Absurd ya judulnya? Hahaha, memang dari awal udah absurd.

Balik ke gw dan Gendis di kantin belakang Perpus.
"Cieee...yang jadi inspiration,hahaha," kata Gendis. Gw masih sedikit surprised dengan informasi tadi.
"Terus...apa cerita Risa?," tanya gw.
"Kudunya kalau lu nyimak lu bisa nebak hasilnya,La," kata Gendis.
"Hmmm...gatot ya?," tanya gw memastikan.
"Bukan cuma gatot, ga direspon blas,coy," kata Gendis sambil tertawa.
"Menurut gw,dia memang berusaha berubah,La. Kalau boleh tau, apa yang bikin lu susah move on dari dia,La?" tanya Gendis. Gw butuh waktu berpikir.
Dan hingga makanan kmi tandas, gw masih belum bisa menjawab pertanyaan ini.

"Love is blind ya buat lu?," tanya Gendis sadar gw ga bisa jawab pertanyaannya.
"Ga juga,sih. Gw lagi nganalisa nih, supaya bisa jelasin," kata gw.
"Ok...is it about appeareance?," tanya Gendis.
"Duuh, julukan dia aja Baboon. Dia ini beda banget dari tipe gw selama ini," kata gw.
"Karena bad boy looks good for some girls?," tanya Gendis.
"Masa gw secetek itu sih?," tanya gw.
"Lah elu yang bisa jawab, Qylla," kata Gendis.
"Well...gw juga bingung,ini sayang atau penasaran. Dia misterius buat gw. Lu tau gw pembosan kelas parah, dan sisi misteriusnya itu yang bikin gw ga bosan-bosan sama dia," kata gw.
"Masa sudah menahun dekat,lu masih ga paham apa yang lu rasa?," kata Gendis.
"Gw memang ribet soal itu,Dis. Kebanyakan mikir, takut mulai lagi," jawab gw.
"Hadapin aja kali. Hidup tu untuk dijalani, bukan dipikirin," kata Gendis.
"Iya sih ya. I count the chicks before the eggs are hatched. Untuk banyak hal gw bisa hadapi aja, kok untuk urusan beginian gw cemen banget,ya?" jawab gw.
"Lu kan guru tuh,biar cuma tutor. Lu tau kan makna perubahan?," kata Gendis.
"Iya. Sekecil apapun yang namanya berubah butuh usaha dan niat," jawab gw.
"Jadian gih, biar kita double date," kata Gendis. Dan kami tertawa.

Hmmm kalau Baboon bisa metamorfosis jadi Power Ranger, gw pun kudu memberanikan diri keluar dari cangkang siput gw.