak...kita pengen tau rumah baru mbak?”

“ooohhh hahahaha.........kenapa nggak bilang daritadi dong, aku kan nggak usah mukulin kalian tadi”

“maafin aku dan Tami yah jeng....kami nggak bermaksud gangguin kamu”

“hmmm...udah Hayati, kalian udah kumaafin...lagian aku udah puas mukulin kalian tadi hhahahaha”

Suasana di ruang itu kembali cair dan hangat. Keakraban mulai terasa kembali diantara mereka. Pacar Ratih pun beranjak dari sofa yang didudukinya dan pergi ke kamar.

“jeng...tadi itu pacarmu?....kok jadi ada kepalanya yah”

“iya jeng,...semenjak N’doro ngasih obat itu, aku cobain buat numbuhin kepanya dan ternyata berhasil”

“tapi kok kepalanya dipenggal lagi tadi....kan kasihan, mana dilempar keluar kepalanya itu”

“oohh..iya aku cuman numbuhin kepalanya kalo lagi pengen indehoy aja, abis itu aku potong lagi..hehe....soalnya dia itu cerewet banget hihihihih”

“yaelah mbak Ratih....kenapa sih? Aku sama mbak kunti penasaran nih sama wajah pacar mbak”

“ah udah deh.....pokonya pacarku tuh ganteng..hehehe...kalian nggak usah tau lah”

Ratih kemudian pergi ke dapur untuk mengambil minuman jus darah dan beberapa camilan berupa bangkai kodok yang disajikan didalam piring. Beberapa saat kemudian Ratih kembali dan menyimpan makanan dan minuman itu di atas sebuah meja. Seperti biasa Hayati yang super rakus langsug mengambil kodok di piring dan makan dengan lahap, sementara Utami hanya minum jus darah saja sambil memandag jijik ke arah Hayati.

“gimana ceritanya nih, mbak bisa punya rumah sebesar ini” tanya Utami.

“yaah...aku beli rumah ini dari seorang setan Londo, cukup mahal sih...tapi untungnya aku dibantuin sama N’doro..jadi aku bisa beli rumah ini sekaligus sama barang barangnya” kata Ratih sambil menunjukkan keadaan rumahnya yang mewah.

“wow...mbak N’doro baik banget yah mbak”

“iya Tami....dia itu sahabat aku dari dulu.....dia juga akan tinggal disini sementara....katanya dia ingin dekat sama Hayati...hehehe”

Hayati mendadak tersedak ketika mendengar Bendoro yang ingin dekat dengan dirinya. Hayati terlihat kesulitan bernapas karena ada kaki kodok yang nyangkut di kerongkongannya. Utami berusaha menolong Hayati dengan memukul punggungnya. Setelah beberapa saat akhirnya Hayati memuntahkan kaki kodok itu ke lantai. Ratih memberikan jus darah kepada Hayati, dan dia langsung meminum jus darah itu sampai habis. Setelah itu Hayati terduduk dengan napas terengah engah, Ratih merasa sangat khawatir melihat kondisi Hayati.

“jeng...kamu kenapa? Ujug ujug keselek kaki kodok”

“hmmm....uhuk..uhukk...enggak apa apa kok jeng, aku kaget aja denger kamu bilang Bendoro ingin dekat sama aku, emang uhuk...uhuk..emang kenapa dia jeng?”

“oh iya, dia bilang itu ke aku pas dia ngasih sekantong koin emas buat bayar rumah ini...katanya sih dia itu sayang banget sama kamu, dia menyesal udah pernah ngusir kamu dulu dan nyakitin kamu sampe punggung kamu berlubang....dia pengen menebus dosa itu jeng”

“tapi aku nggak percaya sama dia jeng.....aku curiga kalo dia punya maksud buruk sama aku”

“apa maskudmu Hayati? Dia itu orang baik jeng....aku udah ratusan tahun kenal sama dia”

“dia ingin menangkapku jeng....dia diperintah langsung sama Kangjen Ratu....aku adalah buronan mereka jeng....aku udah ngalahin wewe gombel dan pacaran sama manusia..itu pelanggaran berat”

“hmmmmm....kamu tau darimana berita itu?”

“dari si Mawar Hitam jeng.....dia adalah kuntilanak penagih nyawa...sama kaya aku dulu dan Bendoro”

“kamu jangan berprasangka buruk dulu dong jeng sama N’doro...kamu harus punya bukti yang kuat dulu...lagian aku hampir seumur hidup berteman sama N’doro..aku udah tau luar dalamnya....”

“ngomong-ngomong kamu udah berapa lama kenal sama N’doro?”
“yah udah lama banget...sejak aku dan dia masih hidup dan setalah kita mati, aku dan N’doro masih bersahabat”

.................
OkkyVanessaM
rijalbegundal
symoel08
symoel08 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.