- Beranda
- Stories from the Heart
LIMA BELAS MENIT
...
TS
gitartua24
LIMA BELAS MENIT


PROLOG
"Masa SMA adalah masa-masa yang paling ga bisa dilupakan." menurut sebagian orang. Atau paling engga gue anggepnya begitu. Di masa-masa itu gue belajar banyak tentang kehidupan mulai dari persahabatan, bandel-bandel ala remaja, cita-cita, masa depan, sampai menemukan pacar pertama dan terakhir?. Drama? mungkin. pake banget? bisa jadi.
Masa Sma bagi gue adalah tempat dimana gue membentuk jati diri. Terkadang gue bantuin temen yang lagi kena masalah dengan petuah-petuah sok bijak anak umur tujuh belas tahun. Gak jarang juga gue ngerasa labil sama sikap gue sendiri. mau gimana lagi, namanya juga anak muda. Kadang gue suka ketawa-ketawa sendiri dan mengamini betapa bodohnya gue saat itu.
Gue SMA di jaman yang namnya hp B*ackberry lagi booming-boomingnya. Di jaman itu juga yang namanya joget sapel-sapelan lagi hits. Mungkin kalo lo inget pernah masuk atau bahkan bikin squd sendiri terus launching jaket sambil jalan-jalan di mall mungkin lo bakal malu sendiri saat ada temen lo yang ngungkit-ngungkit masa itu. Gue sendiri paling kesel kalo adan orang petantang-petenteng dengan bangganya bilang kalu dia anggota salah satu squad sapel terkenal di ibu kota dan sekitarnya. Secara saat itu gue lebih suka nonton acara metal di Rossi Fatmawati. Playlist lagi gue juga ga jauh-jauh dari aliran metal, punk, hardcore. Mungkin itu yang ngebuat gue ga terlalu suka lagu EDM atau rap yang mumble. Atau bahkan lagu RnB yang sering ada di top 100 Joox dan Spotify. Yaaa meskipun gue sekarang lebih kompromi dengan dengerin lagu apa aja yang gue suka, ga mandang genre.
Oiya, nama gue Atreya xxxxx. Biasa dipanggil Treya, dengan tinggi 182 cm dan berat 75 kg (naik turun tergantung musim). Ganteng dan menawan? relatif. Nama gue mungkin aneh ntuk orang Indonesia. Tapi gue suka dengan nama ini. karena pada dasarnya gue emang gasuka segala sesuatu yang banyak orang lain suka. Gue anak kedua dari dua bersaudara. Gue lahir dan besar di Jakarta, lebih tepatnya Jakarta selatan. Ga tau kenapa ada pride lebih aja Jakarta selatan dibanding bagian Jakarta lainnya, meskipun gue tinggal di Bintaro, hehe. Bokap gue kerja di suatu kantor yang ngurusin seluruh bank yang ada di Indonesia. Meski kerja kantoran tapi bokap gue suka banget yang namanya musik. mungkin darah itu menurun ke gue. Nyokap gue seorang ibu rumah tangga yang ngerangkap jadi pebisnis kecil-kecilah dimana orderan paling ramenya dateng pas bulan puasa. mulai dari makanan kering sampe baju-baju. Kakak gue cewek beda empat tahun. Waktu gue masuk SMA berarti doi baru masuk kuliah. Kakak gue ini orangnya cantik pake banget gan. kembang sekolah gitu dah. Gue bahkan sampe empet kalo ada temen cowoknya yang sok-sok baikin gue.
Lo percaya dengan dunia pararel? Dunia dimana ada diri kita yang lain ngelakuin sesuatu yang beda sama apa yang kita lakuin sekarang. Misalnya lo ada di dua pilihan, dan lo milih pilihan pertama. Untuk beberapa lama setelah lo ngejalanan pilihan lo mungkin lo bakal mukir ""Gue lagi ngapain yaa sekarang kalo milih pilihan yang kedua. mungkin gue lebih bahagi. Atau mungkin lebih sedih." Hal itulah yang ngebuat gue bikin cerita ini.
Ditahun itu gue baru masuk salah satu SMA di Jakarta selatan. Disaat itu juga cerita gue dimulai
INDEX
Part 1 - MOS day
Part 2 - Perkenalan
Part 3 - Peraturan Sekolah
Part 4 - Balik Bareng
Part 5 - Masih MOS Day
part 6 - Terakhir MOS Day
Part 7 - Hujan
Part 8 - Pertemuan
Part 9 - Debat Penting Ga Penting
Part 10 - Atas Nama solidaritas
Part 11 - Rutinitas
Part 12 - Om Galih & Jombang
Part 13 - Gara Gara Cukur Rambut
Part 14 - Rossi Bukan Pembalap
Part 15 - Bertemu Masa Lalu
Part 16 - Menghibur Hati
Part 17 - Ga Makan Ga Minum
Part 18 - SOTR
Part 19 - Tubirmania
Part 20 - Bukber
Part 21 - Masih Bukber
Part 22 - Wakil Ketua Kelas & Wacana
Part 23 - Latihan
Part 24 - The Rock Show
Part 25 - After Show
Part 26 - Anak Kuliahan
Part 27 - Malam Minggu Hacep
Part 28 - Aneh
Part 29 - Kejutan
Part 30 - Dibawah Sinar Warna Warni
Part 31 - Perasaan
Part 32 - Sela & Ramon
Part 33 - HUT
Part 34 - Masuk Angin
part 35 - Kunjungan
Part 36 - Wacana Rico
Part 37 - Atletik
Part 38 - Pengganggu
Part 39 - Nasib jadi Adek
Part 40 - Boys Talk
Part 41 - Taurus
Part 42 - Klise
Part 43 - Eksistensi
Part 44 - Utas VS Aud
Part 45 - Naik Kelas
Part 46 - XI IPA 1
Part 47 - Yang Baru
Part 48 - Lo Pacaran Sama Putri?
Part 49 - Sok Dewasa
Part 50 - Masih Sok Dewasa
Part 51 - Salah Langkah
Part 52 - Penyesalan
Part 53 - Bubur
Part 54 - Bikin Drama
Part 55 - Latihan Drama
Part 56 - Pertunjukan Drama
Part 57 - Coba-Coba
Part 58 - Greet
Part 59 - Sparing
Part 60 - Sedikit Lebih Mengenal
Part 61 - Hal Tidak Terduga
Part 62 - Hal Tidak Terduga Lainnya
Part 63 - Ngedate
Part 64 - Berita Dari Kawan
Part 65 : Second Chance
Part 66 - Maaf Antiklimaks
Part 67 - Bikin Film
Part 68 - Sudden Date
Part 69 - Masih Sudden Date (Lanjut Gak?)
Part 70 - Kok Jadi Gini
Part 71 - Sedikit Penjelasan
Part 72 - Sehari Bersama Manda
Part 73 - Masak Bersama Manda
Part 74 - Malam Bersama Manda
Part 75 - Otw Puncak
Part 76 - Villa & Kebun Teh
Part 77 - Malam Di Puncak
Part 78 - Hari Kedua & Obrolan Malam
Part 79 - Malam Tahun Baru
Part 80 - Shifting
Part 81 - Unclick
Part 82 - Gak Tau Mau Kasih Judul Apa
Part 83 - 17
Part 84 - Hari Yang Aneh
Part 85 - Pertanda Apa
Part 86 - Ups
Part 87 - Menjelang Perpisahan
Part 88 - Cerita Di Bandung
Part 89 - Obrolan Pagi Hari & Pulang
Part 90 - Awal Baru
Part 91 - Agit
Part 92 - Tentang Sahabat
Part 93 - Keberuntungan Atau Kesialan
Part 94 - Memulai Kembali
Part 95 - Belum Ingin Berakhir
Part 96 - Makan Malam
Part 97 - Rutinitas Lama
Part 98 - Sekedar Teman
Part 99 - Bukan Siapa-Siapa
Part 100 - Seperti Dulu
Part 101 - Kue Kering
Part 102 - Perusak Suasana
Part 103 - Cerita Di Warung Pecel
Part 104 - Konfrontasi
Part 105 - Tragedi Puisi
Part 106 - Gak Sengaja Jadian
Part 107 - Day 1
Part 108 - Mengerti
Part 109 - Sisi Lain
Part 110 - Cemburu
Part 111- Cemburu Lagi
Part 112 - Cerita Akhir Tahun
Part 113 - Ketemu Lagi
Part 114 - Malam Panjang
Part 115 - Malam Masih Panjang
Part 116 - Malam Berakhir
Part 117 - Mereka Bertemu
Part 118 - rekonsiliasi
Part 119 - Bicara Masa Depan
Part 120 - Langkah
Part 121 - UN
Part 122 - Pilox & Spidol
Part 123 - Menjelang Prom
Part 124 - Malam Perpisahan
Part 125 - Sebuah Akhir Untuk Awal Baru (TAMAT)
Epilog - Untuk Perempuan Yang Sempat Singgah Di Hati
Terima Kasih, Maaf, & Pengumuman
Special Part : Gadis Manis & Bocah Laki-Laki Di Kursi Depan
MULUSTRASI
Diubah oleh gitartua24 25-04-2022 01:17
JabLai cOY dan 122 lainnya memberi reputasi
119
197.8K
1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
gitartua24
#74
Part 16 - Menghibur Hati
"Kalo lo gamau cerita gapapa kok put..."
gue masih duduk dihadapan putri di area 51. nunggu putri yang sepertinya mau cerita tapi masih bimbang. pertemuannya dengan yang katanya adalah 'mantannya' ngerubah suasana yang dari awal gue bangun buat seneng-seneng sama putri jadi akward.
jujur, gue ga tau apa yang harus gue lakuin. mau maksa putri buat cerita gue yakin itu adalah hal berat yang pengen dia lupain. disisi lain gue juga penasaran. pengen ngasih solusi, gue ga yakin kalau yang dibutuhin putri sekarang adalah sebuah solusi buat berdamai dengan masa lalunya. lagian gue juga ga punya pengalaman tentang masalah pacar-pacaran.
"intinya dia lebih milih cewek itu dari pada gue." kata putri dengan suara bergetar. seharusnya gue ga harus tau masalah ini. seharusnya gue diem aja dari awal. tapi perasaan gue bilang kalau harus bikin putri ketawa lagi.
"lo belom bisa move on?" tanya gue yang ga seharusnya.
"move itu harus ada tujuannya tre, kalau move on ga ada tujuannya sama aja muter-muter ditempat yang sama. sebenernya gue udah nemuin tujuan buat move on, tapi gatau kenapa pas ketemu sama dia lagi gue kaya kelempar balik ke masa lalu."
ngedenger penjelasan putri, ada rasa berharap kalau tujuan dia selanjutnya adalah gue. tapi gue masih belum yakin sama yang namanya cinta. gue ngerasa diri gue terlalu naif kalau melakukan sesuatu yang lebih ke putri.
"itu artinya lo belom bisa berdamai sama masa lalu lo." kata gue ngasal. entah dari mana gue kepikiran itu kata-kata.
"maksud lo tre?" gara-gara perkataan gue barusan gue harus mikirin kata-kata motivasi selanjutnya
"waktu masih kecil temen gue pernah ngerusakin megazord kesayangan gue...." denger omongan gue barusan putri langsung ketawa kecil.
"gue gabisa bayangin kalo lo sekarang masih mainan robot-robotan, haha."
"dengerin dulu napa put
" gue kembali nerusin omongan gue. "temen gue minta maaf sampe-sampe bawa orang tuanya ketemu sama orang tua gue. tapi yaa namanya masih anak-anak gue tetep masah sama tuh orang. padahal megazord gue udah dibenerin dan dibeliin robot-robotan yan baru sama bokap gue. bahkan waktu smp kelas satu gue masih marah sama dia."
"terus?" tanya putri antusias.
"yaaa agak kelewatan juga sih gue ngambeknya. tapi terakhir kita ketemu gue sama dia malah ketawa-ketawa nginget gue pernah marah gara-gara megazord gue rusak."
"berarti gue harus bisa ketawa-ketawa lagi gitu bareng dia?"
"ga gitu juga putri...
maksud gue lo akan tau kalo banyak hal yang bermanfaat yang bisa lo lakuin dari pada masih marah sama seseorang tertentu." kata gue makin ngelantur. tapi seengaknya gue udah bisa bikin putri senyum lagi.
"udah yuk ah dari pada ga jelas gini mending main t*mezon yuk." ajak gue ke putri. gayakin juga sih namanya t*mezone apa f*nworld. pokoknya tempat mainan lah
"ayuk
" putri langsung bangun dari tempat duduknya dan ngikutin jalan disebelah gue.
sampe di tempat mainan gue langsung menukarkan sejumlah nominal buat dijadiin kredit buat main game. setelah itu kita langsung mutusin buat main tembak-tembakan. bukan tembak perasaan ya gan
kita main yang 2 player. keliatan banget putri udah ga murung lagi.
tapi belom selesai di stage satu kita langsung kalah. enggak. sebenernya putri doang yang kalah. nyawa gue masih ada dua lagi. tapi karena putri udah gabisa main lagi dia nyuruh gue bunuh diri
padahal udah gue suruh gesek lagi kartunya biar dia bisa main lagi.
"itu tinggal gesek lagi put kartunya biar bisa continue.." kata gue yang masih fokus sama layar.
"ganti game tre, ga seru." padahal emang dianya yang gabisa main
"bentar ini nanggung, masih dua nyawa lagi."
"bunuh diri aja."
"sayang put...."
"yaudah mana sini kartunya, gue main yang lain
"
mau gamau gue tinggalin tuh game dan pindah ke permainan lain. kita jalan ke permainan basket dan mainin tuh game. awalnya gue minta putri biar main sendiri-sendiri. tapi dia tetep maksa buat main berdua. akhirnya kita selesai cuma sampe ronde dua karena kebanyakan bercanda
putri yang kesel karena nembak keseringan ga masuk dan gue yang ketawa-tawa ngeliat putri kesel.
"payah lo tre, katanya anak basket." ledek putri ke gue.
"yeee yang ngeelempar ga masuk-masuk siapa?"
"lo juga pake ketawa-tawa."
"mau main basket lagi?" tanya gue.
"lo aja dulu sendiri, masih capek gue" kata putri ngosngosan. "kalo lo bisa nglewatin rekor hebat." tantang putri ke gue.
"hebat doang buat apaan."
"nanti gue traktir h*phop deh."
"bener lo ya?"
"coba aja dulu."
karena merasa tertantang akhirnya gue jabanin taruhannya putri. dan akhirnya? gue berhasil ngelewatin rekor yang ada dengan skor tipis. meskipun harus dibayar oleh tangan gue yang pegel. tapi ngeliat gue bisa ngelewatin rekor putri keliatan seneng banget. putri sampe tepuk tangan kegirangan dan diliatin orang yang main disebelah kita.
"kenapa lo yang seneng? kan gue yang main." kata gue yang sekarang ngos-ngosan.
"tetep aja kalo ga gue liatin ga mungkin bisa ngelewatin rekor
." apa urusannya coba
"masih ada sisa lumayan nih saldonya, mau main apa lagi?"
"main itu aja tuh..." nunjuk hocky meja. "gue belom pernah kalah loh lawan ade gue."
"yaiya lah jelas lawannya masih kecil. belom bernah lawan yang sepantaran kan lo?"
"coba aja kalo bisa kalahin gue." tantangnya lagi.
dan akhirnya gue menang dua pertandingan dengan skor telak
putri keliatan kesel banget dan ga terima atas kekalahannya. tapi itu justru ngebuat gue ketawa dan bikin dia makin kesel.
"lo curang tre
"
"loh curang kenapa? emang gue jago
"
"lo curang karena mainnya kejagoan
"
"yaudah yuk main yang lain."
"enggak
"
"masih penasaran?"
"lo kasih gue lima angka dulu...."
"ga bisa gitu lah...."
"kenapa? lo takut?"
lagi-lagi karena merasa tertantang gue iyain kemauan putri. dan lagi-lagi gue menang dengan skor 6-5
. dengan sisa-sisa kekalahan putri yang masih belom bisa dia terima dan menuding gue curang
kita ngabisin sisa saldo dengan main permainan jatohin bola ke lobang. tau kan gan yang nanti ngeluarin tiket sesuai angka yang ada di lobang.
kita main tuh game hebok banget. sebenenrnya sih putri yang paling heboh. gue lagi-lagi cuma bisa ketawa ngeliat tingkah laku putri yang kaya anak kecil. apa lagi waktu kita dapet jackpot. putri tereak-tereak sambil mukulin gue
selesai capek main kita lanjut jalan lagi muterin mall yang kedua kalinya. gue sampe lupa kalo sebenernya putri kesini lagi nyari barang yang gue ga tau sampe sekarang.
"lo sebenernya nyari apaan sih put?"
"sebenernya ga nyari apa-apa sih, hehe.." kata dia sambil nyengir kuda.
"yeee tau gitu gue tidur dirumah."
"dih gitu, tapi seneng kan jalan sama gue?
" goda putri.
"seneng sih
" kata gue gabisa boong.
kita berdua lagi jalan ngelewati toko pakaian yang juga ngejual pernak pernik. akhirnya dari pada ga beli apa-apa akhirnya gue mutusin beli sesuatu buat putri.
"put ikut gue bentar." kata gue sambil narik tangannya putri.
"mau kemana tre?"
"udah ikut aja dulu."
kita langsung masuk ke toko tersebut dan langsung ngeliat gelang-gelang yang ada.
"dari pada ga beli apa-apa." kata gue sambil ngambil salah satu gelang tersebut.
"belinya yang samaan ya tre
" gue cuma bales senyum.
akhirnya gue taro lagi gelang yang gue pilih sebelumnya dan ngambil dua gelang baru yang samaan. setelah itu langsung bayar ke kasir. gue langsung kasih tuh gelang ke putri waktu kita diluar toko. putri cuma ngeliatin gue sambil senyum-senyum.
"pakein
" katanya manja.
setelah makein gelangnya ke putri dan gue make gelang gue sindiri, kita jalan jalan lagi ke area 51 karena putri janji mau nraktir gue. meskipun akhirnya kita bayar sendiri-sendiri karena gue juga lupa
kita bedua langsung duduk dibangku kosong yang ada diluar.
dan lagi-lagi kita ngobrol banyak disitu. lagi enak-enak ngobrol ada suara cewek yang paling ga gue harepin muncul dihadapan gue sekarang.
"wayolo, ketaukan kan jalan berdua bareng cewek." kata kak vio yang tiba-tiba ada disebelah gue. ampun dah
"apaan sih kak gangguin aja
" eh dia malah duduk dibangku kosong yang ada dimeja kita.
"eh, siapa nih, kok lo ga pernah cerita sama gue tre?" tanya kak vio sambil godain gue.
"aku putri kak
" kata putri sambil salaman sama kaka gue.
"kenalin, aku vio kakaknya treya..."
"kamu kok cantik banget sih, pacarnya treya? kok mau sama dia?"
"Apaan sih curut, temenan doang kok..." omel gue.
"jangan boong lo, kamu pacarnya treya kan put?"
"cuman temen kok kak
"
"tapi kamu cantik kok, cocok sama treya. pantesan waktu mos treya bela-belain berangkan naik bis
"
"cantikan kakak kok
"
"oiya, baru pertama kalo loh treya ngajak jalan cewek
" sambil melet ke gue waktu gue tendang kakinya.
"kak, cabut deh lo sana buaruan."
"apaan sih nendang-nendang
eh put aku cabut duluan ya, gaenak ditungguin temen. kapan kapan main kerumah yaa
"
"iya kak
"
akhirnya setelah penganggu dateng dan ngebuat suasana jadi akward, gue nganterin putri balik setelah ngobrolin kakak gue karena hari udah mulai sore.
"Kalo lo gamau cerita gapapa kok put..."
gue masih duduk dihadapan putri di area 51. nunggu putri yang sepertinya mau cerita tapi masih bimbang. pertemuannya dengan yang katanya adalah 'mantannya' ngerubah suasana yang dari awal gue bangun buat seneng-seneng sama putri jadi akward.
jujur, gue ga tau apa yang harus gue lakuin. mau maksa putri buat cerita gue yakin itu adalah hal berat yang pengen dia lupain. disisi lain gue juga penasaran. pengen ngasih solusi, gue ga yakin kalau yang dibutuhin putri sekarang adalah sebuah solusi buat berdamai dengan masa lalunya. lagian gue juga ga punya pengalaman tentang masalah pacar-pacaran.
"intinya dia lebih milih cewek itu dari pada gue." kata putri dengan suara bergetar. seharusnya gue ga harus tau masalah ini. seharusnya gue diem aja dari awal. tapi perasaan gue bilang kalau harus bikin putri ketawa lagi.
"lo belom bisa move on?" tanya gue yang ga seharusnya.
"move itu harus ada tujuannya tre, kalau move on ga ada tujuannya sama aja muter-muter ditempat yang sama. sebenernya gue udah nemuin tujuan buat move on, tapi gatau kenapa pas ketemu sama dia lagi gue kaya kelempar balik ke masa lalu."
ngedenger penjelasan putri, ada rasa berharap kalau tujuan dia selanjutnya adalah gue. tapi gue masih belum yakin sama yang namanya cinta. gue ngerasa diri gue terlalu naif kalau melakukan sesuatu yang lebih ke putri.
"itu artinya lo belom bisa berdamai sama masa lalu lo." kata gue ngasal. entah dari mana gue kepikiran itu kata-kata.
"maksud lo tre?" gara-gara perkataan gue barusan gue harus mikirin kata-kata motivasi selanjutnya
"waktu masih kecil temen gue pernah ngerusakin megazord kesayangan gue...." denger omongan gue barusan putri langsung ketawa kecil.
"gue gabisa bayangin kalo lo sekarang masih mainan robot-robotan, haha."
"dengerin dulu napa put
" gue kembali nerusin omongan gue. "temen gue minta maaf sampe-sampe bawa orang tuanya ketemu sama orang tua gue. tapi yaa namanya masih anak-anak gue tetep masah sama tuh orang. padahal megazord gue udah dibenerin dan dibeliin robot-robotan yan baru sama bokap gue. bahkan waktu smp kelas satu gue masih marah sama dia.""terus?" tanya putri antusias.
"yaaa agak kelewatan juga sih gue ngambeknya. tapi terakhir kita ketemu gue sama dia malah ketawa-ketawa nginget gue pernah marah gara-gara megazord gue rusak."
"berarti gue harus bisa ketawa-ketawa lagi gitu bareng dia?"
"ga gitu juga putri...
maksud gue lo akan tau kalo banyak hal yang bermanfaat yang bisa lo lakuin dari pada masih marah sama seseorang tertentu." kata gue makin ngelantur. tapi seengaknya gue udah bisa bikin putri senyum lagi."udah yuk ah dari pada ga jelas gini mending main t*mezon yuk." ajak gue ke putri. gayakin juga sih namanya t*mezone apa f*nworld. pokoknya tempat mainan lah
"ayuk
" putri langsung bangun dari tempat duduknya dan ngikutin jalan disebelah gue.sampe di tempat mainan gue langsung menukarkan sejumlah nominal buat dijadiin kredit buat main game. setelah itu kita langsung mutusin buat main tembak-tembakan. bukan tembak perasaan ya gan
kita main yang 2 player. keliatan banget putri udah ga murung lagi.tapi belom selesai di stage satu kita langsung kalah. enggak. sebenernya putri doang yang kalah. nyawa gue masih ada dua lagi. tapi karena putri udah gabisa main lagi dia nyuruh gue bunuh diri
padahal udah gue suruh gesek lagi kartunya biar dia bisa main lagi."itu tinggal gesek lagi put kartunya biar bisa continue.." kata gue yang masih fokus sama layar.
"ganti game tre, ga seru." padahal emang dianya yang gabisa main
"bentar ini nanggung, masih dua nyawa lagi."
"bunuh diri aja."
"sayang put...."
"yaudah mana sini kartunya, gue main yang lain
"mau gamau gue tinggalin tuh game dan pindah ke permainan lain. kita jalan ke permainan basket dan mainin tuh game. awalnya gue minta putri biar main sendiri-sendiri. tapi dia tetep maksa buat main berdua. akhirnya kita selesai cuma sampe ronde dua karena kebanyakan bercanda
putri yang kesel karena nembak keseringan ga masuk dan gue yang ketawa-tawa ngeliat putri kesel."payah lo tre, katanya anak basket." ledek putri ke gue.
"yeee yang ngeelempar ga masuk-masuk siapa?"
"lo juga pake ketawa-tawa."
"mau main basket lagi?" tanya gue.
"lo aja dulu sendiri, masih capek gue" kata putri ngosngosan. "kalo lo bisa nglewatin rekor hebat." tantang putri ke gue.
"hebat doang buat apaan."
"nanti gue traktir h*phop deh."
"bener lo ya?"
"coba aja dulu."
karena merasa tertantang akhirnya gue jabanin taruhannya putri. dan akhirnya? gue berhasil ngelewatin rekor yang ada dengan skor tipis. meskipun harus dibayar oleh tangan gue yang pegel. tapi ngeliat gue bisa ngelewatin rekor putri keliatan seneng banget. putri sampe tepuk tangan kegirangan dan diliatin orang yang main disebelah kita.
"kenapa lo yang seneng? kan gue yang main." kata gue yang sekarang ngos-ngosan.
"tetep aja kalo ga gue liatin ga mungkin bisa ngelewatin rekor
." apa urusannya coba
"masih ada sisa lumayan nih saldonya, mau main apa lagi?"
"main itu aja tuh..." nunjuk hocky meja. "gue belom pernah kalah loh lawan ade gue."
"yaiya lah jelas lawannya masih kecil. belom bernah lawan yang sepantaran kan lo?"
"coba aja kalo bisa kalahin gue." tantangnya lagi.
dan akhirnya gue menang dua pertandingan dengan skor telak
putri keliatan kesel banget dan ga terima atas kekalahannya. tapi itu justru ngebuat gue ketawa dan bikin dia makin kesel."lo curang tre
""loh curang kenapa? emang gue jago
""lo curang karena mainnya kejagoan
""yaudah yuk main yang lain."
"enggak
""masih penasaran?"
"lo kasih gue lima angka dulu...."
"ga bisa gitu lah...."
"kenapa? lo takut?"
lagi-lagi karena merasa tertantang gue iyain kemauan putri. dan lagi-lagi gue menang dengan skor 6-5
. dengan sisa-sisa kekalahan putri yang masih belom bisa dia terima dan menuding gue curang
kita ngabisin sisa saldo dengan main permainan jatohin bola ke lobang. tau kan gan yang nanti ngeluarin tiket sesuai angka yang ada di lobang.kita main tuh game hebok banget. sebenenrnya sih putri yang paling heboh. gue lagi-lagi cuma bisa ketawa ngeliat tingkah laku putri yang kaya anak kecil. apa lagi waktu kita dapet jackpot. putri tereak-tereak sambil mukulin gue
selesai capek main kita lanjut jalan lagi muterin mall yang kedua kalinya. gue sampe lupa kalo sebenernya putri kesini lagi nyari barang yang gue ga tau sampe sekarang.
"lo sebenernya nyari apaan sih put?"
"sebenernya ga nyari apa-apa sih, hehe.." kata dia sambil nyengir kuda.
"yeee tau gitu gue tidur dirumah."
"dih gitu, tapi seneng kan jalan sama gue?
" goda putri."seneng sih
" kata gue gabisa boong.kita berdua lagi jalan ngelewati toko pakaian yang juga ngejual pernak pernik. akhirnya dari pada ga beli apa-apa akhirnya gue mutusin beli sesuatu buat putri.
"put ikut gue bentar." kata gue sambil narik tangannya putri.
"mau kemana tre?"
"udah ikut aja dulu."
kita langsung masuk ke toko tersebut dan langsung ngeliat gelang-gelang yang ada.
"dari pada ga beli apa-apa." kata gue sambil ngambil salah satu gelang tersebut.
"belinya yang samaan ya tre
" gue cuma bales senyum. akhirnya gue taro lagi gelang yang gue pilih sebelumnya dan ngambil dua gelang baru yang samaan. setelah itu langsung bayar ke kasir. gue langsung kasih tuh gelang ke putri waktu kita diluar toko. putri cuma ngeliatin gue sambil senyum-senyum.
"pakein
" katanya manja.setelah makein gelangnya ke putri dan gue make gelang gue sindiri, kita jalan jalan lagi ke area 51 karena putri janji mau nraktir gue. meskipun akhirnya kita bayar sendiri-sendiri karena gue juga lupa
kita bedua langsung duduk dibangku kosong yang ada diluar.dan lagi-lagi kita ngobrol banyak disitu. lagi enak-enak ngobrol ada suara cewek yang paling ga gue harepin muncul dihadapan gue sekarang.
"wayolo, ketaukan kan jalan berdua bareng cewek." kata kak vio yang tiba-tiba ada disebelah gue. ampun dah
"apaan sih kak gangguin aja
" eh dia malah duduk dibangku kosong yang ada dimeja kita."eh, siapa nih, kok lo ga pernah cerita sama gue tre?" tanya kak vio sambil godain gue.
"aku putri kak
" kata putri sambil salaman sama kaka gue."kenalin, aku vio kakaknya treya..."
"kamu kok cantik banget sih, pacarnya treya? kok mau sama dia?""Apaan sih curut, temenan doang kok..." omel gue.
"jangan boong lo, kamu pacarnya treya kan put?"
"cuman temen kok kak
""tapi kamu cantik kok, cocok sama treya. pantesan waktu mos treya bela-belain berangkan naik bis
""cantikan kakak kok
""oiya, baru pertama kalo loh treya ngajak jalan cewek
" sambil melet ke gue waktu gue tendang kakinya."kak, cabut deh lo sana buaruan."
"apaan sih nendang-nendang
eh put aku cabut duluan ya, gaenak ditungguin temen. kapan kapan main kerumah yaa
""iya kak
"akhirnya setelah penganggu dateng dan ngebuat suasana jadi akward, gue nganterin putri balik setelah ngobrolin kakak gue karena hari udah mulai sore.
mmuji1575 dan 20 lainnya memberi reputasi
21