- Beranda
- Stories from the Heart
ASU AJAG PEGUNUNGAN TEPUS
...
TS
breaking182
ASU AJAG PEGUNUNGAN TEPUS
ASU AJAG PEGUNUNGAN TEPUS
Quote:

SINOPSIS
Quote:
Sekelompok anak muda dari universitas di Jogja yang sedang melaksanakan KKN di desa Telaga Muncar salah satu desa terpencil di kawasan Tepus Gunung Kidul. Tiga sosok anjing misterius mencegat salah satu dari mahasiswa itu yang bernama Zulham. Misteri berlanjut lagi tatkala sesampainya di base camp. Zulham harus dihadapkan dengan ketua kelompok KKN tersebut yang diterror oleh mahkluk –mahkluk asing yang memperlihatkan diri di mimpi –mimpi. Bahkan, bulu –bulu berwarna kelabu kehitaman ditemukan di ranjang Ida. Hingga pada akhirnya misteri ini berlanjut kedalam pertunjukan maut. Nyawa Zulham dan seluruh anggota KKN terancam oleh orang –orang pengabdi setan yang tidak segan –segan mengorbankan nyawa sesama manusia. Bahkan, nyawa darah dagingnya sendiri!
INDEX
Diubah oleh breaking182 22-02-2021 10:13
sukhhoi dan 35 lainnya memberi reputasi
32
110.5K
Kutip
378
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
breaking182
#302
PERTEMPURAN TERAKHIR
Quote:
Purnama tertutup awan yang tiba –tiba melintas. Sekejap cahayanya yang terang benderang menjadi redup dan kemudian gelap gulita. Manakala awan tadi terbawa angin, kegelapan yang tadi menyergap hilang sirna berganti dengan terang. Di bawah jilatan sinar bulan tampak sesosok tubuh berdiri dengan tegak. Di tangan kanan orang itu tergenggam tombak pendek. Mata tombak itu terlihat mengeluarkan sinar kebiruan beradu dengan cahaya bulan.
Di sudut lain ajag raksasa jelmaan tuan Dargo tampak berdiri di samping lelaki tua yang tiba –tiba muncul secara mengejutkan, beberapa luka ditubuh binatang jelmaan itu mengeluarkan bau hangus terbakar. Sementara sepasang matanya menatap tajam ke arah Sang Ratu yang berdiri tegak beberapa tombak di depan sana.
Sang Ratu tersenyum sinis begitu tahu siapa yang tadi menyerangnya dari belakang.
Titisan siluman ajag betina itu tertawa panjang lalu berkata.
“Dulu kau pernah bersenang-senang menikmati keindahan tubuhku. Tapi setelah kau puas dan kau bertemu dengan perempuan asing itu kau kabur begitu saja. Bahkan, kau tega membunuhku! Sekarang apakah kau masih ingin mengelus tubuh dan menciumnya?!”
Suara itu seperti bergema dari tempat yang jauh. Suara seorang perempuan parau dan sesekali terdengar menggeram penuh dendam.
“Nyimas Ratu, atau Ida nama asli mu Ida. Kuasai diri mu Nak….”
“ Itu cerita masa lalu yang bagiku sangat menjijikkan dan sekejap pun aku tidak ingin mengulanginya dengan mu “
“ Randu Alas, kau tentu masih ingat saat aku menyelamatkan nyawa mu yang di ujung tanduk. Lalu tidakkah kau ingin kita bersenang-senang lagi seperti dulu? Mandi berdua di pantai Karangbolong, bercanda di atas ranjang atau bergumul di tepi pantai di bawah bulan purnama?”
“ Apa yang terjadi di masa lalu untuk apa diungkit lagi. Aku hanya ingin hidup sebagai manusia normal, tanpa darah membasahi sekujur badan ku…..”
“Alangkah enaknya kau bicara seperti itu Randu Alas!”
Randu Alas terdiam. Ida yang telah dirasuki oleh Nyimas Ratu terus menatap orang itu dengan pandangan lekat dingin tak berkedip.
"Lihat jari-jari tangannya! Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu Ida?!" Aku hanya bisa terpekik di dalam hati.
Lima jari tangan kanan gadis jelmaan itu tampak mengeluarkan kuku-kuku panjang runcing. Bulu –bulu halus mendesak keluar dari pori –pori kulitnya. Lalu dia tertawa cekikikan. Di kejauhan seperti menyambuti terdengar suara lolongan anjing panjang bersahut -sahutan.
Gadis ini menerkam dengan gerakan cepat ke arah Randu Alas, cakaran kukunya merobek dengan hebat dan sesekali dia mengeluarkan dua larik sinar merah dari kedua bola matanya. Randu Alas melompat menghindar sembari berseru kaget. Tubuhnya mencelat ke samping begitu dua larik sinar merah itu menerjang ke arahnya. Dargo yang masih berwujud seekor anjing besar juga tidak luput dari serangan itu. Tubuh itu melompat menghindari serangan yang datang begitu cepat.
Akan tetapi, rupanya Dargo tidak terlalu gesit untuk mengelak sehingga satu sinar merah itu tepat menghunjam ke arah ulu hatinya. Suara geraman dan kesakitan bercampur jadi satu. Anjing besar itu terdorong dan terpental beberapa langkah ke belakang dan untuk sesaat lamanya terkapar tidak mampu berdiri lagi. Hanya terlihat sepasang matanya membeliak penuh dengan rasa amarah bercampur dengan kesakitan.
“ Dargo, diam sajalah disitu. Biar urusan ini aku selesaikan. Cukup sudah kau menanggung penderitaan akibat perbuatanku di masa lalu “
Randu Alas berteriak lantang dari tempatnya berdiri. Lalu Randu Alas menarik nafas panjang, dengan cepat tubuhnya melompat menerjang ke depan. Senjata tombak pendek di tangan kanannya berdesing –desing kirimkan serangan susul menyusul. Serangan –serangan tombak pendek itu diarahkan ke bagian-bagian kematian lawan yaitu tenggorokan dan dada! Mendapat serangan dahsyat itu Nyimas Ratu jadi terkesiap juga. Dia cakarkan tangan kanannya ke arah perut Randu Alas. Yang diserang cepat melompat dan balas menghantam dengan sabetan batang tombak. Tangan kanan tak ampun lagi saling beradu dengan tombak itu.
Bukk!
Nyimas Ratu keluarkan seruan pendek. Tangan kanannya bergetar. Di lain pihak Randu Alas tampak terhuyung-huyung hampir jatuh. Tangannya kesemutan, tombaknya seperti membentur tembok baja. Masih untung senjata itu tidak sampai terlepas dari genggaman tangannya. Mendapat perlawanan keras begitu rupa Nyimas Ratu berteriak keras sembari menggeram.
Aku hanya bisa menahan nafas dari balik tempat persembunyianku. Sepasang mata ku tidak lepas memandang pertempuran itu. Aku masih ingat kata- kata orang tua misterius itu sebelum melompat meninggalkan ku sendiri di balik semak belukar.
“ Ingat kata –kata ku Nak, aku ingin kau bertindak sesuai dengan yang aku katakan. Aku akan mencoba menahan kekasihmu itu, meski aku tahu itu sia –sia. Tapi tetap harus dicoba kan?”
“ Anak itu belum sepenuhnya dikuasai roh jahat, karena ia masih belum bisa berubah wujud seutuhnya. Badannya masih berwujud manusia. Hanya mata dan kuku –kukunya yang sudah menyerupai binatang laknat itu “
“ Aku ingin kau membantu melepaskan pengaruh jahat mahkluk itu, aku yakin kau bisa. Ya, dengan cinta. Besar cinta mu kepadanya bisa membantu untuk bisa sadar dan menguasai diri sepenuhnya. Aku berharap besar padamu Nak. Tunggu isyarat dari ku “
Dan aku hanya mampu melongo tanpa mampu membuka mulut untuk sekedar mengiyakan perkataannya dan sekarang isyarat yang diberikan oleh kakek tua yang ternyata Randu Alas belum juga terlihat. Lelaki tua yang sudah berumur ratusan tahun itu masih saja berlompatan menghindari cabikan dan serangan –serangan Ida yang kini menjelma menjadi manusia setengah siluman. Sungguh, aku tidak percaya semua ini.
Di sudut lain ajag raksasa jelmaan tuan Dargo tampak berdiri di samping lelaki tua yang tiba –tiba muncul secara mengejutkan, beberapa luka ditubuh binatang jelmaan itu mengeluarkan bau hangus terbakar. Sementara sepasang matanya menatap tajam ke arah Sang Ratu yang berdiri tegak beberapa tombak di depan sana.
Sang Ratu tersenyum sinis begitu tahu siapa yang tadi menyerangnya dari belakang.
Titisan siluman ajag betina itu tertawa panjang lalu berkata.
“Dulu kau pernah bersenang-senang menikmati keindahan tubuhku. Tapi setelah kau puas dan kau bertemu dengan perempuan asing itu kau kabur begitu saja. Bahkan, kau tega membunuhku! Sekarang apakah kau masih ingin mengelus tubuh dan menciumnya?!”
Suara itu seperti bergema dari tempat yang jauh. Suara seorang perempuan parau dan sesekali terdengar menggeram penuh dendam.
“Nyimas Ratu, atau Ida nama asli mu Ida. Kuasai diri mu Nak….”
“ Itu cerita masa lalu yang bagiku sangat menjijikkan dan sekejap pun aku tidak ingin mengulanginya dengan mu “
“ Randu Alas, kau tentu masih ingat saat aku menyelamatkan nyawa mu yang di ujung tanduk. Lalu tidakkah kau ingin kita bersenang-senang lagi seperti dulu? Mandi berdua di pantai Karangbolong, bercanda di atas ranjang atau bergumul di tepi pantai di bawah bulan purnama?”
“ Apa yang terjadi di masa lalu untuk apa diungkit lagi. Aku hanya ingin hidup sebagai manusia normal, tanpa darah membasahi sekujur badan ku…..”
“Alangkah enaknya kau bicara seperti itu Randu Alas!”
Randu Alas terdiam. Ida yang telah dirasuki oleh Nyimas Ratu terus menatap orang itu dengan pandangan lekat dingin tak berkedip.
"Lihat jari-jari tangannya! Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu Ida?!" Aku hanya bisa terpekik di dalam hati.
Lima jari tangan kanan gadis jelmaan itu tampak mengeluarkan kuku-kuku panjang runcing. Bulu –bulu halus mendesak keluar dari pori –pori kulitnya. Lalu dia tertawa cekikikan. Di kejauhan seperti menyambuti terdengar suara lolongan anjing panjang bersahut -sahutan.
Gadis ini menerkam dengan gerakan cepat ke arah Randu Alas, cakaran kukunya merobek dengan hebat dan sesekali dia mengeluarkan dua larik sinar merah dari kedua bola matanya. Randu Alas melompat menghindar sembari berseru kaget. Tubuhnya mencelat ke samping begitu dua larik sinar merah itu menerjang ke arahnya. Dargo yang masih berwujud seekor anjing besar juga tidak luput dari serangan itu. Tubuh itu melompat menghindari serangan yang datang begitu cepat.
Akan tetapi, rupanya Dargo tidak terlalu gesit untuk mengelak sehingga satu sinar merah itu tepat menghunjam ke arah ulu hatinya. Suara geraman dan kesakitan bercampur jadi satu. Anjing besar itu terdorong dan terpental beberapa langkah ke belakang dan untuk sesaat lamanya terkapar tidak mampu berdiri lagi. Hanya terlihat sepasang matanya membeliak penuh dengan rasa amarah bercampur dengan kesakitan.
“ Dargo, diam sajalah disitu. Biar urusan ini aku selesaikan. Cukup sudah kau menanggung penderitaan akibat perbuatanku di masa lalu “
Randu Alas berteriak lantang dari tempatnya berdiri. Lalu Randu Alas menarik nafas panjang, dengan cepat tubuhnya melompat menerjang ke depan. Senjata tombak pendek di tangan kanannya berdesing –desing kirimkan serangan susul menyusul. Serangan –serangan tombak pendek itu diarahkan ke bagian-bagian kematian lawan yaitu tenggorokan dan dada! Mendapat serangan dahsyat itu Nyimas Ratu jadi terkesiap juga. Dia cakarkan tangan kanannya ke arah perut Randu Alas. Yang diserang cepat melompat dan balas menghantam dengan sabetan batang tombak. Tangan kanan tak ampun lagi saling beradu dengan tombak itu.
Bukk!
Nyimas Ratu keluarkan seruan pendek. Tangan kanannya bergetar. Di lain pihak Randu Alas tampak terhuyung-huyung hampir jatuh. Tangannya kesemutan, tombaknya seperti membentur tembok baja. Masih untung senjata itu tidak sampai terlepas dari genggaman tangannya. Mendapat perlawanan keras begitu rupa Nyimas Ratu berteriak keras sembari menggeram.
Aku hanya bisa menahan nafas dari balik tempat persembunyianku. Sepasang mata ku tidak lepas memandang pertempuran itu. Aku masih ingat kata- kata orang tua misterius itu sebelum melompat meninggalkan ku sendiri di balik semak belukar.
“ Ingat kata –kata ku Nak, aku ingin kau bertindak sesuai dengan yang aku katakan. Aku akan mencoba menahan kekasihmu itu, meski aku tahu itu sia –sia. Tapi tetap harus dicoba kan?”
“ Anak itu belum sepenuhnya dikuasai roh jahat, karena ia masih belum bisa berubah wujud seutuhnya. Badannya masih berwujud manusia. Hanya mata dan kuku –kukunya yang sudah menyerupai binatang laknat itu “
“ Aku ingin kau membantu melepaskan pengaruh jahat mahkluk itu, aku yakin kau bisa. Ya, dengan cinta. Besar cinta mu kepadanya bisa membantu untuk bisa sadar dan menguasai diri sepenuhnya. Aku berharap besar padamu Nak. Tunggu isyarat dari ku “
Dan aku hanya mampu melongo tanpa mampu membuka mulut untuk sekedar mengiyakan perkataannya dan sekarang isyarat yang diberikan oleh kakek tua yang ternyata Randu Alas belum juga terlihat. Lelaki tua yang sudah berumur ratusan tahun itu masih saja berlompatan menghindari cabikan dan serangan –serangan Ida yang kini menjelma menjadi manusia setengah siluman. Sungguh, aku tidak percaya semua ini.
Quote:
Suasana kembali tambah memanas manakala dari balik kerapatan pohon tiga buah anak panah melesat di udara, menghantam ke arah tiga bagian tubuh Ida! Di depan sana gadis jelmaan yang mendapat serangan anak panah pukulkan tangan kirinya. Satu anak panah mental dan patah jadi dua berserakan di tanah. Dua diantaranya berbalik arah menyerang orang yang berada di balik pepohonan!
Tidak berapa lama dari balik pepohonan muncul seorang pemuda dengan beberapa anak panah menggantung di punggung dan tangan kanan tampak menggenggam erat busurnya. Terlihat bahu pakaiannya robek besar. Di balik robekan itu terlihat darah merembes keluar melalui lengannya hingga sampai di jemari tangan. Ternyata satu anak panah tadi sempat mengenai si tuannya.
Sang Ratu mendengus melihat ada seorang pemuda tiba –tiba muncul dari balik rerimbunan pepohonan.
“ Rupanya ada lagi yang ingin mengantar nyawa malam ini. Kalau dari aroma darah mu kau masih keturunan trah Randu Alas dan kebetulan malam ini, disaksikan purnama penuh akan aku buat desa itu menjadi karang abang bermandikan darah kalian semua !”
Pemuda yang tidak lain adalah Danny itu hanya tersenyum tipis. Disekanya darah yang menetes dengan sebelah tangannya.
“ Kita buktikan itu nanti Ida, tidak semudah itu menendang nyawaku dari dalam tubuh ku ini “
Sementara itu si gadis mulai berjalan melangkahi tumpukan mayat. Bergerak ke arah Randu Alas dan Danny. Tombak pendek ditangan kanan Randu Alas digenggam erat –erat, Danny segera memasang dua anak panah di busurnya. Lalu merentangkannya dengan perlahan –lahan.
“ Hati –hati Nak, mahkluk ini sangat berbahaya dan yang lebih terpenting lagi kita harus bisa menyelamatkan gadis yang jadi wadah titisan itu. Kau paham? “
Radu Alas berbisik lirih. Danny hanya mengangguk lalu tersenyum.
Sang Ratu melangkah terus sambil menyeringai. Kuku –kuku dijemari tangnnya makin panjang dan runcing, sementara bulu –bulu halus berwarna kelabu kehitaman terlihat tambah tebal. Wajah gadis yang cantik itu kini mulai berubah menjadi lonjong dengan sepasang telinga yang berubah mencuat ke atas. Wajahnya yang cantik jelita telah berubah jadi menyerupai perwujudan seekor asu ajag.
"Celaka! Perwujudannya makin mendekati sempurna." kata Randu Alas dengan cemas.
Tiba-tiba dengan gerakan cepat Ida melesat ke depan. Danny segera melepaskan anak panahnya. Dua anak panah melesat dengan cepat menyerang ke depan. Ida tahu datangnya bahaya dengan cepat merubah gerakan serangan. Ia melesat ke atas lalu menukik meneruskan serangan. Dua anak panah luput hanya mengenai angin lalu menancap di pohon.
Randu Alas pun tidak mau hanya berdiam diri saja. Tombak pendeknya kembali menyerang menderu –deru. Akan tetapi Ida yang telah menjelma menjadi sesosok siluman dari masa lalu seakan –akan tidak terlalu repot untuk menghindari serangan –serangan itu bahkan beberapa kali sempat menyerang balik ke arah ke dua orang pengeroyoknya.
Randu Alas dan Danny menjadi sibuk. Untuk sementara serangan-serangan itu masih dapat ditahan oleh mereka berdua. Lalu sampai seberapa lama mereka bisa bertahan?
Satu serangan cepat kembali dilancarkan oleh Ida, kali ini mengincar ke arah Danny. Dengan cerdik ia melayang-layang di udara, berputar-putar mencari kesempatan. Suatu ketika Ida kembali menyerbu. Randu Alas memapasi dengan sodokan tombak pendeknya dan celakanya sodokan itu berhasil dielakkan sehingga Ida masih mampu menerobos. Satu jotosan keras mendarat tepat di ulu hati Danny. Pemuda ini terpental lalu jatuh terkapar ditanah. Dari sudut bibirnya merembes darah untuk kemudian jatuh tidak sadarkan diri. Busur panahnya terlepas dan terlempar jatuh untuk kemudian berderak patah menjadi dua.
Sekejap Randu Alas tercengang melihat hal itu, dia menjadi lengah. Satu pukulan keras menghantam ke arah dada Randu Alas. Terdengar suara berdentum. Randu Alas rasakan dadanya seperti dijepit oleh dinding batu dari arah depan serta kiri kanan. Kedua lututnya goyah. Dia tak sanggup bertahan akhirnya terpental dua tombak ke belakang, terhempas di atas tanah. Randu Alas meskipun dalam keadaan terluka parah di sebelah dalam namun masih sempat melihat datangnya hantaman kaki Sang Ratu yang akan menghujam kepalanya. Dia berusaha menyingkir. Tapi seperti ada hawa aneh yang membuatnya tak mampu bergerak. Lelaki tua ini hanya pasrah menunggu datangnya maut!
Hanya sesaat lagi tapak kaki Sang Ratu akan menghancurkan kepala si kakek, tiba- tiba dari samping terdengar bentakan yang teramat keras dan lantang.
“ Ida hentikan semua ini! Tentu kau masih mengingatku?!”
Aku keluar dari rerimbunan semak tempatku bersembunyi tadi, kubulatkan tekad untuk keluar karena aku lihat si kakek dan Danny sudah terkapar menjemput maut kalau saja tidak segera ditolong. Meskipun aku juga tahu, aku tidak dapat berbuat banyak kalau harus bertarung dengan Ida yang sudah berubah menjadi setengah siluman.
Sesaat Ida terdiam terpaku dari tempat berdirinya. Tepak kakinya yang terayun perlahan –lahan diturunkannya. Mata gadis itu tiba –tiba meredup. Tidak semerah dan seliar tadi. Aku berjalan pelan –pelan ke arahnya. Gemetar.
Manakala aku hanya berjarak dua langkah dari tempatnya berdiri. Suara jeritannya hampir menyerupai lolongan anjing itu kembali terdengar melengking Cumiakkan telinga.
"Kau penduduk desa ini,jongos atau siapa! Lekas beri tahu!" bentak Ida seraya maju dua langkah. Sampai saat itu wajah dan sekujur badannya sampai ke kaki masih tampak berbulu hitam kelabu.
"Aku dan mereka ini tidak punya hubungan apa-apa. Sangkut pautku dengan dirinya adalah sangkut paut kemanusiaan! Dan yang pasti aku akan menolongmu Ida" jawab ku. Entah darimana aku mendapatkan keberanian seperti itu.
Ida mundur setindak manakala aku mendekatinya. Dari bibirnya yang sudah mulai lancip itu terdengar suara seperti merintih.
“ Kau Zulham bukan? “
Aku seperti hendak melonjak kegirangan. Ia sadar, Ida ku telah sadar.
“ Iya, aku Zulham. Kau mengingatku Ida?”
Ida hanya mengangguk perlahan. Aku bisa melihat dua bulir air mata menetes dari sepasang matanya yang berubah menjadi sangat redup dan sayu.
“ Aku..aku tidak bisa Zul “
Ida menjawab sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangan.
“ Ayo Ida, lawan pengaruh itu. Aku yakin kau bisa”
“ Ayo lawanlah!”
Aku berteriak dengan histeris.
Ida berdiri mematung seperti ada pertempuran hebat di dalam dirinya. Sesaat kemudian tubuhnya bergetar hebat, seperti menggigil dari mulutnya keluar suara samar seperti suara dari kedalaman sumur. Aku terpaku berdiri ditempatku semula, kaki ku serasa berat seperti diganduli oleh batu berbobot ratusan kilo.
Tiba-tiba tubuh Randu Alas melesat ke arah Ida. Melihat hal ini Ida cepat angkat tangannya. Tubuhnya yang kaku mendadak bergerak. Matanya kembali menyala merah dan menjadi liar berputar –putar menggidikkan. Kuku –kuku tajam terjulur siap menerkam. Akan tetapi, seperti kesilauan Ida menutupi kedua matanya dengan tangan kiri. Tapi terlambat. Sebagian cahaya rembulan yang memantul di atas kaca yang dipegang oleh Randu Alas berbalik menembus kedua matanya. Gadis ini menjerit. Sekali ini suara jeritannya asli suara jeritan manusia. Lalu tubuhnya jatuh terkapar di tanah!
Randu Alas menarik nafas lega. Dia seka muka dan lehernya yang basah oleh keringat!
“Ida!” teriak ku seraya berlari dan jatuhkan diriku di samping gadis pujaan ku itu.
Seketika aku meletakkan kepala Ida di atas pangkuan dan membelai kening gadis itu.
“Nak, aku telah menyelamatkan gadis itu dari sekapan kutukan iblis. Ketahuilah gadismu itu kini sudah selamat untuk sementara. Tapi untuk benar –benar melepaskan kutukan itu hanya kau dan dia sendiri yang bisa melakukannya…”
Habis berkata begitu Randu Alas ini betulkan letak ikat kepalanya lalu duduk di samping tubuh Ida. Kedua telapak tangannya diusapkan satu sama lain. Lama-lama kedua tangan itu tampak menjadi sangat merah dan mengeluarkan asap putih yang menimbulkan hawa sangat dingin. Lelaki tua itu membungkuk. Dengan hati-hati kedua tangannya yang dingin itu diusapnya ke sekujur wajah Ida. Kedua mata ku membeliak besar ketika melihat apa yang terjadi. Di bawah cahaya bulan purnama lima belas hari aku lihat perlahan-lahan, sedikit demi sedikit wajah Ida berubah seperti sedia kala. Tidak ada bulu – bulu di tubuh itu, tidak ada mulut lancip menyerupai moncong dengan deretan gigi yang mencuat tajam.
Ketika kakek itu mengangkat tangannya dan wajah telah sempurna perubahannya, mulutku ternganga lebar. Kerongkongan terasa tercekat dan lidah seolah kelu. Aku hanya mampu mengeluarkan suara mendesis perlahan.
Tidak berapa lama dari balik pepohonan muncul seorang pemuda dengan beberapa anak panah menggantung di punggung dan tangan kanan tampak menggenggam erat busurnya. Terlihat bahu pakaiannya robek besar. Di balik robekan itu terlihat darah merembes keluar melalui lengannya hingga sampai di jemari tangan. Ternyata satu anak panah tadi sempat mengenai si tuannya.
Sang Ratu mendengus melihat ada seorang pemuda tiba –tiba muncul dari balik rerimbunan pepohonan.
“ Rupanya ada lagi yang ingin mengantar nyawa malam ini. Kalau dari aroma darah mu kau masih keturunan trah Randu Alas dan kebetulan malam ini, disaksikan purnama penuh akan aku buat desa itu menjadi karang abang bermandikan darah kalian semua !”
Pemuda yang tidak lain adalah Danny itu hanya tersenyum tipis. Disekanya darah yang menetes dengan sebelah tangannya.
“ Kita buktikan itu nanti Ida, tidak semudah itu menendang nyawaku dari dalam tubuh ku ini “
Sementara itu si gadis mulai berjalan melangkahi tumpukan mayat. Bergerak ke arah Randu Alas dan Danny. Tombak pendek ditangan kanan Randu Alas digenggam erat –erat, Danny segera memasang dua anak panah di busurnya. Lalu merentangkannya dengan perlahan –lahan.
“ Hati –hati Nak, mahkluk ini sangat berbahaya dan yang lebih terpenting lagi kita harus bisa menyelamatkan gadis yang jadi wadah titisan itu. Kau paham? “
Radu Alas berbisik lirih. Danny hanya mengangguk lalu tersenyum.
Sang Ratu melangkah terus sambil menyeringai. Kuku –kuku dijemari tangnnya makin panjang dan runcing, sementara bulu –bulu halus berwarna kelabu kehitaman terlihat tambah tebal. Wajah gadis yang cantik itu kini mulai berubah menjadi lonjong dengan sepasang telinga yang berubah mencuat ke atas. Wajahnya yang cantik jelita telah berubah jadi menyerupai perwujudan seekor asu ajag.
"Celaka! Perwujudannya makin mendekati sempurna." kata Randu Alas dengan cemas.
Tiba-tiba dengan gerakan cepat Ida melesat ke depan. Danny segera melepaskan anak panahnya. Dua anak panah melesat dengan cepat menyerang ke depan. Ida tahu datangnya bahaya dengan cepat merubah gerakan serangan. Ia melesat ke atas lalu menukik meneruskan serangan. Dua anak panah luput hanya mengenai angin lalu menancap di pohon.
Randu Alas pun tidak mau hanya berdiam diri saja. Tombak pendeknya kembali menyerang menderu –deru. Akan tetapi Ida yang telah menjelma menjadi sesosok siluman dari masa lalu seakan –akan tidak terlalu repot untuk menghindari serangan –serangan itu bahkan beberapa kali sempat menyerang balik ke arah ke dua orang pengeroyoknya.
Randu Alas dan Danny menjadi sibuk. Untuk sementara serangan-serangan itu masih dapat ditahan oleh mereka berdua. Lalu sampai seberapa lama mereka bisa bertahan?
Satu serangan cepat kembali dilancarkan oleh Ida, kali ini mengincar ke arah Danny. Dengan cerdik ia melayang-layang di udara, berputar-putar mencari kesempatan. Suatu ketika Ida kembali menyerbu. Randu Alas memapasi dengan sodokan tombak pendeknya dan celakanya sodokan itu berhasil dielakkan sehingga Ida masih mampu menerobos. Satu jotosan keras mendarat tepat di ulu hati Danny. Pemuda ini terpental lalu jatuh terkapar ditanah. Dari sudut bibirnya merembes darah untuk kemudian jatuh tidak sadarkan diri. Busur panahnya terlepas dan terlempar jatuh untuk kemudian berderak patah menjadi dua.
Sekejap Randu Alas tercengang melihat hal itu, dia menjadi lengah. Satu pukulan keras menghantam ke arah dada Randu Alas. Terdengar suara berdentum. Randu Alas rasakan dadanya seperti dijepit oleh dinding batu dari arah depan serta kiri kanan. Kedua lututnya goyah. Dia tak sanggup bertahan akhirnya terpental dua tombak ke belakang, terhempas di atas tanah. Randu Alas meskipun dalam keadaan terluka parah di sebelah dalam namun masih sempat melihat datangnya hantaman kaki Sang Ratu yang akan menghujam kepalanya. Dia berusaha menyingkir. Tapi seperti ada hawa aneh yang membuatnya tak mampu bergerak. Lelaki tua ini hanya pasrah menunggu datangnya maut!
Hanya sesaat lagi tapak kaki Sang Ratu akan menghancurkan kepala si kakek, tiba- tiba dari samping terdengar bentakan yang teramat keras dan lantang.
“ Ida hentikan semua ini! Tentu kau masih mengingatku?!”
Aku keluar dari rerimbunan semak tempatku bersembunyi tadi, kubulatkan tekad untuk keluar karena aku lihat si kakek dan Danny sudah terkapar menjemput maut kalau saja tidak segera ditolong. Meskipun aku juga tahu, aku tidak dapat berbuat banyak kalau harus bertarung dengan Ida yang sudah berubah menjadi setengah siluman.
Sesaat Ida terdiam terpaku dari tempat berdirinya. Tepak kakinya yang terayun perlahan –lahan diturunkannya. Mata gadis itu tiba –tiba meredup. Tidak semerah dan seliar tadi. Aku berjalan pelan –pelan ke arahnya. Gemetar.
Manakala aku hanya berjarak dua langkah dari tempatnya berdiri. Suara jeritannya hampir menyerupai lolongan anjing itu kembali terdengar melengking Cumiakkan telinga.
"Kau penduduk desa ini,jongos atau siapa! Lekas beri tahu!" bentak Ida seraya maju dua langkah. Sampai saat itu wajah dan sekujur badannya sampai ke kaki masih tampak berbulu hitam kelabu.
"Aku dan mereka ini tidak punya hubungan apa-apa. Sangkut pautku dengan dirinya adalah sangkut paut kemanusiaan! Dan yang pasti aku akan menolongmu Ida" jawab ku. Entah darimana aku mendapatkan keberanian seperti itu.
Ida mundur setindak manakala aku mendekatinya. Dari bibirnya yang sudah mulai lancip itu terdengar suara seperti merintih.
“ Kau Zulham bukan? “
Aku seperti hendak melonjak kegirangan. Ia sadar, Ida ku telah sadar.
“ Iya, aku Zulham. Kau mengingatku Ida?”
Ida hanya mengangguk perlahan. Aku bisa melihat dua bulir air mata menetes dari sepasang matanya yang berubah menjadi sangat redup dan sayu.
“ Aku..aku tidak bisa Zul “
Ida menjawab sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangan.
“ Ayo Ida, lawan pengaruh itu. Aku yakin kau bisa”
“ Ayo lawanlah!”
Aku berteriak dengan histeris.
Ida berdiri mematung seperti ada pertempuran hebat di dalam dirinya. Sesaat kemudian tubuhnya bergetar hebat, seperti menggigil dari mulutnya keluar suara samar seperti suara dari kedalaman sumur. Aku terpaku berdiri ditempatku semula, kaki ku serasa berat seperti diganduli oleh batu berbobot ratusan kilo.
Tiba-tiba tubuh Randu Alas melesat ke arah Ida. Melihat hal ini Ida cepat angkat tangannya. Tubuhnya yang kaku mendadak bergerak. Matanya kembali menyala merah dan menjadi liar berputar –putar menggidikkan. Kuku –kuku tajam terjulur siap menerkam. Akan tetapi, seperti kesilauan Ida menutupi kedua matanya dengan tangan kiri. Tapi terlambat. Sebagian cahaya rembulan yang memantul di atas kaca yang dipegang oleh Randu Alas berbalik menembus kedua matanya. Gadis ini menjerit. Sekali ini suara jeritannya asli suara jeritan manusia. Lalu tubuhnya jatuh terkapar di tanah!
Randu Alas menarik nafas lega. Dia seka muka dan lehernya yang basah oleh keringat!
“Ida!” teriak ku seraya berlari dan jatuhkan diriku di samping gadis pujaan ku itu.
Seketika aku meletakkan kepala Ida di atas pangkuan dan membelai kening gadis itu.
“Nak, aku telah menyelamatkan gadis itu dari sekapan kutukan iblis. Ketahuilah gadismu itu kini sudah selamat untuk sementara. Tapi untuk benar –benar melepaskan kutukan itu hanya kau dan dia sendiri yang bisa melakukannya…”
Habis berkata begitu Randu Alas ini betulkan letak ikat kepalanya lalu duduk di samping tubuh Ida. Kedua telapak tangannya diusapkan satu sama lain. Lama-lama kedua tangan itu tampak menjadi sangat merah dan mengeluarkan asap putih yang menimbulkan hawa sangat dingin. Lelaki tua itu membungkuk. Dengan hati-hati kedua tangannya yang dingin itu diusapnya ke sekujur wajah Ida. Kedua mata ku membeliak besar ketika melihat apa yang terjadi. Di bawah cahaya bulan purnama lima belas hari aku lihat perlahan-lahan, sedikit demi sedikit wajah Ida berubah seperti sedia kala. Tidak ada bulu – bulu di tubuh itu, tidak ada mulut lancip menyerupai moncong dengan deretan gigi yang mencuat tajam.
Ketika kakek itu mengangkat tangannya dan wajah telah sempurna perubahannya, mulutku ternganga lebar. Kerongkongan terasa tercekat dan lidah seolah kelu. Aku hanya mampu mengeluarkan suara mendesis perlahan.
ashrose dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Kutip
Balas