Kaskus

Story

mrs.deemeizarAvatar border
TS
mrs.deemeizar
Sahabat Jadi Cinta
Hello, newbie mau numpang berbagi kisah nih.
Entah kenapa abis baca-baca di forum SFTH gue tergugah buat ikut-ikutan nulis disini.
Padahal mah gue nggak ngerti sama sekali gimana bikin thread dan sebagainya. Modal nekat aja deh yaa hehehe..emoticon-Ngakak (S)
Untungnya AganSis pada baik hati mau kasih saran buat gue. Makasih banget lho emoticon-Kiss (S)
Maaf kalo masih berantakan dan gaya nulis gue yang jauh dari kata PENULIS. Karena gue cuma pengen berbagi aja koq..

Sebuah cerita cinta sederhana dan persahabatan. Cerita tentang masa SMA, masa sekolah yang paling menyenangkan dan mendebarkan.

Sahabat Jadi Cinta


Quote:

Diubah oleh mrs.deemeizar 30-10-2023 16:39
yourchagiyaAvatar border
yourchagiya memberi reputasi
3
27.9K
181
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
mrs.deemeizarAvatar border
TS
mrs.deemeizar
#111
Part 31

Pesta telah usai.
Begitu juga dengan hubungan gue dan Hans yang bahkan belum sempat dimulai malah udah selesai. Jangan tanya gue sedih atau nggak. Sepanjang acara tadi gue mencoba untuk menahan tangis. Kalo posisinya lagi di kamar mungkin gue udah nangis meraung-raung meratapi nasib patah hati.

Carin, Eky, Nina, dan Tania udah pulang duluan. Gue memutuskan untuk nggak pulang bareng mereka karena gue masih pengen disini. Setelah kejadian di loker tadi, tanpa sepatah katapun Hans langsung meninggalkan gue dan Agam begitu saja. Kayaknya Hans dan Naya juga udah pulang. Gue udah nggak merhatiin mereka lagi.

Jam udah menunjukkan hampir jam setengah sebelas malam. Sekarang tinggal Krisna dan beberapa teman kampus terdekatnya aja yang lagi pada asik ngobrol. Agam lagi nganterin Riska pulang dan nanti dia balik lagi buat anterin gue pulang. Karena arah rumah gue dan Riska berlawanan. Sambil nunggu Agam, gue jalan ke bagian outdoor lantai dua Teras Café. Lantai atas udah nggak ada pengunjung. Cuma ada seorang waiter yang lagi bersih-bersih.
Gue pun duduk di salah satu bangku yang ada di balkon atas. Gue menatap langit yang terlihat mendung sebagian sisinya berwarna gelap kemerah tanda mau hujan.

Tiba-tiba semua kenangan sama Hans selama ini memenuhi pikiran gue. Dari awal kita kenalan karena sama-sama terlambat di hari pertama mos, dia manggil gue ‘cherrybelle’ sampai gue mengakui dalam hati kalo Hans itu ganteng sejak pertama kali gue liat dia. Dan segala perlakuan dia yang terkadang bikin gue terlalu senang bahkan sampai terjatuh sakit dibuatnya.
Gue masih inget wajah ngambek Hans saat nggak satu bis sama gue dan Agam. Dari situlah awalnya kita semakin dekat. Dan gue janji untuk nemenin dia selama study tour.
Hans yang selalu perhatian sama gue. Hans yang selalu jagain gue. Hans yang sekarang udah mulai menjauh. Dan Hans yang ternyata akhirnya memilih Naya untuk jadi pacarnya.

Gue kangen.
Kangen denger suaranya. Kangen jahilnya. Kangen dengan segala tingkahnya yang kadang bikin sebel, deg-degan, bahkan marah.
Gue tau. Kita nggak akan bisa lagi seperti dulu. Sekarang kondisinya udah beda. Tapi gue akan coba secepatnya mengikhlaskan Hans buat Naya. Toh gue juga yang nyuruh-nyuruh dia buat jadian sama Naya. Dan sekarang ketika udah kejadian beneran gue nyesek sendiri. Bodoh ya gue.

Gue merasakan bulir-bulir air hujan yang turun dari langit membasahi tangan, kepala, dan tubuh gue. Gue tetap nggak bergeming. Gue juga merasakan air mata yang tiba-tiba mengalir deras di pipi.
Hujan deras. Dan gue pun menangis. Gue menangis ditemani langit malam yang mungkin juga ikut bersedih.

***

Jam dinding yang ada di kamar gue udah menunjukkan pukul 1 siang. Maklumlah, semalem baru bisa tidur sekitar pukul 3 dini hari. Rasanya males banget untuk ngapa-ngapain hari ini. Kepala gue masih terasa pusing akibat hujan-hujanan semalam. Belum lagi omelan Agam sepanjang jalan nganterin gue pulang. Bikin kepala tambah berat rasanya.

Ya sebagai sahabat, Agam cuma nggak pengen lihat gue sedih. Dan gue udah janji sama dia kalo semalem itu terakhir kalinya dia lihat gue nangis. Gue pun udah janji sama diri gue sendiri. Gue nggak boleh larut sedih-sedihan terus. Gue akan berusaha mengikhlaskan Hans yang memang udah jadi milik Naya. Gue harus ada kegiatan supaya waktu gue nggak habis mikirin Hans terus. Dan mulai besok udah ada pelatihan seleksi calon kakak pembina MOS untuk tahun ajaran selanjutnya. Jadi gue bakalan sibuk latihan setiap harinya demi bisa masuk ke team pembina MOS. Gue rasa itu akan sangat membantu gue melupakan semua kesedihan gue sekarang.

Ketukan halus terdengar dari balik pintu kamar gue. Dengan malas gue menghampiri lalu membuka pintu tersebut. Sosok mama terlihat kaget begitu melihat gue muncul dari balik pintu kamar.
Quote:


Setengah jam kemudian gue baru selesai mandi dan udah berpakaian rapi. Sengaja gue mandi lama-lama supaya Hans bosen nungguin gue. Tapi ternyata dia masih duduk manis di sofa ruang tamu sambil nonton tv. Gue menghela nafas panjang sebelum menghampiri cowok yang tampaknya belum menyadari kehadiran gue di depannya itu. Gue harus bisa ngadepin dia. Semakin gue menghindar, semakin gue merasa nggak nyaman sendiri. Kita emang harus bicara.
Quote:

1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.