JPP, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memutuskan bahwa mulai hari ini, Selasa (4/12/2018), akan menghentikan sementara kontrak pembangunan jembatan pada jalan Trans Papua segmen 5 ruas Wamena-Habema-Mugi-Kenyam-Batas Batu-Mumugu dan akan dilanjutkan kembali pekerjaannya sesuai rekomendasi dari pihak TNI dan Polri.

Hal tersebut disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimulono dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/12/2018), menanggapi dugaan terjadinya penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) kepada pekerja proyek pembangunan jalan Trans Papua yang menyebabkan korban jiwa.

"Untuk itu kami mendukung sepenuhnya upaya dan langkah cepat aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, untuk menemukan dan menindak tegas para pelaku sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi para staf, kontraktor, maupun konsultan yang bekerja untuk dan atas nama Kementerian PUPR dan Kementerian/Lembaga lainnya untuk membangun infrastruktur demi terwujudnya keadilan sosial dan kesejahteraan di Papua," tegasnya.

Sebelumnya, diberitakan telah terjadi peristiwa penembakan terhadap sejumlah pekerja pembangunan Jembatan Kali Aorak (KM 102+525) dan Jembatan Kali Yigi (KM 103+975) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, oleh KKB.

Kedua jembatan tersebut merupakan bagian dari Trans Papua segmen 5, yakni ruas Wamena-Habema-Mugi-Kenyam-Batas Batu-Mumugu dengan panjang 278,6 km. 

Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki juga menegaskan bahwa pembangunan jalan dan jembatan pada ruas tersebut sama sekali tidak ada penolakan oleh masyarakat setempat.

Bahkan, pembangunan ini telah lama ditunggu dan oleh karenanya sangat didukung oleh masyarakat Papua karena menjadi jalur terdekat dari Pelabuhan Mumugu dengan penduduk di kawasan Pegunungan Tengah. 

"Keberadaan jalan tersebut sangat vital untuk mengurangi biaya logistik dan menurunkan tingkat kemahalan di kawasan Pegunungan Tengah, Papua," imbuhnya. 

Maka itu, Menteri Basuki pun merasa terkejut dan sangat menyesalkan terjadinya tindakan penembakan terhadap para pekerja konstruksi, di tengah upaya sungguh-sungguh Pemerintah membangun infrastruktur untuk pemerataan pembangunan di tanah air, terutama yang berkaitan dengan peningkatan konektivitas antarwilayah untuk membuka daerah keterisolasian di Provinsi Papua. 

"Kami menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga para korban penembakan dari PT Istaka Karya itu," tandasnya.

Sebagai informasi, dalam kurun waktu 2016-2019, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua Ditjen Bina Marga telah memprogramkan pembangunan 35 jembatan pada ruas Wamena-Habema-Mugi-Kenyam-Batas Batu-Mumugu untuk melengkapi prasarana jalan yang telah tersambung seluruhnya.

Adapun rinciannya adalah sebanyak 14 jembatan dikerjakan oleh PT Istaka Karya dengan nilai kontrak Rp184 miliar di mana progresnya 11 jembatan sedang dalam pelaksanaan dan 3 jembatan akan mulai dikerjakan tahun 2019.

Sedangkan 21 jembatan sisanya dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp246,8 miliar di mana progresnya 5 jembatan sudah selesai. Namun, sejak 4 bulan yang lalu telah dihentikan karena adanya korban atau gangguan keamanan yang serius.  Sementara 7 jembatan akan mulai dikerjakan pada tahun 2019.

Tanpa adanya jembatan, maka para pengguna jalan harus melintas sungai pada ruas ini. Saat ini sendiri progres pembangunan 35 jembatan tersebut sudah selesai 70%. (pupr) 


Sumber : https://jpp.go.id/nasional/infrastru...papua-segmen-5

---

Kumpulan Berita Terkait NASIONAL :

- PUPR Serahterimakan Aset Rusus dan Rusun Senilai 266 Miliar

- 2 Bendungan Baru Siap Dukung Lampung Sebagai Lumbung Pangan Nasional

- Bagian Trans Sumatera, Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Beroperasi Akhir Tahun