Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Tak Punya Rumah Lagi, 33.316 Korban Tsunami Masih di Pengungsian
Tak Punya Rumah Lagi, 33.316 Korban Tsunami Masih di Pengungsian* Tak Punya Rumah Lagi, 33.316 Korban Tsunami Masih di PengungsianTak Punya Rumah Lagi, 33.316 Korban Tsunami Masih di PengungsianTak Punya Rumah Lagi, 33.316 Korban Tsunami Masih di Pengungsian

Okezone
2018/12/31 08:18

BANTEN - Sebanyak 33.316 warga pesisir Pandeglang korban bencana tsunami yang menerjang Perairan Selat Sunda, Sabtu (22/12) hingga kini masih bertahan di pengungsian.

"Semua korban tsunami itu belum kembali ke rumah masing-masing," kata Ketua Koordinator Tanggap Darurat Bencana Tsunami Pandeglang, Letkol Fitriana Nur Heru di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Provinsi Banten, Senin (31/12/2018).

Meski pascabencana tsunami di Pandeglang sudah delapan hari terakhir, namun kondisi pengungsi masih tetap bertahan. Pengungsi tersebar di Kecamatan Labuan, Carita, Menes, Jiput, Sukaresmi, Pagelaran, Angsana, Panimbang, Cigeulis dan Sumur.

Masyarakat yang mengungsi itu umumnya dengan alasan merasa ketakutan akan adanya bencana tsunami susulan. Apalagi, kata dia, aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau masih aktif mengeluarkan erupsi.

"Kami minta warga tetap tinggal di pengungsian sambil menunggu normalnya aktivitas Anak Krakatau," katanya.
Sangsang, warga Desa Teluk Kecamatan Labuan,Pandeglang mengatakan dirinya hingga kini masih tinggal di pengungsian yang lokasinya menempati mushala Kantor Kecamatan Labuan.

Ia bersama ratusan warga lainnya tidak berani kembali ke rumah, karena belum ada kepastian pengumuman maupun perintah dari pemerintah maupun koordinator tanggap darurat derah untuk kembali ke rumah.

Selain itu, penyebab tsunami dari Anak Krakatau masih mengeluarkan erupsi letusan, hembusan hingga tremor.
"Kami berani kembali ke rumah setelah adanya jaminan keamanan dari instansi terkait atau pemerintah daerah," ujarnya.

Nurhayati, warga Desa Cigodang, Labuan Kabupaten Pandeglang mengaku dirinya bingung karena kondisi rumahnya rata dengan tanah akibat diterjang tsunami.

Apabila, pengungsi diperintahkan kembali ke rumah, ia bersama empat anak bingung harus menghuni kemana. Sebab, bangunan rumah dan perabotan rumah tangga hancur. Pilihannya, adalah kemungkinan tinggal dengan keluarga yang selamat dari bencana tsunami.
"Kami berharap pemerintah bisa membangun kembali rumahnya itu," kata Nurhayati yang mengungsi di GOR Futsal Labuan.
(wal)

++++

5 Fakta Menarik Tentang Tsunami, Kecepatannya Mengalahkan Pesawat Jet*
Senin, 31 Desember 2018 04:39

BANGKAPOS.COM - Tsunami bukan lagi bencana asing bagi Indonesia.
Terutama setelah tsunami Aceh tahun 2004.
Meski demikian, beberapa kejadian tsunami di Indonesia tetap mengakibatkan kerugian baik dari korban jiwa maupun infrastruktur.
Hal tersebut salah satunya terjadi karena masyarakat belum banyak yang mengetahui apa itu gelombang tsunami.

Dilansir dari National Geographic Indonesia, berikut lima fakta tentang tsunami yang perlu diketahui:

1. Gelombang pertama bukan yang paling kuat
Tsunami juga dikenal dengan sebutan 'kereta gelombang' karena bisa datang beberapa kali.

Biasanya gelombang pertama tsunami bukanlah yang paling merusak.
Gelombang ke-5 atau ke-6 lah yang paling kuat yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan banyak wilayah.

2. Wilayah kerusakan

Tsunami dapat merusak wilayah yang berjarak sekitar radius 250 mil dari pusat tsunami dan biasanya terjadi dalam waktu 30 menit.

Jika para penduduk yang berada di pesisir pantai merasakan ada gempa, itu merupakan sebuah peringatan dari potensi terjadinya tsunami untuk segera pergi ke daerah yang lebih tinggi.

3. Kecepatannya melampaui pesawat jet

Kecepatan tsunami dapat mencapai 600 mil per jam yang artinya sama dengan kecepatan sebuah pesawat jet.
Padahal, gelombang air normalnya hanya sekitar 2 sampai 60 mil per jam.

4. Gelombang tsunami lebih rendah di laut dalam

Berbeda ketika menghantam daratan, di wilayah laut yang sangat dalam, gelombang tsunami tingginya hanya sekitar 1-3 kaki.
Bahkan, terkadang pelaut tidak tahu bahwa gelombang tersebut terjadi di bawah kapal mereka.

5. Tsunami dapat memusnahkan kehidupan di Bumi

Menurut beberapa ilmuwan, sekitar 3,5 miliar tahun lalu, ada serangan meteorit yang menimbulkan tsunami besar dan memusnahkan semua kehidupan di bumi.
Ada pula teori lain yang menyebutkan bahwa terjadi gelombang tsunamisetinggi 180 meter di Samudera Hindia akibat jatuhnya asteroid pada 4.800 juta tahun lalu.
Meski biasanya didahului gempa tektonik, nyatanya tidak semua tsunamiseperti itu.
Salah satunya ialah tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018 lalu.

PVMBG dan BMKG menyatakan bahwa letusan gunung berapi bawah laut, Gunung Anak Krakatau (GAK) sebagai penyebabnya.
Longsoran GAK yang masuk ke laut menimbulkan gelombang tsunamihingga ke Banten dan Lampung.

http://bangka.tribunnews.com/2018/12/31/ini-5-fakta-menarik-tentang-tsunami-kecepatannya-mengalahkan-pesawat-jet?page=all
++++
Pantes aja rumah2 pada hancur smua..kecepatan laju tsunami aja bs ngalahin kcepatan psawat jet..gimana koment agan2...
Diubah oleh mendoan76 31-12-2018 08:06
0
1.5K
11
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Tampilkan semua post
sukhoivsf22Avatar border
sukhoivsf22
#3
Quote:


itu yang ngungsi tidak semua rumahnya rusak gan,cuma masih takut dan memang ada himbauan menjauhi pantai karena krakatau masih aktif,masuk ke peta resiko bukan peta bencana.

1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.