Adam ternyata ga sesuai janji. Dia pakai agenda meriang di kota asalnya which means rada lelet balik. Gw jadi agak rajin ngampus. Oh ya..weekend kemarin gw sempetin meet up sama my beauty advisor.. Lika. And she surprised me...lika berhijab. Si seksi in my moron gank sudah hijrah. Yah walau jilbabnya masih geol punya da baru tahap belajar..gw apresiasi banget. Kenapa? Karena di antara kami,Lika yang paling yahud bodynya. Dengan tinggi nyaris 175 cm dan kulit putih, mantan mayoret drum band ini pernah dilirik untuk jadi kandidat muli Lampung. Belum lagi, gigi super rapi yang jadi aksesoris andalannya kalau tersenyum. Dan oleh-oleh dari meet up itu adalah..tadaaa...setumpuk baju yang dimuseumkan Lika karena hijrahnya. Asik kan??(gratisan mode on).

Senin pagi...gw datang ngampus dengan rok jeans selutut,atasan sabrina putih dan sepatu ballet. Kok gw berasa...bencong ya? Gimana engga? Jalan gw tuh macho abis,gaes. Dulu jaman SMA, ada tuh cowok yang kesinggung karena jalan dia kalah laki dari gw. Even tu cowok sempet 'natar' gw supaya jalan sedikit sesuai kodrat gw.

"Uy La,tumben lu ngampus, kelas pagi pula. Mimpi paan lu?," itu suara Sasha. Masih inget dia? Itu loooh yang gw muncul di chapter si kereta.
"Diih gw tobat dikomen. Dukung napa?," jawab gw sedikit manyun.
"Hujan kayanya nanti siang. Pakai rok dia...wkwkwkwk," itu Nina..cewek paling cakep di jurusan gw. Gw cuma cengengesan ga jelas.

FYI, fakultas gw penuh wanita... Laki-laki adalah barang langka di sini. Makanya kalau ada yang kinclong-kinclong..udah deh...kaya raja dikelilingi haremnya. Salah satu yang terkinclong sekarang jadi host tenar di ibukota. Eh kok gw kaya lambe turah sih. Skip...

Gw asik ngerumpi ga jelas dengan aneka perempuan yang ada disini. Ternyata ga segaring itu teman-teman gw ini. Dekatlah gw dengan tiga orang makhluk yang sejak awal ngampus sudah klop karena sama-sama berasal dari propinsi sebelah. Mereka adalah Mara, Selvi dan Nida. Gw gambarin sedikit ya tentang mereka.

Mara adalah satu-satunya yang domisili asli Lampung. Kulit putih seperti umumnya suku Palembang, mata sipit, rambut sepunggung yang lebih merah dan lebih ga beraturan dari gw,dan yah..bukan body shaming ya...sedikit lebar. Tapi doski asik orangnya. Basketball mania, dan termasuk orang berada.

Selvi..yang paling enak diliat di gank ini. Putih, tinggi dan super langsing. Rambut lurus sepunggung, mata belo dan lembut orangnya. Gayanya feminine abis, dan termasuk jajaran cewek idola disini.

Nida..si tomboy. Suara menggelegar, sedikit tempamental, rambut lurus sebahu dengan body kekar dan tinggi semampai.

Well...hari-hari gw agaknya ga bakal terlalu garing dengan adanya teman-teman baru gw ini. Or..malah makin bikin ga betah ya?

Siang ini,kami lunch bareng di kantin bawah Beringin cinta (yang orang Lampung pasti tau deh ini tempat keramat). Ngobrol ngalor ngidul. Dari mereka gw mulai tau gosip tentang dosen dan teman-teman seangkatan. Saking serunya,gw sampai ga sadar Adam menjerit-jerit dari tadi lewat panggilan telpon.

"Soriiiii...lagi konferensi...," kata gw setelah panggilan ke empat.
"Hayo..sama siapa?Baboon lagi?,"suaranya serak. Beneran meriang ternyata. Ada juga penyakit mau nemplok ke dia.
"Eh,cumi... Memang hidup gw cuma tentang dia doank. Move on dooonk," gayaaa gw. Andai memang semudah itu...
"Halah..kita liat aja,La...lu dan rasa penasaran lu sekuat apa lari menjauh dari dia," ditutup dengan batuk dan tarikan ingus 5 oktafnya.
"Iiiih jijay amaaaat sih. Yaelah,dam.. Dukung gw napaaaa...",itu gw...dan bibir manyun gw.
"Ga usah pakai manyun. Jelek," hah??kok dia tau sih...
Obrolan ga jelas gw dan Adam terpaksa gw sudahi. Ga enak laaah sama Mara,Selvi dan Nida.

"Hayooooo...cowok lu yaaaa," tebak Mara.
"Haiiih, asal aja lu. Temen..."jawab gw sambil mengaduk es batu di gelas gw.
"Yang rajin jemputin lu yaaaa...",itu Selvi. Gw cuma mengangguk.
"Oooo...si Bondan Prakosooooi," koor mereka serempak.


whaaat???