- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Kita
...
TS
ryanjun92
Cerita Kita
Sebelum saya menuangkan cerita di forum tercinta ini, izinkan nubi menginformasikan kalau cerita yang saya tulis disini di rewrite ulang dari forum sebelumnya.
Karena disana responnya sepi dan tidak ada kemajuan saya untuk berlajar menulis, maka dari itu saya menulis di forum ini. dan berharap banyak masukan untuk ke depannya oleh para suhu disini.
Terima Kasih.

Karena disana responnya sepi dan tidak ada kemajuan saya untuk berlajar menulis, maka dari itu saya menulis di forum ini. dan berharap banyak masukan untuk ke depannya oleh para suhu disini.
Terima Kasih.

Daftar Isi
Quote:
Diubah oleh ryanjun92 01-04-2021 21:35
pusparmd dan anasabila memberi reputasi
4
6.2K
54
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ryanjun92
#20
05 - Teman baru
Ola-
Satu minggu terasa singkat kalau buat yang kerjaannya makan tidur, makan tidur. Kayak gue. Gue udah keliling daerah sini. Gak ada tempat bagus kecuali Mall dan juga samping mall ada tempat Bar.
Dan hari ini gue pun masuk kuliah, jadwal kelas bisa di lihat di web kampus, dan kelas gue berada di gedung F lantai 6.
Ini kampus ternyata lebih luas dari perkiraan gue. Karena saat ospek berada di gedung A yang gak jauh dari pintu gerbang, setelah beberapa tanya ke orang lewat akhirnya ketemu gedung F yang ternyata gedung empat.
Karena kampus ini punya 8 gedung kampus, dan gedung tempat kelas gue berada paling belakang. bentuknya berbeda dengan gedung lainnya.
Kelihatan lebih tua gedungnya di banding yang lain, karena ada beberapa komponen kayu buat jadi tiang-tiang gedung.
Dan walau ada lift, itu tak cukup karena lift ukurannya kecil muat buat 6 orang aja. Sedangkan yang mengantri puluhan.
Astaga, cobaan apa lagi di pertama kali kuliah. Mau gak mau gue jalan secara manual, menaiki tangga satu persatu sampai lantai 6.
Satu kata kali ini, enggap. Nafas gue hampir abis di tambah dengkul gue terasa mau copot. Dan kali ini giliran cari kelas,
Gue liat nomor kelasnya berada di ujung ruangan. Di tambah sepi pula lorong kampus, gue buka pintunya perlahan.
Dan ternyata cukup rame dalam kelas. Mereka semua gak perduli gue dateng. Tetapi bener juga ngapain perduliin juga, gue langsung milih tempat duduk paling ujung deket jendela.
Dari sini bisa lihat ke tengah kampus, benar-benar gue beruntung bisa kuliah di universitas seperti ini. Gue gak boleh kecewain mama dan papa.
"boleh duduk disini?" tanya seorang cewek, gue liat di pakai kacamata, tubuhnya tinggian dia di banding gue, putih, dan agak sipit.
"boleh" jawab gue senyum.
"aku Nadine, " sapanya berkenalan,
"viola, panggil aja ola" sapa balik gue,
Dan Nadine, orang pertama kenal di kampus. Orangnya sih asik, ramah. Gak mandang untuk berteman, gue bisa liat dari gerak geriknya gak risih sama sekali.
Mata kuliah pertama kali ini di mulai oleh pengetahuan dasar, dan gue liat sekeliling kebanyakan anak perempuan di banding cowok.
***
Gak terasa udah jam satu siang, mata kuliah juga udah selesai. Iseng gue liat jadwal si hernets, dia berada di gedung B lantai 4.
Gue tau gedung B, gedung paling besar dari gedung lainnya, di dalamnya lebih modern daripada gedung gue.
Mungkin khusus falkutas yang mahal-mahal, liftnya juga ada empat. Dan dua kali lipat luasnya dari lift gedung tadi.
Kelasnya juga lebih keliatan bagus, dan gue liat berbeda dari kelas gue sebelumnya. Yaitu setiap kelas di gedung ini pakai AC,
Kenapa pas gedung gue ngak pakai, mungkin udah nasibnya. Mata gue muter-muter cari kelasnya si hernest. Akhirnya ketemu di tengah-tengah.
Anehnya gak ada orang di dalam kelasnya, lebih tepatnya udah kosong. kapok gue samperin di kelasnya hernest, besok-besok gue tanya dulu dia ada di kelas apa ngak. sia-sisa.
***
Nah dia si kunyuk lagi nongkrong di taman kampus sambil asik ngerokok pas gue lagi jalan-jalan keliling gedung lainnya.
"gue kira lo gak masuk di hari pertama!" kata gue langsung duduk di sampingnya, si hernest langsung buang rokok yang baru aja satu hisapan, karena dia tau gue gak kuat deket orang yang rokok.
Asap bikin gue batuk sampe lemes kadang muntah. walaupun gue gak punya riwayat penyakit asma.
"apa kata para cewek kalau gue gak masuk, pasti pada cariin" jawabnya dengan gaya sok cool, angkat kedua tangannya sambil noleh ke gue.
"lo baru bangun ya?? Itu mata lo masih merah" gue tarik kepalanya gue lihatin matanya yang bener merah.
Dia cuman nyegir kayak sapi mau di potong.
"eits jangan ngomel dulu kayak emak-emak" dia tutupin mulut gue pakai jarinya pas gue mau aja ngomelin.
"gue baru bangun tidur disini, bukan dari kos. Nih cium ketek gue wangi.. gak kecut kayak muka lo ola" ucapnya mengelus keteknya pakai dua jari, terus olesin ke idung gue.
"bauuuuuu~~~" kata gue, itu ketek kayak sabun colek oles dikit kecium baunya.. tapi emang gak bau sih, malah wangi parfum.
"lo ada masalah nest?" tanya gue saat jalan keluar kampus, dia angguk pelan.
"cewek?" angguknya lagi.
"putus lagi?" dia geleng-geleng.
"terus?" angguk angguk lagi, ngelesin nih anak. geleng-geleng angguk-angguk.
"gue certain pas di warung bakso aja dah" ucapnya dengan wajah bête. Gue ikutin aja dia ke arah warung bakso di samping kampus.
Hernest langsung pesan dua porsi, dan gak lama dia bawa baksonya. "khusus lo" katanya kasih mangkok yang udah di kasih sambel.
"jangan protes, mau nambah, cabe mahal kata abangnya" lanjut hernest langsung caplok bakso ke mulutnya.
Gue lihat hernest makan dengan tatapan kosong, kalau di hernest baru putus, bearti minggu-minggu kemarin udah jadian.
"katanya mau cerita?" kata gue terus aduk-aduk bakso,
"gue pusing aja ola, gue salah deketin cewek. Haha. Dia udah ada cowok ternyata"
"terus?"
"ya masalahnya gue gak jadi gak suka kalau ceweknya punya cowok" jelasnya, hernest cerita singkat padat. Intinya dia rayu cewek yang udah punya cowok.
Gue seneng sih, biar dia kapok cari cewek. Cari yang bener-bener serius. Bagus kalau kayak gitu biar dia mikir.
Tapi di liat-liat, si hernest gantengan kalau dengan wajah serius gitu. Gue jadi ngerasa ini bukan masalah cinta biasa. Kayak ada yang di sembunyiin, wajahnya kali ini di tekuk kayak tempat teh kotak.
tetapi berharap masalahnya bener bikin dia jera, siapa suruh pertama kali masuk kampus udah bikin ulah sama orang. ya tuhan gue berharap itu.
Manteb juga ini sambel bakso, lebih mantab dari pada sambel bubur di depan kampus. lebih nampol yang ini.
Si hernet makan sambil bengong, bakso cuman di aduk-aduk lagi sambil masukin ke mulut, tapi tuh bakso gak di kunyah malah di emut kayak permen.
"Kayaknya masih banyak nih bakso, kenapa udah abis ?? gumamnya langsung lirik gue tajam,
"Mana gue tau, lo makan sambil bengong gitu, " beneran masalahnya si hernest lumayan besar, sampai-sampai gak tau kalau gue comotin satu persatu baksonya. Tapi bedanya dia gak ngomel kali ini.
Emang gue pikirin yang penting perut kenyangnya nampol, lumayan bertahan sampai makan malam.
"Lo gak balik ola?" ucap hernest sambil senggol lengan gue pas lagi jalan santai di pinggiran depan kampus.
"Temenin lo, takutnya lo frustasi gitu?. gue yang kena juga"
"Setan~,"
"LO yang setan, ngomong enak banget gak di rem" omel gue manyun.
"HAHAHAHAHA~" aneh emang nih orang dari murung jadi ketawa keras gitu tiba-tiba.
"Thanks ya udah temenin," katanya sambil tepak-tepak kepala gue, Rasanya pengen jambak tuh muka.
"BYE~" desis gue kesal langsung buang muka sambil tunggu angkot lewat, si hernest cuman senyum-senyum liatin gue kesal kayak gini. Tapi apa benar ini masalah si hernest berat, kenapa juga gue yang pikirin masalahnnya juga.
“Bodo amattt” gumam gue dalam hati.
#Note, update lama karena ada kesibukan, hahaa. selamat menikmati
2