Kehilangan Adam berbeda rasanya dengan kehilangan Didit. Saat ini gw merasa rapuh. Gw kehilangan banyak sosok dalam satu manusia. Sahabat, saudara, motivator, cheer leader, penghibur sampai tukang ojek pribadi. Berulang kali gw sms, dari nada manis seperti "Dam...kemana aja sih?ga kangen lu?," sampai nada penuh caci maki datang bulan, "woy Oneng, salah gw apa,bangke?? I don't deserve this!! You treat me like shit, you owe me a fu*king long explanation!!!,"..dan semua ga berbalas. Telpon? I did it. Tapi mbak-mbak operator bilang nomornya sedang sibuk,cobalah beberapa saat lagi. Damn you,Adam!!

Siang ini, gw berharap ketemu si Spongebob ini. Iya, karena gw ada sesi dengan Pak Ronald. So far gawe gw enak-enak aja, ngobrol dua jam, dibayar pula. Beliau hanya butuh melancarkan, basicnya sudah ada. Tapi ini dosen agaknya rada kasih sinyal kurang profesional sebagai murid. Kadang doi ngide lokasi diubah ke resto saat makan malam, or di bioskop saat weekend. Dan gw kapok menuruti maunya, karena ga lebih dari modus aja. Seperti siang ini, setelah gw duduk rapi di selasar kantornya, dia menghubungi minta ganti jadwal Sabtu ini ke pantai.

Dengan wajah ditekuk, gw melangkah meninggalkan selasaran ini. Hey...ini jadwal Adam di Lab. Gw bergegas menuju Lab, berharap sekali saja bisa bertemu. Sepertinya doa gw terkabul. Suara tawa Spongebobnya berderai-derai, sounds so happy. Gw hanya mengintip dari pintu yang sedikit terbuka.

Dia ada di sana, menemani seorang cewek jangkung berkacamata yang sedang fokus dengan beragam alat elektrik yang gw ga paham. They were talking as if the world were theirs. Si cewek kelihatan kagum banget saat Adam menjelaskan rangkaian ini itu apalah itu. Pikiran waras gw berbisik..ah tugas Asisten Lab ya begitu, Qylla. Lagipula kenapa juga kalau itu pacarnya. Gw cuma butuh penjelasan kenapa dia menghindari gw, not more or less. Should i wait outside?

"Cari siapa,mbak?", sebuah suara asing menyapa gw.
"Oh ini cari Pak Ronald," kata gw asal.
"Oh Pak Ronald bukan di lab sini ,mbak. Di ujung sana, tapi kayanya ga ada deh doi," jawab cowok di depan gw.
"Oh gitu...iya deh. Makasih,ya," jawab gw sambil berlalu.
"Woy,Dam..pacaran aja lu..." sapa cowok itu sambil masuk ke dalam lab. Gw berusaha mendengar jawaban Adam dengan menahan langkah gw sepelan mungkin (susaaaah bo'..gw ga bisa jalan lambaaat).
"Sirik aja lu..namanya masih anget," disusul tawa berderai Adam dan "iiih apaan sih," malu-malu nggilani si cewek.

Ok..fine...gw dikardusin, karena Adam mau fokus pacaran. Maybe..si cewek psycho abis, ga bolehin si cowok deket-deket sama makhluk berjenis kelamin perempuan. Biarin deh, gw janji ga bakal tuh hubungi dia lagi. Apa sih susahnya bilang begitu. Ga sopan banget bikin gw habisin waktu dan pulsa.

Baru melangkah sampai mushalla Teknik, Katana nyebelin itu muncul.
"Naik,La," again si Mr. Tukang Perintah.
Gw ga menuruti, hanya melirik tajam dan berjalan menjauh, mencari jalan pintas yang mobil ga bisa lalui. Yes...dia ga mengejar. Langkah gw menembus fakultas tengah sebelum akhirnya keluar dari selasaran Fakuktas hukum dan...

"Ngapain sih lu ngikutin gw?," kata gw marah saat pintu Katana itu dibuka tepat di depan muka gw.
"As I said..naik. ngomong bisa nanti," jawabnya dingin.
Gw yang masih ngos-ngosan hanya diam, ga juga bergerak.
"suka jadi tontonan?," jawabnya sambil memberi isyarat untuk naik. Huffft, gw benci mengakui kebenaran kalimatnya. Selasaran Hukum adalah tempat lalu lalang beraneka makasiswa karena letaknya yang sebagai penghubung ke arah Hukum, fisip, maupun gerbang ke arah Kampung Mahasiswa. Ok, you win. Gw dengan kejengkelan pangkat Jendral bintang lima naik ke angkutnnya ini.

"Hobi ya bikin susah diri sendiri," katanya masih dengan lirikan tajamnya.
"Gw yang susah, lu yang ribet," jawab gw judes.
"Ok..lu mau apa? Penjelasan?," tanyanya sambil fokus ke arah jalan.
"Bullshit..dari kemarin-kemarin ngemeng doank lu. Lagian gw sudah lihat sendiri di Lab," jawab gw.
"A promise is a promise. Gw jelasin, ga disini. Lu ada jadwal?",tanyanya.
"Ga...ini mau pulang karena Pak Ronald cancel," jawab gw.

Tanpa bicara mobil diarahkannya....entahlah..gw pun ga tau dibawa ke mana...