Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kasbosAvatar border
TS
kasbos
Diancam Luhut Setop Impor Airbus, Prancis Batal Boikot Sawit Indonesia
Sawit Indonesia mengalami tekanan yang besar di pasar Eropa sejak tahun lalu. Mereka menyebarkan kampanye hitam agar masyarakat Eropa tidak menggunakan minyak kelapa sawit atau crude oil palm (CPO) asal Indonesia. 

Salah satu negara di Uni Eropa yang mengancam akan memboikot CPO Indonesia adalah Prancis. Tapi, negara Menara Eiffel ini justru membatalkan aksi boikot CPO Indonesia. Salah satu pertimbangan Prancis adalah produk sawit asal Indonesia sudah tersertifikasi.

Diancam Luhut Setop Impor Airbus, Prancis Batal Boikot Sawit Indonesia

© Disediakan oleh KumparanAirbus A380


Namun ada lagi penyebab kenapa Prancis tak jadi memboikot CPO Indonesia. Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, pemerintah Indonesia telah bertemu dengan Menteri Muda pada Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, Jean-Baptiste Lemoyne, di Jakarta pada Kamis (29/11) kemarin. Dalam pertemuannya itu, pemerintah Indonesia secara terang-terangan mengancam balik Prancis.

Ancaman itu adalah dengan menghentikan pembelian pesawat buatan Airbus. Ancaman ini tentunya bikin pangsa pasar Airbus di Indonesia hilang.


Diancam Luhut Setop Impor Airbus, Prancis Batal Boikot Sawit Indonesia


"Kemarin saya bicara sama Menlu Prancis. Kami sampaikan, kalian tahu enggak, kami butuh 250 pesawat terbang selama 20 tahun ke depan. Nah itu sama dengan USD 30-40 miliar. Kami butuhkan Airbus tapi kita alihkan Airbus ke Boeing," tegas Luhut saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (30/11). 

Kepada Prancis, Luhut menjelaskan jika keberadaan sawit sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Sebab, banyak warga Indonesia yang bertumpu pada bisnis ini, bahkan tingkat kemiskinan salah satunya bisa tertolong dari kontribusi sawit. Sawit menjadi salah satu komoditas andalan ekspor Indonesia ke luar negeri. 



Meski begitu, dalam negoisasinya dengan Prancis, dia tidak ingin pemerintah mengemis-ngemis kepada mereka agar tidak diboikot. Indonesia, sebut dia, harus punya daya tawar yang bagus sebab Indonesia punya kekuatan yang besar. 

Tapi Luhut tidak ingin menjelaskan lebih jauh tentang negoisasi yang dilakukan pemerintah dan Prancis. Yang penting, katanya, Prancis telah membatalkan keinginannya untuk boikot CPO Indonesia. 


"Kita bukan minta-minta sama uni Eropa. Kita harus fair. Kita enggak mau ngemis-ngemis, kita punya bargaining power. Kita punya pilihan-pilihan lain bukannya kau (Prancis) saja. Tapi kami sangat bersahabat. Saya selalu kalau ngomong agak kasar-kasar gitu saja biar enggak dikira minta-minta," tegas dia. 




Wiji Nurhayat

https://www.msn.com/id-id/berita/nasional/diancam-luhut-setop-impor-airbus-prancis-batal-boikot-sawit-indonesia/ar-BBQi4Sk?ocid=spartanntp


-4
8.5K
105
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.3KThread41.9KAnggota
Tampilkan semua post
alslakraditosshAvatar border
alslakraditossh
#34
Masalah ini menarik, karena airbus banyak di beli pihak Lion, saya ingat cerita temen saya yg konglomerat ada kenal sama petinggi lion air kalau perwakilan lion air dtg ke eropa dikasih red carpet sama mereka karena cuma lion yg beli banyak pesawat mereka

Soal ekspor sawit saya sebenarnya setuju dengan Eropa, ekpor sawit Indonesia ada mafianya, salah satunya perusahaan Wi*ma* karna petani sawit ini bukan jual langsung ke Eropa tapi proses penjualan sawit itu melalui perusahaaan semua.... Misal saya punya sawit sekitar 2 hektar, saya mau jual ntar ada calonya penghubung ke... anggaplah sinarmas, ntar sinarmas datang ambil sawit saya, diolah baru kirim ke eropa, nah fee nya ada si calo/tukang timbang, saya petani sawit, kemudian perusahaannya.... Celakanya perusahaan tersebut punya sawit sendiri dan itu ratusan bahkan ribuan hektar, mereka pasti ngeduluin sawit mereka apalagi punya hak segala macam, mereka bisa lgsung ekspor, olah, dsb, sementara petani paling sanggup 1-10 hektar, 10 hektar itu dia mungkin harus lepas pekerjaan tetap jika punya atau bayar mahal orang 2-5jt perbulan utk kelola tergantung rincian pekerjaan orang yg di bayar

Selalu petani yg rugi, si calo untung, perusahaan untung

Nah kalau di daerah saya Riau cukup lucu, ada sawit sistem bapak angkat namanya, yang punya orang jawa, yg ngurus orang masyarakat Riau disini, biasanya mereka lebih makmur karena pemilik dari jawa punya koneksi ke PT besar...kalau masyarakat tani sawit asli disini agak anjlok karena g ada koneksi, mgkin beberapa sukses setelah lobi2 atau dapat celahnya

Nah setelah semua tadi ada lagi masalah hutan kita yang habis di babat... Komoditas dunia itu bukan hanya sawit cuma masyarakat monoton ke itu... Sawit itu lahannya besar, perawatan mahal, dan manfaat ketanah tidak ada... Entah kenapa pula pemerintah kasih subsidi utk bibit dan pupuk sawit

Jadi kalau opini saya, sya tidak setuju dengan ekspor sawit ini terus dijaga

Bicara g gampang sih, karena utk merubah itu butuh biaya, ilmu, waktu, dan kesadaran
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.