Kaskus

News

djendradjenarAvatar border
TS
djendradjenar
Sejarah & Kronologi Terbentuknya Kerajaan Arab Saudi Yang Dibantu Kerajaan Inggris
Bagian 1 - 20 

1. Tahun 1701: Muhammad Bin Abdul Wahab dilahirkan di Uyainah, Nejd.

2. Tahun 1713-an keatas: Pergi ke Basrah untuk menuntut ilmu, disana Muh. Bin Abdul Wahab bertemu Mr. HEMPHER mata-mata Inggris yang mengaku sebagai Muslim dari Turki yang punya misi mencari kelemahan untuk menghancurkan Khilafah Turki Ottoman dari dalam.

Hempher menggunakan Muh. Bin Abdul Wahab sebagai boneka penyebaran mazhab baru yang “bebas” dengan dalih kebebasan IJTIHAD “mengkaji langsung dari Qur’an dan Hadits” walaupun menyelisihi pemahaman para sahabat, para Imam Mazhab yang 4 dan para Ulama Muktabar. Hempher menjanjikan dukungan dana dan senjata dari Inggris bagi Imam Mujtahid yang baru muncul ini. Tujuan utama Hempher adalah agar Muh. Bin Abdul Wahab mencetuskan revolusi pemberontakan melepaskan diri terhadap Khilafah Islam Turki Ottoman.

Dengan agenda tersembunyi akan melakukan pemberontakan, dibangunlah doktrin-doktrin baru untuk melegislasi tindakan kekerasan dan pembunuhan terhadap pejabat pemerintah Turki Ottoman dan semua orang yang tidak mendukung revolusi wahabi, yaitu: Membuat ajaran baru yang mudah meng-KAFIR-kan Muslimin, sebagai alasan untuk menghalalkan darahnya apabila tidak mau bergabung dengan gerakan Wahabi. Di Basrah itulah dimulai ajaran-ajaran TAKFIR-nya disebar luaskan. Tentu saja PERKARA BARU-nya itu ditentang oleh Ulama- setempat.

3. Tahun 1726: Dakwah di Huraymilah dan menyebarkan Perkara Baru ajaran takfir-nya, diusir oleh masyarakat setempat.

4. Tahun 1728: Dakwah di Uyainah, mendapat dukungan dari Amir Utsman penguasa Uyainah, mulai melakukan perusakan dan pembongkaran kubah makam orang-orang soleh. Tindakan dan ajarannya yang ekstrim mendapat kecaman dari penguasa wilayah yang lain.

5. Tahun 1744: Bergabung dengan Muhammad Bin Saud penguasa Di’riyah, semakin gencar menyebarkan doktrin-doktrin WAHABI, dan mempraktekkan tindakan-tindakan kekerasan dalam menerapkan dan memaksakan ajaran Wahabi.

6. Tahun 1765: Muhammad Bin Saud peguasa Di’riyah meninggal dunia, digantikan oleh Abdul Azis bin Muhammad Al Saud.

7. Tahun 1792: Dengan dukungan senjata dan dana dari Inggris yang difasilitasi oleh Hempher, Revolusi Wahabi dibawah pimpinan Abdul Azis Bin Su’ud berhasil menguasai : Riyadh, Kharj dan Qasim di wilayah Arabia Tengah.

8. Tahun 1793: Muhammad Bin Abdul Wahab wafat. Mereka melanjutkan ekspansi ke timur ke Hasa, dan menghancurkan kekuasaan Banu Khalid di wilayah itu. Para pengikut Syi`ah di kawasan ini, yang jumlahnya cukup banyak, dipaksa untuk menyerah dan mengikuti Wahhabisme atau dibunuh.

9. Tahun 1797: Menyerbu Teluk Persia, Oman, Qatar, Bahrain.

10. Tahun 1802: Menyerbu Thaif, dilanjutkan menyerbu Karbala Iraq, membunuh 2.000-an pengikut Syi`ah yang sedang bersembahyang sambil merayakan Muharram. Dengan kemarahan yang tak terkontrol, mereka menghancurkan makam-makam Imam ‘Ali bin Abu Thalib, Husain, Imam-imam Syi`ah dan khususnya kepada makam puteri Nabi, Fatimah.

11. Tahun 1803: Menyerbu Mekkah.

12. Tahun 1804: Menyerbu Madinnah.

 Mereka membunuh Syekh dan orang awam yang tidak bersedia masuk Wahabi. Perhiasan dan perabotan mahal dan indah yang disumbangkan oleh banyak raja dan pangeran dari seluruh dunia Islam untuk memperindah banyak makam Wali di seputar Mekkah dan Madinnah, makam Nabi Muhammad saw. Dan Masjidil Haram – dicuri dan dibagi-bagikan. Pada saat Mekkah jatuh ke tangan Wahabi. Dunia Islam guncang, bahwa makam Nabi Muhammad saw. telah dinodai dan dijarah, rute jamaah haji ditutup dan segala bentuk peribadatan yang tidak sejalan dengan praktik Wahabi dilarang.

13. Tahun 1806: Abdul Azis Bin Su’ud meninggal dunia digantikan Abdullah bin Sa’ud.

14. Tahun 1811: Turki Ottoman mulai mengirimkan pasukan untuk memadamkan revolusi pemberontakan kaum Wahabi.

15. Tahun 1812: Pasukan Turki Ottoman dari Mesir berhasil menguasai Madinnah.

16. Tahun 1815: Kembali pasukan Turki Ottoman dari Mesir menyerbu : Riyadh, Mekkah dan Jeddah.

17. Tahun 1818: Di’riyah, ibukota pusat gerakan Revolusi pemberontakan Wahabi berhasil dikuasai pasukan Khilafah Islam Turki Ottoman. Pemimpin Wahabi saat itu Abdullah bin Sa’ud tertangkap, dibawa ke Istambul dan dihukum gantung disana sebagai pimpinan pemberontakan.

18. Tahun1821: Tentara Khilafah Islam Turki Ottoman ditarik dari Arabia.

19. Tahun1824: Turki Bin Abdullah, yang bapaknya dihukum gantung di Turki mengambil alih kepemimpinan kaum Wahabi menduduki Riyadh.

20. Tahun 1830: Meluaskan penaklukan ke daerah `Aridh, Kharj, Hotah, Mahmal, Sudayr Aflaj dan Hasa.


Sejarah & Kronologi Terbentuknya Kerajaan Arab Saudi Yang Dibantu Kerajaan Inggris



1
4.8K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
KASKUS Official
6.5KThread11.5KAnggota
Tampilkan semua post
djendradjenarAvatar border
TS
djendradjenar
#2
Bagian 51 - 61

51. Tahun 1967: Perang “enam hari” Arab-Israel ketiga, Israel menyerang Mesir, Suriah dan Yordania, menyusul penarikan mundur pasukan PBB dari Sinai dan setelah Mesir menutup Teluk Aqoba. Dalam perang itu Israel berhasil merebut Gurun Sinai, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza dan dataran tinggi Golan. Dengan jatuhnya wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza ke tangan Israel, berarti seluruh wilayah yang disediakan bagi negara Arab Palestina sesuai dengan rencana PBB.

52. Tahun 1973: Perang “Yomkhipur” Mesir merebut Sinai dan Syria merebut Dataran Tinggi Golan namun Israel dapat memukul balik. Negara-negara Arab melakukan embargo minyak untuk menekan Israel dan Negara-negara Barat yang mendukungnya.

53. Tahun 1975: Raja Faisal meninggal digantikan oleh Khalid bin Abdul Azis.

54. Tahun1978: Perjanjian Camp David, Israel mengembalikan Sinai kepada Mesir. Timbul polemik dan pro-kontra diantara Negara-negara Arab terkait nasib bangsa Palestina yang tidak menentu.

55. Tahun 1982: Raja Khalid meninggal digantikan oleh Raja Fahd bin Abdul Azis. Israel menyerang Libanon untuk mengamankan perbatasannya dengan Syria.

56. Tahun 1987: Gerakan Intifada dimulai, perlawanan bersenjata rakyat Palestina dibawah komando HAMAS salah satu faksi dari PLO.

57. Tahun 1991: Perang Teluk I, Amerika menyerang Iraq yang menganeksasi Kuwait. Pasukan Amerika didatangkan ke Pangkalan militer AS di Dahran, Arab Saudi.

Keluarga Saud mulai menanamkan investasi yang besar di AS, khususnya pada perusahaan-perusahaan keluarga BUSH. Dana sebesar 1,4 Milliar Dollar AS per tahun diberikan kerajaan Arab Saudi untuk menyokong kepemimpinan George W. Bush. Investasi sebesar 860 Milyar Dollar ditanam pemerintahan Arab Saudi di Amerika dan sebesar 300 Trilyun Dollar AS (senilai dengan 2.805.000.000.000.000.000 rupiah) uang Arab Saudi disimpan di Bank AS.

58. Tahun 1996: DR. Aidh Abdullah Al Qorni (penulis LA TAHZAN) dipenjara karena tulisannya yang mengkritik pemerintah.

59. Tahun 2001: Peristiwa 9/11 pengeboman WTC (menjadikan stigma negatif bahwa Islam = Teroris).

60. Tahun 2003: Perang Teluk kedua, AS menyerbu dan menduduki Iraq.

61. Tahun 2005: Raja Fahd meninggal, digantikan oleh Abdullah bin Abdul Azis.

Putra Mahkota Pangeran Sultan Bin Abdul Azis telah berumur 86 tahun dalam kondisi sakit-sakitan. Bila Pangeran Sultan meninggal dunia lebih dahulu dari Raja, yang dipersiapkan sebagai pengganti putera mahkota adalah menantu Raja Abdullah yaitu: Pangeran Faisal Bin Abdullah. Raja Abdullah mengganti beberapa pejabat teras pemerintahannya yang berideologi Wahhabi dengan orang-orang yang dianggap lebih toleran secara religi, berpikiran reformis dan dengan ikatan kerja yang dekat dengan raja. Penunjukkan Pangeran Faisal bin Abdullah sebagai Menteri Pendidikan Arab Saudi memang tepat. Karena kementerian ini sebelumnya membuat kurikulum yang memberi doktrin pada pelajar tentang ideologi kebencian dan kekerasan terhadap agama lain (Wahhabi).

Mereka mengajarkan sebagai bagian dari perintah agama penanaman kebencian terhadap selainnya bahkan kepada Ahlu Sunnah dan Syi’ah. Seperti yang ditunjukkan Laporan Juli 2008, budaya kebencian terhadap non-Wahhabi masih tetap ada dalam buku-buku bacaan kajian Islam terbitan Arab. Buku ini diwajibkan di seluruh sekolah umum Arab Saudi dan mendominasi kurikulum Saudi dalam kelas yang lebih tinggi. Kementerian memuat isi teks ini secara penuh dalam situsnya dan penguasa Wahhabi mengirimnya gratis ke masjid dan sekolah dan perpustakaan muslim di seluruh dunia. Pangeran Faisal bin Abdullah yang dikenal pemikir dan moderat juga dikenal cakap dalam memeriksa kurikulum. Dan dikemudian hari kita akan menyaksikan di Arab Saudi yang lebih moderat (baca: sekuler).

Raja Abdullah juga menggantikan Kepala Dewan Mahkamah Agung, Sheikh Saleh al-Luhaidan, yang selama ini dituding menghalangi upaya reformasi dengan Saleh bin Humaid. Sheikh Luhaidan telah menduduki pos ini selama lebih dari 40 tahun. Selama ini Luhaidan amat terkenal karena beberapa kebijakan ”tegas” yang berpijak pada ajaran konservatif. Salah satu pernyataan tegas pernah diutarakan Luhaidan. September lalu, untuk menanggapi program-program di stasiun TV satelit. Menurut Luhaidan, pemilik stasiun TV satelit yang menayangkan program ”tidak bermoral” harus dibunuh. Ia juga mengganti kepala polisi agama Muttawa, Sheikh Ibrahim Al-Ghaith, yang telah memimpin kampanye agresif di media massa bagi pelaksanaan keras adat-istiadat Islam dan menantang tokoh lain yang lebih liberal dalam pemerintah. Perubahan lain yang dilakukan oleh Raja Abdullah dengan menambah jumlah anggota Dewan Ulama dari 120 menjadi 150 anggota. Untuk pertama kalinya, Raja Abdullah menunjuk utusan dari empat sekolah hukum agama Islam Sunni di dalam Dewan Ulama.

Sebelumnya hanya tokoh atau perwakilan dari sekolah-sekolah Hambali yang mendominasi di Dewan Ulama. Akibatnya, yang mendominasi di dewan itu hanya ajaran Wahhabi, versi Arab Saudi konservatif. Raja Abdullah memerintahkan tiga tokoh Syi’ah Arab Saudi; Muhammad Al-Khanizi, Jamil Al-Khairi dan Said Al-Sheikh jadi anggota Dewan Ulama. Perintah dianalisa sebagai kemungkinan dikeluarkannya perintah kepada ulama Syi’ah untuk jadi anggota Forum Ulama Islam negara Arab Saudi. Di Homeland Salafy sendiri sudah ada usaha dari Raja Abdullah untuk mereformasi kurikulum pendidikan Wahabi/Salafy yang dianggap terlalu ekstrim dan menanamkan kebencian kepada kelompok lain.

Mengutip dari buku “Ilusi Negara Islam” pada bab 2 halaman 97 menyebutkan : sebuah Yayasan yang berafiliasi ke Arab Saudi menawarkan kepada pemerintah RI dana sebesar US$ 500.000.000,- dengan kurs Rp. 11.000, setara dengan Rp. 5.500.000.000.000,- (Rp. 5,5 Trilyun) Dengan syarat memberi ijin untuk melakukan kegiatan “infrastruktur pendidikan dan akhlak” (dalam tanda kutip) dan menempatkan orangnya di Badan Perencanaan dan Pengawasan Negara.

Sekian threads ini, terima kasih banyak yang sudah menyimak
Dari berbagai sumber yang dirangkum
#SalamUniversal
universalindigo.blogspot.comkaskus-image



Diubah oleh djendradjenar 04-12-2018 22:36
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.