TS
ibliss666
Cerita dan Inspirasi Bisnis ini Perlu di Baca agar Agan Sista Makin Kaya
JIKA ADA PIHAK YANG TIDAK BERKENAN BISA PM SAYA YA




Jadi Bos itu Penting
Belajar untuk jadi Bos itu Perlu
Mulailah Dari Sini
Membaca Bersama Saya


Quote:
INDEX
Pengalaman bisnis Popok Kain
Think Big
Bisnis Melalui Instagram
Bisnis Hewan Qurban
Jas Hujan Muslimah
Kue
Mie Akhirat
Dasar Digital Marketing
Upgrade Bisnis dengan Coaching
Brand Identity
Branding Fast Changing Product
Pentingnya Tim
Strategi Bisnis Turun Temurun
Penyegaran Bisnis
Meningkatkan Daya Saing UKM
Sinergi Bisnis Online & Offline
Menentukan Bisnis dari DNA kita sendiri
Menjual Tanpa Bicara
Branding Wisata Indonesia
Zalfa Kosmetik
Menemukan Pelanggn, BUKAN pembeli
Billboard Jaman Sekarang
FOODTRUCK
Membangun Bisnis tanpa HUTANG
Marketing Plan
cairo food
5 syarat sukses bisnis online
Business Foundation
Pembukuan
Leads
Panen saat Lebaran
Perlakuan Terhadap Konsumen
Good to Read
Ghost Kitchen
Perjuangan NomiNomi dessert
Bisnis KESEHATAN
Warung Kopi
Baso Karawang
10 Modal Mental Entrepreneur
Rempah Indonesia
Bisnis Saat Corona
Flywheel BARU dalam Bisnis
Pengalaman jual CIRENG
Tentang Investasi
Quote:

Pada tahun 2015 mb novi (kalian g knal) datang berkunjung ke rumah saya dan melihat setumpuk popok kain yang merupakan sisa stok penjualan saya.
Saat itu saya adalah reseller kecil dari beberapa brand lokal dan brand china. Situasi pasar online di dunia popok sangat terasa dalam red ocean, dimana masing masing pemain saling membenturkan harga satu sama lain sekalipun itu brand lokal yang sebenarnya memiliki standart kualitas produk yang jauh lebih baik daripada brand china.
Nah momentum terjadi saat mb novi mengajak saya menjadi rekan bisnis dalam memasarkan popok dari hasil jahitan ibu mertuanya.
Saat melihat sample popok yang akan dipasarkan, seketika benak saya langsung menembak target menengah kebawah, dikarenakan kualitas bahan baku yang dipersepsikan pasar saat itu masih lebih rendah dibanding bahan baku dari beberapa brand pada umumnya.
Setelah beberapa waktu saya berproses menggali semua data, menentukan kompetitor dan lain lain. Kami mulai memasarkan produk ini (kami memberi nama Free) dengan sistem PO; sistem pemasaran pun ATM murni dari produsen lainnya.
Dan yang terjadi adalah dalam waktu 6 bulan sesudah launcing, produksi Free akhirnya harus off sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan.
Masalahnya hanya satu satu nya tenaga produksi (yang tak lain ibu mertuanya) terkena serangan stroke.
Kami sama sekali tidak mempunyai Plan B karena miskin jaringan penjahit khususnya model halusan
Setelah 8 bulan berjalan akhirnya Free bisa bangkit kembali dengan berbekal evaluasi dari pengalaman sebelumnya, kami merombak semua manajemen yang kami lakukan, baik dr segi pemasaran dan produksinya.
Langkah pertama adalah menjaring data penjahit di sekitar tempat tinggal kami (radius sampai desa tetangga); hasil ternyata WOW, pengalaman kami mendapatkan 10 calon penjahit namun yang bisa dijadikan tim hanya 1-2 orang saja (kami memberikan contoh jahitan dan bahan dalam rupa potongan untuk dikerjakan sendiri dulu).
Di sisi lain saya yang bertanggung jawab dalam mendatangkan buyer, membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk merekrut tim marketing.

Singkatnya dalam kurun waktu 6 bulan (setelah momentum Free dibangkitkan), permintaan dari tim marketing cukup naik significant, namun disinilah akhirnya terkuak masalah masalah operation bisnis yang akhirnya membuat banjir bandang komplainan dari marketing.
Masalah masalah yang kami identifikasikan:
Quote:
1. Miskin jaringan di bidang penjahit hampir membuat kami frustasi.. Di wilayah trdekat kami memang banyak penjahit tp pengalaman menjahit popok kain sama sekali tidak ada.. Bisa dikatakan perjuangan kami dimulai dari nol..
2. Tidak ada standart bahan baku dan kompetensi tim produksi yang tidak seragam sehingga berpengaruh pada hasil jahitan yang bervariasi antar 1 penjahit dengan penjahit lainnya, terbukti dari komplain yang memberikan bukti foto ukuran popok yang tidak seragam.
3. Tidak ada kepercayaan dari supplyer. Kami mengawali biaya produksi mulai dari modal yang sangat minim, sehingga kami hanya mampu membeli bahan baku lewat distributor kain.
Disisi lain masing masing distributor memiliki suplay dari beberapa pabrik yang berbeda sehingga tidak ada standart bahan baku yang jelas.
4. Sistem produksi masih belum menemukan kesesuaian. Sehingga masih sering terjadi proses tumpang tindih akibat proses trial eror setiap saat bisa berganti.
2. Tidak ada standart bahan baku dan kompetensi tim produksi yang tidak seragam sehingga berpengaruh pada hasil jahitan yang bervariasi antar 1 penjahit dengan penjahit lainnya, terbukti dari komplain yang memberikan bukti foto ukuran popok yang tidak seragam.
3. Tidak ada kepercayaan dari supplyer. Kami mengawali biaya produksi mulai dari modal yang sangat minim, sehingga kami hanya mampu membeli bahan baku lewat distributor kain.
Disisi lain masing masing distributor memiliki suplay dari beberapa pabrik yang berbeda sehingga tidak ada standart bahan baku yang jelas.
4. Sistem produksi masih belum menemukan kesesuaian. Sehingga masih sering terjadi proses tumpang tindih akibat proses trial eror setiap saat bisa berganti.
Hasil dari kesalahan kesalahan diatas kami bayar mahal dengan cacian komplain tidak profesional dan ancaman pelaporan penipuan, karena kami mengirimkan popok ke buyer setelah h+3 minggu.
Antrian orderan marketing yang semakin mengular namun produksi tidak bisa mengejar dengan cepat.
Hal tersebut di atas sangat mungkin terjadi dalam dunia bisnis.
Belum bisa menghasilkan kolaborasi yang tepat antara tim marketing dengan tim produksi sehingga keduanya tidak sinkron.
Marketing yg sudah menguasai ilmu pemasaran bisa dengan mudah mendatangkan customer sehingga muncul "banjir order"
Sedangkan tim produksi yg belum matang dan belum siap menghadapi "banjir order" kesulitan dalam memenuhinya, terlebih lagi kendala teknis seperti pemadaman lampu yg kerap membuat tim produksi tidak bekerja, lanjut ketersediaan SDM dalam tim produksi pun belum menguasai teknik jahit "halusan" seperti popok (daerah wilayah kami memang bnyak penjahit tetapi umumnya berpengalaman di kemeja, kaos, jaket, celana jins adalah keunggulannya) sehingga kami harus menemani dalam proses membuka mindsetnya bahwa menjahit popok itu bisa mudah asalkan niat belajar dan praktek tekniknya.

Berbekal pengalaman yang sangat tidak mengenakan ini. Akhirnya kami melakukan evaluasi dan merombak untuk sekian kalinya.
Langkah langkah perbaikan :
Quote:
1. Adanya norm (standart) untuk semua aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh semua anggota tim (baik produksi, staff operasional, maupun marketing), seperti meliputi norm bahan baku, norm hasil potong, norm hasil jahitan, norm adminitrasi (keuangan, gudang, ekspedisi, penjualan, dsb), dll.
2. Dibuatnya sistem yang lebih mudah dikerjakan maupun mudah dievaluasi. Berdasarkan dari alur kerja dari semua anggota tim yang berkesinambungan.
3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kegiatannya meliputi workshop untuk tim produksi, praktikum sesuai norm di masing masing aktivitas semua bagian, dll.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi semua anggota tim tanpa terkecuali.
2. Dibuatnya sistem yang lebih mudah dikerjakan maupun mudah dievaluasi. Berdasarkan dari alur kerja dari semua anggota tim yang berkesinambungan.
3. Pengembangan kualitas sumber daya manusia. Kegiatannya meliputi workshop untuk tim produksi, praktikum sesuai norm di masing masing aktivitas semua bagian, dll.
Dengan tujuan meningkatkan kompetensi semua anggota tim tanpa terkecuali.
Kami berdua selaku top manajemen, belajar untuk "merangkai" dari kompetensi masing masing tim.
Mengkolaborasikan dengan menanamkan nilai kerjasama tim dalam perumpamaan satu tubuh satu badan.
Bahwa bila ada satu bagian ada kendala/masalah maka bagian lagi juga akan tersendat sehingga berpengaruh pada keseluruhan aktivitas bagi brand Free
Hasilnya perlahan perlahan banyak perbaikan, diantaranya :
Quote:
1. Kapasitas produksi bisa naik mencapai target (setiap bulan selalu ada target naik 10-20%)
2. Hasil produksi sesuai standart yang sudah dibuat, komplain sudah hampir jarang terjadi.
3. Marketing semakin semangat memasarkan produk karena adanya perubahan hasil produksi yang memiliki standart jauh lebih baik daripada sebelumnya.
4. Masing masing anggota tim bisa bekerja dengan memaknai konsep tim work, terbukti kesalahan teknis yang sifatnya keteledoran bisa diminimalisir (karena angota satu sama lain saling mengkoreksi/mengevaluasi hasil kerja rekan di tahapan sebelumnya).
5. Masing masing anggota tim juga muncul rasa untuk selalu siap belajar apapun, karena mereka sadar bahwa alur kinerja memang berkesinambungan, sehingga apabila ada satu bagian yang mengalami masalah dalam pekerjaannya maka bagian yg lain dengan segera ikut menghandle pekerjaan tersebut sehingga alur kerja dalam tim tetap terjaga dengan baik
2. Hasil produksi sesuai standart yang sudah dibuat, komplain sudah hampir jarang terjadi.
3. Marketing semakin semangat memasarkan produk karena adanya perubahan hasil produksi yang memiliki standart jauh lebih baik daripada sebelumnya.
4. Masing masing anggota tim bisa bekerja dengan memaknai konsep tim work, terbukti kesalahan teknis yang sifatnya keteledoran bisa diminimalisir (karena angota satu sama lain saling mengkoreksi/mengevaluasi hasil kerja rekan di tahapan sebelumnya).
5. Masing masing anggota tim juga muncul rasa untuk selalu siap belajar apapun, karena mereka sadar bahwa alur kinerja memang berkesinambungan, sehingga apabila ada satu bagian yang mengalami masalah dalam pekerjaannya maka bagian yg lain dengan segera ikut menghandle pekerjaan tersebut sehingga alur kerja dalam tim tetap terjaga dengan baik
Quote:
Inspirasi Kedua
“THINK BIG TO BECOME BIG”
But, HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[visi gede anda seberapa GEDE?]
But, HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[visi gede anda seberapa GEDE?]
1. Ada orang yg membesarkan bisnis kuliner nya setelah bisnis pertama yg dia rintis dari awalnya kecil.., menjadi lebih besar, namun karena tempatnya yang sdh nggak mencukupi, maka mulailah buka cabang, karena sukses, maka buka cabang dan buka cabang lagi...
2. Ada orang yg buka usaha kuliner, cukup rame, namun nggak pernah membayangkan bisnis nya bisa buka cabang, dan dikembangkan menjadi berlipat-lipat. Malah orang lain yg bisa ngelihat alias punya “think big” yang menawarkan untuk membesarkan bisnis kuliner yg dimiliki itu. Dan benar aja, setelah ada “orang luar” yg “punya visi” & keberanian, bisnis kuliner nya membesar...
3. Ada orang yang awalnya blom punya bisnis kuliner, tapi sudah “punya think big”, dari awal. Dan sudah merancang untuk membuat bisnis kuliner yg sudah di design untuk bisa dikembangkan menjadi besar dengan jumlah cabang yg berlipat-lipat. Malah sekarang bisa berkembang secara “self running” / auto pilot.
2. Ada orang yg buka usaha kuliner, cukup rame, namun nggak pernah membayangkan bisnis nya bisa buka cabang, dan dikembangkan menjadi berlipat-lipat. Malah orang lain yg bisa ngelihat alias punya “think big” yang menawarkan untuk membesarkan bisnis kuliner yg dimiliki itu. Dan benar aja, setelah ada “orang luar” yg “punya visi” & keberanian, bisnis kuliner nya membesar...
3. Ada orang yang awalnya blom punya bisnis kuliner, tapi sudah “punya think big”, dari awal. Dan sudah merancang untuk membuat bisnis kuliner yg sudah di design untuk bisa dikembangkan menjadi besar dengan jumlah cabang yg berlipat-lipat. Malah sekarang bisa berkembang secara “self running” / auto pilot.
Quote:
Termasuk yang mana anda diantara ketiga skenario diatas..?
Apa bedanya owner/founders dari skenario 1 vs 2 vs 3?
Mana yang punya kemungkinan “TERBESAR” untuk jatuh atau bangkrut lebih cepat setelah bisnis kuliner nya membesar?
Berapa lama biasanya suatu bisnis kuliner itu mampu bertahan? Dan gimana cara nya supaya tetap bertahan & berkembang terus?
HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[mau sebesar apa bisnis kuliner anda?]
[amankah posisi bisnis anda 5-10thn kedepan?]
Apa bedanya owner/founders dari skenario 1 vs 2 vs 3?
Mana yang punya kemungkinan “TERBESAR” untuk jatuh atau bangkrut lebih cepat setelah bisnis kuliner nya membesar?
Berapa lama biasanya suatu bisnis kuliner itu mampu bertahan? Dan gimana cara nya supaya tetap bertahan & berkembang terus?
HOW BIG IS YOUR “BIG”?
[mau sebesar apa bisnis kuliner anda?]
[amankah posisi bisnis anda 5-10thn kedepan?]
Sumber:
koko hadiono - praktisi kuliner global & lokal > 22thn
Spoiler for anu:
pak Bi adalah seorang kontributor yang sering mengadakan seminar...
JIKA ADA PIHAK YANG TIDAK BERKENAN BISA PM SAYA YA

Diubah oleh muselimah 08-05-2022 06:38
ekspedisisby dan 26 lainnya memberi reputasi
27
47.1K
Kutip
212
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
UKM
14.8KThread•3.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ibliss666
#1
Quote:
Mbak Iin merupakan pengusaha di dunia industri kreatif, saat ini mbak Iin merupakan founder sebuah agency creative yang bernama @Elanor
Pengalamannya di industri kreatif sudah dimulai sejak thn.2012 hingga sekarang ini
Saya mulai terjun wirausaha ketika berada di Tingkat IV SMK di STEMBA Semarang (SMK 4 Tahun), Pada tahun 2012.
Namun usaha pertama sy gagal, kemudian sy beralih ke dunia Freelancer di 99Designs sebagai Desainer Grafis,
Melalui network di 99Designs sy menghubungi beberapa Freelancer Senior yang reputasinya sudah tinggi. Sy mengajak mereka kolaborasi membangun Agency Digital, Elanor.
Kemudian pertemuan pertama saya dengan Digital Marketing khususnya Instagram datang dari network 99Designs, ketika mendapatkan tawaran untuk menjadi web designer dari salah satu brand lilin aromaterapi "ILLUME" dari Minnesota, US.
Dari project tersebut saya berkenalan dg seorang sosial media strategic yang banyak mengajarkan saya tentang Digital Marketing, hingga menjadi tim Instagram marketing mereka...
Sayangnya, ketika saya coba terapkan metode tersebut untuk target market indonesia ada beberapa hal yang kurang..
Berlanjutlah saya belajar Digital Marketing dari beberapa Narasumber di Indonesia dan melakukan uji coba di beberapa bisnis, salah satunya Elanor itu sendiri...
Membangun branding melalui Instagram

Kenapa instagram?
Quote:
Sosial Media Favoritnya Anak Hits. Begini nih kalo temen temen sy pada bilang. atau bahasa gaulnya Kids Jaman Now 

Instagram semakin hari semakin menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia.
Pengguna Instagram di Indonesia sampai hari ini mencapai angka 45 Juta dan terus bertambah hingga menjadi Sosial Media paling aktif ke-3 setelah Youtube dan Facebook.
1. 700 juta++ total user aktif setiap BULAN
2. 4,2 milyar++ foto yang diakses SETIAP HARI
3. 40 milyar++ foto yang di-share SETIAP HARI
Instagram menjadi POTENSIAL BANGET buat bangun Brand karena konten yang diupload adalah berupa Foto.
Foto dilihat oleh Mata, Mata menjadi indra manusia yang pertama memberikan penilaian dengan cepat.
Sebuah fakta ilmiah menyebutkan bahwa 85% informasi yang diserap oleh otak manusia masuk melalui mata. Bagian terbesar dari otak dibuat khusus untuk memproses informasi yang diperoleh secara visual.
Instagram juga merupakan sosial media yang real time dan PERSONAL TOUCH.
90% terjadi closing di instagram karena visual dan 10% dari teks.
INSTAGRAM yang GURIH BANGET itu bisa jadi Potensial untuk membangun Brand dan Meningkatkan Omzet.

Lalu,
Gimana Caranya BRANDING Pake INSTAGRAM ?
#DISCLAIMER
Tentunya teman - teman harus paham dulu Apa itu Brand dan Gimana cara Bikin Brand.. Pengetahuan tentang Brand menjadi dasar sebelum ke langkah Branding melalui Instagram.

Nah, pointnya ada pada IKATAN yang menciptakan NILAI.
INSTAGRAM yang akan kita bangun menjadi Media yang merealisasikan “IKATAN yang menciptakan NILAI.”

Pertanyaannya, Gimana Calon buyer akan mendapatkan EXPERIENCE dari BRAND kita kalo BRAND kita TIDAK REFLECT OF TRUST.
Disini, Fungsi ke 2 dari INSTAGRAM tersebut, REFLECT OF TRUST. GIMANA Caranya ?
MEDIA (INSTAGRAM) yang TIDAK TEPAT akan menjadi BRAND HELL, yang TEPAT akan jadi BRAND HEAVEN.

Untuk menciptakan BRAND HEAVEN Perlu
- Interaksi Positif,
- Percaya/Trust,
- Konsisten,
- Ahlinya dan
-Kredibilitas.
ini adalah metode organik yang paling mendasar yang dapat temen - temen coba lakuin, dan dengan konsisten InsyaAllah pasti bisa.
Quote:
1. AKUN YANG TEPAT
tentunya kita perlu akun untuk melakukan metode ini ya.. cara buat akunnya sama dengan kalo kita buat akun sosmed pada umumnya.. bedanya disini nih..

dari Name, username, website/link, dan bio
2.TARGET HARUS TEPAT
Setelah kita punya akun, mulailah dengan melakukan targeting di instagram. Ada 2 cara sederhana yang bisa dipakai:
1. Cari akun kompetitor yang sudah besar
kalo ternyata dalam kategori bisnis anda belum ada akun yang besar, maka cari "akun yang target marketnya sama dengan brand anda".
Contoh :
brand hijab, selain targeting ke brand hijab bisa targeting juga di brand mukena, tunik/blouse, gamis, sepatu, atau akun akun yang targetnya sama dengan target brand anda.
Yang ke2, Hampir sama dengan cara 1,
2. Cari akun influencer yang target marketnya sama dengan brand anda.
Influencer disini bisa artis/public figure/selebgram (selebritis instagram) yang biasanya followernya sudah banyak atau ke akun buzzer yang biasanya share informasi untuk target market tertentu.
Contoh :
target anda adalah ibu – ibu, maka bisa cari akun influencer/artis yg ibu – ibu atau yang kemungkinan akan banyak di follow ibu ibu.
Kalo sudah dapat, silahkan di data saja semua,
nantinya follower dari akun - akun tersebut akan jadi target branding kita.
lanjut ke langkah ke 3... Masih semangat ya teman - teman.. 😊
3. KONTEN MENARIK MINAT
Selanjutnya adalah membuat konten.
KONTEN adalah NYAWA dari metode ini.
tentunya kita perlu akun untuk melakukan metode ini ya.. cara buat akunnya sama dengan kalo kita buat akun sosmed pada umumnya.. bedanya disini nih..

dari Name, username, website/link, dan bio
2.TARGET HARUS TEPAT
Setelah kita punya akun, mulailah dengan melakukan targeting di instagram. Ada 2 cara sederhana yang bisa dipakai:
1. Cari akun kompetitor yang sudah besar
kalo ternyata dalam kategori bisnis anda belum ada akun yang besar, maka cari "akun yang target marketnya sama dengan brand anda".
Contoh :
brand hijab, selain targeting ke brand hijab bisa targeting juga di brand mukena, tunik/blouse, gamis, sepatu, atau akun akun yang targetnya sama dengan target brand anda.
Yang ke2, Hampir sama dengan cara 1,
2. Cari akun influencer yang target marketnya sama dengan brand anda.
Influencer disini bisa artis/public figure/selebgram (selebritis instagram) yang biasanya followernya sudah banyak atau ke akun buzzer yang biasanya share informasi untuk target market tertentu.
Contoh :
target anda adalah ibu – ibu, maka bisa cari akun influencer/artis yg ibu – ibu atau yang kemungkinan akan banyak di follow ibu ibu.
Kalo sudah dapat, silahkan di data saja semua,
nantinya follower dari akun - akun tersebut akan jadi target branding kita.
lanjut ke langkah ke 3... Masih semangat ya teman - teman.. 😊
3. KONTEN MENARIK MINAT
Selanjutnya adalah membuat konten.
KONTEN adalah NYAWA dari metode ini.
Kembali ke point BRAND HELL dan BRAND HEAVEN tadi,
Konten yang akan kita tampilkan HARUS MEWAKILI point – point pada BRAND HEAVEN tersebut.
Gimana caranya?
Berikut ini ada tips dan trik yang bisa dipraktekan.
1. Konten HARUS Berkualitas.
konten bukan hanya foto tapi juga video.
Bukan hanya resolusi yang harus bagus,
tapi juga “Harus Ngilerin”,
ingat kembali fakta - fakta Pengguna Instagram..
mereka suka dengan Visual
- Konten dengan resolusi yang bagus akan menjadikan Brand lebih Trusted/Terpercaya
- Konten harus ‘Ngilerin’ ini lebih ke appearance / tampilan produk.

Point A dan B sama sama Brand gamis dan khimar, tapi dapat dilihat ke2nya “feel”nya sangat berbeda.
Karena tampilan melalui digital, bentuk produk tidak dapat dirasakan langsung, sehingga untuk bangun TRUST perlu banget konten yang BERKUALITAS.
2. EDUKASI bukan PROMOSI, Sharing Not Selling.
Instagram yang menjadi ladang online shop di Indonesia sudah melekat sekali image “jualan”.
Nah kalo kita mau Branding dengan Instagram, Jangan hanya diisi dengan konten jualan.
Tapi juga konten Edukasi dengan proporsi yang lebih banyak.

Konten Edukasi harus dapat merepresentasikan point “Ahlinya dan Kredibilitas”
Supaya jelas, kita lihat beberapa contoh…
…misalkan saya punya bisnis menjual tiket pesawat:
Maka konten yang akan saya buat adalah sebagai berikut:
• Pengenalan : “ 9 tujuan wisata terpopuler di Asia Tenggara ”
• Pengenalan : “Cerita berlibur ke Singapura dengan biaya kurang dari 1 juta”
• Edukasi : “Persiapan berlibur ke luar negeri”
• Edukasi : “Perencanaan budget berlibur ke Singapura”
• Penjualan : “Panduan menemukan tiket pesawat murah”
• Interaksi : "Dimanakah tempat wisata yang saat ini ingin dikunjungi?" atau "Ingin berwisata kapan ? "
Konten pengenalan bisa dinikmati oleh banyak orang, meskipun saat ini mereka tidak sedang ingin membeli produk kita. Siapapun, kapanpun bisa menikmati.
Sedangkan konten edukasi sudah lebih fokus.
Konten edukasi hanya bisa dinikmati oleh mereka yang ingin berlibur. Tapi dalam tahap ini kita belum juga melakukan penjualan. Fungsinya adalah supaya mereka ingat dengan kita.
Saat mereka butuh, mereka akan cari konten itu, atau biasanya bisa di save, instagram punya fitur untuk save post.
Kemudian dari sana kita arahkan ke konten penjualan yang mengandung penawaran kepada mereka untuk membeli dari kita atau menggunakan layanan kita.
Sedangkan konten interaksi dimaksudkan untuk mengetahui minat audience, juga dapat menjadi media survey kita untuk melakukan campaign / mau buat konten selanjutnya.
FAKTA bahwa kekuatan INSTAGRAM ada pada VISUALnya, membuat kita HARUS mengemas konten tersebut dibeberapa post yang saling berkaitan di Instagram.
Jangan hanya dijadikan di 1 post saja...

Konten Pengenalan dan Edukasi membuat Audience Merasa "Lebih Percaya bahwa Brand kita Ahli dan mempunyai kredibilitas di bidang tersebut.”
Langkah ke 4 ini masih ada hubungannya dengan konten Interaksi diatas tadi ya 😊
4. BANGUN INTERAKSI ; Say Hi to Your Audience
Interaksi menjadi penting karena akan menjadikan Brand kita lebih humanis di Instagram.
Pengguna Instagram juga lebih senang dengan Brand yang melakukan interaksi dengan mereka.
Interaksi juga dapat membangun Ikatan Emosi dengan audiens.
Gimana caranya?
1. Like / Comment di akun target market anda
(ini fungsi lain dari point awal “Target harus tepat” )
Like / Comment disini bukan spamming.

Ini tergantung kreativitas kita
yang intinya kita memperlakukan brand kita sebagai human/manusia dan audiens kita layaknya teman kita.
Pola interaksinya seperti itu, tergantung bisnis dan target market kita siapa.
2. Buat konten Jejak Pendapat dan QnA (question & answer) Seputar permasalahan yang dialami oleh target market anda.
3. Re-post audiens yang sudah membuat testimoni tentang brand kita, sebagai bentuk penghargaan ke audience tersebut.
Anda juga bisa mendisplay testimoni melalui fitur Insta Stories pada Instagram.

Salah satu INDIKATOR Branding melalui Instagram ini berhasil atau tidak adalah dengan MELIHAT RESPON dari konten jejak pendapat / QnA yang kita buat.
Langkah terakhir nih...
5. KONSISTENSI
Media Digital yang perkembangannya begitu cepat membuat penggunanya mudah ter-alihkan dengan brand – brand baru yang bermunculan.
Sehingga kita dituntut untuk konsisten mengingatkan audiens kita.
Dengan cara, "rajin meng-upload konten".
Cara uploadnya pun jangan spam / over
uploadlah di jam – jam prime time
jam dimana audiens anda akan cek Instagramnya.
Bisa di waktu sarapan, makan siang, malam hari…
Biasanya ketika Instagram anda sudah beralih ke Business Profile, anda dapat melihat insight dari audiens anda, bisa juga cek waktu prime time dari insight tersebut.
Ke 5 cara tersebut adalah cara paling mendasar untuk membangun brand melalui instagram.

#SPAM Hastag
Hastag itu kalo di Instagram Marketing adalah NYAWAnya.
Jadi jangan sampai kena banned dari Instagram karena spam hastag. Berikut ada sedikit tambahan tipsnya:
#SPAMComment
#Konten dan Gambar yang buruk tadi sudah dibahas di atas

#Mendatangkan audience sebelum konten siap
Kenapa kok nggak boleh?
Karena akan sia – sia
kalo audience datang dan melihat akun kita masih kosongan nggak ada isinya,
atau akun kita belum ada informasi yg dapat membentuk “PERSEPSI” mereka tentang Brand yang kita inginkan.
Nah, itu tadi cara paling dasar untuk membangun brand melalui Instagram..
yg saya jelaskan adalah cara dasar.. banyak sekali perkembangannya, tergantung kebutuhan Brand masing - masing..
Diubah oleh ibliss666 29-12-2018 06:04
aromajav memberi reputasi
2
Kutip
Balas