Kaskus

News

DistrikNasionalAvatar border
TS
DistrikNasional
Rizal Ramli Kembali “Kepret” Pemerintah Soal Freeport
Rizal Ramli Kembali “Kepret” Pemerintah Soal Freeport
Sumber : Tribunnews.com

Dua mantan menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Rizal Ramli dan Mahfud MD, sempat beradu argument di twitter terkait pembayaran 51 persen saham PT Freeport Indonesia oleh PT Inalum.
 
@RamliRizal: Pada negosiasi 2001, CEO Freeport James Moffett setuju dgn tuntutan RR agar  bayar $5 M, juga setuju utk tangani limbah, renegosiasi royalties yg  rendah, divestasi dan smelter. Tapi dia minta waktu persetujuan Board yg lain di Denver. Sayang 3 bulan kemudian ganti pemerintah.
 
@RamliRizal: Kontrak Freefort II 1991 cacat hukum — hasil nyogok GK. Karena kontrak itu cacat hukum, hasil penyogokan, tidak ada lagi “Sanctity Of Contract (kesucian contract).” Tidak ada kewajiban utk menyetujui perpanjangan kontrak Freefort 2x10 Tahun sampai 2041.
 
@RamliRizal: Sahabat saya Pak @mohmahfudmd  hanya lihat dari luar dan secara normatif. Kontrak Kedua Freeport 1991 cacat hukum, krn ada penyogokan thd Mentri Pertambangan Indonesia.
 
@mohmahfudmd: Sahabat sy Pak RR betul, sy berbicara normanya.  Krn disitulah simpul problemnya. Tp Pak RR kan pernah di posisi penting. Kalau tahu ada cacat hukum atau penyogokan saat itu, mengapa saat Anda jd menkeu tak anda selesaikan? Jawabannya, tentu, krn masalahnya tak semudah itu.
 
@RamliRizal: Sahabat saya Pak @mohmahfudmd  mungkin lupa 3 bulan kemudian Gus Dur diganti. CEO James Moffett sudah ngaku salah, makanya bersedia bayar $5M daripada masuk penjara krn menyogok pejabat RI.
 
Sikap mencla-mencel, dan kelicikan Freeport ini sesungguhnya telah gambling dijelaskan oleh Rizal Ramli ketika masih menjabat sebagai Menko Perekonomian era pemerintahan Gus Dur atau saat Rizal Ramli menjabat Menko Maritim era Pemerintahan Jokowi (2015-2016).
 
Rizal Ramli menyebut pernah disogok Chief Executive Officer PT Freeport-McMoran James Moffett sewaktu menjabat Menteri Koordinator Perekonomian era pemerintah Presiden Abdurrahman Wahid. Namun, menurut Rizal, dia menolak tawaran tersebut.
 
Sogokan itu didasari oleh hasil penelitian bahwa Kontrak Karya Freeport kedua yang ditandatangani pada Tahun 1991 memiliki cacat hukum karena melakukan upaya untuk menyogok Menteri Pertambangan saat itu. Menurut Rizal Ramli, sesungguhnya isi Kontrak Karya Freeport 1991 tidak banyak berubah dari Kontrak Karya I yang ditandatangani pada tahun 1967.
 
Kewajiban untuk menyerahkan 51 persen saham kepada Indonesia yang harusnya selesai tahun 2011, tapi jugaa tidak ditepati. Kewajiban untuk membangun smelter yang diamanatkan oleh UU Minerba nomor 4 tahun 2009 juga tak kunjung dikerjakan.
 
Pemerintah Indonesia tidak perlu membeli saham FI. Alasannya, kontrak karya (KK) Freeport di Indonesia akan berakhir pada 2021. Pada saat itu, dengan sendirinya Freeport harus mengembalikan hak penambangannya di sini kepada Pemerintah.
 
Rizal Ramli menegaskan bahwa setiap kontrak karya perusahaan asing yang telah habis masa berlakunya, wajib dikembalikan ke pemerintah RI.
 
Pemerintah, melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) justru membeli saham Freeport sebesar 51 persen. Bahkan skema pembayaran yang akan dilakukan mengandalkan utang, sehingga berpotensi merugikan kerugian besar bagi negara. (Sumur)
 
Ada tiga poin kerugian Negara karena Freeport. Kerugian pertama, sejak 1967-2014, Freeport Indonesia hanya menyetorkan royalti dari kekayaan alam yang dikeruk sebesar 1 persen untuk emas dan tembaga nol koma sekian persen. Sementara perusahaan tambang di dunia, rata-rata membayar royalti emas 6 persen-7 persen dan tembaga sekian persen.
 
Kerugian kedua, Freeport Indonesia telah membuang limbah beracun dan berbahaya atau limbah tailing ke Sungai Amunghei di Papua tanpa dilakukan pemrosesan. Akibat dari kesengajaan itu, diakui Rizal, kesehatan warga memburuk dan banyak ikan mati bergelimpangan.
 
Kesrugian ketiga, Freeport mencla-mencle melakukan divestasi saham. Padahal divestasi saham masuk dalam poin perpanjangan kontrak antara pemerintah dan Freeport Indonesia.
 
Rizal sebenarnya sudah pernah memberikan masukan secara pribadi terkait Freeport kepada Jokowi, terutama untuk tidak memperpanjang kotrak Freeport. Seharusnya pemerintah konsisten dengan perlawanan terhadap cacat hukumnya Freeport. Dengan harga saham Freeport yang terus merosot, sebenarnya negara punya kans mengambil alih. (Sumur)
 
 
4
8.8K
94
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
691.2KThread56.6KAnggota
Tampilkan semua post
wololoduarAvatar border
wololoduar
#9
ini agak panjang tapi, mudah difahami


Akuisisi dalam skema divestasi.

Spoiler for bla bla:


“ Pak, keliatannya anda sibuk sekali “ tanya penumpang sebelah saya. Saya menoleh kesamping. Kepalanya agak botak. Usianya diatas 60 tahun.
“ Eh iya. Sekedar baca dokumen kantor “
“ Itu keliatannya HOA dan PA ya pak “
“ Ya “
“ Bapak kerja dimana ?
“ Sekedar cari makan di negeri orang.” kata saya sekenanya.” Kalau anda kerja dimana ?
“ Saya konsultan. “
“ Konsultan apa ?
“ Pemerintah. “
“ Wow hebat.”
“ Boleh diskusi pak, kalau engga menggangu ..”
“ Silahkan. “
“ Bagaimana dengan akuisisi Freeport Indonesia ?
“ Setahu saya tepatnya bukan akuisisi tetapi Divestasi “
“ ya tetap saja prosesnya akuisisi “
“ Benar. Namun dasar hukumnya adalah divestasi. Jadi akuisisi dalam rangka divestasi. Kira kira begitu “
“ emang apa bedanya?

“ Kalau akuisisi di luar divestasi, harga sahan dihitung berdasarkan value perusahaan. Value itu termasuk asset yang nampak maupun yang tidak nampak seperti tekhnology, know how dan reserved. Nilainya bisa 10 kali dari nilai nominal saham. Namun kalau divestasi itu harga saham ditentukan berdasarkan replacement cost. Artinya asset yang tidak nampak atau intangible asset tidak dihitung. “

“ Murah dong “

“ Ya itulah amanah UU minerba.”

“ Tetapi saya tidak yakin pihak indonesia akan bisa benar benar mengendalikan Freeport Indonesia walau menguasai 51% saham. Bisa saja itu hanya layering untuk kamuplase kelangsungan KK yang dimanipulasi dengan adanya IUPK. Pada akhirnya Inalum hanya akan jadi sleeping partners. Pasti ada perjanjian yang mengatur itu.”

“ Menurut saya tidak mungkin ada kamuflase. Pertama, ada ketentuan keterbukaan informasi ketika akan melepas bond di bursa. Kalau sampai ada perjanjian Inalum hanya sleeping partners atau proxy dari Freeport Indonesia, parti pihak underwriter Bond akan menolak. “

“ Loh kenapa ?

“ Karena Freeport Mc Moran sebagai induk dari Freeport Indonesia sudah black list dipasar uang. Karena mereka mengalami gagal bayar atas bond yang diterbikan oleh anak perusahaannya dibidang oil dan gas. Makanya anak perusahaan itu terpaksa dijual secara langsung melalui arbitrase.”

“ Jadi engga sebesar yang kita kira Freeport itu “

“ Mereka besar. Hanya saja mereka gagal diluar core business nya. Ini kesalahan mereka ketika membuat keputusan masuk ke bisnis oil and Gas. Tetapi itu dulu karena hargak minya lagi bagus. Tetapi ketika harga jatuh, semua jadi prahara.”

“ Lantas apa kelebihan Inalum “

“ Inalum itu kinerja perusahaannya bagus. Apalagi sudah menjadi holding company perusahaan tambang. Portfolio nya semua bagus. Jadi kalau inalum melakukan aksi korporat mengambil saham Freeport Indonesia maka value Inalum akan naik berlipat Makanya bond nya laku keras walau tenor jangka panjang. “

“ itu kan sama saja dengan menggadaikan Inalum sebagai BUMN”

“ Yang berutang itu bukan Holding company tetapi anak perusahaan yang dibentuk khusus untuk tujuan pengambil alihan saham. Jadi utang itu dedicated dengan saham yang diambil alih oleh Inalum, bukan dengan asset yang ada pada inalum. “

“ Kenapa sampai investor tertarik beli bond itu ?

“ Karena financial model yang di create menjamin cash flow dalam empat tahun bisa recovery utang itu”

“ Gimana ngitungnya “

“ itu orang ahli financial engineering yang paham. Dirut INalum itu salah satu ahli financial engineering. Menurut saya dia jenius untuk hal financial engineering. “
“ Oh ternyata Jokowi itu hebat karena ada orang hebat dibelakang dia. “
“ Bukan hanya hebat tetapi mereka sangat mencintai negeri ini. Jokowi dikelilingi oleh orang yang mencintai negerinya dan mereka petarung yang bermartabat. Sedikit bicara namun kerja banyak”
“ Terimakasih pak. Silahkan lanjut kerjanya.”
Saya tersenyum.


Di negeri kita banyak oran yang mengaku ahli dan konsultan namun berpulun tahun kita jadi pecundang dihadapan Freeport. Barulah di era Jokowi kita bisa menjadi terhormat. Freeport menjadi anak perusahaan Inalum dan mereka akan bekerja keras sesuai dengan visi dan misi Inalum sebagai BUMN. Tentu semua untuk keadilan rakyat Papua pada khususnya dan rakyat Indonsia pada umumnya.
.
.
.
EJB / DDB

puzzlenya semakin jelas

emoticon-Peace
13
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.