Dan 2 minggu sudah kami lalui tempaan dzikir, dengan puasanya dan semuanya,

Pulang kuliah seperti biasa kami nongkrong di kosan yat, ada tugas atau tidak bagi kami berkumpul hal yang wajib, dan kebetulan ahmad kini jg kos disebelah yat, jadilah mereka menyambungkan kabel LAN, bukan tanpa maksud melainkan disambung untuk bermain game, dan itulah awal mula aku dan teman teman akhirnya sering berkumpul sampai membentuk geng sendiri.

Malam itu aku mulai merutinkan dzikiran baru itu setiap malam, sampai seminggu kemudian guru aku dateng lagi ke rumah bang AB pas saat malam jumat lagi,

“Nih bang, tambahan dzikiran hizib kemaren, jalanin seminggu ya, nah minggu depan malem sabtunya atau malem minggunya kerumah ya.. Jangan kaga..” kata guru,

“Siap ustad, tapi ada acara apa kesono..?” kata bang SH,

“Lah mang harus ada acara kesono? Ud dateng aja..” kata guru menegaskan,

“Iya dah siap..” kata bang AB,

“Ini bacanya setelah baca hizib itu sekali ya lanjut baca ini, ga ada puasanya ga pake begadang begadangan” jelas guru,

“Siap…” kata bang k.

Setelah itu sepertu biasa mulai malam pertama kami dzikir dirumah bang AB bergantian, kami satu persatu bergantian, sampai orang terakhir selesai dzikiran, setelah itu aku langsung aja pamit pulang lebih dulu karena kebetulan hari jumat besok ada kuliah pagi.

Tempaan kembali kami jalani, aku menjalani tiap malam dirumah, dimalam kelima aku menjalankannya aku mengalami sebuah pengalaman spiritual yang luar biasa, aku seperti dibawa arus waktu kemasa lampau, aku melihat sosok yang mirip denganku entah dizaman kapan aku pun tidak tau, tapi gambarannya seperti hidup disebuah negeri masa lalu, aku melihat diri ku sendiri disana dengan kebiasaannya dan segala tindak tanduknya masa itu, sampai aku melihat diriku sendiri dibunuh disauatu peperangan besar (tapi tidak diceritakan disini ya), lalu aku seperti ditarik lagi sampai disuatu masa yang lain, dimasa itu aku aku pun melihat diriku dan segala tindak tanduk dan kebiasaan masa itu, begitu terus sampai Aku seperti melewati 6 masa dimana tiap masa ada diriku disana dan segala tingkah laku, tindak tanduk dan perbuatannya.

Kubuka mata dan kulihat sekeliling ternyata aku sudah berada dikamarku lagi, aku masih berfikir, dan heran serta bertanya tanya, apa makna semua itu, saat aku berfikir keras antara sadar tak sadar aku mendengar bisikan,

“Suatu saat kau akan tau sendiri..”

Yah entahlah, saat itu aku ga bisa berkata kata lagi.

Hari yang ditentukan pun tiba, malem sabtu kami sudah berkumpul dirumah bang AB, Aku menunggangi kuda besi pabrikan jepang berinisial Kws, ryo dan aldi menunggangi kuda besi ryo pabrikan jepang berinisial Ymh.

Kami pun tiba dirumah guru, setelah sampai kami ngobrol-ngobrol sampai waktu menunjukkan jam 11 malam, lalu kami berjalan ketanah lapang yang ditempuh dalam waktu 5 menit perjalanan kaki.

Setelah istirahat sebentar, dan guru telah selesai melakukan doa tertentu sepertinya, dan beberapa jamaah sudah selesai membuat api atau membakar kayu dan ranting serta dedaunan kering yang ada, lalu kami disuruh duduk berbaris 2 shaf menghadap kiblat, lalu kami disuruh memejamkan mata, dan membaca dzikiran yang pernah kami amalkan sebelumnya.

Aku mulai merasa seperti energi yang mengalir kesekujur tubuh sampai naik kekepala, dan bahkan merasa seakan akan badan ku mau melayang, aku terus membaca dzikiran sampai aku dengar suara guru sambil tangannya menyentuh punggungku,

“Baca ALLAH terus berkali kali” kata guru,

Aku pun melakukannya sambil guru masih aga lama tangannya diatas punggungku sebelum pindah menuju jamaah disampingku, aku terus membaca apa yang diperintahkan, aku mulai merasa perubahan udara disekeliling tempat kami berada, aku terus fokus dan aku bisa melihat apa yang ada dihadapanku walau mataku terpejam, lalu lama kelamaan alam itu dipenuhi kabut tipis dan akhirnya tebal, lalu kabut itu maju menuju tempat aku berada makin dekat dan kabut itu melewatiku, dan dipenghujung kabut itu kembali alam menjadi terang seperti sebelumnya tapi ada perbedaan yang mencolok, yaitu dihadapanku kini banyak sosok sosok aneh dimana mana, seperti kunti, pocong dan sejenisnya, setelah aga lama kejadian itu berlangsung lalu terdengar suara guru yang memerintahkan untuk berhenti dan membuka mata lagi.

Setelah itu kami berkumpul di dekat perapian yang tadi dibuat oleh beberapa jamaah, dan guru mengajak kami satu persatu ke depan perapian aga jauh, guru mengajak satu satu namun ditempatkan di 3 titik dari arah perapian yaitu sebelah kiri tengah dan kanan, dan aku, ryo dan aldi kedapatan yang pertama, ryo dikiri aldi ditengah dan aku dikanan,

“Siap ya…” kata guru sambil mengikat mataku dengan kain seperti syal, atau ikat kepala,

“Lu baca ya qodim terus ya, santai dan ikuti permainannya..” kata guru,

Aku sempat curiga dengan kalimat “ikuti permainannya”, apa maksudnya aku belum mengerti,

“Liat depan lu…” kata guru,

Lalu sesaat itu juga aku mengangkat kepalaku lurus kedepan setelah tadi aga menunduk, wuussss… sesosok wanita meluncur cepat hendak menabrakku dari arah depan, dan aku secara reflex menghindar dengan jurus langkah dalam silat, tapi wanita itu kembali mau menabrakku, aku kali ini reflex menahan dan seperti hendak membantingnya, tapi wanita itu tidak jatuh namun langsung menyerangku dengan tangannya dan aku tangkis sehingga aku bertarunh dengan sosok itu yang menurutku cukup seru pertatungannya, dan aku melakukan serangan akhir dengan membaca lahawla…. Seperti ada yang membimbing lalu aku hela nafas dan sosok itu terpental kebelakang dan pergi menuju arah dimana sebelumnya dia datang, dan aku pun baru sadar ternyata arah yang dia tuju adalah seperti pondokan yang besar.

“Dah sholawat banyakin, kalo ud ga ngos ngosan baca istighfar sampai merasa tenang” kata guru sambil melepas penutup mataku, aku baru ingat dan menengok kearah yang tadi aku yakini penggambarannya yang terlihat adalah tempat pondok besar sosok wanita itu berada, tapi yang kulihat dengan mata biasa hanyalah sebuah pohon yang tinggi dan aga lebat.

Malam itu aku 3x mencoba sebelum akhirnya kami mengakhiri acara itu, dan kembali ke rumah guru untuk istirahat dan setelah itu pulang kerumah masing masing.