jeniussetyo09Avatar border
TS
jeniussetyo09
DIARY MATA INDIGO - SEASON 3 : THE NEXT LEVEL
ONCE AGAIN…. WELCOME TO MY THREAD



Pict by Rido Irdam


Thread ini adalah thread lanjutan dari Thread sebelumnya DIARYMATA INDIGO SEASON 2 : Sebuah Cerita Lanjutan Indigo Interdimensional

DIARY MATA INDIGO SEASON 3 : THE NEXT LEVEL

Cerita Season 3 kali ini bercerita tentang pengalaman sesudah kuliah dan memasuki dunia kerja. Penulis pada season 3 ini akan lebih banyak menambah bumbu-bumbu fiksi sebagai pembungkus pengalaman yang pernah ada. Tentu saja dengan tetap mengedepankan prinsip "Fiksi Rasa Real" daripada "Real Rasa Fiksi". Tentu saja semua nya diambil dari apa yang dihasilkan oleh penglihatan seseorang yang bisa melihat “mereka”. Mereka yang tak kasat mata. Mereka yang berada di alam sebelah. Mereka yang sering disebut dengan hantu, jin, siluman, roh, makhluk halus atau arwah.

Istilah indigo adalah sebutan bagi mereka yang memiliki kemampuan indra keenam, dan dalam thread ini khusus hanya membahas tentang pengalaman Indigo Interdimensional, bukan indigo yang lain. Indigo Interdimensional adalah salah satu kemampuan Indigo dimana seseorang bisa melihat, mendengar bahkan berkomunikasi dengan makhluk halus atau penghuni alam sebelah.

Isi thread ini murni berbagi cerita dan pengalaman dan sama sekali tidak bicara tentang pengertian atau pemahaman tertentu. Bagi orang yang mungkin punya pemahaman atau pengertian yang berbeda dipersilahkan. Tapi yang jelas hal-hal itu tidak akan direspon

Penulis tidak mengharapkan komentar yang menimbulkan perpecahan, apalagi yang berbau SARA, akan tetapi jika ternyata ada juga yang berkomentar demikian, maka semoga mendapatkan hidayah dan semoga orang tersebut semakin dimulikan dan dan ditinggikan derajatnya oleh Tuhan Yang Maha Esa. Terlepas nanti ada syarat dan ketentuan berlakunya atau tidak.

Selebihnya ane cuma bisa mengucapkan, selamat menikmati.

Enjoy….


by Rido Irdam

PS :

Untuk memudahkan dan karena Diary ini terdiri dari beberapa part ane sediakan link nya. Dengan rendah hati ane juga tidak lupa menghimbau untuk membudayakan komeng bagi Agan & Sista. Cendol bila Agan & Sista ikhlas, rate jika berkenan, bata mohon ditiadakan emoticon-Blue Guy Smile (S)
emoticon-Blue Guy Smile (S) emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Maaf Agan


Part 1 : DMI 3 - Prolog

Part 2 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 1

Part 3 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 2

Part 4 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 3

Part 5 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 4

Part 6 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 5

Part 7 : DMI 3 - Misteri Gudang Tembakau 6

Part 8 : DMI 3 - Kembali Ke Pak Sam 1

Part 9 : DMI 3 - Kembali Ke Pak Sam 2

Part 10 : DMI 3 – Siap kah Kau Untuk Jatuh Cinta Lagi?

Part 11 : DMI 3 - Bocah Astral

Part 12 : DMI 3 - Mendua Dalam Astral

Part 13 : DMI 3 - Indahnya Mendua

Part 14 : DMI 3 - Pertempuran 1

Part 15 : DMI 3 - Pertempuran 2

Part 16 : DMI 3 - Dead End

Part 17 : DMI 3 - Not Alone

Part 18 : DMI 3 - Berperang Kembali 1

Part 19 : DMI 3 - Berperang Kembali 2

Part 20 : DMI 3 - Berperang Kembali 3

Part 21 : DMI 3 - Kemenangan

Part 22 : DMI 3 - Pagelaran Wayang di Merapi

Part 23 : DMI 3 - Jagad Gumelar

Part 24 : DMI 3 - Harus Memilih

Part 25 : DMI 3 - Good Bye

Part 26 : DMI 3 - Restu

Part 27 : DMI 3 - Legenda Raden Rangga

Part 28 : DMI 3 - Usaha Terakhir

Part 29 : DMI 3 - Menyelamatkan Arya

Part 30 : DMI 3 - Sesuatu Tak Terduga

SIDE STORY :

PULANG 1

PULANG 2

MEMBUKA MATA KETIGA PART 1

MEMBUKA MATA KETIGA PART 2

MEMBUKA MATA KETIGA PART 3

TANGISAN ARWAH 1

TANGISAN ARWAH 2

TANGISAN ARWAH 3

TANGISAN ARWAH 4

HILANG 1

HILANG 2

GERBANG DIMENSI IMOGIRI 1

GERBANG DIMENSI IMOGIRI 2

Jon Sansiro Story :

Story 1 : Gundul Pringis


Sekarang Mas Yus juga sudah merambah spotify. Dengarkan celoteh dan obrolan Mas Yus yang akan selalu menghantui anda di Podcast Mas Yus di Spotify. Cekidot

Spotify Mas Yus - Diary DImensi Ketiga

Top 5 Astral Feminim selain Kuntilanak

Top 5 Pesugihan Underrated

[/QUOTE]
Mas Yus sekarang sudah punya Channel Youtube judulnya Ngopi Mistis alias Ngobrol Pokoknya Intinya Mistis. Jangan lupa Share, Like, dan Subscribenya yaaaa







[/QUOTE]


Penampilan Perdana di TV, di Acara KERAMATINews

Sebuah acara bertema kan penelusuran tempat-tempat angker dan keramat. Menguak misteri-misteri yang tersimpan di dalamnya. Bersama paranormal dan host-host kece. Tayang setiap hari SABTU dan MINGGU, pukul 20:30 WIB. Hanya di channel INEWS

Kalau ketinggalan programnya nggak usah khawatir, subscribe channel youtubenya : https://www.youtube.com/channel/UC5c...H0tQ3l49G-_rtw

Ini penampakan pertama Mas Yus dalam episode Keramat :

1. Misteri Gedung Biru Kalimalang - Bekasi



2. Setan dilarang masuk - Bioskop Atoom Citeureup



3. Misteri Sinden Marni - Studio Alam TVRI Depok



4. Misteri Sumur 7- Sumur 7 Beji Depok



5. Pastur Tanpa Kepala VS Nenek Gayung - Makam Jeruk Purut



7. Jangan Fitnah Setan - Bekas Pabrik Ciputat





Anda bertanya Indigo Menjawab. Sekali-sekali coba bikin konten di youtube. Isinya tentang menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke Instagram diarymataindigo09. Penasaran? Klik Linknya....
Jangan lupa like nya :







[/QUOTE]


Quote:



Quote:


Cek Juga karya ane yang lain ya Gan..

DIARY MATA INDIGO SEASON 1

DIARY MATA INDIGO SEASON 2

EKSPEDISI KRAMAT - HIDDEN STORY

DARK SIDE INDONESIAN FAIRYTALE


BUAT TAMBAH PENGETAHUAN :

1. Melihat Hantu Tanpa Mata Ketiga / Indra Keenam

2. Kenali Jenis-Jenis Distorsi Pada Anak Indigo

3. Thread Kaskus yang jadi Novel

4. Gunung-gunung yang memiliki Pasar Setan

5. 5 Fakta yang jarang orang ketahui tentang Pocong

Quote:


Quote:


Quote:



by Rido Irdam
Diubah oleh jeniussetyo09 02-03-2020 02:42
aryowbs
bandarlaguna
c4kr4d3w4
c4kr4d3w4 dan 81 lainnya memberi reputasi
76
1.5M
3.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
jeniussetyo09Avatar border
TS
jeniussetyo09
#2868
NOTE : Entah kenapa malah pengen nulis tentang side story. Sebuah pengalaman dari seorang teman di masa-masa kuliah dulu. Timeline nya sekali lagi berada di garis waktu ketika semuanya masih baik-baik saja dan belum ada masalah. Moodnya benar-benar lagi bagus buat nulis side story ini. Lagian juga sesuai permintaan juga, biar yang cerita aslinya juga nggak cepet tamat. Cekodot aja ya.....

DMI SIDE STORY : TANGISAN ARWAH 1

Santi menggeliat merenggangkan otot-ototnya. Jam di meja belajar nya menunjukkan pukul 22:45. Tidak terasa sudah 4 jam berlalu. Tinggal sekali lagi meneliti tulisan 25 halaman yang ada di layar laptop di depan nya. Seharusnya yang dikerjakan nya itu tugas kelompok. Cuma berhubung dirinya yang diberi tugas untuk menyusun laporan nya, terpaksa dirinya lembur malam itu. Dalam hati dirinya merutuki teman-teman nya. Sebenarnya tugas itu bagi nya tidak terasa seperti tugas kelompok.

Mau dibilang tugas kelompok bagaimana? Lha wong, mulai dari cari bahan, menyusun materi sampai dengan menuangkan nya dalam bentuk tulisan di laporan dia sendiri semua yang mengerjakan. Baginya 6 teman nya yang lain hanya menumpang nama doang. Malah sempat-sempatnya 2 orang teman satu kelompok tugas nya saat ini tadi menelepon dan mengajaknya nonton konser Glen Friedly di Hugos Cafe. Dan ketika dirinya mengingatkan bahwa mereka ada tugas kelompok yang harus dikumpulkan besok, telepon itu langsung mereka matikan tanpa rasa berdosa. Monyet dasar !!....

Tapi sebagai Mahasiswa dengan IPK 3,85 Fakultas Ekonomi UGM semester 4 yang baik hati dan tidak sombong, dirinya tetap tabah dan rela mengerjakan tugas-tugas itu semua. Hitung-hitung juga buat belajar, karena bulan depan toh sudah ujian semester. Dirinya juga harus menjaga supaya nilai IPK nya tidak turun. Karena itu juga lah dirinya sampai dengan saat ini masih tabah untuk tidak berpacaran. Padahal untuk ukuran seorang wanita Santi tergolong cantik. Kulitnya putih dengan mata sayu tipis. Tubuhnya juga ideal dan padat berisi. Wajahnya menarik dan bersih terjaga. Rambutnya panjang dan diwarna agak pirang. Banyak sebenarnya laki-laki yang berusaha mengambil hati nya. Hanya saja dirinya memang masih belum ingin berpacaran.

Ponsel yang tergeletak di sebelah kanan laptopnya tiba-tiba berbunyi. Wajah Santi langsung cerah. Ibu nya menelepon.

“Halo Bu.....”. Rindu sekali rasanya Santi pada Ibu nya. Sudah lewat 5 bulan dirinya tidak bertemu. Dirinya memang Mahasiswa perantauan. Berasal dari Madiun Jawa Timur. Ayah Ibu dan seorang adiknya berada di kota itu. Layaknya Mahasiswa perantauan jarang sekali dirinya bisa pulang ke kampung halaman dan bertemu keluarga. Paling hanya saat libur hari raya atau tahun baru. Kadang semester pendek pun dia habiskan untuk mengambil kuliah supaya cepat selesai.

“Belum tidur San?”. Suara Ibu nya terdengar lembut di ujung sana. Walaupun sering bertelepon ria, namun mendengar suara ibu nya acapkali membuat Santi harus menahan tangis, sangking rindunya.

“Belum Bu, lagi ngerjain tugas. Ibu sehat Bu?”. Penat Santi serasa hilang sejenak. Hanyut dalam perasaan rindu dan pembicaraan dengan Ibu nya

“Alhamdullilah sehat San. Eh Iya, cuma mau kasih kabar. Bulik Endah masuk rumah sakit. Ibu besok mungkin sama Bapak Insyaallah mau berangkat ke Magetan buat nengokin. Sekaligus nemenin Paklik Adit. Kasian dia sendirian kebingungan”. Santi teringat pada Bulik Endah dan Paklik Adit. Suami Istri itu memang sebatang kara dan tidak memiliki keturunan. Padahal mereka adalah keluarga kaya. Sawah dan tanah mereka ber hektar-hektar. Peternakan Sapi dan Ayam mereka tak terhitung. Bahkan Paklik Adit punya usaha pemotongan Sapi sendiri. Santi ingat, dulu Bulik Endah dan Paklik Adit sering membelikan nya mainan dan boneka sewaktu dia kecil.

“Ya ampun Bu.... sakit apa Bu?”. Spontan Santi bertanya pada Ibu nya

“Nggak tahu San. Ibu juga belum dapat info sakit apa. Cuma Ibu sempat dengar cerita dari Bapak, waktu Bapak sempat datang ke Magetan sebulanan yang lalu. Itu kondisinya Bulik Endah memang sudah sakit katanya. Sudah tergeletak di tempat tidur. Terus omongan nya sudah kacau. Suka ngomong sendiri nggak jelas. Kalau tidur pasti mengigau sampai teriak-teriak. Dan yang paling aneh katanya sudah tidak mau makan apa-apa lagi. Kecuali Sawi....”.

“Sawi? Sayur sawi?”. Tanya Santi heran. Kalau Sawi dimakan dicampur dengan Indomie atau Mi Ayam enak panas-panas masih lumrah. Tapi ini dalam benaknya Santi membayangkan bahwa sawi yang dimakan hanya benar-benar sawi tanpa campuran apa pun.

“Iya San, benar-benar cuma sawi katanya. Bahkan sehari bisa habis sampai 5 ikat sekali makan”. Ini Ibu kok malah nggosip sih. Gibah banget. Orang lagi sakit malah digosipin. Santi malah banyak berkomentar dalam hatinya.

“Mangkanya Ibu mau nengokin buat memastikan. Lagian Ibu kan cuma kerabat Bulik Endah satu-satu nya. Ibu prihatin juga dengan kondisinya”. Suara Ibu nya tampak terdengar khawatir di ujung sana. Santi jadi memahami apa yang dirasakan oleh Ibu nya.

“Ya sudah Bu. Hati-hati di jalan ya nanti. Sama titip salam buat Paklik Adit. Mudah-mudahan Bulik Endah cepat sembuh”. Santi jadi ikut khawatir dan kasihan pada dua kerabatnya di Magetan itu. Apalagi bagi Santi, mereka berdua adalah orang baik. Pasangan Suami Istri kaya itu terkenal royal dan suka bersedekah. Mereka tidak pelit dan sering memberi sumbangan bagi orang yang membutukan.

“Iya Nak... Kamu juga baik-baik di sana ya. Jaga diri, jaga pergaulan. Maaf kalau Ibu ngganggu kesibukan kamu yaa.... Kamu juga kalau tidur jangan suka malam-malam. Kurangin bergadang. Nggak bagus buat badan”. Ibu Santi sedikit memberi nasihat pada Santi. Membuat Santi semakin kangen dan rindu pada Ibu nya.

“Iya Bu.... Terima kasih Bu....”. Mata Santi sedikit berkaca-kaca. Entah kenapa rasa melow itu langsung menghampiri saat Ibu nya menelepon seperti barusan. Serasa ingin segera pulang ke Madiun dan berjumpa dengan Ibu nya segera. Ibu Santi lalu pamit dan menyudahi pembicaraan. Santi lalu meletak kan ponsel ke tempatnya semula di sebelah kanan laptopnya. Santi lalu larut kembali dengan tugas kuliah di laptopnya. Dirinya tinggal memeriksa sekali lagi. Setelah itu dirinya bisa tidur. Besok ada kuliah pagi jam 9:00. Jadi lebih baik jangan tidur malam-malam. Sesuai dengan pesan Ibu nya.

Sedang asyik-asyiknya memelototi layar laptop nya, tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. Reflek Santi mengulurkan tangan kanan nya untuk mengambil ponsel yang tadi dia letakkan di sebelah kanan laptop. Betapa terkejutnya dirinya saat menyadari bahwa ternyata ponselnya berdering dan tergeletak di sebelah kiri laptopnya. Tidak mungkin. Padahal dirinya yakin tadi meletakkannya di sebelah kanan. Tidak mungkin ponsel itu berjalan sendiri. Atau dirinya yang lupa barusan?

Santi memperhatikan layar ponselnya. Ponsel itu masih terus berdering. Namun di layar ponselnya tidak ada tertera nomor siapa yang menghubunginya. Bahkan tulisan “Private” saja tidak keluar kalau seandainya itu adalah nomor yang diprivat seseorang. Seolah ponselnya hanya berdering dan menyala namun bukan karena ada telepon yang masuk.

“Halo...”. Santi akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon itu. Tidak ada suara yang terdengar di ujung sana. Sepertinya telepon itu sudah terlanjur dimatikan di ujung sana. Santi cuma bisa menghela napas. Dirinya masih mencoba berpikir positif. Mungkin barusan gara-gara gangguan jaringan operator atau error di ponselnya. Ponsel itu kembali diletak kan di sebelah kirinya. Ke tempatnya tadi semula. Lama dirinya memandangi ponsel itu. Seolah ingin memastikan ingatan nya sebelumnya. Dirinya yakin tadi tidak memindah ponsel itu ke sebelah kiri setelah Ibu nya menelepon barusan.

Santi tidak menemukan jawaban. Dia menganggap dirinya yang lupa barusan. Mungkin tadi dirinya terlalu fokus pada tugas, sehingga tidak sadar telah memindahkan ponsel itu di sebelah kiri. Santi lalu kembali sibuk dengan tugasnya yang terpampang di layar laptop. Sampai beberapa menit kemudian ponselnya berbunyi. Kali ini dirinya kembali terkejut. Saat mengambil ponsel nya, ponsel itu ternyata sudah berpindah di sebelah kanan. Padahal tadi dirinya yakin ponsel itu berada di sebelah kiri. Ada yang tidak beres.

“Halo....”. Santi lalu cepat mengambil dan mengangkat ponsel itu. Dirinya penasaran dengan siapa yang menelpon. Meskipun dalam hati kecilnya sudah merasa ada yang tidak beres.

“Hiks.... hiks.... Tolong..... Tolong Saya Mbak..... Tolong.....”. Kali ini Santi benar-benar ketakutan. Ponselnya sampai dilemparkan nya ke atas meja belajarnya. Suara itu. Bergema di ujung sana. Suara orang menangis. Seperti suara anak kecil berusia kurang lebih 12 atau 13 tahun. Merintih minta tolong. Suaranya terdengar menyayat memilukan.

Santi lalu berusaha menenangkan pikirnya. Ini pasti ada yang mengerjainya. Diamatinya ponsel itu lekat-lekat. Kemudian sadar dirinya tidak perlu takut. Bisa saja barusan ada orang kurang kerjaan yang iseng. Tidak ada beda nya dengan penipuan Papa di kantor polisi minta transfer. Santi lalu dengan cueknya lalu mematikan Ponselnya. Dirinya ingin fokus menyelesaikan tugas kuliahnya. Kesal juga dirinya diganggu begitu rupa. Sekarang ponselnya sudah mati. Sudah dalam posisi off. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi.

Beberapa menit berlalu setelah dirinya mematikan ponsel. Suasana begitu tenang dan sunyi. Tinggal 7 halaman lagi yang tinggal diperiksa. Saat itulah tiba-tiba konsentrasinya kembali pecah. Ponselnya tiba-tiba menyala dan berbunyi kembali. Santi sampai terlonjak dan melompat dari duduknya. Tidak mungkin ponsel yang tadinya Off tiba-tiba On sendiri tanpa ada yang mengaktifkan. Kali ini pun kondisinya sama. Di layar ponselnya tidak ada tertera nomor siapa yang menghubunginya, seolah hanya berdering dan menyala namun bukan karena ada telepon yang masuk.

Cepat kemudian Santi mengambil inisiatif. Tangan nya menekan tombol reject panggilan. Lalu cepat mematikan ponsel itu dan melepas baterainya. Sekarang tidak mungkin ponsel itu bisa menyala lagi. Nafas Santi mengayun cepat. Dirinya tidak mampu lagi menyembunyikan ketakutan nya. Nalarnya segera mencium ada hal yang tidak beres. Ini tidak normal.

Dirinya lalu coba memejamkan mata sambil mengurut bawah dahinya. Apakah mungkin dirinya terlalu lelah? Atau hanya berhalusinasi. Dirinya memutuskan segera mematikan laptop. Sebodo teuing dengan sisa 7 halaman yang belum diperiksanya. Santi memilih untuk berberes-beres dan kemudian tidur. Ada rasa tidak enak yang menggelayuti hati dan pikiran nya. Seperti dirinya tidak sedang sendirian di kamar nya sekarang.

Tiba-tiba Ponselnya kembali berbunyi. Peristiwa kali ini membuat dirinya benar-benar syok. Baterai ponsel itu ada ditangan nya sekarang. Seharusnya tidak mungkin ponsel itu bisa menyala. Santi cuma bisa terdiam terpaku tak bergerak. Namun peristiwa itu cuma terjadi sebentar. Ponsel itu akhirnya mati dan kembali dalam posisi Off.

Santi lalu memutuskan cepat-cepat membereskan meja belajarnya. Memasukkan laptop dan colokan nya ke dalam tas. Namun belum sempat dirinya menuntaskan hal itu. Dirinya kembali terpaku dengan tubuh kaku.

“Hiks...Hiks.... Hiks....Huuuuu....... Huuuuuuu.”. Suara isak tangis kembali terdengar. Kali ini dari arah belakang nya. Terdengar menyayat, setengah merintih. Membuat napas Santi seperti terputus-putus. Keringat dingin tiba-tiba keluar. Dirinya tidak berani menengok ke belakang. Suasana kamarnya memang agak temaram. Dirinya tadi memang sengaja mematikan lampu kamar dan hanya menggunakan lampu meja belajarnya saat mengerjakan tugas tadi. Itu memang kebiasaan nya untuk memudahkan belajar dan berkonsentrasi.

“Hiks.... Hiks....Huuuuu....... Tolong......”. Suara itu semakin jelas terdengar. Mirip suara anak kecil. Suara yang sama yang terdengar dari ponsel nya tadi. Santi berusaha menoleh dan mencoba mengintip lewat sudut mata nya. Ada bayangan seperti sosok tubuh perempuan berambut panjang , bertubuh kecil meringkuk di sudut kamar.

Kepalanya tertunduk menelungkup di antara dengkulnya, sedangkan kedua tangan nya mendekap erat kedua kakinya. Sosok tubuh itu dilihat Santi seperti bayangan hitam sama-samar. Berbayang menyerupai siluet.

Secepat kilat Santi berusaha menggerakkan tubuhnya. Meraih saklar lampu di sebelah pintu kamarnya. Membuat suasana kamarnya menjadi terang benderang. Sosok tubuh itu ternyata telah menghilang. Tidak ada sosok maupun bayangan di sudut kamarnya itu. Santi mencoba menebarkan pandangan nya ke sekeliling. Memastikan lagi keadaan di sekitar kamarnya.

Saat memastikan keadaan kamarnya itu. Ada sesuatu yang turun menjuntai di hadapan nya. Itu rambut. Rambut wanita. Saat tersadar akan benda yang menjuntai di hadapan nya itu. Reflek Santi menengadah ke atas. Tepat di atasnya sosok tubuh wanita kecil melayang dengan rambut terjuntai dan mengenai dirinya. Wajahnya tampak pucat, dengan lingkaran mata kosong hitam tanpa bola mata. Tangan nya yang kurus seperti ranting pohon terulur berusaha menyentuh Santi. Bibirnya tampak pucat berwarna abu-abu gelap. Melayang dengan pakaian seperti kain hitam compang-compang yang melambai-lambai ke segala arah.

“Mbak.....Mbak Santi.......”. Sosok itu kembali terisak. Kali ini memanggil namanya.

“AAAAAAAAAAHHHHHHHH !!!!!”. Santi menjerit tertahan. Ketakutan. Pemandangan yang terlihat di hadapan nya terlalu mengerikan bagi nya. Segera dirinya membuka pintu kamarnya, dan berlari ke kamar Mbak Puji di kamar sebelah. Sontak teriakan nya membuat seluruh penghuni kos ramai. Keluar dari kamar mereka karena ingin tahu. Beberapa lalu mencoba menenangkan Santi. Karena Santi begitu ketakutan, malam itu terpaksa dirinya tidur di kamar Mbak Puji. Hari itu gemparlah kos-kosan cewek itu, dan muncul lah gosip bahwa kos-kosan itu berhantu.

Sampai 4 hari kemudian. Santi siang itu sedang makan siang bersama teman kampusnya, Anita dan Siska. Mereka makan di Warung SGPC Bu Wiryo di samping selokan Matarram. Santi hanya tampak tidak berselera. Kejadian itu masih terus terbayang-bayang di benaknya. Rambut yang menjuntai. Wajah pucat dengan mata berupa dua lubang kosong yang gelap. Tidak mudah menghilangkannya dari pikiran berhari-hari.

“San, kamu kenapa?”. Siska terpaksa menegur Santi karena dari tadi Santi hanya mengaduk-ngaduk piring makanan yang ada di depan nya. Tanpa sedikitpun menyendoknya ke mulut.

“Ahh.. Ehh... Nggak apa-apa Sis”. Santi langsung tersadar dari lamunan nya. Namun bukan nya menyendok makanan nya, Santi malah menyeruput Es jeruknya. Tampak sekali dirinya menutupi sesuatu. Tentu saja Siska dan Anita malah curiga.

“Cerita dong San kalau ada masalah. Nggak biasanya kamu kayak begini”. Anita yang doyan makan berbicara sambil terus mengunyah dan menikmati makanan nya. Cewek tambun yang satu ini walaupun tak sepintar teman-teman yang lain namun termasuk yang paling perhatian pada Santi.

Santi menghempaskan napas sesaat. Percuma juga menyimpan masalah dari dua orang sahabatnya ini. Lagi pula semakin disimpan nya hal itu malah semakin mengganggu nya. Santi pun lalu menceritakan kejadian yang dialami nya kemarin. Kedua orang sahabatnya itu mendengarkan dengan wajah bergidik ngeri. Bagaimanapun entah benar atau tidaknya cerita itu, yang jelas itu adalah cerita horor yang mendirikan bulu roma.

“Terserah kalian mau percaya atau tidak. Aku juga nggak memaksa kok”. Santi sudah pasrah jika seandainya dua orang sahabatnya itu menganggapnya mengada-ada atau mencemoohnya. Sementara Siska dan Anita cuma bisa berpandangan.

“Kita percaya kok San sama kamu. Cuma nggak nyangka aja kok kos-kosan mu ternyata berhantu...”. Santi cukup lega mendengarnya. Dipandanginya wajah Siska lekat-lekatnya.Wajah Siska yang hitam manis khas orang ambon menurutnya merupakan bentuk kecantikan yang unik. Kedua teman nya itu merupakan sahabatnya dari awal kuliah. Mereka bersama-sama semenjak awal semester. Meskipun mereka bertiga berbeda tempat kos namun hampir setiap hari mereka kemana-mana bertiga.

“Iya lho San. Padahal kamu kan dari awal semester di situ. Kok baru semester 5 ini kosan mu ketahuan berhantu?”. Tanya Anita pada Santi. Pertanyaan Anita ada benarnya. Entah kenapa fenomena paranormal itu baru dialami nya saat ini.

“Sebenarnya bukan cuma itu......”. Santi agak berat menceritakan bagian ini. Tetapi semakin dipendam rasanya semakin berat.

“Cerita aja San....”. Anita dan Siska tampak menunggu Santi menceritakan semuanya. Sejenak Santi tampak ragu. Tetapi akhirnya dirinya menceritakan semuanya pada dua orang sahabatnya itu.
“Setelah kejadian itu Aku jadi sering bermimpi. Bermimpi tentang anak kecil perempuan yang selalu meminta tolong. Aku tidak ingat wajahnya. Tetapi sepertinya familiar”. Santi menceritakan bahwa mimpi itu dialaminya hampir setiap malam. Sampai-sampai dirinya sulit tidur. Sudah hampir seminggu ini dirinya tidur di kamarnya Mbak Puji dan enggan tidur sendiri. Mbak Puji sebenarnya tidak masalah. Tetapi Santi tidak enak juga lama-kelamaan.

“Wah sayang banget San. Aku sama Siska awam sama soal yang beginian. Jangankan ketemu hantu, liat film horor Suzanna aja kita udah ketakutan. Apalagi soal permasalahan mu ini”. Anita cukup berempati pada Santi. Dirinya turut sedih dan bingung. Sementara Siska sepertinya malah teringat sesuatu.

“Mungkin ada teman kos ku yang bisa bantu kamu soal masalah ini San.....”. Siska tiba-tiba memberikan secercah harapan pada Santi. Harapan untuk keluar dari mimpi buruk.

“Aku punya teman kos San. Dia anak kampus Atma, jurusan hukum. Kata teman kos yang satu kuliahan sama dia, katanya anak ini terkenal di kampusnya. Paham masalah supranatural sama bisa kasih jawaban tentang masalah-masalah seputar astral. Sering jadi tempat konsultasi juga di kalangan teman-teman kampusnya”. Santi mengeryitkan dahinya. Baginya Mahasiswa nyambi jadi paranormal itu omong kosong.

“Itu masih mahasiswa?”. Santi bertanya antara agak sinis dan setengah ingin tahu.

“Iya San, dia masih Mahasiswa. Paling cuma beda satu angkatan di bawah kita. Asalnya dari Pekalongan. Dengar-dengar orang tua nya memang juga berprofesi sebagai paranormal. Bapaknya pakar Supranatural, Ibu nya peramal. Selain itu katanya dia Indigo-indigo gitu.....”. Siska menjelaskan panjang lebar. Jujur Santi jadi tertarik mendengar penjelasan Siska.

“Indigo? Yang katanya bisa lihat makhluk-makhluk halus begitu?”. Santi pernah mendengar istilah itu dari sebuah blog yang dibacanya di internet. Tak disangka ternyata hal itu bukan sekedar istilah, namun sesuatu yang memang ada.

“Betul San. Coba saja San. Siapa tahu dia bisa kasih saran atau punya jalan keluar soal masalahmu ini”. Santi agak ragu sebenarnya. Namun saat ini dirinya tidak punya pilihan. Sore itu dirinya membonceng Siska naik motor ke kosan nya di Gang Perkutut di daerah Jalan Demangan. Namun ternyata Santi dan Siska harus menunggu, karena ternyata orang yang dimaksud masih belum pulang ke kosan. Akhirnya Siska dan Santi memutuskan menunggu di depan kos sambil mengobrol.

Sebetulnya Santi berdebar-debar juga menunggu. Baru kali ini dirinya bertemu dan berkonsultasi dengan orang yang paham soal klenik dan metafisik. Dalam bayangan nya, pasti teman Siska ini penampilan nya model-model Ghotik. Dengan pakaian hitam. Wajah angker dengan eye shadow hitam di seputar mata kemana-mana. Lipstik gelap hitam. Pernak-pernik tengkorak dan gelang akar bahar, serta batu akik di cincin. Mirip presenter di acara Dunia Lain atau acara hantu-hantuan di TV itu. Jika seandainya tidak dalam keadaan kepepet, dirinya juga emoh berurusan dengan orang model begitu.

Kurang lebih satu jam menunggu, orang yang ditunggu akhirnya datang. Cewek itu diantar oleh seorang laki-laki menggunakan motor bebek Yamaha Jupiter.

“Dadah Yus ku..... bye... hati-hati di jalan ya Say......”. Cowok itu pun lalu langsung berpamitan. Sempat menganggukkan kepalanya juga ke arah Santi dan Siska yang sedang duduk di teras, depan rumah.
Diubah oleh jeniussetyo09 10-12-2018 16:33
makhluksupra
mmuji1575
sipandia
sipandia dan 19 lainnya memberi reputasi
20
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.