Kaskus

Story

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK


Sebelumnya ane Mohon izin kepada para sesepuh di Forum SFTH, ane mau sharing cerita fiksi yang ane dapet dari wangsit di alam mimpi semalem berhubung kisah hidup ane nggak menarik buat di share jadi ane share cerita fiksi. 
ane mohon maaf juga bila ada kata-kata yang tidak berkenan di hati agan-agan yang baik dan penulisan yang berantakan karena ini pertama kalinya ane menulis wangsit yang ane terima ke dalam sebuah karya tulis.
Spoiler for Sinopsis:



Spoiler for INDEX:


Spoiler for Penampakan:



Mohon Commentnya ya gan, biar ane semangat Update wangsit nya emoticon-Blue Guy Peace
emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace emoticon-Blue Guy Peace

Ane mau ngucapin terima kasih banyak buat Agan-agan yang baik hati yang udah ngasih Cendol Manis, Semoga Rezeki Agan-agan yang baik hati semakin Berlimpah ......emoticon-thumbsup emoticon-Salaman emoticon-Smilie emoticon-Smilie emoticon-Smilie
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK
[TAMAT] PACARKU KUNTILANAK

Akhirnya kisah ini selesai dengan meninggalkan banyak misteri yang belum terkuak, untuk itu nantikan kisah selanjutnya di novel lanjutan cerita ini
Spoiler for Sudah Terbit:


Follow Instagram Martincorp_Official di : Martincorp69

Kunjungi juga Wattpad ane di Link : PACARKU KUNTILANAK
Polling
0 suara
Siapakh Karakter Favorit Agan ?
Diubah oleh Martincorp 09-01-2020 12:25
habibhievAvatar border
aji601602662Avatar border
dukronisirya115Avatar border
dukronisirya115 dan 260 lainnya memberi reputasi
247
592.1K
2.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#12
BAGIAN 5
PENGHUNI TER-SHOLEH


Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan sambil menahan ngantuk dan rasa sakit di sekujur tubuh, akhirnya mereka sampai ke kostan tempat Asnawi tinggal. Ketika motor mau memasuki sebuah gerbang yang cukup besar, Hayati turun dari motor dan membuka pinti gebang yang terbuat dari papan kayu jati. Asnawi pun melaju perlahan ketempat parkir dan memastikan mesin motor dan berusaha untuk turun dari motor. Hayati dengan cepat langsung menyambar tangan Asnawi dan kembali membopong badan Asnawi untuk membantunya berjalan.

Kostan tempat tinggal Asnawi sangat besar, terdapat 24 kamar kos yang terbagi kedalam bangunan dua lantai. Kamar Asnawi berada di lantai 2 dan posisinya berada di pojok dekat dengan kamar mandi.Sementara Asnawi dan Hayati berjalan perlahan terdengar suara emak-emak yang cukup keras memanggil Asnawi. Suara itu berasal dari dalam rumah kost dan makin terdengar semakin mendekat.

“Asnawi….Asnawi…kamu kenapa? Kok baju kamu kotor banget terus kepala kamu banyak luka” Tanya ibu kost yang sangat khawatir melihat kondisi Asnawi.

“kecelakaan bu….saya jatuh dari motor” jawab Asnawi.

“lah ini siapa nih….cantik banget…pacar kamu yah Wi??”kata Ibu Kost sambil menunjuk kearah Hayati.

“engga bu…cuman teman..hehe..dia yang nolongin aku.. namanya Hayati” jawab Asnawi malu-malu

“ehh bagus dong kalo kamu jadi pacarnya Asnawi, dia penghuni ter-sholeh disini, dia rajin ke Masjid, ga pernah telat bayar kost sama ga pernah bawa cewek ke kostan…” ujar Ibu kost sambil tangannya nepuk-nepuk pundak Asnawi.

“aahh si Ibu bisaa aja….hehe……..aku ga sesholeh itu juga kali” kata Asnawi tertunduk malu lalu tertawa-tawa kecil.

“andai aja anak ibu masih ada, pasti ku jodohin sama kamu Wi” kata Ibu Kost.

“emangya anak ibu kemana?” Hayati menyela pembicaraan Ibu Kost.

“anakku meninggal…dek Hayati…kecelakaan” Jawab Ibu Kost

“maafin aku bu…..aku ga maksud membuat ibu sedih”

“gapapa kok dek….hehe..oh iya rumah kamu dimana?”Tanya Ibu Kost

Hayati seperti kebingungan dan beberapa saat dia kelihatan bingung.“rumah Hayati di Jakarta bu……..kebetulan lagi maen ke Bandung” Asnawi menjawab pertanyaan Ibu Kost dengan mantap. Hayati itu ngangguk-ngangguk mempertegas jawaban Asnawi.

“selama di Bandung kamu tinggal dimana dek?” Tanya Ibu

“eehhh aku tinggal sama as…”

“Astrid bu Astrid…….ya kan Hayati..” Asnawi menjawab dengan cepat dan memotong pembicaraan Hayati. Hayati kaget dan mengangguk lagi.
Akhirnya mereka pun sampai ke depan pintu kamar kost Asnawi, Asnawi lalu membuka kunci pintu dan membukanya. Hayati membopong Asnawi sampai berbaring di kasurnya. Ibu Kost berdiri di depan pintu kamar Asnawi sambil melihat Hayati membantu Asnawi. Kamar Asnawi cukup berantakan dengan banyak buku kuliah yang berserakan diatas karpet berwarna biru di pinggir kasur. Karpet itu berbulutebal dan empuk. Di depan kasur terdapat LED TV yang terpasang di dinding sehingga Asnawi dapat menonton tv sambil berbaring di tempat tidur. Kamar Asnawi cukup luas, di pinggir pintu masuk terdapat meja belajar. Diatas meja terdapat lampu belajar, laptop dan beberapa buku yang tersusun rapi di pojok. Ada juga beberapa mainan action figure dari karakter-karakter anime, kebanyakan karakter cewek seksi. Di bawah meja terdapat sebuah rak buku yang penuh dengan koleksi komik manga yang tersusun rapi. Setelah membaringkan Asnawi, Hayati membereskan buku yang berserakan dan menyimpannya dengan rapi di atas meja.

“eh kalian pasti lapar yah…ibu lagi masak banyak nih ..” tawar Ibu Kost.

“makasih banget..ibuuu…..aku lapar banget” jawab Hayati semangat.

“jangan bu…jangan repot-repot ………….Hayati biar sm saya aja makan nanti” kata Asnawi yang langsung memotong pembicaraan Hayati.
“maaaasss…………..plisss”Hayati memohon kepada Asnawi dengan wajah memelasnya. Terlihat kedua ,mata kuningnya berbinar-binar. Asnawi merasa kasihan akan tetapi malu juga karena merepotkan Ibu kost.

“gapapa Nawi, ibu masaknya banyak banget kok, ibu ambilin sekarang yah…………tunggu yah” kata ibu kost sambil melontarkan senyum kearah Hayati. Ibu kost pun berjalan ke luar menuju rumahnya untuk mengambil makanan untuk Hayati dan Asnawi. Hayati loncat-loncat kegirangan sampai sampai semua badanya ikut bergetar terutama bagian buah dadanya yang besar bergerak naik turun. Asnawi yang awalnya malu menjadi salah focus melihat Hayati jingkrak-jingkrak dan malah menikmati pemandangan indah sambil senyum-senyum sendiri.
“horeeee…..akhirnya bisa makan lagi…….asiiikk”. kata Hayati sambil Jingkrak, namun dia seketika menghentikannya karena melihat Asnawi bengong lihat dirinya yang jingkrak-jingkrak dengan darah mengucur lagi dari hidung Asnawi.

“mas….hidung kamu bedarah lagi tuh..ihihihhi” kata Hayati sambil menunjuk kearah hidung Asnawi. Tawa khas kunti Hayati seakan-akan langsung menyadarkan Asnawi dari kebengongan mesumnya.

“oops….maaf..hehehehehe” kata Asnawi sambil menyapu darah yang mengucur dari hidungnya.

“kenapa sih mas, tiap liat aku dalam wujud asli suka bedarah aja idungnya”. Tanya Hayati sambil membenarkan posisi kacamatanya yang tadi hampir jatuh dan membuka tas ransel di punggungnya kemudian menyimpannya diatas lemari. Bolong di punggunya kembali terlihat jelas saat Hayati memunggungi Asnawi untuk menyimpan tas ransel, Asnawi mendadak mual. “kayanya efek kecelakaan deh ..hehe, aduh Hayati itu punggung kamu bisa ditutupin ga, soalnya bahaya nih kalo sampe keliatan sama ibu kost, “jawab Asnawi sambil melempar sebuah kemeja kearah Hayati. Hayati langsung menyambar kemeja itu dan langsung memakainya.

“nah, begitu lebih baik….heheh” kata Asnawi lega

“ngomong-ngomong kamu suka makan juga, kan kamu setan…kirain setan ga butuh makan? Tanya Asnawi.

“suka dong mas, aku suka banget makan daging…….hihi”jawab Hayati dengan tawa khas kuntinya lagi

“gatau juga sih mas pas jaman aku masih hidup aku itu vegetarian, tap pas udah jadi setan aku cuman bisanya makan daging doang”.

“ooh pantes atuh….banyak tukang sate yang sering digodain sama kunti” kata Asnawi mengangguk-angguk.

“iya mas soalnya cuma tukang sate yang punya daging dan berkeliaran malem-malem”

“tapi aku ga pernah godain tukang sate mas….aku sukanya godain kamu…hahahaha” kata Hayati ketawa.

“kok aku jadi merinding ya ……………hmmmmm” kata Asnawi mendadak merinding

Ibu kost pun kembali dengan membawa nampan yang penuh dengan makanan. Ibu kost langsung menurunkan piring-piring dari nampan ke atas meja belajar. Ada daging paha kambing besar, nasi 2 piring, tahu tempe dan sambal kecap semangkuk.

“wah banyak sekali bu makanannya, hehe” kata Asnawi yang berusaha berjalan menuju meja.

“iya nih, ibu bikin kambing guling…soalnya anak anak ibu mau pada datang kesini” kata ibu kost.

Tiba tiba Hayati langsung menyambar paha kambing itu dan langsung memakannya dengan super lahap. Asnawi dan ibu kost langsung bengong dan terheran-heran melihat Hayati makan daging seperti orang yang sudah tidak makan selama seminggu.

“hati-hati dek makannya, nanti kamu mati keselek loh…”kata ibu kost berusaha memperingati Hayati.

“nyam..nyam..gapapa kok bu…aku kan udah meninggal…”kata Hayati sambil mengunyah daging dan langsung dipotong lagi pembicaraanya oleh Asnawi.”maksudnya meninggalkan rumah bu…hehehe” .

“ maaf ya bu, temenku ini kaum dhuafa jadi jarang nemu daging…paling tiap idul adha dia suka makan daging..hehehehe” kata Asnawi sambil menepuk-nepuk punggung Hayati yang sedang duduk di kursi yang sedang makan daging untuk memberikan kode bahwa jangan bilang kalau dia sudah mati.

“ooh gitu toh, kasihan banget ya…yowis ibu tinggal dulu yah, ibu mau beres kamar buat anak-anak ibu nanti” kata ibu kost
“makasih banget bu buat makanannya..”kata Asnawi
Ibu kost pun kembali kerumahnya dan Asnawi segera menutup pintu kamarnya. Asnawi masih terheran-heran dengan nafsu makan Hayati yang dangat mengerikan.

“yah..aku cuman makan sama tahu tempe doang dong kalo gini mah” kata Asnawi sambil mengambil tahu dan tempe kemudian disimpan di atas nasi. Asnawi pun kembali duduk diatas kasur untuk mulai makan. Hayati tidak menghiraukan ocehan Asnawi dan terus melahap paha kambing itu sampai tinggal tulang.

.......................................................

Diubah oleh Martincorp 28-11-2018 12:41
santet72
jalakhideung
regmekujo
regmekujo dan 43 lainnya memberi reputasi
42
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.