Fakta menarik pertama ada yang namanya bintik besar di dua planet tata surya. Great Red Spot di Jupiter, dan Dark Spot di Neptunus. Beberapa tahun lalu atau mungkin saat sekolah kita pernah membaca jika bintik di kedua planet tersebut adalah permanen adanya. Tetapi, kini diketahui bahwa bintik tersebut tidaklah permanen dan akan hilang dalam puluhan tahun ke depan.

Hal tersebut didapati ketika para astronom meneliti dan mengamati bahwa ukuran bintik tersebut (yang aslinya adalah badai raksasa super kuat) semakin menyusut dan mengecil dari tahun ke tahun. Dalam 100 tahun, diprediksi badai tersebut sudah akan berakhir. Sains memang bukanlah hal yang mutlak, tetapi bisa berubah dan dikoreksi.

Fakta kedua berasal dari planet paling cantik di tata surya dan si Dewa Perang. Siapa lagi kalo bukan Saturnus yang senantiasa membawa cincinnya dan Mars yang merah. Tapi taukah kalian kalo cincin Saturnus akan lenyap? Ya, akan lenyap seperti Great Red Spot Jupiter. Dalam waktu 100 juta tahun kemungkinan besar hal ini akan terjadi nantinya.



Hmm.. jika kita melihat dari struktur cincin tersebut, memang tersusun dari batuan dan kristal es. Telah diobservasi bahwa materi tersebut perlahan lahan tertarik oleh gravitasi Saturnus, dan kemudian akan hilang dalam waktu yang sangat lama.

Sementara itu, suatu hari nanti Mars lah yang akan menjadi planet bercincin lainnya di tata surya. Hal ini diketahui bahwa satelit Mars, Phobos, yang tahun demi tahun semakin mendekati Mars dan jika melewati batas Limit Rochenya, akan hancur berkeping keping dan puing - puing kehancurannya tersebut akan mengorbit menjadi sebuah cincin.

Fakta ketiga adalah hal yang paling umum sekarang. Kita semua pasti tau jika Bumi dan planet - planet lainnya pastilah berputar mengelilingi Matahari. Tetapi, bagaimana jika ane katakan hal itu belum sepenuhnya tepat? Tenang aja, ane masih sepaham kok ama Heliosentris Copernicus. Jadi gini, sebenarnya.. planet - planet itu dan Matahari masing - masing mengorbit pusat massa mereka. Begini mulustrasinya..

Nah, pusat massa (Barisenter) ini selalu ada akibat gaya gravitasi kedua benda langit tersebut. "Tetapi, mengapa seolah - olah kita mengorbit Matahari?" Karena pusat massa kedua benda akan cenderung lebih dekat ke benda yang memiliki massa terbesar, dalam hal ini Mataharilah yang memilikinya. Sehingga, pusat massa planet termasuk Bumi akan berada dekat dengan Matahari. Konsep ini juga berlaku untuk sistem bintang lainnya di luar sana. Tidak salah sebenarnya, tetapi hanya kurang tepat.

Fakta keempat juga unik nih.. tau gak sih kalau ada banyak sekali planet - planet di luar orbit Neptunus yang masih jadi anggota tata surya kita? Tetapi, planet - planet tersebut tergolong planet kerdil seperti ukurannya. Pluto contohnya, ada juga yang lebih besar dari Pluto yang baru - baru ini ditemukan di jarak 120 AU yang dijuluki 'Farout'.

Planet - planet kerdil tersebut biasanya dan umumnya berada di orbit yang jauh sekali dan banyak yang berada di sekitar sabuk kuiper. Planet kerdil merupakan sisa - sisa pembentukan tata surya yang masih bisa menyatu membentuk sebuah benda yang lebih kecil dari planet pada umumnya. Jika kita melihat jaraknya dari Matahari, pastilah planet kerdil di tata surya kita sangatlah dingin.

Fakta terakhir datang dari rajanya para planet dan dewanya, Jupiter. Taukah kalian kalo Jupiter itu sebenarnya adalah sebuah kegagalan dalam pembentukan bintang... ya, Jupiter dulunya hampir saja menjadi bintang kedua kita, tetapi karena massanya yang kurang, proses fusi termonuklir tidak jadi berjalan di intinya.

Jupiter bisa disebut sebagai katai cokelat. Kandungan hidrogen yang begitu tinggi pada Jupiter bisa dijadikan salah satu pendapat mengenai hal tersebut.