Kaskus

Story

memedruhimatAvatar border
TS
memedruhimat
Cerita Masa Kuliah Sebuah Kenangan Yang Terkubur
Quote:


Spoiler for cover:


Quote:


Quote:
Diubah oleh memedruhimat 01-08-2025 14:04
alizazetAvatar border
nomoreliesAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 25 lainnya memberi reputasi
26
48.4K
176
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
memedruhimatAvatar border
TS
memedruhimat
#46
Chapter 17

Ketemu Lagi


Tadinya gue nggak pengen bolos kelas pagi, tapi ternyata hari ini gue kelolosan tidur sampai bangun kesiangan. Gue baru tiba di kampus sekitar jam sembilan, walhasil gue jadi melewatkan kelas Tata Bahasa yang udah dimulai dari jam delapan.

Di kampus, temen-temen lagi pada disibukkan oleh rapat persiapan acara event ultah Kampus. Gue mempercepat langkah melewati ruang pendopo Sastra, naik tangga dan langsung menuju ke ruangan kelas di lantai tiga.

Gue masuk mata kuliah berikutnya di jam 9:30. Di kelas, gue duduk sebelah dia dan Cucun. Kedekatan gue sama Tia baru-baru ini bikin semangat gue sedikit pulih. Malah selama kuliah gue jadi kagak konsentrasi sama penjelasan dosen, gara-gara si Tia yang terus corat-coretin buku notes gue. Gue jadi terus-terusan memperhatikan Tia, menatap matanya, melihat senyumnya, godain dia biar bisa mendengar tawa kecilnya.

Usai jam mata kuliah tersebut, baru aja keluar kelas---ternyata ada seseorang yang udah menunggu gue. Seorang cewek yang sangat amat gue kenal bersama satu orang temannya.

Itu adalah si Puspa... dia ditemenin sama Dewi, berdiri di lorong. Doi langsung ngelihat ke arah gue yang baru aja keluar dari ruang kelas. Si Dewi yang melambaikan tangan buat manggil gue.

"Eh, itu doi-nya kamu tuh. Nyariin kamu ya?"

Gue jadi sempet kikuk dan nggak tau mau gimana. Gue hanya mengangguk dengan canggung.

Kenapa sih dia harus datang di saat-saat seperti ini?
Ya... di saat gue lagi berusaha buat move on dari dia.
Apa lagi yang dia inginkan lagi dari gue?


"Tuh... ditungguin sama doi-nya." kata si Tia sambil nyenggol lengan gue.

Namun entah kenapa... perasaan gue masih aja menaruh harapan sama si Puspa.

Quote:


"Aku ke sana dulu ya."

"Ya udah, gih sana..." Tia menjawab datar. Dia langsung menggandeng Cucun dan mereka berdua pergi.

Gue lantas menghampiri Puspa sama Dewi. Kami saling berbasa-basi sebentar. Si Dewi langsung ngajakin kita ngobrol di balkon gedung fakulas ekonomi. Di sana pemandangannya emang bagus, dan tempatnya juga kadang sepi.

***


Dewi langsung pergi meninggalkan gue dan Puspa supaya kami bisa ngobrol berdua.

"Apa kabarnya kamu? Koq jarang keliatan lagi sih?" Puspa memulai obrolan.

"Iya, sibuk kuliah." gue menjawab.

Koq loe tumben nyariin gue? Kan temen-temen loe banyak tuh._tapi gue hanya bergumam seperti itu dalam hati.

"Aku kangen sama kamu." kata si Puspa lagi.

"Heeh!? Kangen sama gue?" spontan aja gue ngomong karena kaget tiba-tiba denger dia ngomong kayak gitu. Setelah berhari-hari kemarin yang gue dapatkan adalah siksaan batin yang bertubi-tubi. Sampai gue masih belum bisa melupakan kejadian malam minggu kelabu tempo hari.

"Emangnya kamu enggak kangen sama aku?" dia tanya lagi.

Gue terdiam sambil menatap dia sejenak, kemarin kayaknya dia pengen gue menjauh. Koq sekarang pikiran gue malah dibuat jadi kacau lagi.

"Ya udah deh, kalo kamu lagi ga pengen ngobrol... tau deh mentang-mentang udah ada gandengan baru." katanya lagi.

Sesaat kemudian si Puspa baru aja mau beranjak pergi. Tapi gue langsung menahannya.

"Enggak koq." gue jawab.

Puspa berhenti dan menoleh ke arah gue.

"Gue enggak ada pacaran sama siapa-siapa." kata gue lagi.

"Lho, gapapa kalo kamu pedekate apa barangkali emang udah pacaran sama cewek lain." dia jawab.

"Tapi aku enggak pacaran sama sama siapa-siapa, dia temen aku." gue balas.

Kita sama-sama saling terdiam selama beberapa saat, hingga akhirnya Puspa mendekat dan duduk persis di sebelah gue.

Perasaan koq tumben dia mau duduk berdekatan sama gue kayak gini lagi. _pikir gue. Karena setelah seluruh rentetan kejadian yang kemarin, waktu gue yang deketin dan dia malah menjauh.

Pikiran gue bener-bener total dibuat kacau. Karena jujur aja, detak-detak asmara buat dia, masih ada di dalam diri gue. Gue juga sangat amat merasakan kerinduan ini, rasa ingin selalu berada dekat sama dia, ingin bersama dirinya... selamanya...

"Aku juga kangen sama kamu." gue ngomong ke dia.

Puspa membalas gue dengan senyuman.

Gue pegang tangannya, dia enggak nolak seperti yang terjadi kemarin-kemarin. Malah dia balas menggenggam tangan gue lebih erat, dan dia juga menyandarkan kepalanya di bahu gue.

"Aku kangen masa-masa dulu waktu kita sering ngobrolin berbagai macam hal. Kamu bener-bener temen yang suka menghibur aku." kata Puspa ke gue.

"Ya, itulah yang selalu kamu bilang. Aku ini hanya sekedar teman bagi kamu? Apa aku nggak boleh jadi lebih dari itu?" gue balas.

"Sebetulnya kamu itu malah... orang yang paling spesial buat aku. Ga tau kenapa aku merasa demikian." jawab dia.

"Terus... apa yang menghalangi perasaan kamu untuk bisa menyukai aku?" tanya gue.

Puspa hanya menunduk tapi tidak memberikan jawaban.

Gue aja dia berdiri terus gue tarik tangannya. Dan dia pun jatuh dalam pelukan gue. Dia hanya diem aja, dan gue pun juga enggak punya kata-kata yang bisa gue sampaikan. Tapi kita saling pelukan dan itu berlangsung cukup lama.

Pada detik-detik itu, nggak ada hal lain yang gue pikirkan. Selain... gue hanya ingin menikmati momen tersebut meski ini hanya untuk sesaat. Gue berusaha untuk enggak minta harapan lebih.

Quote:


***


Waktu istirahat hampir habis, sebentar lagi gedung fakultas akan kembali dipenuhi para mahasiswa yang mau masuk ke kelasnya masing-masing.

"Ta... aku..." gue bermaksud hendak menyampaikan sesuatu, tapi gue ga bisa menyusun kata-katanya.

"Iya, aku tau. Kali ini kita mulai lagi dari awal ya." kata Puspa. "Kita mulai dari temenan baik dulu, jangan ada lagi keributan di antara kita. Aku juga pengen banget kita bersenang-senang lagi kayak dulu."

"Aku..." kata-kata gue terus aja terputus. Apa yang ingin gue ucapkan---semuanya ada di dalam kepala gue, tapi gue nggak mampu mengungkapkannya.

"Aku harus masuk kuliah dulu, nanti kita ngobrol-ngobrol lagi ya." kata Puspa.

Momen yang terjadi siang ini benar-benar membuat perasaan gue kembali teraduk-aduk, isi kepala gue rasanya jadi muter-muter lagi.

Quote:
Diubah oleh memedruhimat 30-07-2025 06:45
itkgid
itkgid memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.