- Beranda
- Stories from the Heart
I Love You More Than You Think
...
TS
nengsr
I Love You More Than You Think

Thanks for the amazing cover Om quatzlcoatl

(Ssstt.. this is the real picture of us)
Aku sering bertanya-tanya pada diri sendiri, apa yang paling berperan di kehidupan ini? cintaatau uang?
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.
Dan aku pernah bertanya pada ibuku, beliau menjawab uang. Karena beliau berpikir realistis, katanya cinta saja tidak ada uang ya tidak hidup.
Ya memang. Tetapi aku agak kurang setuju, karena ketika tidak punya uang aku tidak semerana itu. Tapi jika hati yang terluka, hati yang mengelola semuanya. Sedih berkepanjangan menghilangkan semua gairah.
Panggil saja aku Hani, itu nama kecilku. Aku asli orang Surabaya jadi ga pake 'gue-elo'. Maklum orang jawa, ketika ada yang pake sebutan 'gue' pasti pada nyeletuk "mangan tahu tempe ae gue gue"

Mau ijin pada para pecinta SFTH buat nulis sebagian kisahku. Ya hanya sekedar untuk mengabadikan

Maaf jika tulisanku jelek, memang bukan penulis

Apabila ada yang mengenalku, aku mohon dengan sangat jangan bocor ya gan
PM aja kalo mau. Oke?Selamat menikmati...
Spoiler for Index:
Spoiler for Mulustrasi:
Diubah oleh nengsr 21-09-2020 23:10
bukhorigan dan 13 lainnya memberi reputasi
12
113.9K
847
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
nengsr
#802
Stranger
Bukan tanpa alasan kenapa Dani nyamperin aku di kantor pada siang hari, itu karena malamnya aku sama yang lain mau touring ke Bromo. Mau kapan lagi? Minggu depannya lagi? Udah keburu abis masa 'minta oleh-oleh' nya mah.
Ya, dia ga ikut. Aku gatau kenapa, padahal dia belum pernah kesana dan katanya juga pengen kesana. Kalo boleh jujur nih, aku berharapnya dia ikut. Kan jadinya aku bisa sama dia nanti
...
Sore menjelang malam ini aku sedang duduk lesehan berdua dengan Alfin di kedai STMJ langganan kita kalo lagi pengen nongkrong. Berharapnya sih semua pada datang. Tapi sepertinya yang bisa datang cuma lima orang. Aku, Alfin, Reza, Sita dan Aldi.
Ya biasa lah kita nongkrong aja. Tapi kali ini sih yang ngajak Alfin, lagi sumpek katanya.
"Assalamualaikum.." salam Reza.
"Wa'alaikumsalam." Jawabku dan Alfin serempak.
Seperti biasa, kita salaman kalo baru datang atau mau pulang. Dan dengan kebiasaannya Reza, diakhir salaman pasti dia gelitikin telapak tangan lawan yang dia ajak salaman. Dan kalo sama aku sih, pasti aku langsung tarik tanganku dan ganti pukul lengannya. Terus dia pasti ketawa.
"Nih, jajan." Reza taruh 2 botol coklat Chacha di meja. Lebih tepatnya di depanku.
Sebenarnya aku agak heran. Tumben? Tapi aku menyambutnya. "Yeay! Makasi mas..." ucapku berbinar melihat botol coklat itu. Siapa yang ga suka coklat? Ibuku yang umurnya udah lebih dari setengah abad aja suka banget sama coklat.
Aku melihat ke arah Reza, yang ternyata dia juga melihat ke arahku. Dari tatapannya seperti ada maksud lain. Oh, aku paham. Aku menahan senyum agar tak terlihat oleh Alfin.
"Ini yang satu buat aku ta, mas?" Tanya Alfin.
"Yaa..." dia seperti ragu menjawab. "dimakan bareng2..." lanjutnya. Tuh kan!
Satu botol yang aku pegang tadi sudah aku masukin ke dalam tas. Aku tahu sebenernya Reza hanya ingin ngasih itu ke aku, tapi karena ada Alfin dia ga enak makanya dia beli dua.
Ga lama kita disini. Karena Aldi dan Sita juga ga jelas jadi kesini apa engga. Sebenernya temen2ku juga ngajak ketemu, tapi karena ajakan Alfin lebih dulu datangnya dan aku juga menyanggupi, jadinya aku menolak ajakan temenku itu.
"Ayo karaoke yuk." Ajak Alfin tiba-tiba. "Ayo mas!"
"Ayo ae aku." Jawab Reza santai.
"Ayo mba."
"Yaudah deh ayo."
Akhirnya kita cabut dari sana dan pindah karaoke. Cuma bertiga. Aslinya agak males aku soalnya nanti kelarnya jadi malem banget. Tapi karena tempat karaokenya deket rumahku jadi yaudahlah. Sepertinya Alfin beneran lagi sumpek. Jadi dia butuh tempat buat teriak2
Dan mulai malam itu, tak terhitung berapa kali. Pokoknya setiap kali ketemu Reza pasti selalu kasih aku satu botol chacha. Tapi ngasihnya pas semuanya ga ada sih, alias sembunyi2...
...
Kunjungan dadakan ke kantor di siang hari yang dilakukan Dani saat itu menjadi pertemuan terakhir kita. Komunikasi melalui hp juga jarang kita lakukan. Mau memulai pun aku juga bingung cari bahan obrolan apa. Hanya mengandalkan updatean2 yang aku atau dia lakukan aja baru kadang kita saling komen.
Touring ke Bromo waktu itu juga menjadi touring terakhir kita. Karena banyak yang sibuk dengan kerjaan masing2. Terlebih Reza, dia sering lembur juga ke luar kota. Jadi kita hanya saling sahut menyahut aja di grup.
Dan dari hasil obrolan yang terjadi disana, aku menangkap sesuatu yang menarik. Sepertinya bukan aku saja, beberapa juga bisa menyimpulkan. Kalo Fika ada apa apa sama Reza. Padahal yang melempar banyak umpan itu aku, tapi yang terlihat malah Fika.
...
5 April 2015
"Fika kenapa statusnya gitu?" Kata Aldi sambil melihat layar hpnya.
Kita berlima (Sita, Aldi, Rendra, Reza dan aku) lagi duduk di Food Fest sambil nunggu jadwal tayang film yang mau kita tonton. Lagi rame Fast Furious 7 waktu itu. Rencana nobar ini diketahui semua member grup tapi yang ikut cuma lima ini.
Sepakat pilih minggu malam. Jelas ga mungkin aku berangkat sendiri karena pasti ga dapet ijin, dan Reza yang jemput aku. Mungkin karena itulah Fika bikin status itu.
Aku sudah baca tadi sebelum Aldi tau. Tapi aku diem aja karena emang gatau harus merespon seperti apa. Beda dengan Aldi, dia selalu perhatian orangnya.
"Ajak kesini aja bang!" Sahut Rendra. Dia tadi langsung lihat hpnya yang aku yakin buat baca updatean status Fika.
"Sudah... aku tadi udah ngajakin tapi dia bilangnya gatau filmnya. Tapi tiba2 statusnya gini."
"Tanya aja Di, kenapa gitu." Ujarku.
"Iya udah ini aku tanya dia. Tapi nyelimur terus."
"Bukan buat kita kali." Sahut Reza.
"Mungkin." Balasku.
Tapi Aldi malah tersenyum penuh arti kearahku, Sita pun juga tapi disertai gelengan kepala seperti jengah.
Ya, ya... aku sudah paham sejak awal sebenernya. Tapi semakin yakin dari sini. Maafin aku, Fika.
Status Fika:
Seperti yang ku katakan tadi. Aku yang sering lempar umpan memancing Reza dengan sepik2 berhadiah, tapi yang kepancing malah Fika. Padahal Fika sendiri juga lempar umpan, tapi sayangnya umpan dia kurang menarik.
...
7 April 2015
BBM
Duh.
Ada yang ribut di dalam kepala, seakan ada dua pikiran yang sedang berdebat. Hanya karena sebuat emot kiss. Tapi ini bukan hal biasa kalo pengirimnya adalah Reza. Pribadi yang lebih dulu dikenal diamnya. Sebelum kenal lebih dalam ternyata orangnya rame juga.
Selama ini kenalnya kan dia orangnya bukan yang suka pecicilan godain cewe. Jadi agak heran aja. Apa dia emang gini sama cewe2 lain?
Makin tinggi matahari, ucapan dan doa untuk sang birthday boy makin banyak dilontarkan di grup. Akupun juga ikutan ngucapin lagi. Tidak terkecuali Fika. Dia agak beda ngucapinnya, dengan foto. Dia foto laptopnya yg lagi menampangkan foto Reza terus disertai ucapan dan doa. Oh, sweet.
...
Dan di hari minggunya, aku sama Sita lagi CFD an. Ngajak yang lain juga tapi pada ga ada yang datang. Setelah senam akhirnya kita hanya duduk di pinggiran taman tengah jalan. Sekedar mengistirahatkan badan juga melihat keramaian sekitar.
Sebetulnya di grup anak2 udah ramai sih. Fika berharapnya pada datang semua kayak waktu lalu.
BBM
Sita sudah tau aku sedang berbalas chat sama Fika. Dia juga baca sendiri chatnya. Apalagi bahasannya menarik seperti ini. Aku merasa jadi teman yang jahat disini. Karena aku sama Sita malah ketawa2 baca chat Fika.
"Emang waktu di Panderman ada kejadian apa sih? Masa sekali aja ga ikut bisa ketinggalan gini. Duh, jadi nyesel ga ikut." Selorohku.
"Aku gatau jelasnya. Orang dia itu di belakang terus sama Fany." Jawabnya. Coba kita lihat jawaban langsung dari Fika.
BBM
Ini kesannya kita kayak sedang berlomba buat dapetin Reza ya. Engga, aku sama sekali ga menganggap Fika saingan untuk hal itu. Orang awalnya aku juga cuma iseng kok aslinya. Tapi responnya Reza itu lucu. Jadi keterusan deh
Dan sampe disitu sepertinya Fika menyerah. Dia memutuskan untuk berhenti. Dia beranggapan kalo dia udah kalah sama aku. Padahal kalo dia mau maju terus juga aku ga masalah. Aku juga belum tau, apa aku dengan Reza jalan kearah yang sama.
Kalo dengan gitu aja Fika jadi langsung baper, gimana kalo dia jadi aku beberapa minggu yang lalu, waktu aku liburan sama teman2ku juga Reza.
...
Tapi yang terjadi setelah itu aku juga masih bersikap biasa2 aja. Seperti tak ada yang terjadi. Aku pun bungkam. Belum berani cerita ke siapapun.
Perasaan aku sendiri juga belum yakin. Aku ga yakin ini keputusan yang benar. Alasannya jelas Dani. Aku takut seperti waktu lalu, aku coba buka hati tapi yang ada aku malah seperti mengkhianati Dani. Padahal kita sudah ga ada komitmen. Tapi aku sendiri yang sepertinya menaruh keyakinan padanya.
Aku juga ga terlalu percaya diri menganggap respon Reza itu berarti dia punya perasaan yang sama. Semua kan juga tau kalo aku suka bercanda. Reza juga tau aku sama Dani seperti apa. Untuk sepik2 yang aku lakuin di grup itu, siapa tau dia cuma beranggapan itu hanya bercandaan. Tapi yang jelas emang intensitas chat kita jauh lebih sering. Apalagi setelah liburan itu.
Dia sering kirim voicenote di grup, isinya rekaman dia main gitar sambil nyanyi. Dan kalian tau, begitu dia kirim itu dan minta tolong buat dikomen, rasanya aku pengen jadi yang pertama buat komen rekamannya itu. Aku langsung cepet2 download. Padahal sinyal di kamarku itu susah. Kalo gagal download, aku belain keluar kamar bahkan keluar rumah buat nyari sinyal yang kenceng.
Dia main gitarnya jago banget. Suaranya juga bagus. Aluuuss... banget! Semua rekamannya masih aku simpen sampe sekarang
Dan yang paling aku suka itu lagunya Secondhand Serenade - Stranger.
Ya, dia ga ikut. Aku gatau kenapa, padahal dia belum pernah kesana dan katanya juga pengen kesana. Kalo boleh jujur nih, aku berharapnya dia ikut. Kan jadinya aku bisa sama dia nanti

...
Sore menjelang malam ini aku sedang duduk lesehan berdua dengan Alfin di kedai STMJ langganan kita kalo lagi pengen nongkrong. Berharapnya sih semua pada datang. Tapi sepertinya yang bisa datang cuma lima orang. Aku, Alfin, Reza, Sita dan Aldi.
Ya biasa lah kita nongkrong aja. Tapi kali ini sih yang ngajak Alfin, lagi sumpek katanya.
"Assalamualaikum.." salam Reza.
"Wa'alaikumsalam." Jawabku dan Alfin serempak.
Seperti biasa, kita salaman kalo baru datang atau mau pulang. Dan dengan kebiasaannya Reza, diakhir salaman pasti dia gelitikin telapak tangan lawan yang dia ajak salaman. Dan kalo sama aku sih, pasti aku langsung tarik tanganku dan ganti pukul lengannya. Terus dia pasti ketawa.
"Nih, jajan." Reza taruh 2 botol coklat Chacha di meja. Lebih tepatnya di depanku.
Sebenarnya aku agak heran. Tumben? Tapi aku menyambutnya. "Yeay! Makasi mas..." ucapku berbinar melihat botol coklat itu. Siapa yang ga suka coklat? Ibuku yang umurnya udah lebih dari setengah abad aja suka banget sama coklat.
Aku melihat ke arah Reza, yang ternyata dia juga melihat ke arahku. Dari tatapannya seperti ada maksud lain. Oh, aku paham. Aku menahan senyum agar tak terlihat oleh Alfin.
"Ini yang satu buat aku ta, mas?" Tanya Alfin.
"Yaa..." dia seperti ragu menjawab. "dimakan bareng2..." lanjutnya. Tuh kan!
Satu botol yang aku pegang tadi sudah aku masukin ke dalam tas. Aku tahu sebenernya Reza hanya ingin ngasih itu ke aku, tapi karena ada Alfin dia ga enak makanya dia beli dua.
Ga lama kita disini. Karena Aldi dan Sita juga ga jelas jadi kesini apa engga. Sebenernya temen2ku juga ngajak ketemu, tapi karena ajakan Alfin lebih dulu datangnya dan aku juga menyanggupi, jadinya aku menolak ajakan temenku itu.
"Ayo karaoke yuk." Ajak Alfin tiba-tiba. "Ayo mas!"
"Ayo ae aku." Jawab Reza santai.
"Ayo mba."
"Yaudah deh ayo."
Akhirnya kita cabut dari sana dan pindah karaoke. Cuma bertiga. Aslinya agak males aku soalnya nanti kelarnya jadi malem banget. Tapi karena tempat karaokenya deket rumahku jadi yaudahlah. Sepertinya Alfin beneran lagi sumpek. Jadi dia butuh tempat buat teriak2

Dan mulai malam itu, tak terhitung berapa kali. Pokoknya setiap kali ketemu Reza pasti selalu kasih aku satu botol chacha. Tapi ngasihnya pas semuanya ga ada sih, alias sembunyi2...
...
Kunjungan dadakan ke kantor di siang hari yang dilakukan Dani saat itu menjadi pertemuan terakhir kita. Komunikasi melalui hp juga jarang kita lakukan. Mau memulai pun aku juga bingung cari bahan obrolan apa. Hanya mengandalkan updatean2 yang aku atau dia lakukan aja baru kadang kita saling komen.
Touring ke Bromo waktu itu juga menjadi touring terakhir kita. Karena banyak yang sibuk dengan kerjaan masing2. Terlebih Reza, dia sering lembur juga ke luar kota. Jadi kita hanya saling sahut menyahut aja di grup.
Dan dari hasil obrolan yang terjadi disana, aku menangkap sesuatu yang menarik. Sepertinya bukan aku saja, beberapa juga bisa menyimpulkan. Kalo Fika ada apa apa sama Reza. Padahal yang melempar banyak umpan itu aku, tapi yang terlihat malah Fika.
...
5 April 2015
"Fika kenapa statusnya gitu?" Kata Aldi sambil melihat layar hpnya.
Kita berlima (Sita, Aldi, Rendra, Reza dan aku) lagi duduk di Food Fest sambil nunggu jadwal tayang film yang mau kita tonton. Lagi rame Fast Furious 7 waktu itu. Rencana nobar ini diketahui semua member grup tapi yang ikut cuma lima ini.
Sepakat pilih minggu malam. Jelas ga mungkin aku berangkat sendiri karena pasti ga dapet ijin, dan Reza yang jemput aku. Mungkin karena itulah Fika bikin status itu.
Aku sudah baca tadi sebelum Aldi tau. Tapi aku diem aja karena emang gatau harus merespon seperti apa. Beda dengan Aldi, dia selalu perhatian orangnya.
"Ajak kesini aja bang!" Sahut Rendra. Dia tadi langsung lihat hpnya yang aku yakin buat baca updatean status Fika.
"Sudah... aku tadi udah ngajakin tapi dia bilangnya gatau filmnya. Tapi tiba2 statusnya gini."
"Tanya aja Di, kenapa gitu." Ujarku.
"Iya udah ini aku tanya dia. Tapi nyelimur terus."
"Bukan buat kita kali." Sahut Reza.
"Mungkin." Balasku.
Tapi Aldi malah tersenyum penuh arti kearahku, Sita pun juga tapi disertai gelengan kepala seperti jengah.
Ya, ya... aku sudah paham sejak awal sebenernya. Tapi semakin yakin dari sini. Maafin aku, Fika.
Status Fika:
Quote:
Seperti yang ku katakan tadi. Aku yang sering lempar umpan memancing Reza dengan sepik2 berhadiah, tapi yang kepancing malah Fika. Padahal Fika sendiri juga lempar umpan, tapi sayangnya umpan dia kurang menarik.
...
7 April 2015
BBM
Quote:
Duh.
Ada yang ribut di dalam kepala, seakan ada dua pikiran yang sedang berdebat. Hanya karena sebuat emot kiss. Tapi ini bukan hal biasa kalo pengirimnya adalah Reza. Pribadi yang lebih dulu dikenal diamnya. Sebelum kenal lebih dalam ternyata orangnya rame juga.
Selama ini kenalnya kan dia orangnya bukan yang suka pecicilan godain cewe. Jadi agak heran aja. Apa dia emang gini sama cewe2 lain?
Makin tinggi matahari, ucapan dan doa untuk sang birthday boy makin banyak dilontarkan di grup. Akupun juga ikutan ngucapin lagi. Tidak terkecuali Fika. Dia agak beda ngucapinnya, dengan foto. Dia foto laptopnya yg lagi menampangkan foto Reza terus disertai ucapan dan doa. Oh, sweet.
...
Dan di hari minggunya, aku sama Sita lagi CFD an. Ngajak yang lain juga tapi pada ga ada yang datang. Setelah senam akhirnya kita hanya duduk di pinggiran taman tengah jalan. Sekedar mengistirahatkan badan juga melihat keramaian sekitar.
Sebetulnya di grup anak2 udah ramai sih. Fika berharapnya pada datang semua kayak waktu lalu.
BBM
Quote:
Sita sudah tau aku sedang berbalas chat sama Fika. Dia juga baca sendiri chatnya. Apalagi bahasannya menarik seperti ini. Aku merasa jadi teman yang jahat disini. Karena aku sama Sita malah ketawa2 baca chat Fika.
"Emang waktu di Panderman ada kejadian apa sih? Masa sekali aja ga ikut bisa ketinggalan gini. Duh, jadi nyesel ga ikut." Selorohku.
"Aku gatau jelasnya. Orang dia itu di belakang terus sama Fany." Jawabnya. Coba kita lihat jawaban langsung dari Fika.
BBM
Quote:
Ini kesannya kita kayak sedang berlomba buat dapetin Reza ya. Engga, aku sama sekali ga menganggap Fika saingan untuk hal itu. Orang awalnya aku juga cuma iseng kok aslinya. Tapi responnya Reza itu lucu. Jadi keterusan deh

Dan sampe disitu sepertinya Fika menyerah. Dia memutuskan untuk berhenti. Dia beranggapan kalo dia udah kalah sama aku. Padahal kalo dia mau maju terus juga aku ga masalah. Aku juga belum tau, apa aku dengan Reza jalan kearah yang sama.
Kalo dengan gitu aja Fika jadi langsung baper, gimana kalo dia jadi aku beberapa minggu yang lalu, waktu aku liburan sama teman2ku juga Reza.
Quote:
...
Tapi yang terjadi setelah itu aku juga masih bersikap biasa2 aja. Seperti tak ada yang terjadi. Aku pun bungkam. Belum berani cerita ke siapapun.
Perasaan aku sendiri juga belum yakin. Aku ga yakin ini keputusan yang benar. Alasannya jelas Dani. Aku takut seperti waktu lalu, aku coba buka hati tapi yang ada aku malah seperti mengkhianati Dani. Padahal kita sudah ga ada komitmen. Tapi aku sendiri yang sepertinya menaruh keyakinan padanya.
Aku juga ga terlalu percaya diri menganggap respon Reza itu berarti dia punya perasaan yang sama. Semua kan juga tau kalo aku suka bercanda. Reza juga tau aku sama Dani seperti apa. Untuk sepik2 yang aku lakuin di grup itu, siapa tau dia cuma beranggapan itu hanya bercandaan. Tapi yang jelas emang intensitas chat kita jauh lebih sering. Apalagi setelah liburan itu.
Dia sering kirim voicenote di grup, isinya rekaman dia main gitar sambil nyanyi. Dan kalian tau, begitu dia kirim itu dan minta tolong buat dikomen, rasanya aku pengen jadi yang pertama buat komen rekamannya itu. Aku langsung cepet2 download. Padahal sinyal di kamarku itu susah. Kalo gagal download, aku belain keluar kamar bahkan keluar rumah buat nyari sinyal yang kenceng.
Dia main gitarnya jago banget. Suaranya juga bagus. Aluuuss... banget! Semua rekamannya masih aku simpen sampe sekarang

Dan yang paling aku suka itu lagunya Secondhand Serenade - Stranger.
You are an angel
Making all my dreams come true tonight
Take a look at me so you can see
How beautiful you are...
Making all my dreams come true tonight
Take a look at me so you can see
How beautiful you are...
0
