Kaskus

Story

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
storyharibawaAvatar border
TS
storyharibawa
#170
Deck 18 - Masalah Davor dan Pacarnya
Pulang kerja aku mandi air hangat kemudian nongkrong di kasur dan mengencani buku yang belum selesai kubaca. Malam ini rasanya tidak ingin melakukan aktivitas apa pun selain membaca, lalu tidur.

Brak!

Bujubuneng! Baru saja mau baca lembar pertama, Davor datang dalam keadaan setengah mabuk dan masih mengenakan seragam. Ia terlihat sedikit acak-acakan.

“Finaly, I go home!”

Hmm, Davor sedang mencoba mengajakku mengobrol atau sedang berbicara sendiri? Baiklah, aku bisa memahami bagaimana perasaannya saat ini. Sebentar lagi ia pulang ke tanah air dan itu rasanya pasti sangat tidak sabar ingin cepat-cepat angkat kaki dari kapal.

“Kau jadi pulang?” aku coba menanggapinya.

“Yeah, besok di Seattle,” jawab Davor lalu tepar di ranjangnya. “Yudis, kau mau temani saya minum? Saya masih punya sebotol vodka.”

Duh, minum?

“Ah, bukannya kau habis dari crew bar?”

“Iya. Saya sedang muak dengan Elizabeth.”

Aku mencoba cari cara lain supaya Davor mengerti bahwa aku sedang tidak ingin minum. “Kau tidak minum bersama para paisano?”

“Ayo, turunlah!” suara Davor meninggi. “Kau ini macam anak perempuan saja jam segini mau tidur.”

Rupanya Davor serius mengajakku minum. Ia mengeluarkan sebotol vodka dari loker lalu diletakannya di meja. Baiklah, karena ini dua malam terakhir Davor, mungkin mabuk bersamanya bukan ide yang buruk. Sedikit solidaritas tidak masalah. Paling-paling besok aku hanya perlu sedikit perjuangan agar tetap bisa bangun pagi.

“Baiklah saya akan minum sedikit saja.”

Baru saja mau turun dari ranjang, tiba-tiba saja pacar Davor masuk. Davor lupa mengunci pintu.

“Dev, we need to talk!”

Gadis itu sejenak memandangku. Sepertinya ia memberi isyarat agar aku keluar dari kabin dan memberikan mereka privacy.

Kedua kakiku sudah menggelantung di tepi ranjang dan berisap turun, Davor mencegah.

“Kau tetap di situ, Yudis. Kau bisa menjadi saksi kalau gadis ini mungkin saja akan puru-pura dirudapaksa dan aku akan dipulangkan secara tidak terhormat.”

What? Aku tidak percaya dengan yang barusan dikatakan Davor. Tega betul ia bebicara seperti itu langsung di depan Elizabeth.

“Saya tidak akan berbuat seperti yang kamu katakan, Dev!” seru Elizabeth, suaranya terdengar gemetaran.

“Ok, fine, saya hanya berantisipasi. Cepat bicaralah, Yudis tidak ada hubungannya dengan kita, dan dia juga tidak akan bercerita pada siapa pun.”

Elizabeth terdiam selama beberapa saat. Air mukanya memerah, sementara bola matanya mulai berkaca-kaca.

Davor benar, mungkin sebaiknya aku tidak pergi ke mana-mana dan menjadi saksi hidup di antara mereka. Bukan apa-apa, Aku justru khawatir Davor menyakiti Elizabeth. Dia dalam keadaan mabuk dan apa pun bisa saja terjadi.

“Kau bisa mempercayaiku, anggap saja saya tidak ada.” Aku meyakinkan gadis itu, kemudian menarik gorden dan pura-pura tidur.

Selama beberapa saat aku duduk bersandar menggunakan bantal. Mencoba menguping pembicaraan mereka, yang terdengar hanya isak tangis Elizabeth. Oh, God! Ini layaknya film-film drama percintaan saja.

Selama ini kupikir Elizabeth termasuk perempuan penganut free sex. Dan ia harusnya tahu aturan main free sex; jangan pernah menganggap serius hubungan dengan pasangan free sex-mu. Hubungan seperti itu hanya sebatas permainan ranjang. Namun, rupanya Elizabeth benar-benar jatuh cinta pada pria Serbia seperti Davor.

“Kau mencampakan saya, Dev.” Akhirnya Elizabeth berbicara.

“Come on, kau tahu dari awal hubungan kita hanya sebatas ini, kan?” Kudengar suara Davor meninggi.

“I-iya, tapi saya jatuh cinta padamu, Dev. Saya ingin kita terus bersama, dan di kontrak selanjutnya kau bisa minta pada agency untuk mengatur jadwal kontrak agar kita satu armada lagi, itu saja.”

“Saya tidak akan kembali pada perusahaan ini.” Davor menanggapi.

“Kau bohong.”

“Ayolah Eliz, kau bukan wanita yang lemah. Masih banyak laki-laki yang lebih tepat untukmu. Mungkin kau bisa mendapatkan pria yang jauh lebih baik di Peru.”

“Saya ingin menikah denganmu, Dev.”

Kudengar Davor berdecak sambil setengah tertawa.

“Inilah yang tidak saya sukai, kau mulai banyak menuntut seperti gadis-gadis Asia yang jika ditiduri satu kali lalu minta dinikahi.”

Gambreng! Kenapa pula wanita Asia dibawa-bawa, rutukku dalam hati.

“Apa kau tidak mencintai saya?”

“I love you, Eliz.”

“Jadi, apa masalahnya?”

“Kau tidak akan mengerti.”

“Dan buatlah saya mengerti.”

Elizabeth, aku mengerti apa inti masalahnya. Intinya Davor itu bajingan. Kau saja yang dibutakan oleh cinta.

“Baiklah Elizabeth,” kulihat bayangan Davor dari balik gorden, ia berdiri. “Dengarkan aku. Semuanya sudah berakhir. I BREAK-UP-YOU! I-DUMPING-YOU! Don’t you undertand?”

“So, you dumping me?”

“Yes, I dumping you.”

Plak!

Suara tamparan terdengar keras. Sepertinya Elizabeth mendaratkan telapak tangannya dengan sekuat tenaga ke pipi Davor. Pecah tangis Elizabeth tak terbendung lagi. Suaranya terdengar memilukan. Aku mendadak ikut tersentuh. Kasihan juga gadis itu. Semoga saja ia tidak bunuh diri dengan meloncat ke laut setelah ini. Shit! Kenapa pikiranku jelek sekali.

Mendapat tamparan keras dan melihat Elizabeth menangis seperti itu, Davor mungkin tidak tega. Pria itu segera meminta maaf. Ia mencoba menenangkan Elizabet.

“Sorry, Eliz, saya tidak bermaksud menyakitimu.”

“Tetap saja kau menyakitiku, Dev.”

“Saya benar-benar minta maaf.”

Tangis gadis itu makin menjadi.

Detik berikutnya bayangan Davor terlihat meraup tubuh Elizabeth. Gadis itu pun terisak dalam pelukanya. Bayangan berikutnya, Davor menarik dagu gadis itu dan ia melumat habis bibir Elizabeth.

“I’m sorry honey. I just need you to understand.”

“Dev, please, don’t leave me.”

Bruk! Ranjang di bawah tiba-tiba berdebam.

“Saya ingin membahagiakanmu malam ini sebelum kita berpisah,” kata Davor dengan napas memburu.

Sialan! Apa-apan itu? Habis bertengar sedemikan rupa, ujung-ujungan kembali bercinta? Ah, aku rugi bandar telah serius mengamati perkembangan pertengkaran mereka. Oh iya, mereka kan sama-sama mabuk.


***

Pagi harinya Elizabeth sudah tidak ada lagi di kabin. Davor berbicara padaku saat kami sedang berganti pakaian.

“Maafkan saya tentang semalam. Harusnya kau tidak perlu melihatnya.”

Aku menanggapinya sambil mengenakan kaos kaki. “Tidak masalah.”

“Saya serius minta maaf padamu, Yudis. Mungkin selama ini saya dan Elizabeth telah banyak mengganggu jam tidurmu.”

“Yah, kalian berdua memang brengsek!” Aku menggerutu.

“Jadi kau sebenarnya marah?”

“Tentu saja saya marah, tapi sudahlah. Oh ya, omong-omong kalian sudah baikan?”

“Maksudmu saya dengan Elizabeth?” Davor tertawa renyah. “Ah, Yudis kau ini terlalu polos. Apa yang kau lihat dan ketahui semalam, tidak seperti apa yang kau pikirkan.”

“Maksudmu?” Davor melempar pandangannya sejenak ke arahku. “Oh, maaf, mungkin sebaiknya saya tidak perlu ikut campur.” Aku menarik kembali pertanyaan barusan.

“Saya hanya ingin membuatnya tenang. Tentu saja setelah kami berpisah, saya bebas menentukan apakah kami bisa bertemu lagi atau tidak.”

“Jadi kau memberikan harapan palsu?”

Davor mengedikan bahu sambil melengkungkan kedua sudut bibirnya. “Itulah laki-laki.”

“Kalau saya kerabat dekat Elizabeth, saya tidak akan segan-segan meremukan kepalamu. Kau beruntung saya bukan siapa-siapanya, jadi tidak ada alasan juga menonjokmu.”

Davor malah tertawa dan menganggap perkataanku sebuah lelucon.

“Sudahlah, ayo berangkat. Tujuan utama kita di sini tuh cari duit,” ujar Davor sambil membuka pintu.

“Dan perempuan hanya bagian dari hiburan, begitu kan maksudmu?”

“Itu pertanyaan retoris, dan kau sudah tahu jawabannya.”

Aku keluar kabin setelah Davor, lalu menutup pintu.

Sepanjang perjalanan menuju crew mess kata-kata Davor terus terngiang. Benar juga, tujuan utama di sini cari duit bukan cari jodoh. Apalagi kalau harus menikah dengan orang berbeda negara. Urusannya akan panjang dan jelas ribet pakai banget. Ah, mungkinkah aku juga harus seperti Davor mencari perempuan sekadar untuk bersenang-senang?
Diubah oleh storyharibawa 23-12-2018 19:34
7
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.