Masih ingat pernyataan setelah pemilu presiden 2014 berakhir? Ada kubu yang berjanji akan membawa 4 kontainer yang berisi barang bukti kecurangan ke sidang MK. Akhir cerita, apakah benar 4 kontainer dihadirkan? Setahu saya sih tidak. Kemarin, Rebublik ini lagi-lagii gaduh. Kembali soal kontainer. Kali ini jumlahnya fantastis, 7 buah kontainer! Isinya? Konon katanya jutaan surat suara yang sudah dicoblos salah satu paslon. Siapa penyebarnya? Sebut saja anak buahnya pepo.



Sayang, nyalinya cuma sebatas jari. Setelah KPU dan Bawaslu melakukan penyelidikan dan mengumumkan hasilnya, cuitan anak buahnya pepo soal 7 kontainer hilang. Katanya sih terhapus. Iya terhapus oleh jarinya yang banci itu kan? Ketika dimintai pertanggung jawaban atas cuitannya, anak buahnya pepo ini pun ngeles lagi. Katanya KPU bergerak karena dia. Karena dia ingin konstelasi politik tahun ini berlangsung jujur, adil dan bla-bla.



Jujur, orang seperti anak buahnya pepo ini layak diseret ke depan pengadilan dan diadili sebagai penyebar hoax. Namanya sudah melakukan penyebaran informasi, tentu informasinya sudah terverifikasi. Kalau belum terverifikasi, kenapa dia tidak melaporkan ini ke KPU dahulu misalnya untuk diverifikasi. Baru setelah terverifikasi, silahkan dia mencuit. Ini kan bukan, cuit dulu, heboh dulu, setelah diverifikasi hasilnya hosx, buru-buru nulis postingan terhapus. Yang kayak gini masih ada yang dukung? politisi macam ibu-ibu kelakuannya kok ada yang dukung.



Sulit untuk tidak mengatakan tidak ada motif politik di belakang cuitan anak buahnya pepo. Tujuan politisnya macem-macem. Mulai dari menutupi ketidak bisaan junjungannya baca Qur'an yang sedang heboh digoreng, sampai pada menimbulkan keresahan dan ketidak percayaan masyarakat pada KPU! Ini kan bahaya, dampaknya bisa chaos lho ini. Coba kalau KPU, Bawaslu dan Polri lambat dalam memberikan respon, pasti akan terus digoreng.



Saya membayangkan apabila cuitan model anak buahnya pepomenyerang junjungannya sendiri. King of Baper! Kebayang tidak hebohnya jagad maya dengan air mata dan gambar seorang gagah perkasa memegang dadanya sambil bilang "Saya prihatin." "Fitnah ini kejam" dan bla..bla.. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah sang pepo akan menegur anak buahnya? Kalau prediksi saya sih tidak. Seolah-olah tidak tahu iya.

Well, inilah yang membuat saya ingin 2019 segera berakhir. Permainan kotor macam ini akan terus terjadi selama sang capres memang tidak punya prestasi dan tidak punya program. Yang bisa dilakukan ya goreng isu, tidak peduli benar atau salah, pokoknya goreng dulu. Saya berharap, rakyat Indonesia makin cerdas dalam mencerna setiap informasi yang beredar. Agar para penebar hoax ruang geraknya makin terbatasi. Salam Damai.


Merdeka!
Sumber Referensi : sini, sini
Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini