Kaskus

Story

chrishanaAvatar border
TS
chrishana
[MATURE / 21+] Burung Kertas Merah Muda 2
[MATURE / 21+] Burung Kertas Merah Muda 2



Quote:


Cerita ini adalah kisah lanjutan dari Burung Kertas Merah Muda. Kalian boleh membaca dari awal atau memulai membaca dari kisah ini. Dengan catatan, kisah ini berkaitan dengan kisah pertama. Saya sangat merekomendasikan untuk membaca dari awal.


Silahkan klik link untuk menuju ke kisah pertama.


Terima kasih.



Spoiler for Perkenalan:


Quote:

Polling
0 suara
Siapakah sosok perempuan yang akan menjadi pendamping setia Rendy?
Diubah oleh chrishana 02-04-2020 09:31
japraha47Avatar border
aripinastiko612Avatar border
jalakhideungAvatar border
jalakhideung dan 59 lainnya memberi reputasi
54
274.3K
981
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
chrishanaAvatar border
TS
chrishana
#787
Chapter 55
Siang, di mana biasanya didefinisikan dengan hari yang terang. Seluruh rangkaian atau proses terjadinya sesuatu dari pagi hingga petang. Masa yang sibuk dengan banyak orang yang berlalu-lalang. Untuk sekedar menghibur orang terkasih dan tersayang. Tak peduli dengan sang bintang di pusat tata surya yang sedang memancarkan sinar tanpa bayang.

Pada masa ini, Rendy dan Anna sedang mengunjungi suatu tempat. Sebuah gedung dengan interior mewah dan luas. Tempat di mana nanti akan menjadi saksi pernikahan mereka berdua yang akan berlangsung tak lama lagi. Berdua di area taman yang indah dengan hamparan rumput yang hijau dan warna-warni bunga bermekaran. Dipayungi oleh sebuah pohon besar berumur puluhan tahun yang masih kuat berdiri menahan dedauan dan ranting yang menggantung.
“Kayak lagi mimpi ya.” ujar Anna sambil menyandarkan kepalanya pada lengan bagian atas Rendy.

“Mungkin kamu masih belum tersadar dari tidur panjangmu.” ujar Rendy seraya mengusap kepala Anna.

“Kenapa kamu bisa cinta sama aku?” tanya Anna.

“Entah... Rasa cinta lahir begitu saja tanpa alasan.” jawab Rendy.

“Tumbuh dan berkembang sampai sekarang.” lanjut Anna.

“Tak akan hilang sampai kematian datang.” Rendy melanjutkan.

“Kok jadi horror ya, Ren? Hahahaha...”

“Horror gimana sih, Na?”

“Itu kamu ngomongin mati...” ujar Anna.

“Kalau aku bilang sampai kita jadi pocong, nah baru horror...” ucap Rendy.

Mereka berdua melanjutkan aktivitas. Berjalan pelan menyusuri taman di area gedung. Hingga langkah mereka terhenti di depan kolam yang cukup besar. Berisi ikan koi yang berenang dari ujung kolam yang satu menuju ujung kolam lainnya dalam air yang bening. Dihiasi dengan hiasan air mancur dan air terjun buatan.
“Ini ikan apa namanya?” tanya Anna.

“Ini namanya ikan Koi.” jawab Rendy.

“Warnanya unik ya...” ujar Anna.

“Iya, unik kayak kamu...” ujar Rendy seraya memasukan tangannya ke dalam kolam. “Perempuan yang menyebalkan, gak tau terima kasih, pembawa kesialan...” ujar Rendy.

“Dulu, saat kita pertama kali berinteraksi langsung...” lanjutnya.

“...” Anna terdiam.

“Hingga akhirnya aku sadar... Cinta lahir dengan sendirinya... Dan aku tau kenapa aku bisa mengalami nasib buruk...”

“Kenapa?” tanya Anna.

“Karena kamu menangis...” ujar Rendy.

“...”

“Ketika aku membuatmu tersenyum, kutukan itu hilang.” ujar Rendy seraya berdiri tegap. “Setelah aku mengetahuinya, bibirku tak pernah berhenti berdoa agar kamu tetap tersenyum, di saat apapun itu...”

Anna menghampiri Rendy. Meraih tangannya dan mengeringkannya bekas dari memegang air kolam dengan menggunakan dua lembar kertas tisu. Lalu, Anna menatap Rendy dengan senyumannya yang indah.

Cantik, kesan yang dirasa oleh Rendy ketika melihat senyuman terpancar dari wajah Anna. Membuat Rendy ingin terus menjaga senyuman itu agar tidak hilang dari wajahnya. Apapun akan dilakukan untuk membuat Anna bisa tersenyum indah setiap saat.
“Rendy...”

“Iya...”

“Aku punya keinginan...”

“Apa itu?”

“Aku ingin sekali... Ketika kita punya anak nanti, aku mau anak kita memanggilku dengan panggilan Ummi...” ujar Anna.

“Lalu, aku dipanggil apa?” tanya Rendy.

“Abi... Ummi dan Abi punya arti ibuku dan ayahku dalam bahasa Arab.” ujar Anna.

“Bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan itu?” tanya Rendy.

“Hanya untuk sekedar panggilan sayang...” lanjut Rendy.

“Boleh... Boleh kok, Abi...” ujar Anna.

“Terima kasih, Ummi...”

Lalu, keduanya saling berpelukan. Pelukan yang hangat penuh cinta dan kasih sayang yang sejati. Yang tak akan pernah mati walaupun waktu terhenti. Akan terus hidup dalam hati.
rieezy
dany.agus
itkgid
itkgid dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.