Sekilas tadi adalah intermezzo singkat dari saya. Nggak, saya tidak menyalahkan muda-mudi negeri yang makmur ini, karena saya pribadi juga hanya seorang yang belum genap berumur 20 tahun dan masih mencari jati diri. Sesama pemuda, ada baiknya saya mencoba mengingatkan muda-mudi lain, agar mereka minimal sadar betapa pentingnya sesuatu bernama Sumpah Pemudaini.



Media sosial merupakan salah satu 'dunia fana' yang tidak bisa dipungkiri, banyak digandrungi semua kelas masyarakat, khususnya remaja. Bayangin aja, jumlah penduduk Indonesia yang aktif di internet--khususnya media sosial--mencapai 49% atau sekitar 130 juta jiwa. Gila gak tuh? Banget.

Tapi apakah sebanding dengan kualitas penggunaan internet tersebut dengan kuantitas yang hampir mencapai setengah populasi negeri maritim ini? Sayangnya, hampir. Hanya saja, banyak etika-etika yang belum efektif dalam penggunaan internet sehat, khususnya media sosial, meskipun UU ITE sudah lama diberlakukan di Indonesia.

Lantas, apa hubungannya dengan Sumpah Pemuda? Ingatkah kalian dengan para muda-mudi negeri yang terpisah daratan dan lautan ini bisa bersatu di saat belum ada konektivitas yang 'melawan' hukum ruang dan waktu? Mereka bisa bersatu--dengan banyaknya keberagaman yang mereka miliki--tidak menjadikan perbedaan sebagai beton pemisah kesatuan dan persatuan bangsa, mereka 'berkumpul' untuk bersama-sama membangun tangga menuju kemerdekaan.

Di zaman kini, zaman millenial, muda-mudi Indonesia yang sepatutnya sebagai benih-benih pemimpin bangsa ini harus bisa menghapus semua perbedaan untuk bisa bersatu. Bukan untuk melawan penjajah dari negeri lain, melainkan untuk melawan penjajah dari negeri sendiri. Apalagi dengan sebuah kemudahan komunikasi lintas jarak dan waktu bernama "media sosial", selayaknya kita bisa memanfaatkan kemudahan tersebut menjadi sesuatu yang bermakna besar.



Bagaimana caranya? Saya tekankan bahwa hanya ada satu cara secara garis besar, BIJAK. Dengan bijak bermedia sosial, itu berarti kita sudah menerapkan tujuan dari Sumpah Pemuda itu sendiri. Beberapa yang bisa kalian lakukan adalah:

1. Berkawan, bukan Berlawan



2. Bergabung, bukan Berpisah



3. Bercengkrama, bukan Bermaki



Kurang lebih begitulah hal-hal simpel yang bisa kita terapkan dalam kehidupan bermedia-sosial. Akhir kata, seorang muda-mudi warganet yang baik adalah mereka yang mengerti dan bisa menerapkan Sumpah Pemuda dalam lingkungan media sosial. Kurang lebihnya mohon maaf, dan terima kasih.