Kaskus

Story

ayahnyabinbunAvatar border
TS
ayahnyabinbun
SURYA Dikala SENJA (Horor, Komedi)
SURYA Dikala SENJA (Horor, Komedi)


Assalamualaikum semua.

Ini hanya goresan tinta imajinasi seorang lelaki tua yang telat menemukan hasratnya dalam hal menulis.

No Junk.
No Spam.
Pokoknya ikuti Rules dari Kaskus ya.

Cerita ini murni Fiksi, jadi kalau ada kesamaan nama tokoh dan tempat mohon di maklumi.

Terakhir.

Selamat menikmati bacaan ringan ini.



Spoiler for Prolog:



Spoiler for Chapter 1 : sang Surya:


Spoiler for Index:
Diubah oleh ayahnyabinbun 29-05-2022 00:42
YoayoayoAvatar border
samsung66Avatar border
namakuveAvatar border
namakuve dan 116 lainnya memberi reputasi
115
161.2K
916
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
ayahnyabinbunAvatar border
TS
ayahnyabinbun
#10
Senja
Suasana mendung menyelimuti daerah Jakarta barat, suasana yang kelam dan mencekam di ruang 302 yang berada di sebuah rumah susun di daerah tersebut, gemuruh tetangga saling berbisik membicarakan penghuni di sana.

"MATI KALIAN SEMUA..! MATIIIIII...!"

teriakan menggema di sepanjang lorong lantai 3 tersebut, teriakan yang sangat nyaring untuk seorang gadis muda di dalam kamarnya, tangan dan kakinya terikat di tiap ujung penyangga tempat tidur.

"Bagaimana romo?!" tanya orang tua si gadis cemas.

"Ada dua pilihan, yang pertama saya telepon teman saya di Vatikan untuk meminta jasa pengusiran arwah atau exorcist, tapi itu membutuhkan waktu lama untuk ditanggapi pihak sana, sekitaran seminggu mungkin lebih," jelas sang lelaki paruh baya yang di panggil romo tersebut.

Tangis ibu si anak semakin pecah mendengar lamanya waktu untuk membantu anaknya yang sedang meronta-ronta sambil meracau tentang kematian.

"Dan pilihan kedua apa pak?" tanya si suami.

"Kalau itu..."

-TOK..TOK..TOK..-

suara pintu terketuk mengalihkan pembicaraan mereka.

"Assalamualaikum..!"

sebuah salam terdengar dari balik pintu kayu tersebut..

6 jam sebelumnya..

"TENG..TENG..TENG..TENG"

Bunyi bel mengema seantero gedung kelas, murid-murid mulai membanjiri pintu gerbang, pak Kusni mejeng di pintu gerbang dengan kacamata hitam dan baju satpamnya, sambil mengoda gadis-gadis sekolah ini yang hendak ingin pulang, sungguh tua bangka cap kambing bandot.

Naura terlihat membereskan peralatan belajarnya, hari ini tidak ada yang begitu spesial, hanya belajar dan belajar, saat istirahat pun Naura ke mushola sehabis itu ia berkeliling untuk mengenal sekolahnya lebih jauh bersama teman barunya yang bernama Indah, berkenalan dengan teman-teman perempuan lain di kelasnya kemudian ke perpustakaan untuk membaca novel disana, beberapa murid cowo berusaha kenalan akan tetapi tidak di gubris oleh dirinya, kesan dingin sedingin es tergambar jelas dari diri gadis tersebut.

Beda cerita dengan Surya, sehabis ibadah sholat dia nongkrong di kantin ngobrol ngalor ngidul sama gengnya, geng trimasketir yang terdiri dari si Bambang jangkung, Ucok bulet dan Surya di tengah, geng trimasketir terkenal sebagai geng yang berfaedah, makan gorengan 3 pas bayar 5, sodakoh kata mereka.

Sehabis ibadah ashar Naura berjalan meninggalkan mushola, melewati murid-murid paskibra yang sedang berlatih baris berbaris ia berjalan perlahan menuju gerbang sekolah menuju ke jalan raya, saat itu hanya ada dia yang berada di jalan aspal pintu keluar, langkah kakinya terhenti di bawah pohon beringin, mata batinnya menangkap aura gerak gerik makhluk tak kasat mata, akan tetapi ia tidak melihatnya, ia bertanya-tanya kemanakah makhluk tadi pagi yang menakut-nakutinya tersebut, setetes air menetes di depan naura, akan tetapi setelah ia lihat lebih jelas itu bukan air akan tetapi residual astral yang berupa darah yang jatuh dari atas dirinya.

"HIHIHIHIHI..!"

pekik tawa yang lirih akan tetapi nyaring terdengar Cumiakkan telinga dari atas tubuh Naura.

Tubuh Naura tak bisa bergerak, seutas kain putih penuh darah turun di depannya dalam sekejap wajah kuntilanak tersebut berada di depan naura.

"Mau kemana mba, kita main-main dulu yuk HIHIHIHIHIHI..!!"

Bau amis menyeruak dari balik tubuh kuntilanak yang sedang berada di depan wajah Naura, mual bercampur takut membuat Naura sontak berbalik arah, mulutnya terdiam seribu bahasa, akan tetapi hati kecilnya berteriak sekeras-kerasnya.

Naura berlari kembali ke arah sekolah akan tetapi ia tidak melihat sesosok lelaki yang berada di depannya.

-BRUUK..!-

Saling tabrak tak terelakkan, Naura terjatuh menimpa lelaki itu, sakit di tubuhnya tertahan oleh lelaki yang menjadi tumpuan tubuhnya.

"Hmphhh..Hmmphh..!" ronta lelaki itu tersumpal sesuatu, wajah lelaki itu terhimpit dada Naura.

"KYAAA..!" pekik Naura.

melihat posisi itu sontak Naura meloncat kebelakang sambil terduduk menutup dadanya.

"DASAR LELAKI MESUM..!" hardik Naura ke lelaki itu.

Lelaki itu pun terbangun dari tabrakan itu.

"HEH..! ELU TUH YANG NABRAK KAGAK LIAT-LIAT! BISA RUSAK NIH MUKA GUA..! WAJAH SETAMPAN INI WAJIB DI LESTARIKAN...!" Hardik Surya tidak kalah keras.

"HIHIHIHIHI.. Rasakan bocah..!" hina si kuntilanak ke kedua manusia itu.

"Oh gara-gara dia elu lari?! Sialan emang itu setan..!" timpal Surya geram.

Surya bangun, bajunya kotor terkena noda sedikit lumpur dan debu tanah, aura hangat keluar dari tubuh Surya, selangkah demi selangkah ia berjalan menuju sosok kuntilanak itu, tangan kanan Surya mulai mengeluarkan cahaya putih yang hanya bisa dilihat pengguna indra keenam.

"Elu emang udah janji enggak bakal ganggu gua kalo gua lewat tapi bukan berarti elu boleh ganggu manusia lain selain gua, mulai detik ini kalo elu ganggu cewe ini atau manusia lain.."

tangan Surya berayun keatas menebas ke arah wajah si kuntilanak.

-Slaash..!-

Si kuntilanak terjatuh, bersama kupingnya yang terlepas separuhnya.

"Bukan cuman kuping yang bakal kebelah.." kata Surya dengan mata tajam tertuju si kuntilanak.

Kuntilanak itupun mengangguk mengerti sambil meringis menahan sakit di kupingnya, kemudian melayang ke dalam pohon beringin.

Surya kembali ke depan Naura untuk mengambil tasnya yang terjatuh, kemudian dia berkata, "sudah aman mba Naura yang CHANTIEK, laen kali kalo butuh bantuan bilang aja, ngak usah ngeselin kayak tadi." dengus Surya dengan nada sedikit mengejek.

Surya pun berlalu meninggalkan Naura yang masih shock dengan kejadian yang barusan ia lihat.

"A-apa itu barusan? Ba-bagaimana ia melakukannya?" gumam Naura yang masih duduk di tengah jalan.

Tidak lama setelah itu Surya pun sampai ke rumah, rumahnya terbilang dekat dengan sekolah, hanya berjarak 200 meter, mengapa dia selalu telat ke sekolah masih menjadi urban legend bagi tetangganya.

"Assalamualaikum..! Daddy, anakmu yang tamvan ruvawan vulaaang.." celoteh Surya ke sosok lelaki di dapur.

"Wa'allaikum salam anakku yang tamvan seperti christian sugiono waktu masih pacaran sama titi sandora."

"Bujuuug..! Kamal daddy, titi kamal"

"Masak apah daddy ?, the smell is very good, just like when my looking in the mirror daddy."

"I'm just cooking sayuur sour and ayam fried goweng with krispy keremes my beautiful son."

"Oh good good, so nise, daddy aku orang tidur dulu ya, Senja ada panggilankan hari ini ?"

"Kayaknya sih ada, dari romo minta bantuan"

"Oks deh, daddy ntar bilang sama Senja, tolong kerjain PR bahasa inggris, ok daddy, I wanna go to kapuk island, dan bilang sama si pitung inlander kudu bobok sweet dulu, bye daddy, kiss kiss tralala."

Sang ayah hanya tersenyum ke anak satu-satunya yang otaknya sedang gesrek itu.

"Hmm, seharusnya aku ajak dia ke psikiater," gumam lelaki itu yang sibuk memotong bawang merah sambil mulai menitikan air mata.

Surya pun berlalu menuju kamarnya, pintu di tutup, dan waktu pun berlalu, kumandang adzan maghrib menggema di sekitar kolong langit jakarta.

Dua buah kelopak mata terbuka, seorang lelaki bangun dari tempat tidurnya, air wudhu menyapa wajahnya yang sembab sehabis bangun tidur singkat.

-Kriek..-

Pintu kamar Surya terbuka, sesosok lelaki berpakaian koko putih nan rapih sudah siap menuju mushola.

"Ayah aku duluan.." katanya singkat.

"Senja tunggu..! Surya minta kamu kerjain tugas bahasa inggrisnya, kamu sempat kan ?" tanya sang ayah.

"Hmm" jawab Senja singkat sambil mengangguk, adzan maghrib berlalu, senja pun pulang setelah menunaikan kewajibannya.

Dirumah ia bersiap-siap untuk pergi, semua perlengkapan ditaruh di tas selempangnya, memakai jaket hitam dan topi hitam tidak lupa buff hitan yang menutupi mulutnya ia pun berjalan menuju pintu.

"Assalamualailum," jawabnya singkat sembari melewati pintu.

"Wa'alaikumsalam," jawab sang ayah.

Kemudian Senja menghilang di pekatnya malam.
Diubah oleh ayahnyabinbun 15-04-2019 21:32
fatqurr
simounlebon
namakuve
namakuve dan 22 lainnya memberi reputasi
23
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.