- Beranda
- Stories from the Heart
ASU AJAG PEGUNUNGAN TEPUS
...
TS
breaking182
ASU AJAG PEGUNUNGAN TEPUS
ASU AJAG PEGUNUNGAN TEPUS
Quote:

SINOPSIS
Quote:
Sekelompok anak muda dari universitas di Jogja yang sedang melaksanakan KKN di desa Telaga Muncar salah satu desa terpencil di kawasan Tepus Gunung Kidul. Tiga sosok anjing misterius mencegat salah satu dari mahasiswa itu yang bernama Zulham. Misteri berlanjut lagi tatkala sesampainya di base camp. Zulham harus dihadapkan dengan ketua kelompok KKN tersebut yang diterror oleh mahkluk –mahkluk asing yang memperlihatkan diri di mimpi –mimpi. Bahkan, bulu –bulu berwarna kelabu kehitaman ditemukan di ranjang Ida. Hingga pada akhirnya misteri ini berlanjut kedalam pertunjukan maut. Nyawa Zulham dan seluruh anggota KKN terancam oleh orang –orang pengabdi setan yang tidak segan –segan mengorbankan nyawa sesama manusia. Bahkan, nyawa darah dagingnya sendiri!
INDEX
Diubah oleh breaking182 22-02-2021 10:13
sukhhoi dan 35 lainnya memberi reputasi
32
110.5K
Kutip
378
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
breaking182
#268
PERTEMPURAN DI TEPI DESA TELAGA MUNCAR BAG.2
Quote:
Tidak ada waktu untuk terlalu larut dalam kesedihan atas kematian Sobar di depan mata Jampadi. Kepala desa Telaga Muncar ini mundur beberapa langkah. Goloknya di putar –putarkan ke kanan dan ke kiri lalu dengan gerakan cepat menggebrak ke depan ke arah siluman ajag penjelmaan Sino. Lelaki paruh baya ini sengaja menyerang dua titik yang menjadi kelemahan mahkluk ini. Leher dan dada tepat di jantungnya. Ajag jelmaan ini mundur terus-terusan menghindari sambaran, bacokan maupun babatan golok di tangan Jampadi yang menderu –deru bagaikan air bah.
Karena ia sadar betul lawannya mengicar titik lemahnya. Namun dia tak bisa bertahan lama. Satu kali golok besar di tangan Jampadi tepat menghantam leher mahkluk itu. Meski Jampadi harus rela dadanya tergores kuku dari siluman itu. Sino melolong setinggi langit! Terjadilah hal yang aneh. Tubuh ajag setinggi dua meter itu tampak bergoyang hebat dan perlahan- lahan berubah jadi kepulan asap hitam pekat. Warna hitam ini kemudian berubah jadi kelabu.
Lalu terdengar suara berdentum. Asap kelabu lenyap dan tampak terhampar sosok kerangka manusia yang mengitam mengepulkan asap putih!Jampadi menarik nafas panjang. Rasa perih di dadanya tidak di gubrisnya. Ia lalu ikut menghambur di kalangan pertempuran membantu empat pemuda dari Telaga Muncar yang masih keteter menghadapi amukan mahkluk jadi –jadian itu.
Karena ia sadar betul lawannya mengicar titik lemahnya. Namun dia tak bisa bertahan lama. Satu kali golok besar di tangan Jampadi tepat menghantam leher mahkluk itu. Meski Jampadi harus rela dadanya tergores kuku dari siluman itu. Sino melolong setinggi langit! Terjadilah hal yang aneh. Tubuh ajag setinggi dua meter itu tampak bergoyang hebat dan perlahan- lahan berubah jadi kepulan asap hitam pekat. Warna hitam ini kemudian berubah jadi kelabu.
Lalu terdengar suara berdentum. Asap kelabu lenyap dan tampak terhampar sosok kerangka manusia yang mengitam mengepulkan asap putih!Jampadi menarik nafas panjang. Rasa perih di dadanya tidak di gubrisnya. Ia lalu ikut menghambur di kalangan pertempuran membantu empat pemuda dari Telaga Muncar yang masih keteter menghadapi amukan mahkluk jadi –jadian itu.
Quote:
Di tempat lain Danny pontang – panting menghindari sergapan dan terkaman ajag jadi –jadian penjelmaan Utari. Ajag betina itu memburu dengan ganas. Beberapa kali Danny harus jatuh bangun menghindari serangan mematikan itu. Sesekali ia mampu membidikkan anak panahnya meski belum ada yang mengenai sasaran. Ajag betina itu dengan gesit menghindari desingan anak panah yang meluncur ke arahnya.
Danny yang baru menyeimbangkan badannya berseru kaget karena ajag betina itu tiba-tiba muncul dari belakang dan menyerang dengan ganas.
“Binatang siluman celaka!” teriak Danny dengan marah. Busur di tangan kanannya langsung dipukulkan ke arah badan ajag itu dari samping sembari menghindar. Sesaat lagi busur itu akan menghantam pecah kepala ajag, binatang ini tiba-tiba melesat ke samping lalu dengan cepat sekali membalik menyerang Danny dengan cakaran tangan kirinya.
Wuut…!
Lima kuku runcing seperti pisau itu menderu, beruntung Danny masih mampu mengelak, sebaliknya pohon jati yang terlabrak cakaran kuku tajam itu koyak besar. Tidak lama kemudian bergoyang –goyang dan roboh.
Danny mengatur nafasnya yang memburu. Keringat bercucuran membasahi badannya terasa perih karena banyak luka baret akibat jatuh bangun di atas tanah. Ajag itu masih mengawasinya dengan buas. Sepasang matanya mencorong menyala berwarna merah!
“ Kalau begini terus, aku yakin cepat atau lambat aku akan mati di tangan binatang jahanam itu. Aku harus cepat mengalahkannya. Kalau hanya mengandalkan anak panah ini sangat sukar. Mahkluk itu cepat sekali bergerak untuk menghindari tembakanku. Aku harus menemukan cara “
Danny lalu melompat mundur.
“ Binatang laknat, kejar aku kalau kau bisa “
Danny lantas berlari sekencang yang ia bisa. Ajag itu nampaknya tidak ingin membiarkan mangsanya lolos dengan gerakan enteng binatang itu memburu Danny. Kejar –kejaran terjadi, hanya butuh waktu sedikit ajag itu hampir bisa menyusul bahkan menerkam Danny. Tubuh Danny dengan cepat menyelinap di antara celah bebatuan sempit yang ada di tepi desa Telaga Muncar. Jalanan sempit dengan kanan kiri batu yang berjajar itu menyerupai sebuah tembok alami bukan buatan tangan manusia. Tubuhnya segera lenyap di balik bebatuan.
Sambil melolong ke arah bilan purnama binatang jejadian itu langsung memburunya. Awalnya ia masih bisa mengejar. Akan tetapi, pada saat sampai di tengah tubuhnya terhimpit bebatuan. Besar tubuh binatang itu tidak mampu melewati celah yang sempit. Ajag jejadian itu menggeram marah. Tubuhnya bergoyang – goyang berusaha lepas dari himpitan batu. Terdengar suara berderak tampaknya batu itu pun tidak akan cukup mampu menahan tubuh binatang jadi –jadian dalam waktu yang lama. Danny telah berdiri tegak sembari tangannya merentang busur dengan anak panah siap meluncur deras mencari sasaran.
Krak!!! Brak!!!
Batu besar itu runtuh, dibarengi dengan suara geraman dan lolongan ajag itu menerkam Danny. Akan tetapi, anak panahnya lebih cepat meluncur deras.
Jlebb!!!
Anak panah itu tepat menghantam dada, masuk ke dalam mengenai jantung hingga tembus ke punggung. Dan sontak mahkluk itu jatuh ke tanah menimbulkan suara berdebam. Seperti yang lain tubuh itu mengeluarkan kepulan asap hitam pekat. Warna hitam ini kemudian berubah jadi kelabu. Asap kelabu lenyap dan tampak terhampar sosok kerangka manusia yang mengitam mengepulkan asap putih! Tengkorak berlepotan tanah dan berwarna hitam pekat itu terpuruk di reruntuhan bebatuan. Lubang-lubang matanya yang hitam dan hampa, menatap ke atas.
Danny terduduk di atas tanah, busurnya tergeletak di tanah.
“ Akhirnya, aku bisa membalaskan dendam orang tua ku “
Suara pemuda itu terdengar lirih. Tidak lama kemudian matanya berkaca –kaca. Derai air mata jatuh membasahi kedua pipinya. Bahu pemuda itu terguncang – guncang perlahan menahan isak tangis yang tidak dapat untuk dibendung lagi.
Danny yang baru menyeimbangkan badannya berseru kaget karena ajag betina itu tiba-tiba muncul dari belakang dan menyerang dengan ganas.
“Binatang siluman celaka!” teriak Danny dengan marah. Busur di tangan kanannya langsung dipukulkan ke arah badan ajag itu dari samping sembari menghindar. Sesaat lagi busur itu akan menghantam pecah kepala ajag, binatang ini tiba-tiba melesat ke samping lalu dengan cepat sekali membalik menyerang Danny dengan cakaran tangan kirinya.
Wuut…!
Lima kuku runcing seperti pisau itu menderu, beruntung Danny masih mampu mengelak, sebaliknya pohon jati yang terlabrak cakaran kuku tajam itu koyak besar. Tidak lama kemudian bergoyang –goyang dan roboh.
Danny mengatur nafasnya yang memburu. Keringat bercucuran membasahi badannya terasa perih karena banyak luka baret akibat jatuh bangun di atas tanah. Ajag itu masih mengawasinya dengan buas. Sepasang matanya mencorong menyala berwarna merah!
“ Kalau begini terus, aku yakin cepat atau lambat aku akan mati di tangan binatang jahanam itu. Aku harus cepat mengalahkannya. Kalau hanya mengandalkan anak panah ini sangat sukar. Mahkluk itu cepat sekali bergerak untuk menghindari tembakanku. Aku harus menemukan cara “
Danny lalu melompat mundur.
“ Binatang laknat, kejar aku kalau kau bisa “
Danny lantas berlari sekencang yang ia bisa. Ajag itu nampaknya tidak ingin membiarkan mangsanya lolos dengan gerakan enteng binatang itu memburu Danny. Kejar –kejaran terjadi, hanya butuh waktu sedikit ajag itu hampir bisa menyusul bahkan menerkam Danny. Tubuh Danny dengan cepat menyelinap di antara celah bebatuan sempit yang ada di tepi desa Telaga Muncar. Jalanan sempit dengan kanan kiri batu yang berjajar itu menyerupai sebuah tembok alami bukan buatan tangan manusia. Tubuhnya segera lenyap di balik bebatuan.
Sambil melolong ke arah bilan purnama binatang jejadian itu langsung memburunya. Awalnya ia masih bisa mengejar. Akan tetapi, pada saat sampai di tengah tubuhnya terhimpit bebatuan. Besar tubuh binatang itu tidak mampu melewati celah yang sempit. Ajag jejadian itu menggeram marah. Tubuhnya bergoyang – goyang berusaha lepas dari himpitan batu. Terdengar suara berderak tampaknya batu itu pun tidak akan cukup mampu menahan tubuh binatang jadi –jadian dalam waktu yang lama. Danny telah berdiri tegak sembari tangannya merentang busur dengan anak panah siap meluncur deras mencari sasaran.
Krak!!! Brak!!!
Batu besar itu runtuh, dibarengi dengan suara geraman dan lolongan ajag itu menerkam Danny. Akan tetapi, anak panahnya lebih cepat meluncur deras.
Jlebb!!!
Anak panah itu tepat menghantam dada, masuk ke dalam mengenai jantung hingga tembus ke punggung. Dan sontak mahkluk itu jatuh ke tanah menimbulkan suara berdebam. Seperti yang lain tubuh itu mengeluarkan kepulan asap hitam pekat. Warna hitam ini kemudian berubah jadi kelabu. Asap kelabu lenyap dan tampak terhampar sosok kerangka manusia yang mengitam mengepulkan asap putih! Tengkorak berlepotan tanah dan berwarna hitam pekat itu terpuruk di reruntuhan bebatuan. Lubang-lubang matanya yang hitam dan hampa, menatap ke atas.
Danny terduduk di atas tanah, busurnya tergeletak di tanah.
“ Akhirnya, aku bisa membalaskan dendam orang tua ku “
Suara pemuda itu terdengar lirih. Tidak lama kemudian matanya berkaca –kaca. Derai air mata jatuh membasahi kedua pipinya. Bahu pemuda itu terguncang – guncang perlahan menahan isak tangis yang tidak dapat untuk dibendung lagi.
Quote:
Jampadi dan ke empat pemuda dari Telaga Muncar mundur kebelakang dengan cepat. Terdengar suara lolongan dahsyat laksana halilintar. Tanah yang dipijak bergetar hebat! Sekejap kemudian ajag besar itu menyeringai memperlihatkan taringnya yang besar runcing lalu serempak menyerbu ke arah ke lima orang yang mengepungnya!
Dan ajag itu menyerbu dengan cepat, seperti tidak sabar untuk merobek atau menerkam tubuh salah satu pengeroyoknya! Melihat gelagat maut ini Jampadi berteriak memperingatkan.
“ Hati –hati kalian jaga jarak, jangan lengah! Incar lehernya aku dan Badrun akan coba membobol jantungnya “
Jampadi segera memutar goloknya dengan cepat. Pemuda yang bernama Badrun bergeser ke kanan. Lembing besi di tangan kanannya digenggam erat –erat. Sesaat kemudian ajag itu sudah menggerung dan menyerbu kembali. Jampadi tusukkan mata goloknya ke arah dada. Ajag itu menghindar ke samping. Akan tetapi dari samping dua golok berkelebat membabat ke arah leher. Ajag itu melolong dahsyat tatkala sabtan golok dari salah satu pengeroyoknya menyambar batang leher. Darah berwarna hitam mengucur dari bekas sabetan golok. Tetapi, ajag itu masih sanggup berdiri.
“ Ah, sial binatang laknat itu tidak terkena telak “
“ Itu sudah cukup Karman, kau lihat darahnya merembes keluar. Kita bisa membunuhnya sebentar lagi “
Namun luka yang menganga seperti tidak dirasakan Ajag itu masih menyerang lebih ganas lagi laksana mendapat suntikan tenaga baru. Ajag melesat menerkam ke depan Badrun yang diincar. Badrun menyambut dengan sabetan goloknya masih denagn sasaran leher. Tapi dia kehilangan lawan. Saat itu ajag berputar ke belakang. Badrun membalikkan badan. Justru inilah kesalahannya. Sebelum dia sempat mengetahui di mana binatang itu berada, si ajag telah lebih dulu menyambar ke arah wajahnya. Badrun merunduk. Tapi terlambat. Cakar kanan ajag jejadian itu melabrak mata kirinya. Pemuda dari Telaga Muncar ini menjerit keras. Seluruh isi matanya terbongkar tanggal.
Dalam keadaan menjerit-jerit kesakitan begitu rupa, ajag jelmaan kembali menukik dengan ganas. Badrun tidak kuasa mengelak atau melindungi dirinya lagi. Jampadi dan ketiga orang pemuda mencoba untuk menolong. Akan tetapi gerakan ajag itu sangat cepat dan berbahaya. Dan Mata kanan Badrun kini menjadi sasaran! Badrun menyeradak-nyeruduk kian ke mari. Darah berceceran di atas tanah. Lolongan Badrun makin parau, makin perlahan. Akhirnya hanya terdengar suara erangannya. Tubuhnya tergelimpang roboh menelentang. Nyawanya lepas. Kedua matanya hanya merupakan rongga mengerikan bergelimang darah!
Melihat Badrun tewas, Karman menjadi kalap. Penuh amarah ia menghambur menyerang ajag itu. Ujung goloknya berdesir –desir membacok kiri dan kanan. Melihat Karman menyerang dengan membabi buta Jampadi berteriak lantang.
“ Jangan bertindak gegabah Karman. Kau ingin mati sia –sia?! “
Tampaknya Karman tidak menggubris teriakan Jampadi, pemuda itu masih menggempur dengan ganas. Dan benar saja...
Jeritan Karman seperti menembus langit lalu meggema sampai ke dasar jurang. Tangan kanannya sebatas pertengahan lengan tampak melayang di udara akibat dibetot putus oleh tangan berkuku tajam dari ajag jelmaan. Dalam masih menggenggam golok kutungan tangan itu jatuh ke tanah sementara Karman sendiri tersungkur berlutut pegangi lengan kanannya yang mengucurkan darah dengan tangan kiri. Dalam keadaan seperti itu ajag itu kembali menyerbu. Kali ini punggungnya yang menjadi sasaran…
Pada saat yang genting tiba – tiba terdengar suara berdesing sangat nyaring sekali. Sebuah anak panah berkelebat cepat mencari sasaran.
Jleb!!!
Anak panah pertama meluncur dan tepat menancap di punggung ajag jelmaan. Binatang raksasa itu mendongak lalu menggeram dengan dahsyat.
Jleb!!!
Anak panah kedua meluncur dan menembus tenggorokan hingga bobol sampai ke tengkuk. Sesaat binatang itu terhuyung ke belakang.Kesempatan itu tidak disia –siakan oleh Jampadi dan ke dua pemuda yang masih tersisa. Tiga golok berkelebat ke arah leher ajag itu.
Cras!!!
Kepalanya tak ayal lagi terpenggal jatuh menggelinding ke tanah. Tubuh tanpa kepala itu tergontai –gontai berusaha untuk berdiri tegak. Darah muncrat dari lehernya yang kutung. Tidak lama kemudian tubuh itu tidak mampu berdiri lagi, jatuh di atas tanah. Dan berubah menjadi serpihan kerangka manusia yang menghitam.
Danny keluar dari rerimbunan semak belukar. Jampadi dan kedua pemuda dari Telaga Muncar segera menyambutnya.
“ Kau selamat Dann? Kau datang disaat yang tepat. Terimakasih kau membantu kami“
Jampadi menepuk – nepuk bahu pemuda itu.
“ Iya Pak, ayo lekas kita tolong Karman. Bagaimana dengan kakek Dargo?”
Danny bertanya sembari memapah tubuh Karman yang pingsan di bantu oleh Jampadi.
“ Masih bertempur disana, kau dengar suara lolongan dan geraman –geraman itu?”
Danny menghentikan langkahnya.
“ Aku harus membantu kakek “
Setelah membantu membaringkan Karman di atas tanah yang rata Danny lalu berlari ke arah suara pertempuran sengit itu sedang berlangsung.
Dan ajag itu menyerbu dengan cepat, seperti tidak sabar untuk merobek atau menerkam tubuh salah satu pengeroyoknya! Melihat gelagat maut ini Jampadi berteriak memperingatkan.
“ Hati –hati kalian jaga jarak, jangan lengah! Incar lehernya aku dan Badrun akan coba membobol jantungnya “
Jampadi segera memutar goloknya dengan cepat. Pemuda yang bernama Badrun bergeser ke kanan. Lembing besi di tangan kanannya digenggam erat –erat. Sesaat kemudian ajag itu sudah menggerung dan menyerbu kembali. Jampadi tusukkan mata goloknya ke arah dada. Ajag itu menghindar ke samping. Akan tetapi dari samping dua golok berkelebat membabat ke arah leher. Ajag itu melolong dahsyat tatkala sabtan golok dari salah satu pengeroyoknya menyambar batang leher. Darah berwarna hitam mengucur dari bekas sabetan golok. Tetapi, ajag itu masih sanggup berdiri.
“ Ah, sial binatang laknat itu tidak terkena telak “
“ Itu sudah cukup Karman, kau lihat darahnya merembes keluar. Kita bisa membunuhnya sebentar lagi “
Namun luka yang menganga seperti tidak dirasakan Ajag itu masih menyerang lebih ganas lagi laksana mendapat suntikan tenaga baru. Ajag melesat menerkam ke depan Badrun yang diincar. Badrun menyambut dengan sabetan goloknya masih denagn sasaran leher. Tapi dia kehilangan lawan. Saat itu ajag berputar ke belakang. Badrun membalikkan badan. Justru inilah kesalahannya. Sebelum dia sempat mengetahui di mana binatang itu berada, si ajag telah lebih dulu menyambar ke arah wajahnya. Badrun merunduk. Tapi terlambat. Cakar kanan ajag jejadian itu melabrak mata kirinya. Pemuda dari Telaga Muncar ini menjerit keras. Seluruh isi matanya terbongkar tanggal.
Dalam keadaan menjerit-jerit kesakitan begitu rupa, ajag jelmaan kembali menukik dengan ganas. Badrun tidak kuasa mengelak atau melindungi dirinya lagi. Jampadi dan ketiga orang pemuda mencoba untuk menolong. Akan tetapi gerakan ajag itu sangat cepat dan berbahaya. Dan Mata kanan Badrun kini menjadi sasaran! Badrun menyeradak-nyeruduk kian ke mari. Darah berceceran di atas tanah. Lolongan Badrun makin parau, makin perlahan. Akhirnya hanya terdengar suara erangannya. Tubuhnya tergelimpang roboh menelentang. Nyawanya lepas. Kedua matanya hanya merupakan rongga mengerikan bergelimang darah!
Melihat Badrun tewas, Karman menjadi kalap. Penuh amarah ia menghambur menyerang ajag itu. Ujung goloknya berdesir –desir membacok kiri dan kanan. Melihat Karman menyerang dengan membabi buta Jampadi berteriak lantang.
“ Jangan bertindak gegabah Karman. Kau ingin mati sia –sia?! “
Tampaknya Karman tidak menggubris teriakan Jampadi, pemuda itu masih menggempur dengan ganas. Dan benar saja...
Jeritan Karman seperti menembus langit lalu meggema sampai ke dasar jurang. Tangan kanannya sebatas pertengahan lengan tampak melayang di udara akibat dibetot putus oleh tangan berkuku tajam dari ajag jelmaan. Dalam masih menggenggam golok kutungan tangan itu jatuh ke tanah sementara Karman sendiri tersungkur berlutut pegangi lengan kanannya yang mengucurkan darah dengan tangan kiri. Dalam keadaan seperti itu ajag itu kembali menyerbu. Kali ini punggungnya yang menjadi sasaran…
Pada saat yang genting tiba – tiba terdengar suara berdesing sangat nyaring sekali. Sebuah anak panah berkelebat cepat mencari sasaran.
Jleb!!!
Anak panah pertama meluncur dan tepat menancap di punggung ajag jelmaan. Binatang raksasa itu mendongak lalu menggeram dengan dahsyat.
Jleb!!!
Anak panah kedua meluncur dan menembus tenggorokan hingga bobol sampai ke tengkuk. Sesaat binatang itu terhuyung ke belakang.Kesempatan itu tidak disia –siakan oleh Jampadi dan ke dua pemuda yang masih tersisa. Tiga golok berkelebat ke arah leher ajag itu.
Cras!!!
Kepalanya tak ayal lagi terpenggal jatuh menggelinding ke tanah. Tubuh tanpa kepala itu tergontai –gontai berusaha untuk berdiri tegak. Darah muncrat dari lehernya yang kutung. Tidak lama kemudian tubuh itu tidak mampu berdiri lagi, jatuh di atas tanah. Dan berubah menjadi serpihan kerangka manusia yang menghitam.
Danny keluar dari rerimbunan semak belukar. Jampadi dan kedua pemuda dari Telaga Muncar segera menyambutnya.
“ Kau selamat Dann? Kau datang disaat yang tepat. Terimakasih kau membantu kami“
Jampadi menepuk – nepuk bahu pemuda itu.
“ Iya Pak, ayo lekas kita tolong Karman. Bagaimana dengan kakek Dargo?”
Danny bertanya sembari memapah tubuh Karman yang pingsan di bantu oleh Jampadi.
“ Masih bertempur disana, kau dengar suara lolongan dan geraman –geraman itu?”
Danny menghentikan langkahnya.
“ Aku harus membantu kakek “
Setelah membantu membaringkan Karman di atas tanah yang rata Danny lalu berlari ke arah suara pertempuran sengit itu sedang berlangsung.
User telah dihapus dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas