Balik dari pantai, gw memutuskan untuk hubungi Baboon sialan itu.

To: Baboon PK (namanya udah lama gw ubah)
Gw butuh ketemu, ASAP.

Sms itu ga butuh waktu lama. Deringan hape gw menandakan telpon masuk.
"Hai,La," suara seraknya mengawali dengan ramah.
"Ga usah sok manis lu. Gw butuh ketemu, kapan dimana atur aja, tapi ga lebih dari 1x24 jam," suara gw atur setegas mungkin.
"Galak amat sih. Ok, besok waktu lunch gimana?", tanyanya.
"Noted. Bawah beringin," tanpa menunggu jawabannya ,gw memilih mengakhiri panggilan.

Kalau kalian tanya gimana feel gw saat itu? Ga lebih dari emosi dan marah. Adam ga mau cerita detail, tapi jejak di wajahnya bisa banyak cerita betapa itu pertengkaran lumayan yahud. Ya iyalah, body si Baboon segede itu, Adam kalah jauh dengan tubuh kutilangnya.

Siang itu, matahari sedang PMS agaknya. Panasnya Lampung menggigit kulit. Kata teman-teman gw yang merantau ke Jakarta, sepanas-panasnya Jakarta ga bikin kulit hitam, beda sama Lampung. Dia sudah ada di sana, menunggu gw tepat di bawah Beringin Cinta. Kalau gw pikir-pikir lagi, yah nampak kaya penunggunya..hehehe...

Gw duduk di sampingnya, tapi karena Beringin ini super duper ramai, dan gw butuh space yang sedikit private untuk bicara, jadilah kami pindah lokasi. Sejak kuliah Baboon lebih suka bawa Katana hitamnya. Jadilah kami di dalam sini, duduk bersebelahan dalam diam.

"Gw butuh detail tentang kemarin," kata gw, lembut namun setegas gw mampu.
"Owh..biasa urusan cowok," jawabnya singkat.
"Gitu? Jadi menurut lu baku hantam tu bahasa cowok ya?," gw masih mencoba menahan emosi gw. Dia hanya diam...
"Biasa..rem gw blong," katanya mencoba bercanda..di wayah yang ga pas.
"Ga lucu," gw mulai erupsi.
Didit menarik napas panjang dan sedikit tertawa..nadanya agak sinis..
"Segitu pedulinya,La," katanya lagi.
"Don't go around the bush,will you?," kali ini gw tatap matanya.
"Biasa kok,La. Cuma selisih pendapat. Besok juga membaik," jawabnya enteng tapi ga memandang gw.
"You do enjoy this fu*king matter. Lu dan ego lu yang segede bimasakti. Apa susahnya ngomong ke inti masalah,sih? Tolong jawab, apa gw ada hubungannya dengan semua ini?," dalam hati gw berharap jawabannya tidak. Seperti saat Baboon vs Bayu dulu, gw ga suka diposisikan jadi kotoran di antara dua lalat (oh please sorry for my term).

Satu menit...
Dua menit...
Setelah lima menit dia hanya diam, gw inisiatif membuka pintu dan hendak melangkah keluar.

"You are the heart of the matter.. It was always you..." kalimat ini menahan kaki gw menjejak bumi. Gw pandangi matanya, dia nampak serius.
"Maksud lu?," tanya gw.
"Seperti gw bilang dulu,La.. Gw ga bisa lihat lu dengan yang lain, ga dalam predikat teman, sahabat apalagi pacar. You were mine..dan iya karena gw bego makanya kita berakhir..dan gw menyesal untuk itu. Please, let's start over again," kalimat terpanjang dari dia. Andai dulu gw mendengarnya, pasti tiba-tiba hujan confetti dimana-mana. Tapi kalimat ini hanya membuat erupsi gw meledak lebih hebat.
"You wish!!," dan gw tinggalkan dia. Baru sekitar tiga langkah, suaranya kembali terdengar.
"Kenapa,La? Karena lu suka sama Adam? Sudah dengar kalau Adam baru punya pacar?,"... Ketimbang kalimatnya yang tadi..kalimat ini lebih membuat gw terkejut...dan..sakit...
Gw nyaris ga percaya dengan apa yang gw dengar. Inikah makna kalimat Adam kemarin? Gw tatap Didit lama, berusaha mencari kebohongan di wajahnya.

"Masuk..gw jelasin semua...,"
And his order was my command...