Bantul, 2011

Tebak! Apa yang dilakukan orang ketika menganggur di panas terik seperti ini? Hah, apa lagi kalau bukan tidur dan bermalas-malasan, sedangkan mimpi di siang bolong hanya bagian dari hiburannya.

Asal tahu saja, akhir-akhir ini aku hobi tidur siang bukan karena tidak punya pekerjaan. Aku sedang menunggu sesuatu. Salah satunya menunggu bisul di bokong pecah. Sumpah, bisul ini membuatku meriang. Memaksaku tidur sepanjang hari hingga lupa mandi.

Aku tidur dan bermimpi mandi uang. Tahu kan prinsip bermimpi itu bagaimana? Misalnya saja, orang yang memiliki sepeda di rumahnya bermimpi punya motor. Setelah punya motor, bermimpi punya mobil. Lain lagi dengan mimpi orang kaya. Sebagian dari mereka bermimpi menjadi pejabat pemerintah, lalu bermimpi menjadi penguasa. Begitulah manusia, selalu bermimpi hingga mencapai derajat sosial yang diinginkan.

Sebut saja aku. Aku bermimpi mandi uang karena miskin. Meskipun tahu hal itu tidak akan jadi nyata, aku tetap memimpikannya. Beuh! Mandi uang di negeri ini hanya bisa dilakukan oleh para koruptor. Paling tidak, biarkan aku merasakan bagaimana rasanya bahagia punya banyak uang, dalam mimpiku.

Sial! Tiba-tiba dering ponsel di bawah bantal menyeretku kembali pada kenyataan. Kenyataannya, aku tidak sedang mandi uang, melainkan mandi peluh karena kepanasan berada di dalam kamar berukuran 2,5 x 3 meter berdinding harflex. Uh! Siang-siang begini siapa sih berani mengganggu seekor beruang hibernasi karena bisulan? Awas saja!

“Iya, halo!” sapaku malas.

Tanpa basa-basi, suara dalam ponsel menyahut, “Yudis, Anda berangkat ke San Francisco besok!”

“HAAH! Ke mana? Besok?”

CROT!

Aww! Sepertinya bisul di bokongku pecah. Aku lupa duduk di tepi ranjang, di sisi permukaan yang bisulan. Sakit, tapi....
Aku meringis mendengarkan kabar nan mengejutkan itu. Rasanya seperti menang lotre.

“Untuk kontrak ini, Anda akan sign on di Star Princess dan berangkat ke San Francisco tanggal 10 Mei. Besok Anda harus di Jakarta. Ada briefing keberangkatan pukul empat sore, siap?”

Demi bisul di bokong, aku menantikan momen ini sekian lamanya. Ini hal pertama yang kutunggu-tunggu, selain bisul yang tidak kunjung pecah. Lega rasanya, penantian kedua kini telah berakhir. Jangan bilang ini mimpi di siang bolong. Jika ini mimpi, lebih baik biarkan aku tidur dan bermimpi selamanya.