fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
Bukan Dia Tapi Kamu

Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh fallen.sakura 07-05-2021 02:58
SupermanBalap
yusuffajar123
nyamuk.kebon
nyamuk.kebon dan 17 lainnya memberi reputasi
16
38.3K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
#107
Part 12
"Oke, ya udah kalo gitu mbak, makasih ya. " ucap gue.

"Sama-sama mas. " jawab staff itu lalu menutup telpon.

Gue langsung menghela nafas panjang dan berjalan keluar dari pos security setelah sebelumnya bilang terima kasih ke satpam Tarjo. Buru-buru gue berjalan menuju lobby kantor dan berniat menemui staff resepsionis. Gue harus bicara sama Riska, nggak bener kalo gini caranya.

"Mbak. " panggil gue ke staff resepsionis cewek yang ada di lobby. Cantik ? Biasa aja tuh. Sama Tiara ? Jauh lah. Sama Riska ? Apalagi.

"Eh Mas Ferdy, kebetulan kamu dicari sama Ibu Riska lho. " jawab staff itu. Ibu ? Yang bener mbak atau ibu sih ? guman gue dalam hati.

"Ya itu mbak, saya juga mau ketemu sama dia. Ruangannya di mana ya ? " tanya gue.

"Ntar mas, aku telponkan dulu. " jawab staff cewek itu sambil mengambil gagang telpon. Setelah berbicara beberapa kata, dia lalu menutup telpon dan tersenyum ke gue.

"Bu Riska ada di ruangannya. " katanya lagi.

"Kamu langsung aja ke lantai empat, terus masuk ke ruangan bagian finansial. Ruangan Bu Riska ada di pojokan, yang dipintunya ada tulisan manajer. " jawab staff cewek itu.

"Oke mbak, makasih. " ucap gue lalu bergegas menuju lift dan naik ke lantai 4.

Sampai di lantai 4, suasana hening nan senyap langsung menyambut gue, dan samar-samar gue bisa merasakan hembusan dinginnya AC dari ruangan-ruangan yang ada disitu. Sepertinya lantai 4 adalah tempat para staff berposisi tinggi, yang membutuhkan tempat super sunyi dan sangat dingin agar kepala mereka nggak kepanasan akibat beratnya beban kerja. Oh ya gue lupa, Riska adalah salah satu dari mereka.

Dan bener aja, saat gue masuk ke ruangan finansial, brrr... gue langsung bergidik hebat karena dinginnya ruangan sampai menusuk tulang. Melihat gue masuk, beberapa staff disitu yang isinya cewek semua langsung pada menatap gue.

"Misi mbak, mau ketemu Mbak Riska. " ucap gue ke salah satu staff.

"Oh Mas Ferdy ya, langsung masuk aja mas. Tadi juga Ibu Riska nyari kamu. " jawabnya, dan gue bergegas menuju ruangan di pojokan yang ditunjukkan sama staff tadi. Sebuah ruangan yang dikelilingi kaca tapi ditutupi semacam kerai warna gelap sehingga nggak terlihat siapa yang ada di dalam.

Gue ketuk beberapa kali dengan pelan tentunya, dan setelah terdengar suara "ya, masuk", gue lalu membuka pintu. Dan saat sampai di dalam gue liat si Riska lagi duduk di meja kerjanya. Melihat gue datang, dia langsung tersenyum, dan gue akui, senyumnya sangat manis.

"Eeeh... Ferdy, silakan duduk Fer. " kata Riska dengan nada senang.

"Makasih Bu. " jawab gue balas tersenyum lalu duduk di depan meja Riska.

"Eh kamu tadi manggil apa ? " tanya Riska.

"Ngg.. Bu.. Riska ?? " jawab gue dengan perasaan grogi.

"Kok ibu sih ? Kita ini seumuran Fer, masa aku kamu panggil ibu ? " tanya Riska dengan nada kurang senang.

"Oh, maaf... mbak, soalnya tadi yang di depan nyebutnya Bu Riska. " jawab gue, dan mendengar jawaban gue, Riska cuma diem dan kembali tersenyum.

Gue ngeliat ada yang agak janggal. Di depan Riska ada laptop dan anehnya dia bukannya sedang ngetik atau ngerjain sesuatu, tapi gue liat dianya malah menimang-nimang sebuah boneka panda warna pink berukuran kecil. Harusnya kalo manajer atau boss mau meeting pasti udah sibuk nyiapin bahan buat presentasi. Tapi ya ga tau juga sih, mungkin dia udah nyiapin di rumah.

"Cantik gak ? " tanya Riska sembari menunjukkan boneka pandanya ke gue, yang bikin gue mengernyitkan dahi.

"Cantik mbak. " jawab gue agak bingung.

"Coba tebak siapa yang ngasih ? " tanya Riska lagi yang bikin gue makin bingung.

"Pacarnya Mbak Riska yah ? " jawab gue sekenanya.

"Pacar ? Kok kamu bisa bilang kayak gitu ? " tanya Riska sembari menatap gue.

"Saya cuma nebak aja mbak. " jawab gue, dan Riska kembali diem tapi keliatan dia lagi mikir sesuatu.

"Pacar ya... boleh juga sih tebakan kamu. " kata Riska.

"Yang jelas, yang kamu sebut pacar itu, adalah orang yang sangat berarti bagi hidup aku. Kalo mau agak lebay, dia itu belahan jiwaku. " timpal Riska tersenyum penuh arti.

"Oh iya mbak. " jawab gue mengangguk pelan.

"Dan aku kasih tau ya, dia itu mirip kamu lho. " kata Riska lagi.

"Ah mbak ini bisa aja tapi kayaknya kok nggak mungkin mbak, kalo saya mirip sama pacar mbak. " jawab gue dengan nada grogi.

"Lho nggak mungkin kenapa ? " tanya Riska.

"Pacarnya Mbak Riska pasti ganteng dan keren, dan pastinya dia cowok kelas atas. Nggak mungkin dia mirip sama saya yang cuma seorang driver. " jawab gue dengan nada hati-hati.

"Ini lho yang aku ga suka dari kamu. Kamu ini selalu aja ngeliat orang dari sisi luarnya, dari wajahnya lah, dari jabatannya lah dari kaya atau miskin lah. Padahal nilai seseorang bukan dilihat dari situ, Fer. " kata Riska lagi.

"Iya bener mbak. " jawab gue mengangguk.

Ya ampun, ini Riska bukannya ngomong kerjaan malah ngomongin pacarnya. Tapi yang gue heran, meski dia bilang sayang banget sama pacarnya, sejauh mata gue memandang meja kerjanya, sama sekali nggak ada satupun foto cowok. Kenapa ya ? Ah udahlah, lagian udah bukan jamannya lagi pajang foto secara fisik di pigura. Jaman sekarang orang lebih suka pajang foto orang tersayang sebagai wallpaper HP atau komputer.

"Oh iya mbak, ini masalah kedatangan saya kemari... "

"Oh gimana ? Kamu mau berangkat sekarang ? " potong Riska cepat.

"Ya itu dia mbak... " jawab gue.

"Kenapa ? Kamu nggak bisa ? " tanya Riska penuh selidik.

"Sebelumnya saya mohon maaf mbak, tapi saya nanti sore ada keperluan penting jadi mungkin saya nggak bisa nganter Mbak Riska keluar kota. " jawab gue dengan pelan.

"Keperluan apa ? " tanya Riska lagi.

"Ke rumah sakit sama Tiara ? "

"Iya mbak, nanti sore bapaknya Tiara udah boleh pulang, jadi saya mau jemput beliau nganter sampai rumah. " jawab gue. Mendengar jawaban gue, Riska cuma diem sambil menggut-manggut.

"Sekarang aku tanya, Tiara itu siapa kamu ? " tanya Riska.

"Dia...ngg... " gue bingung menjawab.

"Istri kamu ? "

"Bukan mbak. " jawab gue menggeleng.

"Atau pacar kamu ? " tanya Riska lagi, yang gue jawab dengan gelengan kepala lagi.

"Jadi dia bukan sapa-sapa kamu kan ? Terus kenapa kamu korbankan pekerjaan penting dari kantor demi orang yang bukan sapa-sapa kamu ? " cecer Riska yang semakin bikin gue mati kutu.

"Fer, denger ya, aku milih kamu itu bukan tanpa alasan. Aku suka cara nyetir kamu kemaren, kamu nyetirnya tenang, kalem, nggak kayak Herman, dia ugal-ugalan, sering ngebut dan suka ngelanggar lampu merah. Terus terang selama ini aku takut kalo disopiri sama Herman. " timpal Riska panjang lebar.

Bentar, bukannya Herman itu termasuk staff senior di perusahaan ini, dan dia juga yang ngetes gue di lapangan. Kalo semua yang dikatakan Riska bener soal Herman, masa sih orang yang nyupirnya ugal-ugalan bisa jadi tester sopir baru ? Terus Herman juga orangnya ramah sopan dan keliatan terdidik, jauh banget dari kesan seorang supir yang doyan ngebut.

"Lagian Fer, bapaknya Tiara kan udah sembuh. Mereka bisa naik taksi, gak usah pake kamu jemput segala. Iya kan ? " tanya Riska dengan nada membujuk.

"Jabatan kamu disini sebagai sopir, dan tentunya kamu harus siap dengan segala resikonya termasuk pulang malam. Kamu pasti udah dikasih tau kan pas test wawancara ? " tanya Riska lagi setelah gue cuma diem aja.

"Iya mbak, saya tau. " jawab gue pelan.

"Bagus kalo gitu. Ada yang mau kamu sampaikan lagi ? " tanya Riska.

"Nggak mbak. " jawab gue menggeleng sekaligus pasrah menerima nasib.

"Sip !! Sekarang kamu siapin mobil yang kemaren dan kamu tunggu aku di lobby, oke ? " kata Riska sembari tersenyum.

"Siap mbak, kalo gitu saya permisi dulu. " kata gue dengan lesu lalu bangkit berdiri.

"Makasih ya Fer. " kata Riska dengan nada riang.
Diubah oleh fallen.sakura 09-05-2021 14:28
alverno.10
bonita71
andrian0509
andrian0509 dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.