Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

venomwolfAvatar border
TS
venomwolf
B20 Jalan Tapi Impor Solar Masih Tinggi, Ada Spekulan?
Jakarta, CNBC Indonesia- Sejak diterapkan 1 September 2018, kebijakan B20 dinilai belum cukup efektif. Hal tersebut dikemukakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Bendahara negara menyebut, impor solar baik dari sisi volume maupun devisa yang berasal dari PT Pertamina belum menunjukkan penurunan yang signifikkan. Dari data monitoring impor solar kementerian disimpulkan bahwa devisa impor solar rata-rata harian meningkat sedangkan volume menurun pasca-kebijakan B20, hingga 13 November 2018.

PILIHAN REDAKSI
Ini 5 Faktor Penyebab RI Terus-Terusan Defisit Migas
Sri Mulyani Nilai B20 Belum Efektif Selamatkan Devisa
Kritik Pedas Sudirman Said Soal Sektor Energi di Zaman Jokowi



Volume impor, menurun secara harian sebesar 7,5% dibanding impor solar rata-rata harian per 1 Januari hingga 31 Agustus 2018, atau sebelum kebijakan B20 benar-benar diterapkan.

Dari sisi devisa impor bensin, masih ada kenaikan 4,7%. Untuk bensin jenis solar sejak 1 September hingga 13 November, rata-rata per harinya US$ 15,2 juta.

Kementerian juga mencatat peningkatan impor solar sebanyak 13,8% secara YoY, dan volume impor terbesar masih dari Pertamina yang tumbuh 60,72%.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Edy Putra Irawadi bahkan sampai menduga, ada spekulan yang bermain dalam kebijakan tersebut.

"Ini dugaan. Ada kebijakan B20, kenapa tinggi impor solar. Ini yang masih diteliti. [...] Hukum ekonomi kalau ada kebijakan yang mengurangi pasti ada spekulan," kaya Edy kepada CNBC Indonesia, Jumat (16/11/2018).

Dugaan soal adanya spekulan ini juga diungkap oleh Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia Parulian Tumanggor. Ia memaparkan bahwa sempat berdiskusi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan soal B20, "Ada satu keanehan, kok impor migasnya naik terus? Sudah B20 kok impor migas naik harusnya turun 20% ada apa?," ceritanya.

Saat diskusi dengan Menteri Jonan itu, Tumanggor melanjutkan, Jonan mengatakan dengan mengurangi impor 20% pasti akan ada pihak-pihak yang dirugukan. "Kalau tambah naik jadi B30, tambah lagi yang dirugikan. Pak Darmin (Menko) setelah dengar laporan itu, naik impor bahkan ada lagi mau ekspor cukup besar dia kesal. Karena ternyata defisit kita melebar," tuturnya.

(gus)


https://www.cnbcindonesia.com/news/20181116184304-4-42574/b20-jalan-tapi-impor-solar-masih-tinggi-ada-spekulan


rezim sontoloyo idola nastak bloon ya begini...ga pernah salah emoticon-Najis (S) emoticon-Busa
3
1.1K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Tampilkan semua post
nandulAvatar border
nandul
#2
Sebagai orang yang cukup lama berkecimpung dindunia pertanian, perkebunan, dan solar solaran, simple aja jawabannya :
Biaya produksi B20 itu tinggi, bahan baku untuk katalisator CPO ke B20 import jadi marginnya tipis, Heating value B20 juga rendah daripada Solar biasa, so klo dibuat jalanin mesin diesel bakal habisin lebih banyak bahan bakar per jam nya...
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.