Kaskus

Story

mrs.deemeizarAvatar border
TS
mrs.deemeizar
Sahabat Jadi Cinta
Hello, newbie mau numpang berbagi kisah nih.
Entah kenapa abis baca-baca di forum SFTH gue tergugah buat ikut-ikutan nulis disini.
Padahal mah gue nggak ngerti sama sekali gimana bikin thread dan sebagainya. Modal nekat aja deh yaa hehehe..emoticon-Ngakak (S)
Untungnya AganSis pada baik hati mau kasih saran buat gue. Makasih banget lho emoticon-Kiss (S)
Maaf kalo masih berantakan dan gaya nulis gue yang jauh dari kata PENULIS. Karena gue cuma pengen berbagi aja koq..

Sebuah cerita cinta sederhana dan persahabatan. Cerita tentang masa SMA, masa sekolah yang paling menyenangkan dan mendebarkan.

Sahabat Jadi Cinta


Quote:

Diubah oleh mrs.deemeizar 30-10-2023 16:39
yourchagiyaAvatar border
yourchagiya memberi reputasi
3
27.9K
181
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
mrs.deemeizarAvatar border
TS
mrs.deemeizar
#158
Part 37

Suara deburan ombak dan semilir angin laut menerpa wajah gue. Di pantai inilah gue dan Hans pernah duduk berdua. Sedikit bercerita dan bercengkrama. Tapi sekarang gue cuma duduk sendirian di atas pasir putih ini sambil menanti datangnya sunset yang mungkin akan tiba sebentar lagi. Gue menuliskan nama ‘Adisa’ di atas pasir dengan ranting pohon yang kebetulan ada di dekat gue.
Quote:

Segitu kangennya kah sama Hans sampai gue merasa mendengar suaranya ada di dekat gue. Oh gue merasa dejavu. Karena waktu itu Hans juga mengucapkan kalimat yang sama. Dan ditempat yang sama pula. Gue membenamkan wajah diantara kedua lutut dan memeluk kedua kaki gue sendiri dengan erat. Gue merasa sesuatu yang hangat mengalir di kedua pipi. Hans, boleh nggak gue kangen sama lo? Tolong jangan tinggalin gue.

Sebuah tangan mengusap pucuk kepala gue pelan. Gerakan itu sukses membuat kepala gue menengadah dan melihat Hans sedang tersenyum melihat gue. Dia mengarahkan jemari tangannya ke pipi gue yang basar oleh air mata lalu menghapusnya dengan lembut.
Quote:

Gue kehabisan kata-kata dan hanya termenung menatap Hans. Apa dia bilang barusan? Dia sayang sama gue? Gue cewek yang dia suka?
Hans masih terus menatap gue. Tangannya menyentuh ujung dagu gue lalu menariknya pelan sehingga membuat bibir gue sedikit terbuka. Kepala Hans terus mendekat hingga tak ada lagi jarak diantara kita. Gue merasa sesuatu yang basah menyentuh bibir gue. Hans memagut bibir bawah gue dengan lembut. Ini bukan ciuman pertama buat gue. Tapi, entah kenapa rasanya terlalu manis dan memabukkan.

Cahaya matahari yang terbenam tampak begitu cantik. Semburat itu juga sepertinya akan terlihat di pipi gue sekarang. Gue merasa pipi ini menghangat. Jantung ini berdebar dengan kencang. Ketika Hans menarik kepalanya menjauhi gue, entah darimana datangnya kekuatan itu, gue langsung memeluk Hans erat.
Quote:

Wangi parfum Hans langsung menyeruak ketika gue berada dalam pelukannya. Gue memejamkan mata lalu menyandarkan kepala di dada bidang Hans. Gue bisa merasakan debaran jantung gue sendiri. Tapi kenapa Hans nggak berdebar ya? Padahal barusan dia nyium gue.

Gue membuka mata. Nggak ada lagi pemandangan pantai. Nggak ada lagi warna sunset cantik yang barusan terbenam. Nggak ada lagi Hans yang tadi duduk disebelah gue. Gue memandang kesal guling yang ternyata dari tadi gue peluk dengan mesra. Gue ada di dalam kamar.
Yah.. pernyataan cinta itu, ciuman itu, dan pelukan itu ternyata semua cuma mimpi. Mimpi yang terlalu indah buat gue. Yang nggak mungkin juga terjadi di dunia nyata. Itu sih gue aja yang terlalu berharap. Sedih rasanya.

***

Dengan setengah hati gue melangkahkan kaki sendirian menuju ruang kelas. Nina dan Tania udah menuju ke kelasnya yang ada di lantai 2. Entah kenapa karena mimpi semalam gue jadi malu kalo nanti ketemu Hans. Gue tau, itu cuma mimpi. Tapi rasanya gimana gitu. Duuh… Belum apa-apa gue merasa pipi gue memanas.
Quote:

Mending gue duduk sama Tonny deh si playboy tengil kelas kakap. Daripada mesti duduk deket Hans yang pastinya nanti bakal bikin gue nggak konsen selama jam pelajaran.
Gue melangkahkan kaki mengikuti Raffi dari belakang. Saat masuk kelas, udah banyak yang berdatangan karena bel akan berbunyi 5 menit lagi.
Quote:


Gue nggak menanggapi omongan Tonny. Gue pun mulai mengeluarkan buku dan peralatan tulis dari dalam tas.
Drrrt.. Gue merasa hp gue bergetar tanda sebuah pesan masuk.
Quote:

Ngapain Hans kirim bbm cuma emoticon sedih doank? Gue menolehkan kepala pelan ke arah tempat duduknya. Mata kita bertemu. Deg! Gue langsung kembali membalikkan badan menghadap depan.
Quote:

Bel tanda masuk di jam pelajaran pertama berbunyi nyaring. Hans melangkahkan kakinya melawati tempat duduk gue.
Quote:

Hans sempat melirik gue sebentar kemudian kembali melangkahkan kakinya keluar kelas. Gue hanya terdiam melihat kepergiannya. Aah kenapa semuanya jadi serumit ini sih?

***

Hans beneran pergi. Sampai jam istirahat pertama ini dia nggak balik lagi ke kelas. Gue juga nggak membalas bbm dia karena nggak tau mesti balas apa. Kayaknya dia marah sama gue. Agam gue tanya via bbm juga bilang nggak tau. Katanya pas tadi Hans pergi dia cuma bilang mau cabut doank. Tapi nggak bilang mau cabut kemana. Yang gue tau kalo dia cabut itu biasanya nongkrong di warnet yang letaknya nggak terlalu jauh dari sekolah.
Quote:

Gue tersenyum lalu mengangguk mengiyakan ajakan Eky untuk keluar dari kelas dan menuju ke kantin. Sesampainya di kantin, gue melihat Carin, Nina, dan Tania udah ada di salah satu meja yang ada disana. Setelah memesan minum dan makanan untuk Eky, kita langsung bergabung dengan yang lain.
Quote:

Gue tertawa mengdengar celoteh para sahabat gue. Mereka memang paling bisa mengubah mood gue. Beruntung banget punya sahabat yang selalu menghibur kalo gue lagi bete. Gue mengalihkan pandangan ke ponsel yang ada di tangan karena baru aja bergetar.
Quote:

Gue celingukan mencari sosok yang barusan mengirimi gue pesan melalui bbm. Gue melihat sekeliling tapi nggak menemukan keberadaannya. Dimana sih dia?
Quote:

Ya Tuhan.. mau apa lagi sih nih orang. Gue memutuskan untuk nggak bales bbmnya barusan. Sekali lagi gue melihat sekeliling mencari keberadaan Hans. Kayaknya koq dia bisa liat gue gitu. Tapi dimana ya? Dia nggak ada di kantin. Ah bodolah. Gue pun melanjutkan obrolan dengan yang lain sampai jam istirahat pun selesai.
***

Diubah oleh mrs.deemeizar 13-11-2018 14:49
laptoppinjaman
laptoppinjaman memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.