TS
ibliss666
Cerita dan Inspirasi Bisnis ini Perlu di Baca agar Agan Sista Makin Kaya
JIKA ADA PIHAK YANG TIDAK BERKENAN BISA PM SAYA YA




Jadi Bos itu Penting
Belajar untuk jadi Bos itu Perlu
Mulailah Dari Sini
Membaca Bersama Saya


Quote:
INDEX
Pengalaman bisnis Popok Kain
Think Big
Bisnis Melalui Instagram
Bisnis Hewan Qurban
Jas Hujan Muslimah
Kue
Mie Akhirat
Dasar Digital Marketing
Upgrade Bisnis dengan Coaching
Brand Identity
Branding Fast Changing Product
Pentingnya Tim
Strategi Bisnis Turun Temurun
Penyegaran Bisnis
Meningkatkan Daya Saing UKM
Sinergi Bisnis Online & Offline
Menentukan Bisnis dari DNA kita sendiri
Menjual Tanpa Bicara
Branding Wisata Indonesia
Zalfa Kosmetik
Menemukan Pelanggn, BUKAN pembeli
Billboard Jaman Sekarang
FOODTRUCK
Membangun Bisnis tanpa HUTANG
Marketing Plan
cairo food
5 syarat sukses bisnis online
Business Foundation
Pembukuan
Leads
Panen saat Lebaran
Perlakuan Terhadap Konsumen
Good to Read
Ghost Kitchen
Perjuangan NomiNomi dessert
Bisnis KESEHATAN
Warung Kopi
Baso Karawang
10 Modal Mental Entrepreneur
Rempah Indonesia
Bisnis Saat Corona
Flywheel BARU dalam Bisnis
Pengalaman jual CIRENG
Tentang Investasi
Quote:

Pada tahun 2015 mb novi (kalian g knal) datang berkunjung ke rumah saya dan melihat setumpuk popok kain yang merupakan sisa stok penjualan saya.
Saat itu saya adalah reseller kecil dari beberapa brand lokal dan brand china. Situasi pasar online di dunia popok sangat terasa dalam red ocean, dimana masing masing pemain saling membenturkan harga satu sama lain sekalipun itu brand lokal yang sebenarnya memiliki standart kualitas produk yang jauh lebih baik daripada brand china.
Nah momentum terjadi saat mb novi mengajak saya menjadi rekan bisnis dalam memasarkan popok dari hasil jahitan ibu mertuanya.
Saat melihat sample popok yang akan dipasarkan, seketika benak saya langsung menembak target menengah kebawah, dikarenakan kualitas bahan baku yang dipersepsikan pasar saat itu masih lebih rendah dibanding bahan baku dari beberapa brand pada umumnya.
Setelah beberapa waktu saya berproses menggali semua data, menentukan kompetitor dan lain lain. Kami mulai memasarkan produk ini (kami memberi nama Free) dengan sistem PO; sistem pemasaran pun ATM murni dari produsen lainnya.
Dan yang terjadi adalah dalam waktu 6 bulan sesudah launcing, produksi Free akhirnya harus off sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Masalahnya hanya satu satu nya tenaga produksi (yang tak lain ibu mertuanya) terkena serangan stroke.
Kami sama sekali tidak mempunyai Plan B karena miskin jaringan penjahit khususnya model halusan
Setelah 8 bulan berjalan akhirnya Free bisa bangkit kembali dengan berbekal evaluasi dari pengalaman sebelumnya, kami merombak semua manajemen yang kami lakukan, baik dr segi pemasaran dan produksinya.
Langkah pertama adalah menjaring data penjahit di sekitar tempat tinggal kami (radius sampai desa tetangga); hasil ternyata WOW, pengalaman kami mendapatkan 10 calon penjahit namun yang bisa dijadikan tim hanya 1-2 orang saja (kami memberikan contoh jahitan dan bahan dalam rupa potongan untuk dikerjakan sendiri dulu).
Di sisi lain saya yang bertanggung jawab dalam mendatangkan buyer, membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk merekrut tim marketing.

Singkatnya dalam kurun waktu 6 bulan (setelah momentum Free dibangkitkan), permintaan dari tim marketing cukup naik significant, namun disinilah akhirnya terkuak masalah masalah operation bisnis yang akhirnya membuat banjir bandang komplainan dari marketing.
Masalah masalah yang kami identifikasikan:
Quote:
1. Miskin jaringan di bidang penjahit hampir membuat kami frustasi.. Di wilayah trdekat kami memang banyak penjahit tp pengalaman menjahit popok kain sama sekali tidak ada.. Bisa dikatakan perjuangan kami dimulai dari nol..
2. Tidak ada standart bahan baku dan kompetensi tim produksi yang tidak seragam sehingga berpengaruh pada hasil jahitan yang bervariasi antar 1 penjahit dengan penjahit lainnya, terbukti dari komplain yang memberikan bukti foto ukuran popok yang tidak seragam.
3. Tidak ada kepercayaan dari supplyer. Kami mengawali biaya produksi mulai dari modal yang sangat minim, sehingga kami hanya mampu membeli bahan baku lewat distributor kain.
Disisi lain masing masing distributor memiliki suplay dari beberapa pabrik yang berbeda sehingga tidak ada standart bahan baku yang jelas.
4. Sistem produksi masih belum menemukan kesesuaian. Sehingga masih sering terjadi proses tumpang tindih akibat proses trial eror setiap saat bisa berganti.
2. Tidak ada standart bahan baku dan kompetensi tim produksi yang tidak seragam sehingga berpengaruh pada hasil jahitan yang bervariasi antar 1 penjahit dengan penjahit lainnya, terbukti dari komplain yang memberikan bukti foto ukuran popok yang tidak seragam.
3. Tidak ada kepercayaan dari supplyer. Kami mengawali biaya produksi mulai dari modal yang sangat minim, sehingga kami hanya mampu membeli bahan baku lewat distributor kain.
Disisi lain masing masing distributor memiliki suplay dari beberapa pabrik yang berbeda sehingga tidak ada standart bahan baku yang jelas.
4. Sistem produksi masih belum menemukan kesesuaian. Sehingga masih sering terjadi proses tumpang tindih akibat proses trial eror setiap saat bisa berganti.
Hasil dari kesalahan kesalahan diatas kami bayar mahal dengan cacian komplain tidak profesional dan ancaman pelaporan penipuan, karena kami mengirimkan popok ke buyer setelah h+3 minggu.
Antrian orderan marketing yang semakin mengular namun produksi tidak bisa mengejar dengan cepat.
Hal tersebut di atas sangat mungkin terjadi dalam dunia bisnis.
Belum bisa menghasilkan kolaborasi yang tepat antara tim marketing dengan tim produksi sehingga keduanya tidak sinkron.
Marketing yg sudah menguasai ilmu pemasaran bisa dengan mudah mendatangkan customer sehingga muncul "banjir order"
Sedangkan tim produksi yg belum matang dan belum siap menghadapi "banjir order" kesulitan dalam memenuhinya, terlebih lagi kendala teknis seperti pemadaman lampu yg kerap membuat tim produksi tidak bekerja, lanjut ketersediaan SDM dalam tim produksi pun belum menguasai teknik jahit "halusan" seperti popok (daerah wilayah kami memang bnyak penjahit tetapi umumnya berpengalaman di kemeja, kaos, jaket, celana jins adalah keunggulannya) sehingga kami harus menemani dalam proses membuka mindsetnya bahwa menjahit popok itu bisa mudah asalkan niat belajar dan praktek tekniknya.

Berbekal pengalaman yang sangat tidak mengenakan ini. Akhirnya kami melakukan evaluasi dan merombak untuk sekian kalinya.
Langkah langkah perbaikan :
Quote:
1. Adanya norm (standart) untuk semua aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh semua anggota tim (baik produksi, staff operasional, maupun marketing), seperti meliputi norm bahan baku, norm hasil potong, norm hasil jahitan, norm adminitrasi (keuangan, gudang, ekspedisi, penjualan, dsb), dll.
2. Dibuatnya sistem yang lebih mudah dikerjakan maupun mudah dievaluasi. Berdasarkan dari alur kerja dari semua anggota tim yang berkesinambungan.
3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kegiatannya meliputi workshop untuk tim produksi, praktikum sesuai norm di masing masing aktivitas semua bagian, dll.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi semua anggota tim tanpa terkecuali.
2. Dibuatnya sistem yang lebih mudah dikerjakan maupun mudah dievaluasi. Berdasarkan dari alur kerja dari semua anggota tim yang berkesinambungan.
3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kegiatannya meliputi workshop untuk tim produksi, praktikum sesuai norm di masing masing aktivitas semua bagian, dll.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi semua anggota tim tanpa terkecuali.
Kami berdua selaku top manajemen, belajar untuk "merangkai" dari kompetensi masing masing tim.
Mengkolaborasikan dengan menanamkan nilai kerjasama tim dalam perumpamaan satu tubuh satu badan.
Bahwa bila ada satu bagian ada kendala/masalah maka bagian lagi juga akan tersendat sehingga berpengaruh pada keseluruhan aktivitas bagi brand Free
Hasilnya perlahan perlahan banyak perbaikan, diantaranya :
Quote:
1. Kapasitas produksi bisa naik mencapai target (setiap bulan selalu ada target naik 10-20%)
2. Hasil produksi sesuai standart yang sudah dibuat, komplain sudah hampir jarang terjadi.
3. Marketing semakin semangat memasarkan produk karena adanya perubahan hasil produksi yang memiliki standart jauh lebih baik daripada sebelumnya.
4. Masing masing anggota tim bisa bekerja dengan memaknai konsep tim work, terbukti kesalahan teknis yang sifatnya keteledoran bisa diminimalisir (karena angota satu sama lain saling mengkoreksi/mengevaluasi hasil kerja rekan di tahapan sebelumnya).
5. Masing masing anggota tim juga muncul rasa untuk selalu siap belajar apapun, karena mereka sadar bahwa alur kinerja memang berkesinambungan, sehingga apabila ada satu bagian yang mengalami masalah dalam pekerjaannya maka bagian yg lain dengan segera ikut menghandle pekerjaan tersebut sehingga alur kerja dalam tim tetap terjaga dengan baik
2. Hasil produksi sesuai standart yang sudah dibuat, komplain sudah hampir jarang terjadi.
3. Marketing semakin semangat memasarkan produk karena adanya perubahan hasil produksi yang memiliki standart jauh lebih baik daripada sebelumnya.
4. Masing masing anggota tim bisa bekerja dengan memaknai konsep tim work, terbukti kesalahan teknis yang sifatnya keteledoran bisa diminimalisir (karena angota satu sama lain saling mengkoreksi/mengevaluasi hasil kerja rekan di tahapan sebelumnya).
5. Masing masing anggota tim juga muncul rasa untuk selalu siap belajar apapun, karena mereka sadar bahwa alur kinerja memang berkesinambungan, sehingga apabila ada satu bagian yang mengalami masalah dalam pekerjaannya maka bagian yg lain dengan segera ikut menghandle pekerjaan tersebut sehingga alur kerja dalam tim tetap terjaga dengan baik
Quote:
Inspirasi Kedua
“THINK BIG TO BECOME BIG”
But, HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[visi gede anda seberapa GEDE?]
But, HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[visi gede anda seberapa GEDE?]
1. Ada orang yg membesarkan bisnis kuliner nya setelah bisnis pertama yg dia rintis dari awalnya kecil.., menjadi lebih besar, namun karena tempatnya yang sdh nggak mencukupi, maka mulailah buka cabang, karena sukses, maka buka cabang dan buka cabang lagi...
2. Ada orang yg buka usaha kuliner, cukup rame, namun nggak pernah membayangkan bisnis nya bisa buka cabang, dan dikembangkan menjadi berlipat-lipat. Malah orang lain yg bisa ngelihat alias punya “think big” yang menawarkan untuk membesarkan bisnis kuliner yg dimiliki itu. Dan benar aja, setelah ada “orang luar” yg “punya visi” & keberanian, bisnis kuliner nya membesar...
3. Ada orang yang awalnya blom punya bisnis kuliner, tapi sudah “punya think big”, dari awal. Dan sudah merancang untuk membuat bisnis kuliner yg sudah di design untuk bisa dikembangkan menjadi besar dengan jumlah cabang yg berlipat-lipat. Malah sekarang bisa berkembang secara “self running” / auto pilot.
2. Ada orang yg buka usaha kuliner, cukup rame, namun nggak pernah membayangkan bisnis nya bisa buka cabang, dan dikembangkan menjadi berlipat-lipat. Malah orang lain yg bisa ngelihat alias punya “think big” yang menawarkan untuk membesarkan bisnis kuliner yg dimiliki itu. Dan benar aja, setelah ada “orang luar” yg “punya visi” & keberanian, bisnis kuliner nya membesar...
3. Ada orang yang awalnya blom punya bisnis kuliner, tapi sudah “punya think big”, dari awal. Dan sudah merancang untuk membuat bisnis kuliner yg sudah di design untuk bisa dikembangkan menjadi besar dengan jumlah cabang yg berlipat-lipat. Malah sekarang bisa berkembang secara “self running” / auto pilot.
Quote:
Termasuk yang mana anda diantara ketiga skenario diatas..?
Apa bedanya owner/founders dari skenario 1 vs 2 vs 3?
Mana yang punya kemungkinan “TERBESAR” untuk jatuh atau bangkrut lebih cepat setelah bisnis kuliner nya membesar?
Berapa lama biasanya suatu bisnis kuliner itu mampu bertahan? Dan gimana cara nya supaya tetap bertahan & berkembang terus?
HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[mau sebesar apa bisnis kuliner anda?]
[amankah posisi bisnis anda 5-10thn kedepan?]
Apa bedanya owner/founders dari skenario 1 vs 2 vs 3?
Mana yang punya kemungkinan “TERBESAR” untuk jatuh atau bangkrut lebih cepat setelah bisnis kuliner nya membesar?
Berapa lama biasanya suatu bisnis kuliner itu mampu bertahan? Dan gimana cara nya supaya tetap bertahan & berkembang terus?
HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[mau sebesar apa bisnis kuliner anda?]
[amankah posisi bisnis anda 5-10thn kedepan?]
Sumber:
koko hadiono - praktisi kuliner global & lokal > 22thn
Spoiler for anu:
pak Bi adalah seorang kontributor yang sering mengadakan seminar...
JIKA ADA PIHAK YANG TIDAK BERKENAN BISA PM SAYA YA

Diubah oleh muselimah 08-05-2022 06:38
ekspedisisby dan 26 lainnya memberi reputasi
27
47.1K
Kutip
212
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
UKM
14.8KThread•3.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ibliss666
#3
Quote:
www.sheba.id;
Sekitar tahun 2011, ketika awal menikah, waktu itu saya masih semester 5, usia pun baru masuk 20 tahun. Saya memutuskan untuk menikah muda dan bersama suami mempunyai impian, yakni ingin berbagi manfaat kepada 1 juta orang. Impian itu masih teringat jelas dan menjadi penyemangat bagi kami untuk bisa bermanfaat berkarya untuk orang banyak.

Khairunnas anfa’uhum linnas
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad)
Karya kami waktu itu adalah Jas Hujan Muslimah. Tepatnya 4 April 2012 kami pertama kali menjual online Jas Hujan Muslimah dengan merek JHM. Alhamdulillah sambutannya luar biasa. Order pertama kami peroleh dari sahabat di Sumatra.
Kami melihat ini peluang bisnis yang besar. Mari kita lihat data berikut: Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Ada sekitar 85,2% atau sekitar 199.959.285 jiwa dari total 234.693.997 jiwa penduduk.
Menyadari potensi yang besar ini, maka produk dan bisnis tak bisa abai begitu saja dari data ini. “Kami menyadari bahwa banyaknya perempuan muslim merupakan sebuah peluang yang tidak bisa diabaikan,” ujar Alif Kartika, Brand & Produk Manager PT Paragon Technology and Innovation.
“Jika pada tahun 2020 penduduk muslim Indonesia berjumlah 80%, maka kelas menengah muslim mencapai 68 juta. Jika setengahnya adalah perempuan, maka ada 34 juta potensi pasar.
Jika diasumsikan yang memakai hijab mencapai 50%, maka ada 17 juta potensi pasar.” (Sumber: Marketing.co.id)
Data memperlihatkan, potensi bisnis jas hujan muslimah itu luar biasa besarnya. Seiring dengan tumbuhnya segmen target market kelas menengah yang kian hari makin sadar dalam berhijab, maka berbanding lurus dengan potensi bisnis jas hujan muslimah.
1. Lahirnya Sheba mempunyai latar belakang, ada 2 strong why mengapa sheba hadir untuk muslimah:
Strong why yang pertama, Sheba ingin menjawab masalah dan memberi solusi, khususnya muslimah seperti saya. Sebagai muslimah yang berhijab, saya merasa membutuhkan jas hujan yang cocok untuk saya. Terlebih supaya tetap konsekuen tampil syari saat hujan. Bisa dibayangkan kan, bgmn muslimah berhijab memakai jas hujan setelah celana, (ngga banget..) dan memakai jas hujan ponco yang polri saja tidak merekomendasikan karena berbahaya.
Strong why kedua adalah bahwa Sheba ingin membantu para muslimah untuk mewujudkan impiannya memiliki jas hujan yang cocok, cantik, syari untuk aktivitasnya sebagai muslimah militan yang aktif diluaran.
2. Seiring berjalannya waktu, sempat berganti bisnis beberapa kali dan akhirnya tahun 2013 kami fokus ke bisnis jas hujan muslimah dan membuat nama untuk produk kami itu dengan nama Sheba.
Sheba berasal dari kata Sabaeeyya, atau dikenal negeri Saba’, sekarang Yaman, adalah negeri yang makmur dan diberkahi, diperintah oleh Ratu Balqis. Kami terinspirasi atas ketaatan Ratu Balqis saat diperintahkan untuk taat kepada Alloh oleh Nabi Sulaiman as, kemudian sang ratu langsung taat, tanpa tapi, tanpa nanti. Semoga dengan nama ini memberi makna kepada customer Sheba ya.. Seperti yang diajarkan pak Bi: brand = nama + makna. Minimal dengan mengetahui filosofinya terlebih dulu. 😊
Tidak seperti yang diajarkan pak Bi dan bu Dwita, waktu itu kami memulainya asal buat saja. dengan skill corel ala kadarnya, kami pertama membuat logo. secara otodidak dan menggunakan beberapa aplikasi di play store untuk mengedit foto.

3. Logo Sheba terbaru ini kami buat sederhana, namun penuh dengan makna. Bentuknya seperti tetesan embun yang suci dan mensucikan seperti kedudukan muslimah yang mulia, warna biru tosca dan pink ini menggambarkan cantik dan keanggunan. Juga seperti tetesan air hujan di daun talas, sebagaimana kelebihan bahan Sheba yang teksturnya seperti daun talas. Personality Sheba in shaa Alloh terwakili dengan logo ini.
Alhamdulillah hadirnya Sheba seperti membawa trend baru. Setelah mengikuti BBB tahun lalu, Alhamdulillah atas bimbingan pak Bi dan juga bu Dwita akhirnya kami menemukan DNA yang tepat untuk Sheba yaitu “Cantik”, kemudian dari DNA tersebut kami mengubah tagline dari “Rainy Day Friend” menjadi “Tetap Cantik Saat Hujan”. Alhamdulillah, efeknya luar biasa.

4. Trend baru untuk bisa tampil cantik bahkan disaat hujan. Banyak diantara orang-orang yang tak menyangka sebelumnya kalau produk kami ini adalah produk jas hujan. Karena beberapa anggapan, Sheba ini seperti gamis kekinian.
Dari beberapa survey dan juga dari hasil analisa market category, akhirnya kami mensiarkan bahwa Sheba adalah Pioneer dan Pelopornya Jas Hujan Muslimah Cantik. Dengan differensiasi yang memiliki desain yg cantik dan warna baru tiap minggunya “New Colour Every Week”. Limited edition tiap keluarannya.

5. Kemudian Sheba juga meluaskan jangkauan pemasaran dengan memperluas target market, Yang biasanya jas hujan adalah hanya untuk pengguna sepeda motor kemudian kami luaskan dengan cara mengedukasi melalui campaign bahwa Sheba bisa menjadi sahabat cantik traveling, liburan ke LN, dipakai saat shooping ke pasar tradisional bahkan modern, saat berangkat kuliah, saat meeting di luar kantor, saat naik gunung, saat antar jemput anak sekolah, menggunakan mobil sekalipun dan berbagai aktivitas muslimah di luaran. Sheba terus mengkampayekan bahwa hujan tak menjadikan aktivitas penting jadi terpending.

6. Tantangan bagi produk jas hujan adalah jika selesainya musim penghujan berganti dengan kemarau. Tantangan ini yang kemudian mengubah positioning Sheba sebagai P3K, Pertolongan Pertama Pada Kehujanan. Ini adalah ide dan gagasan pak Bi. (matur nuwun pak Bi atas idenya yg top markotop..
) dari positioning P3K inilah Jas Hujan Muslimah Sheba bisa dibeli kapan saja, karena seperti P3K akan selalu ada dan siap siaga. Ini penguat positioning Sheba menjadi bisnis jas hujan yang tak kenal musim. Kami juga mengedukasi customer dengan #RencanakanHariHujanmuBersamaSheba agar terjadi pembelian, dari yang awalnya musiman menjadi harian.7. Di Ramadhan ini Sheba siapkan startegi untuk ikut meraup berkahnya Ramadhan dengan mengkampanyekan re-positioning Sheba – P3K dengan mengusung ide Mudik #BawaSheba. Alhamdulillah Ramadhan yang sedang kemarau ini tak menjadikan admin Sheba kehabisan chat, tetapi sebaliknya terus kebanjiran pesanan. Biidznillah.
Dari P3K ini kemudian kami berfikir bahwa di setiap aktifitas luaran muslimah adalah peluang besar kami untuk membantu para Muslimah Aktif merencanakan hari hujannya.

“Ingat Hujan, Ingat Sheba”, ini brand position yang sangat kuat. Betapa tidak, setiap terjadi kejadian alam berupa hujan, orang akan ingat Sheba. Masya Alloh, sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak atas ide pak Bi juga ini, semoga jadi amal shalih yang terus mengalir ya pak Bi 😊
In syaa Alloh, positioning ini yang menjadikan Sheba terus eksis.
Sedikit kenalan ya, Alhamdulillah ini adalah team produksi Sheba, Sheba Team para admin2 cantik juga penampakan storage Sheba @KatalogSheba. Produk jas hujan yg tiap harinya trus diproduksi dan terus dijual. Semoga Berkah.
Ingat kata pak Bi:
“Banyak yang melakukan Re-Branding dengan hanya mengubah tampilan. Padahal seharusnya lakukan Re-Positioning”
Dan ini efeknya memang benar ruuaarr biasa 😊
8. Alhamdulillah Alloh bantu memperluas @Sheba_ID dengan mendatangkan liputan-liputan dari TV Nasional. Di awal tahun sampai dengan bulan ini Sheba sudah 3 kali gentayangan di Trans 7.

Bulan Januari Sheba mendapat kesempatan tayang di Redaksi Siang Trans7.
Bulan Maret lalu Sheba mendapat kesempatan untuk tayang di Laptop Si Unyil Trans7.
Alhamdulillah diawal Ramadhan ini Sheba tayang kembali di program Karimah Trans7.
Apresiasi ini menambah semangat Sheba untuk terus melakukan inovasi dan juga pengembangan baik dari sisi produk, SDM (Sheba Team) dan mitra Sheba yaitu lebih dari 62 @HappinessAgentOfSheba (sebutan keagenan daerah Sheba) juga lebih dari 55 reseller Sheba se Nusantara.
9. Sheba terus melakukan sejumlah pengembangan; system kerja, budaya kerja, efisiensi, dan pembelajaran lainnya melalui Sheba learning day khusus Sheba team untuk meningkatkan skill jualan, dll. dan membangun budaya kerja; briefing, dan evaluasi, hingga tahsin juga pembinaan dan pengajian intensif. Alhamdulillah semua tim sudah berhijrah dan berhijab. Semoga istiqomah 😊
Juga terkhusus untuk Happiness Agent of Sheba kami melakukan pendampingan yang praktis melalui kelas online Sheba. Sebagai wadah edukasi, sharing juga wadah untuk tumbuh bersama SUKSES BERJAMAAH. Aamiin
10. Terakhir, bisnis bukan sekedar untung rugi, tetapi surga dan neraka. Oleh karenanya, kami selalu berusaha menjaga muamalah kami sesuai syariah. mohon doanya dari rekan-rekan semua yaa

Diubah oleh ibliss666 29-12-2018 07:31
2
Kutip
Balas