TS
ibliss666
Cerita dan Inspirasi Bisnis ini Perlu di Baca agar Agan Sista Makin Kaya
JIKA ADA PIHAK YANG TIDAK BERKENAN BISA PM SAYA YA




Jadi Bos itu Penting
Belajar untuk jadi Bos itu Perlu
Mulailah Dari Sini
Membaca Bersama Saya


Quote:
INDEX
Pengalaman bisnis Popok Kain
Think Big
Bisnis Melalui Instagram
Bisnis Hewan Qurban
Jas Hujan Muslimah
Kue
Mie Akhirat
Dasar Digital Marketing
Upgrade Bisnis dengan Coaching
Brand Identity
Branding Fast Changing Product
Pentingnya Tim
Strategi Bisnis Turun Temurun
Penyegaran Bisnis
Meningkatkan Daya Saing UKM
Sinergi Bisnis Online & Offline
Menentukan Bisnis dari DNA kita sendiri
Menjual Tanpa Bicara
Branding Wisata Indonesia
Zalfa Kosmetik
Menemukan Pelanggn, BUKAN pembeli
Billboard Jaman Sekarang
FOODTRUCK
Membangun Bisnis tanpa HUTANG
Marketing Plan
cairo food
5 syarat sukses bisnis online
Business Foundation
Pembukuan
Leads
Panen saat Lebaran
Perlakuan Terhadap Konsumen
Good to Read
Ghost Kitchen
Perjuangan NomiNomi dessert
Bisnis KESEHATAN
Warung Kopi
Baso Karawang
10 Modal Mental Entrepreneur
Rempah Indonesia
Bisnis Saat Corona
Flywheel BARU dalam Bisnis
Pengalaman jual CIRENG
Tentang Investasi
Quote:

Pada tahun 2015 mb novi (kalian g knal) datang berkunjung ke rumah saya dan melihat setumpuk popok kain yang merupakan sisa stok penjualan saya.
Saat itu saya adalah reseller kecil dari beberapa brand lokal dan brand china. Situasi pasar online di dunia popok sangat terasa dalam red ocean, dimana masing masing pemain saling membenturkan harga satu sama lain sekalipun itu brand lokal yang sebenarnya memiliki standart kualitas produk yang jauh lebih baik daripada brand china.
Nah momentum terjadi saat mb novi mengajak saya menjadi rekan bisnis dalam memasarkan popok dari hasil jahitan ibu mertuanya.
Saat melihat sample popok yang akan dipasarkan, seketika benak saya langsung menembak target menengah kebawah, dikarenakan kualitas bahan baku yang dipersepsikan pasar saat itu masih lebih rendah dibanding bahan baku dari beberapa brand pada umumnya.
Setelah beberapa waktu saya berproses menggali semua data, menentukan kompetitor dan lain lain. Kami mulai memasarkan produk ini (kami memberi nama Free) dengan sistem PO; sistem pemasaran pun ATM murni dari produsen lainnya.
Dan yang terjadi adalah dalam waktu 6 bulan sesudah launcing, produksi Free akhirnya harus off sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Masalahnya hanya satu satu nya tenaga produksi (yang tak lain ibu mertuanya) terkena serangan stroke.
Kami sama sekali tidak mempunyai Plan B karena miskin jaringan penjahit khususnya model halusan
Setelah 8 bulan berjalan akhirnya Free bisa bangkit kembali dengan berbekal evaluasi dari pengalaman sebelumnya, kami merombak semua manajemen yang kami lakukan, baik dr segi pemasaran dan produksinya.
Langkah pertama adalah menjaring data penjahit di sekitar tempat tinggal kami (radius sampai desa tetangga); hasil ternyata WOW, pengalaman kami mendapatkan 10 calon penjahit namun yang bisa dijadikan tim hanya 1-2 orang saja (kami memberikan contoh jahitan dan bahan dalam rupa potongan untuk dikerjakan sendiri dulu).
Di sisi lain saya yang bertanggung jawab dalam mendatangkan buyer, membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk merekrut tim marketing.

Singkatnya dalam kurun waktu 6 bulan (setelah momentum Free dibangkitkan), permintaan dari tim marketing cukup naik significant, namun disinilah akhirnya terkuak masalah masalah operation bisnis yang akhirnya membuat banjir bandang komplainan dari marketing.
Masalah masalah yang kami identifikasikan:
Quote:
1. Miskin jaringan di bidang penjahit hampir membuat kami frustasi.. Di wilayah trdekat kami memang banyak penjahit tp pengalaman menjahit popok kain sama sekali tidak ada.. Bisa dikatakan perjuangan kami dimulai dari nol..
2. Tidak ada standart bahan baku dan kompetensi tim produksi yang tidak seragam sehingga berpengaruh pada hasil jahitan yang bervariasi antar 1 penjahit dengan penjahit lainnya, terbukti dari komplain yang memberikan bukti foto ukuran popok yang tidak seragam.
3. Tidak ada kepercayaan dari supplyer. Kami mengawali biaya produksi mulai dari modal yang sangat minim, sehingga kami hanya mampu membeli bahan baku lewat distributor kain.
Disisi lain masing masing distributor memiliki suplay dari beberapa pabrik yang berbeda sehingga tidak ada standart bahan baku yang jelas.
4. Sistem produksi masih belum menemukan kesesuaian. Sehingga masih sering terjadi proses tumpang tindih akibat proses trial eror setiap saat bisa berganti.
2. Tidak ada standart bahan baku dan kompetensi tim produksi yang tidak seragam sehingga berpengaruh pada hasil jahitan yang bervariasi antar 1 penjahit dengan penjahit lainnya, terbukti dari komplain yang memberikan bukti foto ukuran popok yang tidak seragam.
3. Tidak ada kepercayaan dari supplyer. Kami mengawali biaya produksi mulai dari modal yang sangat minim, sehingga kami hanya mampu membeli bahan baku lewat distributor kain.
Disisi lain masing masing distributor memiliki suplay dari beberapa pabrik yang berbeda sehingga tidak ada standart bahan baku yang jelas.
4. Sistem produksi masih belum menemukan kesesuaian. Sehingga masih sering terjadi proses tumpang tindih akibat proses trial eror setiap saat bisa berganti.
Hasil dari kesalahan kesalahan diatas kami bayar mahal dengan cacian komplain tidak profesional dan ancaman pelaporan penipuan, karena kami mengirimkan popok ke buyer setelah h+3 minggu.
Antrian orderan marketing yang semakin mengular namun produksi tidak bisa mengejar dengan cepat.
Hal tersebut di atas sangat mungkin terjadi dalam dunia bisnis.
Belum bisa menghasilkan kolaborasi yang tepat antara tim marketing dengan tim produksi sehingga keduanya tidak sinkron.
Marketing yg sudah menguasai ilmu pemasaran bisa dengan mudah mendatangkan customer sehingga muncul "banjir order"
Sedangkan tim produksi yg belum matang dan belum siap menghadapi "banjir order" kesulitan dalam memenuhinya, terlebih lagi kendala teknis seperti pemadaman lampu yg kerap membuat tim produksi tidak bekerja, lanjut ketersediaan SDM dalam tim produksi pun belum menguasai teknik jahit "halusan" seperti popok (daerah wilayah kami memang bnyak penjahit tetapi umumnya berpengalaman di kemeja, kaos, jaket, celana jins adalah keunggulannya) sehingga kami harus menemani dalam proses membuka mindsetnya bahwa menjahit popok itu bisa mudah asalkan niat belajar dan praktek tekniknya.

Berbekal pengalaman yang sangat tidak mengenakan ini. Akhirnya kami melakukan evaluasi dan merombak untuk sekian kalinya.
Langkah langkah perbaikan :
Quote:
1. Adanya norm (standart) untuk semua aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh semua anggota tim (baik produksi, staff operasional, maupun marketing), seperti meliputi norm bahan baku, norm hasil potong, norm hasil jahitan, norm adminitrasi (keuangan, gudang, ekspedisi, penjualan, dsb), dll.
2. Dibuatnya sistem yang lebih mudah dikerjakan maupun mudah dievaluasi. Berdasarkan dari alur kerja dari semua anggota tim yang berkesinambungan.
3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kegiatannya meliputi workshop untuk tim produksi, praktikum sesuai norm di masing masing aktivitas semua bagian, dll.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi semua anggota tim tanpa terkecuali.
2. Dibuatnya sistem yang lebih mudah dikerjakan maupun mudah dievaluasi. Berdasarkan dari alur kerja dari semua anggota tim yang berkesinambungan.
3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kegiatannya meliputi workshop untuk tim produksi, praktikum sesuai norm di masing masing aktivitas semua bagian, dll.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi semua anggota tim tanpa terkecuali.
Kami berdua selaku top manajemen, belajar untuk "merangkai" dari kompetensi masing masing tim.
Mengkolaborasikan dengan menanamkan nilai kerjasama tim dalam perumpamaan satu tubuh satu badan.
Bahwa bila ada satu bagian ada kendala/masalah maka bagian lagi juga akan tersendat sehingga berpengaruh pada keseluruhan aktivitas bagi brand Free
Hasilnya perlahan perlahan banyak perbaikan, diantaranya :
Quote:
1. Kapasitas produksi bisa naik mencapai target (setiap bulan selalu ada target naik 10-20%)
2. Hasil produksi sesuai standart yang sudah dibuat, komplain sudah hampir jarang terjadi.
3. Marketing semakin semangat memasarkan produk karena adanya perubahan hasil produksi yang memiliki standart jauh lebih baik daripada sebelumnya.
4. Masing masing anggota tim bisa bekerja dengan memaknai konsep tim work, terbukti kesalahan teknis yang sifatnya keteledoran bisa diminimalisir (karena angota satu sama lain saling mengkoreksi/mengevaluasi hasil kerja rekan di tahapan sebelumnya).
5. Masing masing anggota tim juga muncul rasa untuk selalu siap belajar apapun, karena mereka sadar bahwa alur kinerja memang berkesinambungan, sehingga apabila ada satu bagian yang mengalami masalah dalam pekerjaannya maka bagian yg lain dengan segera ikut menghandle pekerjaan tersebut sehingga alur kerja dalam tim tetap terjaga dengan baik
2. Hasil produksi sesuai standart yang sudah dibuat, komplain sudah hampir jarang terjadi.
3. Marketing semakin semangat memasarkan produk karena adanya perubahan hasil produksi yang memiliki standart jauh lebih baik daripada sebelumnya.
4. Masing masing anggota tim bisa bekerja dengan memaknai konsep tim work, terbukti kesalahan teknis yang sifatnya keteledoran bisa diminimalisir (karena angota satu sama lain saling mengkoreksi/mengevaluasi hasil kerja rekan di tahapan sebelumnya).
5. Masing masing anggota tim juga muncul rasa untuk selalu siap belajar apapun, karena mereka sadar bahwa alur kinerja memang berkesinambungan, sehingga apabila ada satu bagian yang mengalami masalah dalam pekerjaannya maka bagian yg lain dengan segera ikut menghandle pekerjaan tersebut sehingga alur kerja dalam tim tetap terjaga dengan baik
Quote:
Inspirasi Kedua
“THINK BIG TO BECOME BIG”
But, HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[visi gede anda seberapa GEDE?]
But, HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[visi gede anda seberapa GEDE?]
1. Ada orang yg membesarkan bisnis kuliner nya setelah bisnis pertama yg dia rintis dari awalnya kecil.., menjadi lebih besar, namun karena tempatnya yang sdh nggak mencukupi, maka mulailah buka cabang, karena sukses, maka buka cabang dan buka cabang lagi...
2. Ada orang yg buka usaha kuliner, cukup rame, namun nggak pernah membayangkan bisnis nya bisa buka cabang, dan dikembangkan menjadi berlipat-lipat. Malah orang lain yg bisa ngelihat alias punya “think big” yang menawarkan untuk membesarkan bisnis kuliner yg dimiliki itu. Dan benar aja, setelah ada “orang luar” yg “punya visi” & keberanian, bisnis kuliner nya membesar...
3. Ada orang yang awalnya blom punya bisnis kuliner, tapi sudah “punya think big”, dari awal. Dan sudah merancang untuk membuat bisnis kuliner yg sudah di design untuk bisa dikembangkan menjadi besar dengan jumlah cabang yg berlipat-lipat. Malah sekarang bisa berkembang secara “self running” / auto pilot.
2. Ada orang yg buka usaha kuliner, cukup rame, namun nggak pernah membayangkan bisnis nya bisa buka cabang, dan dikembangkan menjadi berlipat-lipat. Malah orang lain yg bisa ngelihat alias punya “think big” yang menawarkan untuk membesarkan bisnis kuliner yg dimiliki itu. Dan benar aja, setelah ada “orang luar” yg “punya visi” & keberanian, bisnis kuliner nya membesar...
3. Ada orang yang awalnya blom punya bisnis kuliner, tapi sudah “punya think big”, dari awal. Dan sudah merancang untuk membuat bisnis kuliner yg sudah di design untuk bisa dikembangkan menjadi besar dengan jumlah cabang yg berlipat-lipat. Malah sekarang bisa berkembang secara “self running” / auto pilot.
Quote:
Termasuk yang mana anda diantara ketiga skenario diatas..?
Apa bedanya owner/founders dari skenario 1 vs 2 vs 3?
Mana yang punya kemungkinan “TERBESAR” untuk jatuh atau bangkrut lebih cepat setelah bisnis kuliner nya membesar?
Berapa lama biasanya suatu bisnis kuliner itu mampu bertahan? Dan gimana cara nya supaya tetap bertahan & berkembang terus?
HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[mau sebesar apa bisnis kuliner anda?]
[amankah posisi bisnis anda 5-10thn kedepan?]
Apa bedanya owner/founders dari skenario 1 vs 2 vs 3?
Mana yang punya kemungkinan “TERBESAR” untuk jatuh atau bangkrut lebih cepat setelah bisnis kuliner nya membesar?
Berapa lama biasanya suatu bisnis kuliner itu mampu bertahan? Dan gimana cara nya supaya tetap bertahan & berkembang terus?
HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[mau sebesar apa bisnis kuliner anda?]
[amankah posisi bisnis anda 5-10thn kedepan?]
Sumber:
koko hadiono - praktisi kuliner global & lokal > 22thn
Spoiler for anu:
pak Bi adalah seorang kontributor yang sering mengadakan seminar...
JIKA ADA PIHAK YANG TIDAK BERKENAN BISA PM SAYA YA

Diubah oleh muselimah 08-05-2022 06:38
ekspedisisby dan 26 lainnya memberi reputasi
27
47.1K
Kutip
212
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
UKM
14.8KThread•3.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ibliss666
#39
Quote:
5 Tips untuk Meningkatkan Daya Saing UKM
“Business is no longer profit maximization, but create customer” Peter Drucker
Saya paling suka quote Peter Drucker yang ini karena sebetulnya UKM jaman simbah dulu sudah mempraktekkannya. Quotenya simbah dulu "Tuno sathak bathi sanak"
Yang artinya rugi satu sen tapi untung konsumen.
Sama seperti yg dikatakan Peter Drucker bahwa business masa kini bukan melulu nyari profit sebesar2nya yang penting adalah menciptakan pelanggan
Pelanggan yah. Bukan pembeli
Pelanggan adalah pembeli yang beli lagi, beli lagi, beli lagi ...
Pelanggan adalah pembeli yang loyal. Jangan lupa tujuan brand adalah loyalty. Sehingga untuk menciptakan pelanggan anda butuh BRAND
Jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014.
Jumlah umkm di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun 2015, 2016 hingga tahun 2017 jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan. (data UMKM 2015, 2016, 2017)
Beberapa tahun belakangan, populasi penduduk Indonesia dengan usia produktif lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia.
Kurangnya lapangan kerja ini memicu para pemuda untuk menciptakan peluangnya sendiri dengan membuka bisnis.
UMKM punya peranan penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.
Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi UMKM sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja,
Fakta menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UKM memulai usaha karena desakan ekonomi, bukan karena memiliki produk yang unik atau keterampilan pada bidang tertentu.
Kebanyakan UKM hanya melakukan proses produksi dan menjualnya sehingga DayaSaingUKM Indonesia sulit disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan besar
Tentu saja kondisi ini membuat sebagian besar UKM Indonesia tidak memiliki daya saing.
Untuk bertahan dan berkembang dalam dunia bisnis, kita harus memiliki keterampilan, bekerja profesional, dan inovasi bisnis.
Paling tidak pelaku UKM Indonesia bisa melakukan 5 (ima) hal agar bisa meningkatkan daya saingnya baik lokal maupun internasional.
1. INOVASI. Dalam bisnis, inovasi adalah segala-galanya. Inovasi bertujuan melahirkan produk yang unik.
Unik adalah awal dari daya saing. Unik adalah alat untuk memenangkan persaingan. Konsumen membeli membeli perbedaannya. Bukan membeli persamaannya. Keseragamannya. Hal yang beda dalam kategori produk yang sama.
Membeli produk yang sama akan membuat rasa bosan. Dalam hirarchy of need nya Maslow, konsumen menuntut lebih dari sekedar kebutuhan fisik. Nah ini hanya bisa dipenuhi oleh produk yang unik.
Produk yg unik alias beda dari yang lain adalah awal dari sukses bisnis UKM.
BRANDING. Penyebab kegagalan UKM adalah tidak melakukan branding.
Bahkan pengertian branding pun rancu dengan iklan, kemasan atau merek.
Rata-rata UKM beranggapan bahwa dengan membuat merek, logo kemasan yang indah, iklan dan website beranggapan sudah melakukan branding dan berharap produknya akan laku. Ternyata itu saja tidak cukup. Mengapa?
Brand bukan apa yang kita katakana tentang kita. Brand adalah apa yang dikatakan konsumen atau calon konsumen tentang kita.
Brand terjadi lewat pengalaman pertama konsumen dengan produk. Bukan oleh logo atau kemasan yang indah.
Pertanyaan strategisnya adalah, Bila pengalaman pertama antara konsumen dengan produk kita begitu penting, karena disanalah awal terbentuknya BRAND, lalu persiapan apa yang sudah anda lakukan pada produk anda?
NOTHING. NOL BESAR
Padahal anda semua pernah mengalami pertemuan pertama yang membuat perubahan besar hidup anda. Apa itu?
Apel malam pertama.
Semua cewek pernah merasakan di apelin pertama kali. Cowok pun demikian. Semua cowok pernah mengalami mengapeli cewek pertama kali
Nah. Persiapan apa yang sudah dilakukan oleh sang cewek? Apa pula persiapan sang cowok?
Seharusnya seperti itulang anda mempersiapkan produk anda pada perjumpaan pertama dengan konsumen.
Agar konsumen jatuh CINTA, dan kembali lagi untuk mengulangi pengalaman pertama.
Bila konsumen sudah menjelma menjadi pelanggan, terbangunlah BRAND anda. Karena sesungguhnya brand adalah ikatan emosi yang terbentuk antara produk anda dengan kosumen.
CINTA. Ya. Cinta adalah ikatan emosi yang paling tinggi tingkatnya.
Dan sulit dicari apa penyebabnya hahaha
Brand adalah hubungan emosi yang terbentuk karena talenta unik kita yang bermanfaat bagi komunitas anda.
Pembentukan brand sangat ditentukan oleh kesan pada impresi pertemuan pertama. Karena itulah, tampilkan talenta unik Anda pada pertemuan pertama.
Jadi yang membangun brand adalah kelakuan Anda. Wajah adalah logo pengenal atas kelakuan Anda. Dan nama Anda adalah merek yang diingat.
Jika berkaitan dengan produk, konsumen akan mendapat manfaat fisik. Jika berkaitan dengan brand, konsumen mendapatkan manfaat yang bersifat emosional seperti bangga, cinta, jatidiri, dan lain-lain.
Produk akan membuat pelanggan mendapatkan APA. Brand membuat pelanggan menjadi SIAPA.
3. MARKETING. Marketing mix adalah Product, Price, Place, dan Promotion.
A. Product. Sebanyak 60% dari usaha UKM adalah fokus pada produk. Produk harus unik.
Masalahnya, pelaku UKM membuat produk yang rata-rata sama dengan “tetangga sebelah”. Artinya, tidak ada keunikan antara produk kita dengan produk kompetitor kita.
Denagn bersenjatakan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) para pelaku UKM pun merasa HALAL mencontek produk tetangga.
Tanpa disadari anda sendiri yang membuka pintu masuk kedalam RED OCEAN. Persaingan berdarah-darah.
Karena itu buatlah produk yang original. Sulit ditiru. Kalau perlu 5 sampai 6 langkah kedepan.
DNA produk harus jelas. Asal-usul. Silsilah. Semuanya harus jelas. Lakukan inovasi agar jadi unik. Kalau mudah ditiru, brand Anda akan berumur pendek.
B. Price. UKM biasanya adu murah. Mengapa banyak UKM yang memberikan harga murah pada produknya? Karena mereka sadar bahwa produknya generik.
Akibat ATM tadi, Produknya adalah produk generik. Massal, umum, dan tidak memiliki keunikan tersendiri.
Inilah yang membuat UKM tidak PD untuk memainkan harga.
Kalau produknya UNIK, apalagi produk kita hanya satu-satunya yang ada di pasaran, kita bisa dengan mudah mematok harga premium dan mahal.
Bila produk unik dan harga premium, maka margin yang dihasilkan akan cukup besar untuk menambah mesin-mesin produksi.
Kalau margin tipis, lama-lama akan menggerus modal.
C. Place. Biasanya UKM melakukan distribusi sendiri. Jarang menggunakan jasa distributor atau agen. Karena masih partai kecil.
Begitu UKM naik kelas, maka yang pertama mereka lakukan adalah menjiplak operational perusahaan besar.
Pakai distributor. Padahal costnya menggerus margin.
Pasang iklan, padahal budget iklan tidak terkontrol
D. Promotion. UKM tidak perlu iklan. Manfaatkan WOM (Word of Mouth – Getok Tular). Jikalau pengalaman pertama berkesan, WOM lahir dengan sendirinya. Namun, UKM bisa merancang WOM lewat sosmed juga
Jangan terlalu mengandalkan sales pitch. Diskon, bonus, gratis. Tanpa anda sadari tiga kata itu menggerus cashflow anda
4. MANAGEMENT. Pelaku UKM harus belajar manajemen. How to get things done by people.
Pelaku UKM rata2 single fighter. One Man Show. Pelaku UKM biasa bertemu langsung dengan konsumen. Terima order, ya masak, ya terima uang.
Pada tahap masih kecil seperti ini, hubungan seringkali sama dengan personal brand pelaku UKM. Namun, tetap saja, jika ingin bisnisnya besar, UKM harus belajar manajemen.
5. SDM. Masalahnya, SDM di UKM rata-rata 1,7%. SDM 1,7% itu artinya pelaku UKM sebagai single fighter dibantu oleh suami, anak, ibu, sopir, dan pembantu rumah tangga, hehehe. Jika ingin besar, UKM harus serius memikirkan SDM-nya.
Satu lagi tip yang sangat penting yakni kalau mau sukses pelaku UKM harus memeluk digital. Digital Marketing.
Mulai dari mensosialisasikan produk, membangun engagement, sampai transaksi.
Internet sudah mempu melakukannya
Dengan digital marketing, anda dapat melakukan otomatisasi dalam segala bidang. Termasuk keuangan dan perbankan.
Anda tinggal memproduksi, mengemas dan mengirikan lewat delivery
Banyak biaya operational yang bisa dipangkas.
“Business is no longer profit maximization, but create customer” Peter Drucker
Saya paling suka quote Peter Drucker yang ini karena sebetulnya UKM jaman simbah dulu sudah mempraktekkannya. Quotenya simbah dulu "Tuno sathak bathi sanak"
Yang artinya rugi satu sen tapi untung konsumen.
Sama seperti yg dikatakan Peter Drucker bahwa business masa kini bukan melulu nyari profit sebesar2nya yang penting adalah menciptakan pelanggan
Pelanggan yah. Bukan pembeli
Pelanggan adalah pembeli yang beli lagi, beli lagi, beli lagi ...
Pelanggan adalah pembeli yang loyal. Jangan lupa tujuan brand adalah loyalty. Sehingga untuk menciptakan pelanggan anda butuh BRAND
Jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014.
Jumlah umkm di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun 2015, 2016 hingga tahun 2017 jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan. (data UMKM 2015, 2016, 2017)
Beberapa tahun belakangan, populasi penduduk Indonesia dengan usia produktif lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia.
Kurangnya lapangan kerja ini memicu para pemuda untuk menciptakan peluangnya sendiri dengan membuka bisnis.
UMKM punya peranan penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.
Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi UMKM sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja,
Fakta menunjukkan bahwa mayoritas pelaku UKM memulai usaha karena desakan ekonomi, bukan karena memiliki produk yang unik atau keterampilan pada bidang tertentu.
Kebanyakan UKM hanya melakukan proses produksi dan menjualnya sehingga DayaSaingUKM Indonesia sulit disejajarkan dengan perusahaan-perusahaan besar
Tentu saja kondisi ini membuat sebagian besar UKM Indonesia tidak memiliki daya saing.
Untuk bertahan dan berkembang dalam dunia bisnis, kita harus memiliki keterampilan, bekerja profesional, dan inovasi bisnis.
Paling tidak pelaku UKM Indonesia bisa melakukan 5 (ima) hal agar bisa meningkatkan daya saingnya baik lokal maupun internasional.
1. INOVASI. Dalam bisnis, inovasi adalah segala-galanya. Inovasi bertujuan melahirkan produk yang unik.
Unik adalah awal dari daya saing. Unik adalah alat untuk memenangkan persaingan. Konsumen membeli membeli perbedaannya. Bukan membeli persamaannya. Keseragamannya. Hal yang beda dalam kategori produk yang sama.
Membeli produk yang sama akan membuat rasa bosan. Dalam hirarchy of need nya Maslow, konsumen menuntut lebih dari sekedar kebutuhan fisik. Nah ini hanya bisa dipenuhi oleh produk yang unik.
Produk yg unik alias beda dari yang lain adalah awal dari sukses bisnis UKM.
BRANDING. Penyebab kegagalan UKM adalah tidak melakukan branding.
Bahkan pengertian branding pun rancu dengan iklan, kemasan atau merek.
Rata-rata UKM beranggapan bahwa dengan membuat merek, logo kemasan yang indah, iklan dan website beranggapan sudah melakukan branding dan berharap produknya akan laku. Ternyata itu saja tidak cukup. Mengapa?
Brand bukan apa yang kita katakana tentang kita. Brand adalah apa yang dikatakan konsumen atau calon konsumen tentang kita.
Brand terjadi lewat pengalaman pertama konsumen dengan produk. Bukan oleh logo atau kemasan yang indah.
Pertanyaan strategisnya adalah, Bila pengalaman pertama antara konsumen dengan produk kita begitu penting, karena disanalah awal terbentuknya BRAND, lalu persiapan apa yang sudah anda lakukan pada produk anda?
NOTHING. NOL BESAR
Padahal anda semua pernah mengalami pertemuan pertama yang membuat perubahan besar hidup anda. Apa itu?
Apel malam pertama.
Semua cewek pernah merasakan di apelin pertama kali. Cowok pun demikian. Semua cowok pernah mengalami mengapeli cewek pertama kali
Nah. Persiapan apa yang sudah dilakukan oleh sang cewek? Apa pula persiapan sang cowok?
Seharusnya seperti itulang anda mempersiapkan produk anda pada perjumpaan pertama dengan konsumen.
Agar konsumen jatuh CINTA, dan kembali lagi untuk mengulangi pengalaman pertama.
Bila konsumen sudah menjelma menjadi pelanggan, terbangunlah BRAND anda. Karena sesungguhnya brand adalah ikatan emosi yang terbentuk antara produk anda dengan kosumen.
CINTA. Ya. Cinta adalah ikatan emosi yang paling tinggi tingkatnya.
Dan sulit dicari apa penyebabnya hahaha
Brand adalah hubungan emosi yang terbentuk karena talenta unik kita yang bermanfaat bagi komunitas anda.
Pembentukan brand sangat ditentukan oleh kesan pada impresi pertemuan pertama. Karena itulah, tampilkan talenta unik Anda pada pertemuan pertama.
Jadi yang membangun brand adalah kelakuan Anda. Wajah adalah logo pengenal atas kelakuan Anda. Dan nama Anda adalah merek yang diingat.
Jika berkaitan dengan produk, konsumen akan mendapat manfaat fisik. Jika berkaitan dengan brand, konsumen mendapatkan manfaat yang bersifat emosional seperti bangga, cinta, jatidiri, dan lain-lain.
Produk akan membuat pelanggan mendapatkan APA. Brand membuat pelanggan menjadi SIAPA.
3. MARKETING. Marketing mix adalah Product, Price, Place, dan Promotion.
A. Product. Sebanyak 60% dari usaha UKM adalah fokus pada produk. Produk harus unik.
Masalahnya, pelaku UKM membuat produk yang rata-rata sama dengan “tetangga sebelah”. Artinya, tidak ada keunikan antara produk kita dengan produk kompetitor kita.
Denagn bersenjatakan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) para pelaku UKM pun merasa HALAL mencontek produk tetangga.
Tanpa disadari anda sendiri yang membuka pintu masuk kedalam RED OCEAN. Persaingan berdarah-darah.
Karena itu buatlah produk yang original. Sulit ditiru. Kalau perlu 5 sampai 6 langkah kedepan.
DNA produk harus jelas. Asal-usul. Silsilah. Semuanya harus jelas. Lakukan inovasi agar jadi unik. Kalau mudah ditiru, brand Anda akan berumur pendek.
B. Price. UKM biasanya adu murah. Mengapa banyak UKM yang memberikan harga murah pada produknya? Karena mereka sadar bahwa produknya generik.
Akibat ATM tadi, Produknya adalah produk generik. Massal, umum, dan tidak memiliki keunikan tersendiri.
Inilah yang membuat UKM tidak PD untuk memainkan harga.
Kalau produknya UNIK, apalagi produk kita hanya satu-satunya yang ada di pasaran, kita bisa dengan mudah mematok harga premium dan mahal.
Bila produk unik dan harga premium, maka margin yang dihasilkan akan cukup besar untuk menambah mesin-mesin produksi.
Kalau margin tipis, lama-lama akan menggerus modal.
C. Place. Biasanya UKM melakukan distribusi sendiri. Jarang menggunakan jasa distributor atau agen. Karena masih partai kecil.
Begitu UKM naik kelas, maka yang pertama mereka lakukan adalah menjiplak operational perusahaan besar.
Pakai distributor. Padahal costnya menggerus margin.
Pasang iklan, padahal budget iklan tidak terkontrol
D. Promotion. UKM tidak perlu iklan. Manfaatkan WOM (Word of Mouth – Getok Tular). Jikalau pengalaman pertama berkesan, WOM lahir dengan sendirinya. Namun, UKM bisa merancang WOM lewat sosmed juga
Jangan terlalu mengandalkan sales pitch. Diskon, bonus, gratis. Tanpa anda sadari tiga kata itu menggerus cashflow anda
4. MANAGEMENT. Pelaku UKM harus belajar manajemen. How to get things done by people.
Pelaku UKM rata2 single fighter. One Man Show. Pelaku UKM biasa bertemu langsung dengan konsumen. Terima order, ya masak, ya terima uang.
Pada tahap masih kecil seperti ini, hubungan seringkali sama dengan personal brand pelaku UKM. Namun, tetap saja, jika ingin bisnisnya besar, UKM harus belajar manajemen.
5. SDM. Masalahnya, SDM di UKM rata-rata 1,7%. SDM 1,7% itu artinya pelaku UKM sebagai single fighter dibantu oleh suami, anak, ibu, sopir, dan pembantu rumah tangga, hehehe. Jika ingin besar, UKM harus serius memikirkan SDM-nya.
Satu lagi tip yang sangat penting yakni kalau mau sukses pelaku UKM harus memeluk digital. Digital Marketing.
Mulai dari mensosialisasikan produk, membangun engagement, sampai transaksi.
Internet sudah mempu melakukannya
Dengan digital marketing, anda dapat melakukan otomatisasi dalam segala bidang. Termasuk keuangan dan perbankan.
Anda tinggal memproduksi, mengemas dan mengirikan lewat delivery
Banyak biaya operational yang bisa dipangkas.
Diubah oleh ibliss666 01-01-2019 20:59
0
Kutip
Balas