- Beranda
- Stories from the Heart
BARU BELAJAR BANDEL (kumcer)
...
TS
navyjahbura
BARU BELAJAR BANDEL (kumcer)

===========
Kisah kami semua.. dimulai dari sebuah kata; bandel. Bandel..., dan kami belajar tentang segala hal dari satu kata itu. Lalu, apa yang kami pelajari?
Kehidupan...
Dalam kehidupan ini, kami belajar tentang banyak hal. Hal yang baik, dan juga hal yang buruk. Seperti sebuah kacamata, kami selalu menemukan dua buah sudut pandang—didalam hidup ini... seperti kanan.. atau kiri, atas atau bawah...
Luas atau sempit.
Pintar atau bodoh.
Kaya atau miskin.
Tinggi atau pendek.
Paha atau dada... eh?
Kuno atau modern.
Hidup atau mati.
Bising atau senyap.
Selingkuh atau setia, surga atau neraka, dan masih banyak lagi... yang tentunya, selalu dipilih salah satu dari dua buah pilihan yang ada. Karena dalam hidup ini kita pasti selalu memilih. Bahkan mati pun adalah sebuah pilihan—pada akhirnya.
Kenapa kami? kenapa bukan ogut, dia, atau mereka? tentu saja, karena ada banyak orang didalam kisah ini. Tetapi sebetulnya, ada tiga orang yang akan membentuk dan menghiasi kisah ini, seperti tiga serangkai, tiga orang ini akan hadir dan turut merangkai kisah didalamnya.
Dari ketiga orang itu, ada ogut, sebagai salah satunya, yang paling diberkati (bandel nya), dannn palinnng butuh banyak belajar, karena itulah, kisah ini ogut namakan baru belajar... belajar apa? belajar bandel.
Baru Belajar Bandel, Desember, 2018.
Spoiler for Soundtrack:
=======
Indeks
====
1. Kumpul Bocah
2. Arti Kehidupan
Celotehan — Wrongly Behavin'
3. Ikan Cupang
Celotehan — Felt Like Heaven
4. Emang naik apa?
Celotehan — Mungkin kita lupa
======
Appetizer
Baca juga kisah Baru Belajar Bandel
>> DISINI<<
Dwilogi Baru Belajar Bandel
>> DISINI <<
Trilogi Baru Belajar Bandel
>> DISINI <<
======
====
1. Kumpul Bocah
2. Arti Kehidupan
Celotehan — Wrongly Behavin'
3. Ikan Cupang
Celotehan — Felt Like Heaven
4. Emang naik apa?
Celotehan — Mungkin kita lupa
======
Appetizer
Baca juga kisah Baru Belajar Bandel
>> DISINI<<
Dwilogi Baru Belajar Bandel
>> DISINI <<
Trilogi Baru Belajar Bandel
>> DISINI <<
======
Diubah oleh navyjahbura 18-12-2018 09:20
anasabila memberi reputasi
6
5K
78
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•1Anggota
Tampilkan semua post
TS
navyjahbura
#1
1. Kumpul Bocah

Hari itu.. dibawah terik nya panas matahari..,
"Buka, buka, buka, buka!" riuhnya suara anak - anak kecil yang berteriak ikut meramaikan suasana di siang hari itu, semakin berlanjut karena cewek dengan warna kulit eksotis itu masih menunda nunda untuk membuka hadiah yang akan dia kasih buat anak anak di panti asuhan ini. Dengan berbicara, "Ayooo adek adek, siapa disini yang mau kakak buat buka hadiahnyaaa?" teriak cewek itu, membuat semua bocah bocah itu berteriak ganas, meminta perempuan itu agar segera membukakan hadiah untuk mereka semua.
Bahkan ada yang berani maju kedepan dan MEREMAS bingkisan yang berada didalam genggaman si cewek tersebut. Muka nya agak agak mesum gitu, si bocah kecil itu, ada rasa gemas ketika melihatnya. Pemandangan itu menimbulkan sebuah senyum simpul di bibir ini saat ogut memperhatikan keramaian itu dari jarak yang agak jauh.
"Bah, anak gila itu..," gumam salah seorang cowok dari kelompok kami. Sedangkan yang satunya lagi, asyik menangis, saking kecil suara tangisan nya itu, kami berdua disini nggak ada yang tega melihatnya.
....
Ruangan tempat dimana kami berada sekarang ini bisa dibilang, lumayan besar, mungkin seperti aula dengan ukuran 15 x 15 meter persegi, semuanya terbuat dari kayu, dan ada kipas angin yang terputar putar diatas nya, tiga buah kipas angin dari kayu, modelnya unik dan artistik, yang gue percaya, fungsinya adalah untuk menyejukkan hawa panas di siang hari itu. Iya, untuk menyejukkan hawa panas, masa untuk membakar orang.
Kota ini enggak bisa lebih panas lagi dari empat puluh derajat celsius, tapi yang jelas, segitu aja sudah panas, sehingga keringat pun berhasil mengucur deras dari pelipis ini.. menetes dan jatuh nggak karuan entah kemana arahnya.
Atau mungkin, apa sih yang lebih terang dan bersinar dari siang hari itu? jawabannya adalah, enggak ada... dan semua keramaian tadi akhirnya tiba juga pada puncaknya, "Horeeeee coklatttt, coklat buat semuanyaaaa!" teriak cewek tersebut, lalu semua bocah kecil itu berhamburan dan segera mengambil coklat yang dibagikan oleh dirinya didepan sana. Laki laki maupun perempuan, dari yang mulai giginya utuh sampai yang giginya ompong sekalipun, ada.
Yah, namanya juga anak anak...
Dan... nggak ada yang protes walau mereka hanya dikasih coklat saja, karena waktu itu masih tahun 2007, jadi belum jaman nya bocah pada merengek, minta minta kuota internet... dan kami pun pada saat itu masih bocah juga, bocah SMP...
Gila, 2007 ya, seolah masih kemarin aja kami berpetualang, tapi sekarang sudah 2018 lagi, tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat.
Tsahhhh~
.....
"Adik adik... dibagi bagi yaaa coklatnya... jangan dimakan sendirian aja... heheh." pinta cewek itu lagi, setelah ia berhasil membagikan coklat coklat itu kepada anak anak di panti asuhan ini. Sebuah panti asuhan yang sudah menjadi tempat tujuan awal sejak kami memutuskan untuk pergi ke kota ini. Kota Padang, sebuah kota yang terletak di Sumatra bagian barat.
Dan cewek yang barusan membagi bagikan bingkisan coklat itu, kini, ia sedang berjalan menuju ke arah kami bertiga.., "Wah.. akhirnya beres juga gengs!" ucap cewek ini, kepada kami, yang sejak tadi hanya berdiam diri saja di luar pintu rumah tradisional dari panti asuhan ini tanpa banyak bergerak samasekali.
Lalu setelah itu, ada seseorang, dengan logat khas orang Bataknya, angkat bicara, "Hey... Pop, sudah selesai kao? ba-gai-mana? asyik?!" ucap cowok itu dengan nada suara beratnya. Gaya duduknya kayak juragan besar, kaki naik satu diatas, tangan dikipas kipas, lalu kepala mengangguk angguk, ini mau nagih hutang atau mau ngobrol nih?
"Asyik kok Xel, kenapa tadi kamu nggak ikutan aja?" tanya si cewek ini, yang sejak tadi sudah mencontohkan cara bersosialiasi yang benar kepada kami bertiga disini—yang bisanya cuma duduk-duduk aja.
"Oke. Ah gaklah, kabur mereka nanti, kalau lihat wajahku ini," kata Axel mencoba sedikit melucu.
Krik... krik... nggak ada yang ketawa.
"Loh emangnya kenapa..." tanya Opop lagi, mendadak keheranan.
"Ah mending kao lah, kao kan cantek Pop, keren pulak." jawab Axel lagi, memuji cewek ini. Axel bukan playboy, tapi dia memang ramah sama si Opop.
Kenalin.., Opopmie..., bercanda Pop.
Ehem,
Kenalin, Poppy Kusumadilaga (dipanggilnya sih Opop) dia adalah salah satu anggota dari geng tiga serangkai kami, seperti yang udah ogut sebutin pertama kali, zodiaknya sih Gemini, tapi coba tebak deh dia lahir di bulan apa. Orangnya manis, semanis sifatnya.
Sejarahnya panjannnnng banget kalau udah ngejelasin soal si Opop, tapi yang jelas, Opop itu punya paras wajah yang ayu, dan, kalau kata orang jawa nya tuhhh, "Walah, ayu tenan rek..." berarti dia punya rambut hitam bergelombang yang rajin disisir, tulang wajah berbentuk oval, serta tatapan yang bermakna mendalam yang terpancar dari kedua mata nya, waw..., kalau senyum, senyumnya juga bagus, klasik, mirip kayak senyum mami nya, tapi kalau secara keseluruhan, dia mirip banget sama papi nya.
Opop.. orangnya kreatif! suka baca buku, dan suka segala hal yang bersifat dinamis, tapi enggak lupa mikir juga... jadi nggak cuma cengar cengir doang.. terus... busana kesukaan nya tuh asyik dilihat, nggak bisa di prediksi, tapi yang jelas, dia paling suka pakai kemeja chambray, jaket yang ada tudungnya dan celana jeans panjang berwarna biru gelap. Dan di hari itupun dia masih pakai busana seperti itu, agak tomboi, tapi tetap necis lah..
Opop juga bisa banget nyanyi, main gitar, ngelucu, beres beres rumah, ngerjain tugas sekolah nya, lulus dari skripsi dan nge gambar komik strip lucu plus garing gitu, serta bikin lagu yang melodi sama liriknya nggak hilang hilang dari ingatan kita semua (termasuk gue) walau sudah 10 tahun lamanya. Berikut ini adalah lirik lagu ciptaan nya;
Kepada mentari..
Beri aku kesempatan..
Mengenang saatku..
Bertemu dengan dirinya..
10 tahun pun akhirnya berlalu, dan masih, ogut nggak pernah bisa lupa sama lirik dari lagu ciptaan Opop. Keren, itulah panggilan orang orang buat dia, Opop si keren. Grup musik kesukaan nya adalah Bee Gees dan The Beatles, kalau versi Indonesia nya mungkin Ten 2 Five dan Ecoutez. Belakangan ini sih dia lagi tergila gila sama John Mayer, nggak tahu kenapa, mungkin John Mayer memang disukai sama semua orang, bahkan salah satu sohib ogut juga cinta mati sama si John Mayer itu, padahal dia laki laki, jadinya agak... aneh.
....
Pokoknya menyihir banget lah! kalau udah ketemu sama si Opop, karena orangnya asyik diajak bercanda dan (seringkali) dia rela dan mau mencoba untuk mengerti tentang perasaan kita. Tapi bukan berarti kita bisa seenaknya sama dia ya..
.....
"Wah terimakasih Axel..." kata Opop bertutur sopan dan nggak pakai centil.
Tiba tiba, Opop menepuk bahu ogut, "Ra, akhirnya nyampe juga disini, tadi kenapa kamu nggak langsung ikutan aja...?" tanya Opop ke arah seorang ogut.
Lima detik pun berlalu—tanpa ada suara, bahkan tidak dari mulut ogut, kala itu, ada angin yang sempat berhembus diantara kami berempat, menyejukkan gerah yang melanda di siang hari itu. Angin terasa... sepoy sepoy...
Tiba tiba, "Loh, Dedew kenapa? kok nangiss?" kaget Opop kebingungan, sambil merapikan rambut agar berada diatas daun telinganya, dia bertanya kepada Dedew sambil mencoba mengelus Punggung si Dedew. Ya, Dedew adalah anggota kami juga.
Diatas rumah gadang ini, seseorang yang sejak tadi sudah menangis itupun, akhirnya buka suara...
"Hiks, hiks, Poppp," pungkas Dedew dengan nada lemahnya, dia berurai air mata.
"Ashburn and Nata went missing..." ucap dia, lalu nangisnya semakin sesenggukan.
"Mereka ng, ng, ng, nggak bisa dihubungiiii... ini udah 12 jam lebih.." ucapnya terbata bata.
"Lah?" Opop semakin bingung. tatapan matanya ikutan juling.
"We lost them at the dock." kata Dedew lagi, pakai bahasa Inggris.
"Besok paginya mereka udah ilang..." jelas Dedew dengan begitu lesunya.
"Hilang di pelabuhan? atau hilang pas di kapal, maksud kamu gimana sih Dew...?" tanya Opop yang otomatis jadi dramatis.
"Iya... di kapal.. kita semua kan tidur..." jawab Dedew lagi.
Seketika, "Ra, kok bisa gitu sih!?" tanya Opop kaget, memotong omongan Dedew, lalu lanjut berbicara kepada ogut.
"Barusan ahu (aku) sudah lapor polisi Pop," kata Axel.
"Sampai disini, kita tenang aja dulu... Padang ini nggak sebesar besarnya Indonesia kan... kalau nggak ketemu juga, kuurus itu nanti tim SAR amangku.. suruh cari mereka berdua, sisir lautnya pakai heli." Axel menambahkan sesuatu, mencoba menenangkan keadaan yang terjadi diantara kami semua.
"Terus gimana, udah ada kabar?" tanya Opop lagi.
"Ya bel-um laa... kao kira ini sihir? masak bisa langsung ketemu itu dua orang anak tuyul... terbenam di laut." canda Axel sambil memberikan satu cengiran lebar khas dirinya sendiri.
"Xel! nggak lucu!" kesal Dedew lalu langsung memukul bahu si Axel.
"Ah cengeng kali kao ini... nggak akan mati jugak kekasih kao itu." balas Axel merajuk.
"Terus kalian nggak nunggu di kapal? cari tau dulu gitu? atau..—
Lalu Dedew kembali berbicara, memotong ucapan Opop.
"Aku sama Arang tuh udah cari... tapi aku panikk, kita udah cari cari di seisi kapal tapi mereka nggak ada.. nggak ketemu.. kita cari lebih dari tujuh jam.. terus kapal mau berlayar lagi.. jadi kita terpaksa turun.. ninggalin pelabuhan nya." jelas Dedew panjang lebar.
"Terus habis itu aku telfon Axel, Axel bilang ketemu aja dulu disini semuanya... baru nanti diobrolin lagi, dan Axel mo bantuin..."
"Mungkin parahnya..." Axel seketika memotong bicaranya Dedew.
"Xel, jangan ngomong paitnya dulu coba, kasian, ini anak matanya udah bengkak." lalu dipotong kembali oleh Opop, karena prihatin melihat kondisi si Dedew... Axel pun tiba tiba jadi urung berbicara.
Dan Opop kembali berkata kata, "Bukan maksudku mau nyalahin..., bikin tantangan pergi ke Padang via kapal itu sebenernya udah betul... nggak ada yang salah kok, di awal semua juga udah setuju kan..., kalian, dengan ide kalian yang nggak pengen di cap sebagai spoiled kid alias anak manja itu..."
"Kok kamu tau Pop?" tanya Dedew heran.
"Sayangku.., kalian itu teman temankuuu... jadi agak aneh kalo salah satu dari kalian nggak cerita sama aku..." jelas Opop dengan pembawaan yang cukup kalem.
"Ashburn yang cerita." tambahnya lagi.
"Tapi kalo kayak gini jadinya ya repot juga sih..." desah Opop lemah, letih dan lesu. Kemudian dia terduduk di sebelah gue, lalu berbisik, "Ra, kalo kasusnya Nata sampe nggak ketemu, bisa habis kita sama tante Juni." panik Opop sambil berbisik di sebelah gue, mencoba menyembunyikan hal ini dari Axel dan Dedew, karena bagi kami berdua, Nata adalah beruang kecilnya tante Juni, yang paling disayang, dan yang paling dekat dengan kami berdua.
Kedekatan kami diibaratkan seperti dua buah jari, dari jempol nyebrang ke jari manis. Kira kira sedekat itulah kami dengan dia.
....
Selesainya diskusi itu, membuat jalan pikiran ogut bercabang cabang, disitu ogut mencoba menciptakan segala macam kemungkinan.
Pertama kalau mereka jatuh di laut, karena ini kasus terparahnya, mereka hilang ditelan bumi, mati, dan hanya tinggal nama. Atau mereka masih di kapal, enggak, enggak mungkin... sudah 7 jam kita cari mereka di kapal, seluruh anak buah kapal sudah kita minta untuk cari mereka, duit di tangan pun sudah ludes untuk menyuruh orang orang itu. Kami cari mereka dari mulai tempat makan pop mie dan parkiran yang ada ruang terbuka nya itu, sampai tempat dimana semua kendaraan yang di angkut kapal ini, di parkir...
Tempat² lain mungkin seperti di geladak depan, sampai ke buritan kapal pun kami cari keberadaan mereka... hasilnya tetap, nggak ada.. alias nihil... nol besar...
Kedua, mungkin, ketika dua orang bajingan itu menghilang, Dedew mau langsung mengadu dan melapor kepada ibu mereka, tapi ogut bilang, jangan... Dew. Kalau melapor sama tante Juni artinya mati lah kita, atau melapor sama tante Elfa juga artinya, kiamat besar besaran. Apalagi mereka mereka itu kan anak emas kesayangan mami mami nya... kalau kita masih maksa juga untuk melapor, bahhhh bisa gempar bumi ini. Lebih baik hubungi Axel, karena dia sudah lebih duluan sampai di Padang.
Awalnya, ogut lah yang mencetuskan ide ini untuk pertama kalinya, ide apakah itu? ide untuk pergi berpetualang ke sumatra barat, namun perjalanan nya wajib via kapal, iya, kapal yang berlayar di laut. (Sekarang bisa dipastikan siapa yang bakalan dilibas duluan oleh mami mami kesayangan dari masing² anak itu, siapa? ya ogut lah..)
Jadi nggak boleh pakai kereta, bis, pesawat, ataupun mobil pribadi. Awalnya Nata menggertak, minimal via mobil lah... pintanya sedikit bernegosiasi dengan ogut, apalagi si Ashburn, dia lebih nggak becus lagi, mau naik pesawat, katanya, heh, enak aja anda, jadi ayam aja anda kalau masih mau naik itu. Nggak bisa men... menguasai laut itu berarti menguasai dunia, solusi untuk mengikis sedikit rasa manja kita semua itu ya tetap, via kapal juga... hehehe.
Kalau ingat tempo hari kalian semua debat keras soal arti kehidupan itu, begini, kawan, arti kehidupan tidak ditemukan di balik gemerlap nya pesta pesta glamor... arti kehidupan itu ditemukannya tepat di ufuk barat ketika matahari terbit untuk menyinari bumi pertiwi ini.
Ogut paham, nggak semua orang terlahir sebagai pejuang, yang tahu kapan harus berhenti, tahu kapan harus bergerak. Tahu kapan harus minggir, dan tahu kapan harus menggertak.
Tapi lagi lagi, ada sesuatu yang ogut rahasiakan dari Opop, Axel dan Dedew di saat itu, apalagi mengingat semalam di kapal, saat Dedew sudah tidur, kami bertiga (ogut, Nata dan Ashburn) membuka sesuatu dan mulai minum minum alkohol, tapi setelah dua botol, ogut pun memutuskan untuk langsung kembali, kembali masuk ke dalam ruang tempat dimana kami tidur, ngapain? ya tidur... udah ngantuk juga lagian.
Namun, gue tahu persis, bahwa botol ketiga sampai seterusnya pasti masih dilanjutkan oleh Nata dan Ashburn. Tidak bisa disalahkan, makanya sampai kisah ini juga ogut beri judul Baru Belajar Bandel. Itulah salah satu dari sekian banyak bentuk kebandelan yang kami lakukan, hingga akhibatnya mereka berdua hilang di hari selanjutnya, ini sesuatu yang sepele, memang, tapi memberikan pelajaran yang bermakna mendalam bagi kami semua.
Buat Nata dan Ashburn... dimana anda anda ini...
.....
Setelah itu, dalam diam, ogut pun melihat kebawah dari ketinggian rumah ini, di kejauhan sana terdengar samar samar suara dari anak panti asuhan yang sedang menikmati coklat mereka dan asyik bersenda gurau, atau salah satunya yang akan datang kearah kami, mungkin ia ingin berkata kata. Tanpa gue sadari, kini gue menatap ke bawah sana... ke arah tanah yang coklat dan mengering. Berpikir, bahwa hidup, tidaklah mudah.
Karena, ada tantangan didalamnya.
"Buka, buka, buka, buka!" riuhnya suara anak - anak kecil yang berteriak ikut meramaikan suasana di siang hari itu, semakin berlanjut karena cewek dengan warna kulit eksotis itu masih menunda nunda untuk membuka hadiah yang akan dia kasih buat anak anak di panti asuhan ini. Dengan berbicara, "Ayooo adek adek, siapa disini yang mau kakak buat buka hadiahnyaaa?" teriak cewek itu, membuat semua bocah bocah itu berteriak ganas, meminta perempuan itu agar segera membukakan hadiah untuk mereka semua.
Bahkan ada yang berani maju kedepan dan MEREMAS bingkisan yang berada didalam genggaman si cewek tersebut. Muka nya agak agak mesum gitu, si bocah kecil itu, ada rasa gemas ketika melihatnya. Pemandangan itu menimbulkan sebuah senyum simpul di bibir ini saat ogut memperhatikan keramaian itu dari jarak yang agak jauh.
"Bah, anak gila itu..," gumam salah seorang cowok dari kelompok kami. Sedangkan yang satunya lagi, asyik menangis, saking kecil suara tangisan nya itu, kami berdua disini nggak ada yang tega melihatnya.
....
Ruangan tempat dimana kami berada sekarang ini bisa dibilang, lumayan besar, mungkin seperti aula dengan ukuran 15 x 15 meter persegi, semuanya terbuat dari kayu, dan ada kipas angin yang terputar putar diatas nya, tiga buah kipas angin dari kayu, modelnya unik dan artistik, yang gue percaya, fungsinya adalah untuk menyejukkan hawa panas di siang hari itu. Iya, untuk menyejukkan hawa panas, masa untuk membakar orang.
Kota ini enggak bisa lebih panas lagi dari empat puluh derajat celsius, tapi yang jelas, segitu aja sudah panas, sehingga keringat pun berhasil mengucur deras dari pelipis ini.. menetes dan jatuh nggak karuan entah kemana arahnya.
Atau mungkin, apa sih yang lebih terang dan bersinar dari siang hari itu? jawabannya adalah, enggak ada... dan semua keramaian tadi akhirnya tiba juga pada puncaknya, "Horeeeee coklatttt, coklat buat semuanyaaaa!" teriak cewek tersebut, lalu semua bocah kecil itu berhamburan dan segera mengambil coklat yang dibagikan oleh dirinya didepan sana. Laki laki maupun perempuan, dari yang mulai giginya utuh sampai yang giginya ompong sekalipun, ada.
Yah, namanya juga anak anak...
Dan... nggak ada yang protes walau mereka hanya dikasih coklat saja, karena waktu itu masih tahun 2007, jadi belum jaman nya bocah pada merengek, minta minta kuota internet... dan kami pun pada saat itu masih bocah juga, bocah SMP...
Gila, 2007 ya, seolah masih kemarin aja kami berpetualang, tapi sekarang sudah 2018 lagi, tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat.
Tsahhhh~
.....
"Adik adik... dibagi bagi yaaa coklatnya... jangan dimakan sendirian aja... heheh." pinta cewek itu lagi, setelah ia berhasil membagikan coklat coklat itu kepada anak anak di panti asuhan ini. Sebuah panti asuhan yang sudah menjadi tempat tujuan awal sejak kami memutuskan untuk pergi ke kota ini. Kota Padang, sebuah kota yang terletak di Sumatra bagian barat.
Dan cewek yang barusan membagi bagikan bingkisan coklat itu, kini, ia sedang berjalan menuju ke arah kami bertiga.., "Wah.. akhirnya beres juga gengs!" ucap cewek ini, kepada kami, yang sejak tadi hanya berdiam diri saja di luar pintu rumah tradisional dari panti asuhan ini tanpa banyak bergerak samasekali.
Lalu setelah itu, ada seseorang, dengan logat khas orang Bataknya, angkat bicara, "Hey... Pop, sudah selesai kao? ba-gai-mana? asyik?!" ucap cowok itu dengan nada suara beratnya. Gaya duduknya kayak juragan besar, kaki naik satu diatas, tangan dikipas kipas, lalu kepala mengangguk angguk, ini mau nagih hutang atau mau ngobrol nih?
"Asyik kok Xel, kenapa tadi kamu nggak ikutan aja?" tanya si cewek ini, yang sejak tadi sudah mencontohkan cara bersosialiasi yang benar kepada kami bertiga disini—yang bisanya cuma duduk-duduk aja.
"Oke. Ah gaklah, kabur mereka nanti, kalau lihat wajahku ini," kata Axel mencoba sedikit melucu.
Krik... krik... nggak ada yang ketawa.
"Loh emangnya kenapa..." tanya Opop lagi, mendadak keheranan.
"Ah mending kao lah, kao kan cantek Pop, keren pulak." jawab Axel lagi, memuji cewek ini. Axel bukan playboy, tapi dia memang ramah sama si Opop.
Kenalin.., Opopmie..., bercanda Pop.
Ehem,
Kenalin, Poppy Kusumadilaga (dipanggilnya sih Opop) dia adalah salah satu anggota dari geng tiga serangkai kami, seperti yang udah ogut sebutin pertama kali, zodiaknya sih Gemini, tapi coba tebak deh dia lahir di bulan apa. Orangnya manis, semanis sifatnya.
Sejarahnya panjannnnng banget kalau udah ngejelasin soal si Opop, tapi yang jelas, Opop itu punya paras wajah yang ayu, dan, kalau kata orang jawa nya tuhhh, "Walah, ayu tenan rek..." berarti dia punya rambut hitam bergelombang yang rajin disisir, tulang wajah berbentuk oval, serta tatapan yang bermakna mendalam yang terpancar dari kedua mata nya, waw..., kalau senyum, senyumnya juga bagus, klasik, mirip kayak senyum mami nya, tapi kalau secara keseluruhan, dia mirip banget sama papi nya.
Opop.. orangnya kreatif! suka baca buku, dan suka segala hal yang bersifat dinamis, tapi enggak lupa mikir juga... jadi nggak cuma cengar cengir doang.. terus... busana kesukaan nya tuh asyik dilihat, nggak bisa di prediksi, tapi yang jelas, dia paling suka pakai kemeja chambray, jaket yang ada tudungnya dan celana jeans panjang berwarna biru gelap. Dan di hari itupun dia masih pakai busana seperti itu, agak tomboi, tapi tetap necis lah..
Opop juga bisa banget nyanyi, main gitar, ngelucu, beres beres rumah, ngerjain tugas sekolah nya, lulus dari skripsi dan nge gambar komik strip lucu plus garing gitu, serta bikin lagu yang melodi sama liriknya nggak hilang hilang dari ingatan kita semua (termasuk gue) walau sudah 10 tahun lamanya. Berikut ini adalah lirik lagu ciptaan nya;
Kepada mentari..
Beri aku kesempatan..
Mengenang saatku..
Bertemu dengan dirinya..
10 tahun pun akhirnya berlalu, dan masih, ogut nggak pernah bisa lupa sama lirik dari lagu ciptaan Opop. Keren, itulah panggilan orang orang buat dia, Opop si keren. Grup musik kesukaan nya adalah Bee Gees dan The Beatles, kalau versi Indonesia nya mungkin Ten 2 Five dan Ecoutez. Belakangan ini sih dia lagi tergila gila sama John Mayer, nggak tahu kenapa, mungkin John Mayer memang disukai sama semua orang, bahkan salah satu sohib ogut juga cinta mati sama si John Mayer itu, padahal dia laki laki, jadinya agak... aneh.
....
Pokoknya menyihir banget lah! kalau udah ketemu sama si Opop, karena orangnya asyik diajak bercanda dan (seringkali) dia rela dan mau mencoba untuk mengerti tentang perasaan kita. Tapi bukan berarti kita bisa seenaknya sama dia ya..
.....
"Wah terimakasih Axel..." kata Opop bertutur sopan dan nggak pakai centil.
Tiba tiba, Opop menepuk bahu ogut, "Ra, akhirnya nyampe juga disini, tadi kenapa kamu nggak langsung ikutan aja...?" tanya Opop ke arah seorang ogut.
Lima detik pun berlalu—tanpa ada suara, bahkan tidak dari mulut ogut, kala itu, ada angin yang sempat berhembus diantara kami berempat, menyejukkan gerah yang melanda di siang hari itu. Angin terasa... sepoy sepoy...
Tiba tiba, "Loh, Dedew kenapa? kok nangiss?" kaget Opop kebingungan, sambil merapikan rambut agar berada diatas daun telinganya, dia bertanya kepada Dedew sambil mencoba mengelus Punggung si Dedew. Ya, Dedew adalah anggota kami juga.
Diatas rumah gadang ini, seseorang yang sejak tadi sudah menangis itupun, akhirnya buka suara...
"Hiks, hiks, Poppp," pungkas Dedew dengan nada lemahnya, dia berurai air mata.
"Ashburn and Nata went missing..." ucap dia, lalu nangisnya semakin sesenggukan.
"Mereka ng, ng, ng, nggak bisa dihubungiiii... ini udah 12 jam lebih.." ucapnya terbata bata.
"Lah?" Opop semakin bingung. tatapan matanya ikutan juling.
"We lost them at the dock." kata Dedew lagi, pakai bahasa Inggris.
"Besok paginya mereka udah ilang..." jelas Dedew dengan begitu lesunya.
"Hilang di pelabuhan? atau hilang pas di kapal, maksud kamu gimana sih Dew...?" tanya Opop yang otomatis jadi dramatis.
"Iya... di kapal.. kita semua kan tidur..." jawab Dedew lagi.
Seketika, "Ra, kok bisa gitu sih!?" tanya Opop kaget, memotong omongan Dedew, lalu lanjut berbicara kepada ogut.
"Barusan ahu (aku) sudah lapor polisi Pop," kata Axel.
"Sampai disini, kita tenang aja dulu... Padang ini nggak sebesar besarnya Indonesia kan... kalau nggak ketemu juga, kuurus itu nanti tim SAR amangku.. suruh cari mereka berdua, sisir lautnya pakai heli." Axel menambahkan sesuatu, mencoba menenangkan keadaan yang terjadi diantara kami semua.
"Terus gimana, udah ada kabar?" tanya Opop lagi.
"Ya bel-um laa... kao kira ini sihir? masak bisa langsung ketemu itu dua orang anak tuyul... terbenam di laut." canda Axel sambil memberikan satu cengiran lebar khas dirinya sendiri.
"Xel! nggak lucu!" kesal Dedew lalu langsung memukul bahu si Axel.
"Ah cengeng kali kao ini... nggak akan mati jugak kekasih kao itu." balas Axel merajuk.
"Terus kalian nggak nunggu di kapal? cari tau dulu gitu? atau..—
Lalu Dedew kembali berbicara, memotong ucapan Opop.
"Aku sama Arang tuh udah cari... tapi aku panikk, kita udah cari cari di seisi kapal tapi mereka nggak ada.. nggak ketemu.. kita cari lebih dari tujuh jam.. terus kapal mau berlayar lagi.. jadi kita terpaksa turun.. ninggalin pelabuhan nya." jelas Dedew panjang lebar.
"Terus habis itu aku telfon Axel, Axel bilang ketemu aja dulu disini semuanya... baru nanti diobrolin lagi, dan Axel mo bantuin..."
"Mungkin parahnya..." Axel seketika memotong bicaranya Dedew.
"Xel, jangan ngomong paitnya dulu coba, kasian, ini anak matanya udah bengkak." lalu dipotong kembali oleh Opop, karena prihatin melihat kondisi si Dedew... Axel pun tiba tiba jadi urung berbicara.
Dan Opop kembali berkata kata, "Bukan maksudku mau nyalahin..., bikin tantangan pergi ke Padang via kapal itu sebenernya udah betul... nggak ada yang salah kok, di awal semua juga udah setuju kan..., kalian, dengan ide kalian yang nggak pengen di cap sebagai spoiled kid alias anak manja itu..."
"Kok kamu tau Pop?" tanya Dedew heran.
"Sayangku.., kalian itu teman temankuuu... jadi agak aneh kalo salah satu dari kalian nggak cerita sama aku..." jelas Opop dengan pembawaan yang cukup kalem.
"Ashburn yang cerita." tambahnya lagi.
"Tapi kalo kayak gini jadinya ya repot juga sih..." desah Opop lemah, letih dan lesu. Kemudian dia terduduk di sebelah gue, lalu berbisik, "Ra, kalo kasusnya Nata sampe nggak ketemu, bisa habis kita sama tante Juni." panik Opop sambil berbisik di sebelah gue, mencoba menyembunyikan hal ini dari Axel dan Dedew, karena bagi kami berdua, Nata adalah beruang kecilnya tante Juni, yang paling disayang, dan yang paling dekat dengan kami berdua.
Kedekatan kami diibaratkan seperti dua buah jari, dari jempol nyebrang ke jari manis. Kira kira sedekat itulah kami dengan dia.
....
Selesainya diskusi itu, membuat jalan pikiran ogut bercabang cabang, disitu ogut mencoba menciptakan segala macam kemungkinan.
Pertama kalau mereka jatuh di laut, karena ini kasus terparahnya, mereka hilang ditelan bumi, mati, dan hanya tinggal nama. Atau mereka masih di kapal, enggak, enggak mungkin... sudah 7 jam kita cari mereka di kapal, seluruh anak buah kapal sudah kita minta untuk cari mereka, duit di tangan pun sudah ludes untuk menyuruh orang orang itu. Kami cari mereka dari mulai tempat makan pop mie dan parkiran yang ada ruang terbuka nya itu, sampai tempat dimana semua kendaraan yang di angkut kapal ini, di parkir...
Tempat² lain mungkin seperti di geladak depan, sampai ke buritan kapal pun kami cari keberadaan mereka... hasilnya tetap, nggak ada.. alias nihil... nol besar...
Kedua, mungkin, ketika dua orang bajingan itu menghilang, Dedew mau langsung mengadu dan melapor kepada ibu mereka, tapi ogut bilang, jangan... Dew. Kalau melapor sama tante Juni artinya mati lah kita, atau melapor sama tante Elfa juga artinya, kiamat besar besaran. Apalagi mereka mereka itu kan anak emas kesayangan mami mami nya... kalau kita masih maksa juga untuk melapor, bahhhh bisa gempar bumi ini. Lebih baik hubungi Axel, karena dia sudah lebih duluan sampai di Padang.
Awalnya, ogut lah yang mencetuskan ide ini untuk pertama kalinya, ide apakah itu? ide untuk pergi berpetualang ke sumatra barat, namun perjalanan nya wajib via kapal, iya, kapal yang berlayar di laut. (Sekarang bisa dipastikan siapa yang bakalan dilibas duluan oleh mami mami kesayangan dari masing² anak itu, siapa? ya ogut lah..)
Jadi nggak boleh pakai kereta, bis, pesawat, ataupun mobil pribadi. Awalnya Nata menggertak, minimal via mobil lah... pintanya sedikit bernegosiasi dengan ogut, apalagi si Ashburn, dia lebih nggak becus lagi, mau naik pesawat, katanya, heh, enak aja anda, jadi ayam aja anda kalau masih mau naik itu. Nggak bisa men... menguasai laut itu berarti menguasai dunia, solusi untuk mengikis sedikit rasa manja kita semua itu ya tetap, via kapal juga... hehehe.
Kalau ingat tempo hari kalian semua debat keras soal arti kehidupan itu, begini, kawan, arti kehidupan tidak ditemukan di balik gemerlap nya pesta pesta glamor... arti kehidupan itu ditemukannya tepat di ufuk barat ketika matahari terbit untuk menyinari bumi pertiwi ini.
Ogut paham, nggak semua orang terlahir sebagai pejuang, yang tahu kapan harus berhenti, tahu kapan harus bergerak. Tahu kapan harus minggir, dan tahu kapan harus menggertak.
Tapi lagi lagi, ada sesuatu yang ogut rahasiakan dari Opop, Axel dan Dedew di saat itu, apalagi mengingat semalam di kapal, saat Dedew sudah tidur, kami bertiga (ogut, Nata dan Ashburn) membuka sesuatu dan mulai minum minum alkohol, tapi setelah dua botol, ogut pun memutuskan untuk langsung kembali, kembali masuk ke dalam ruang tempat dimana kami tidur, ngapain? ya tidur... udah ngantuk juga lagian.
Namun, gue tahu persis, bahwa botol ketiga sampai seterusnya pasti masih dilanjutkan oleh Nata dan Ashburn. Tidak bisa disalahkan, makanya sampai kisah ini juga ogut beri judul Baru Belajar Bandel. Itulah salah satu dari sekian banyak bentuk kebandelan yang kami lakukan, hingga akhibatnya mereka berdua hilang di hari selanjutnya, ini sesuatu yang sepele, memang, tapi memberikan pelajaran yang bermakna mendalam bagi kami semua.
Buat Nata dan Ashburn... dimana anda anda ini...
.....
Setelah itu, dalam diam, ogut pun melihat kebawah dari ketinggian rumah ini, di kejauhan sana terdengar samar samar suara dari anak panti asuhan yang sedang menikmati coklat mereka dan asyik bersenda gurau, atau salah satunya yang akan datang kearah kami, mungkin ia ingin berkata kata. Tanpa gue sadari, kini gue menatap ke bawah sana... ke arah tanah yang coklat dan mengering. Berpikir, bahwa hidup, tidaklah mudah.
Karena, ada tantangan didalamnya.
Worden voortgezet / bersambung..
Spoiler for Backsound:
Diubah oleh navyjahbura 17-12-2018 22:56
4