Kaskus

Story

Dauh.TukadAvatar border
TS
Dauh.Tukad
[TAMAT] Inilah Kisah Hidupku (Horor)
Ini Merupakan beberapa kisah hidup yang telah saya jalani kawan, beberapa hal kadang bisa dikatakan diluar nalar kita sebagai manusia. Akan saya ceritakan beberapa kisah ini saya coba untuk urut dari semenjak kecil, dimana kalian semasa kecil pasti punya yang namanya teman khayalan, entah itu sekedar khayalan atau memang makhluk tak kasat mata yang berkawan dengan kita kala itu sebagai teman bermain. Sama halnya dengan kalian kawan, saya juga memiliki kawan khayalan semasa kecil yang ternyata setelah saya ketahui "DIA" adalah mahkluk gaib dan juga beberapa pengalaman gaib yang saya alami hingga saat ini. Baiklah..... Agar tak terlalu lama menunggu, akan saya mulai kisah ini. Kisah berdasarkan pengalaman pribadi, dimana nama-nama dalam tokoh cerita ini sengaja saya samarkan agar menjaga dari kawan-kawan yang suka penasaran. Jika ada yang bertanya apakah saya ini INDIGO??? sejatinya susah untuk menjelaskan kepada kawan-kawan semua disini. Biarlah..... nanti akan ada saat dimana saya jelaskan dalam cerita ini. Oiyaa.... Sebelumnya saya mohon permisi dulu ama mimin dan momod serta para sesepuh kaskus dimari yang menghuni forum SFTH numpang cerita dimari dan mohon bimbingannya jika masih banyak kekurangan dalam penulisan cerita ini. Selain itu buat kawan yang sudah tahu siapa saya ataupun penasaran siapa saya ini?? lebih baik nikmati saja ceritanya, tidak usah KEPO ikuti RULES yang ada di SFTH ini. Terlepas dari kawan semua mau nanti akan bilang kalo cerita ini  ini fiktif atau real itu hak kawan semua. Saya hanya sekedar berbagi bercerita. Semoga dari cerita saya ini ada hikmah dan kebaikan yang bisa diambil. Dan inilah kisah hidupku:
Bagian 1 Teman Khayalan
Bagian 2 Bertemu Jin Qarin
Bagian 3 Pengalaman Horor Semasa Di Kampung
Bagian 4 Hijrah Ke Pulau Seberang
Bagian 5 Menutup Penglihatanku
Bagian 6 Mengenang Masa SMP
Bagian 7 Ada Cerita Dimasa SMA
Bagian 8 Pengalaman Mistis Kala SMA
Bagian 9 Selamat Dari Kiriman Gaib
Bagian 10 Memacu Adrenaline
Bagian 11 Si Pahit Lidah
Bagian 12 Teror Baksos Kuliah
Bagian 13 Baksos Mencekam
Bagian 14 masa Perkuliahan
Bagian 15 Masa Sulit
Bagian 16 Terpecah-Belah
Bagian 17 Astral Projection
Bagian 18 merajut Asa
Bagian 19 Gadis Penjual Kue
Bagian 20 Bermain Hati
Bagian 21 Penunggu kost
Bagian 22 Bertandang
Bagian 23 Sebuah Jawaban
Bagian 24 Bertemu Bapak
Bagian 25 Menyerupaiku
>>Lanjutan Story Inilah Kisah Hidupku<<

Bagian 1 Teman Khayalan
Sebut saja saya Santoso Lelaki Keturunan Jawa Tulen yang sampai sekarang ini saya masih menetap di sebuah Pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan adat istiadatnya yang masih kental, Pulau yang terkenal dengan julukan pulau seribu Pura. Yappzzz..... disinilah saya berada saat ini kawan. Okee.... Kita Flashback ke masa saya kecil dulu ya, Saya kurang begitu ingat betul ketika kecil diasuh oleh nenek dan kakek saya di kota yang terkenal dengan julukan Kota Gadis. Hanya sedikit yang mampu saya ingat semasa kecil, nampaknya usia memang mempengaruhi memori ingatan. Ketika itu saya hanyalah anak kecil yang ditinggalkan oleh kedua orang tua saya merantau diluar pulau Jawa, tak ada satu pun kawan yang berteman dengan saya saat itu, sering kali saat pulang bermain saya akan tiba di rumah dalam keadaan menangis dan baju penuh noda tanah. Mungkin karna saya ini anak yang aneh dan sedikit gila??....... ya, kenapa saya bisa berkata begitu?? Karna yang saya ingat saat itu, kawan-kawan kecil saya menjauhi dan menganggap saya ini orang aneh, sering ngomong sendiri tak jelas dengan siapa saya berbicara. Kejadian itu terjadi dimana saya belum memasuki masa sekolah SD bahkan TK pun belum.

Disuatu siang yang terik sedang bermain sendirian di teras karna tak ada yang mau berkawan denganku sambil sesekali melirik ke arah jalan melihat kereta pengangkut tebu lewat, datanglah seorang anak kecil menggunakan gaun berwarna putih layaknya seorang putri raja yang sedan berulang tahun menghampiri saya yang masih bocah. kamu kok sendirian nggak main ama teman-temanmu???
Saya: ra gelem dolan ambek aku jarene aku kie aneeh??!!! eeehh..... koe kie sopo??? (nggak mau main sama aku, katanya aku ini aneh)
"SARI"
Saya: SANTOSO.... Sambil kuulurkan tangan kepada Sari untuk berkenalan dengannya dan kami pun berjabat tangan kemudian.... saya ingat betul benar-benar menjabat tangannya saat itu
Saya; Laah.... kok aku ndak tau kamu
Sari: iya.... baru saja pindah kesini, aku juga nggak punya teman

Tak lama kemudian kami sudah saling akrab, karna saat itu aku merasa Sarilah teman Pertama yang mau bermain denganku saat itu, yang kuingat Sari ini kulitnya putih rambut berponi dan lurus hingga sebahu. Tak terasa kami pun asiek bermain hingga Ketika nenek memanggilku untuk mandi, maka saat itu pulalah Sari pamit pulang kepadaku dan aku pun berkata "besok main sama aku lagi ya" IYA, jawab Sari kepadaku, kemudian berlari kearah jalan depan rumahku berbelok ke kanan. Ketika nenek menghampiriku bertanyalah Beliau, Ngobrol karo sopo Le????

Saya: Iku mbah Ibu (sebutan ku kepada eyang putri kala itu) ono cah wedog anyar ayu ngejak dolan aku neng kene (ada anak perempuan baru, cantik ngajak main disini)
 Nenek: lhaaa..... terus dimana sekarang??
Saya: sudah pamit pulang mbah Ibu
Nenek: ya sudah sekarang mandi ya Nak
saya: nggih iya mbah Ibu

Hari berganti hari pun terlewati, saya sudah tak kesepian lagi karna setiap saya main di Teras rumah, entah darimana sosok Sari ini tiba-tiba muncul dan selalu dengan pakaian yang sama menemani ku bermain dan tak pernah terbesit pun rasa curiga kenapa Sari ini setiap menemuiku tak pernah berganti pakaian. Hingga suatu ketika sedang asyiknya kami bermain, nenek mengejutkanku dengan kehadirannya seraya berkata "ooohhh.... iki tho sing jenenge Sari??" seketika itu Sari kaget dan menjawab nggih mbah, Kulo pamit nggih mbah  (iya, saya pamit ya mbah) kata Sari yang kemudian buru-buru lari meninggalkanku.

Nenek: lee..... jangan sering main dengan Sari, main sama teman lainnya kan banyak
Saya: Nggak.... aku cman dijadikan bahan ejekan saja, sambil nunjuk teman-teman yang sedang lewat depan rumah ingin bermain ke sawah sebelah rumah
Nenek: ya pokoknya jangan sering-sering mbah Ibu tidak suka
Saya: YOOO...... berlalu melewati mbah sambil mutung karna kesal teman bermain satu-satunya mendadak pulang.
Setelah merasa cukup lama mengenal Sari, aku pun menanyakan kepadanya dimana dia sebenarnya tinggal
Saya: Sari, sebenarnya rumahmu dimana??? aku pengen tahu!!!
Sari: ya... nanti aku tunjukkan, rumahku dekat kok
Saya: sekarang saja ya... aku pengen tahu
Sari: ya udah aku anterin ke rumahku, tapi kamu nggak boleh masuk rumahku ya, nanti nganterin aku sampai depan gerbang saja
Saya: gampang itu Sari, yang penting aku tahu rumahmu, aku kan bisa gantian main ke rumahmu
Sari: tidak usah.... Biar aku saja yang main ke rumahmu
Saya: gimana jadi nggak aku nganterin?? sampe depang gerbang rumahmu
Sari: Aayooo.... kalo gitu sekalian antarkan aku pulang
Kami pun berjalan sambil ngobrol ngalor ngidul entah apa yang saya obrolkan saat itu karna sudah benar-benar lupa dan yang saya ingat hanyalah pandangan orang-orang di kampung saya yang saya lewati melihat dengan tatapan aneh ke Saya. Tibalah di depan gerbang rumahnya Sari, rumah itu tak besar namun terlihat bergaya arsitektur modern saat itu. pagar dengan pondasi setengah meter yang kemudian bagian atas dilanjutkan dengan teralis besi. Rumah sederhana namun cukup mewah bagi orang kampung dijaman itu, dindingnya bercat putih dengan beberapa hiasan bunga anggrek tertempel dengan indahnya
Sari: ini rumahku ya sudah aku pulang ya..... kamu ndak usah ikut ke rumahku soalnya Bapakku galak, pokoknya jangan pernah main ke rumahku
Saya: masak sudah tahu rumahmu nggak boleh main ke rumahmu??
Sari: udahlah.... Kamu nggak usah keras kepala
Saya: iyo.... iyoo (sambil bersungut-sungut) Yaa...... ya udah aku balik pulang dasar pelit
Sari: tenang aja, besok aku pasti main ke rumahmu

Tapi ternyata pertemanan aku dengan Sari ini tak lama, karna sebelum Sari pamit untuk pindah keluar kota bersama keluarganya, dimana sebelumnya aku sempat ditunjukkan rumahnya yang berada dipinggir jalan yang masih sederet dengan rumah Eyangku namun ternyata jaraknya cukup jauh bagiku yang kala itu masih bocah. Aku pun sebenarnya sering kali mengantarkan Sari pulang hingga depan Pintu gerbang rumahnya. Hingga pada saat sedang beristirahat setelah keasyikan bermain Sari berkata kepadaku:

Sari: maaaf ya Santoso.... aku nggak bisa lama jadi temanmu
Saya: lhaaa... mangnya Bapakmu tidak senang kamu main denganku
Sari: bukan Santoso.... aku sekeluarga akan pindah karna Bapakku pindah tugas kerja
Saya; Ya udah nanti kabari ya kalo mau pindahan..... aku pengen ketemu terakhir kali sebelum pindah
Sari: Ra usah..... ]Nggak usah........ Nanti kalo aku sudah nggak pernah main kesini brarti aku sudah pindah......(dengan mimik muka sedih)
Saya: yo wes ayo dolan neh...
Sari: tapi tenang aja nanti kamu pasti punya teman seperti aku
Tau ndak..... saat itu permainan yang sering saya lakukan dengan Sari biasanya bermain masak-masakan atau bermain tanah, kadang pula bermain sembunyi-sembunyian yang entah saat itu saya juga lupa-lupa ingat permainan apalagi yang saya lakukan bersama dengan Sari.
Hingga tibalah saat Sari akan pindah, Dia datang seorang diri seperti biasanya saat dia datang untuk menemaniku bermain, namun kedatangannya kali ini ternyata untuk mengucapkan pamit perpisahan kepadaku, sungguh saat itu hatiku terasa amat pilu, teman satu-satunya harus pergi meninggalkanku
Sari: Santoso.... Santoso....... Maaf ya seumpama banyak kesalahan, aku sudah saatnya pindah (dengan mimik wajah sedih dan terlihat menitikkan air mata)
Saya: lhaaa....... Aku disini nggak punya teman, sipa yang mau berteman kecuali kamu SARI
Sari: Tenang aja nanti kamu juga pindah darisini, temanmu juga banyak nggak bakal kesepian, kamu bakal jadi orang besar, semua orang segan dengan kamu
Saya: beneran kamu pindah ( tak kuasa air mataku pun mengalir deras ) sambil terisak-isak dan terbata-bata.... Ayoo aku antar pulang, pokoknya aku antar pulang seperti biasanya ya...
Sari: tidak usah.... aku pamit yo (terlihat raut wajah kesedihan dari perpisahan antara aku dan Sari)

Kemudian Sari berjalan meninggalkanku yang masih menangis karna ditinggal satu-satunya teman terbaik yang selalu menemani, Tak menunggu lama aku pun berlari menyusul Sari yang masih tak jauh dari hadapanku sambil kupanggil-panggil namanya Sari...Sari...Sari... sesekali Sari menoleh dan tersenyum melihatku. Namun anehnya aku tak menyadari bahwa aku yang berlari kencang sambil menangis mengejar Sari yang berjalan rasanya tak juga bisa mendekatinya bahkan semakin menjauh di depanku, hingga saat aku lihat Sari memasuki gerbang rumahnya tiba-tiba saja rumah tersebut menghilang, berganti menjadi sebuah rumah yang sudah rusak di bagian sana-sini, jendela sudah pecah kacanya bahkan atapnya pun sudah berlubang. Bangunan rumah tersebut sama persis saat pertama mengantarkan Sari hingga depan gerbang rumahnya hanya saja kondisinya sangat-sangat jauh sekali berbeda dari sebelumnya, berbanding 180 derajat.
Saat itu aku masih tak percaya dengan penglihatanku..... masih menangis layaknya bocah yang kehilangan mainan kesayangannya sembari memanggil-manggil nama Sari di depan pintu gerbang yang sudah reyot itu. Melintaslah Pak Kamidi (bukan nama sebenarnya) melihat saya dengan penuh keheranan sedang menangis di depan rumah yang ternyata bagi warga situ merupakan rumah yang sangat angker.

Pak Kamidi: Lhaaa.... kenapa kamu nangis disitu Nak??
Saya: masih menangis tak menghiraukan perkataan Pak kamidi
Pak kamidi: Nak..... Ikut Bapak ya, nanti dianterin pulang sekalian mampir warung saya belikan jajan
saya: aku mencari temanku SARI Pak, tadi rumahnya disini, sekarang kok berubah rumahnya
Pak kamidi: (dengan wajah heran) ya sudah... besok saya antar lagi ke rumah SARi ya..... ayoo sekarang pulang ikut Bapak, sisan bapak gendong sekalian nyari jajajn kesukaanmu ya Nak
saya: aku pun menuruti permintaan Pak Kamidi dengan masih tetap menangis sesekali menyebut nama Sari.
setelah dari warung membeli jajan kesukaanku, diantarkannya aku pulang sampai ke rumah. Dirumah saat itu yang kuingat hanya Mbah Kung dan mbah Ibu saja. Berhari-hari aku diam di depan teras rumah tanpa melakukan kegiatan apapun, sesekali teman-teman sebayaku lewat memanggil namaku Santoso....Santoso... Ayo dolan neng sawah, tapi belum sempat aku menjawab sudah mereka jawab sendiri dengan mengatakan cah aneh kuwi rodo kenthir ojo dijak ngko melu edan.( orang aneh itu agak gila jangan diajak nanti ikutan gila )
Entah kapan.... waktu itu kedua orang tuaku pulang, bahkan aku tak mengenali kedua orang tuaku karna yang kutahu saat itu orang tuaku hanyalah mbah Kung dan mbah Ibu saja, bahkan merasa aku takut saat itu karna bertemu dengan orang asing yang mengatakan bahwa mereka itu kedua orang tuaku.


Bagian 2 ( bertemu Jin Qarin )
Sepasang orang dewasa yang datang ke rumahku itu mengaku sebagai kedua orang tuaku, dimana si Wanitanya saat itu sedang hamil besar, saat itu aku belum tahu kalo itu Ibuku. Saat itu aku merasa tidak tenang karna terdengar kabar jika nanti aku akan dibawa oleh mereka (kedua orang tuaku) pindah. Hingga pada suatu sore saat asyik bermain sendiri datanglah seorang anak perempuan cantik dengan senyumnya yang lucu memperlihatkan beberapa giginya yang ompong karna terlalu banyak memakan kembang gula. berpakaian agak tomboy dengan celana jeans pendek ala tokoh games mario bross, sayangnya aku lupa nama anak itu. namun aku merasa sangat akrab sekali seperti sudah sangat lama kenal dengan anak perempuan itu. Aku merasakan Dia itu seperti sodaraku sendiri, aku mengenalnya berbarengan dengan kedatangan kedua orang tuaku. Aku pun bertanya kamu anaknya om sama tante itu ya???
Anak Perempuan: ssstt..... jangan keras-keras aku ini adikmu
Saya: haaaah...... Adik darimana, aku kan ndak punya adik
anak perempuan: iyaa.... tapi bentar lagi aku akan jadi adikmu
tibalah hari dimana saat mamaku akan melahirkan adik ku yang sekarang, aku masih disibukkan dengan kegiatanku bermain dengan anak perempuan misterius itu. Suara erangan mamaku dibantu oleh mbah Ibu terdengar dari luar kamar bersalin. oiyaaa.... Saya lupa mengatakan kalo nenek/eyang adalah seorang Bidan yang buka praktek di rumah, sedangkan kakek pensiunan Pegawai pabrik Gula. Yang ternyata sebenarnya setelah aku Tahu bahwa kakek adalah salah satu orang penting yang menumpas pemberontakan terkenal yang terjadi di tahun 1965 di kota Gadis. Berkatalah si Anak perempuan misterius kepadaku

Anak perempuan: Waktunya sudah Tiba!! adikmu akan segera lahir dan aku yang akan menemani adikmu dilain sisi hingga akhir hayat.
Saya: maksudmu apa??? aku ndak ngerti
anak perempuan: sudah waktunya aku pergi, nanti ada saatnya kamu akan tahu sendiri
kemudian dia berlari menuju ruangan dimana mamaku sedang mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan adik ku, aku pun mengejarnya hingga terlihat si anak perempuan ini masuk menembus kamar tersebut. ketika akan aku buka pintunya ternyata terkunci dan aku pun ditarik oleh eyang kakung agar tidak ganggu si mbah yang lagi membantu proses persalinan. Pecahlah tangis keras seorang bayi perempuan di ruang persalinan itu dan yang kutahu setelah mamaku merasa cukup lama dan bisa meninggalkan anak perempuannya. maka berangkatlah kembali merantau ke pulau seberang dengan papaku, aku juga tak ingat berapa lama kedua orang tuaku tinggal di kampung hingga saat mereka menitipkan lagi salah seorang anaknya dan akhirnya  aku mulai tumbuh bersama adekku dalam asuhan mbah kung dan mbah Ibu. Disitu aku masih belum mengerti hanya merasa sosok adik perempuanku ini seperti sudah pernah kenal sebelumnya tapi entah dimana???..... seperti Dejavu dan aku baru tersadar saat akan memasuki masa SMP, dimana kubuka album foto semasa kecil. Disitu aku teringat jelas mulai dari pakaian, model potongan rambut bop hingga senyum lucu dihiasi gigi ompong karna terlalu banyak makan kembang gula. Ini akan anak perempuan misterius itu?? kenapa ini menjadi adekku ya?? siapa dia sebenarnya?? Pertanyaan itu aku simpan sangat lama hingga akhirnya aku dapatkan ketika sudah menginjak masa SMA dimana saat khutbah jumat berkumandang, dijelaskannya tentang Jin Qarin yang menemani manusia sedari lahir hingga ke liang lahat. Bertanyalah aku dalam hati.... jangan-jangan!! sosok anak perempuan misterius itu dulu adalah Jin Qarin adikku??? Tapi, apa mungkin aku bisa bertemu Qarin dari orang yang saat itu belum lahir?? sampai sekarang masih menjadi misteri bagiku
Diubah oleh Dauh.Tukad 22-11-2018 19:00
arieaduhAvatar border
pulaukapokAvatar border
senjaperenunganAvatar border
senjaperenungan dan 45 lainnya memberi reputasi
46
117.4K
473
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
Dauh.TukadAvatar border
TS
Dauh.Tukad
#89
Bagian 18 Merajut Asa

sekembalinya aku dari bumi mega mendung, aktivitas tak banyak berubah. Pekerjaanku meningkat cukup pesat, dari yang awalnya hanya sebagai pegawai gudang, lalu naik kebagian Collector dan berakhir menjadi Marketing plus collector. Pekerjaan yang kulakukan cukup mengasyikan, keluar masuk Rumah Sakit bertemu dan berbincang-bincang dengan Kepala Farmasi jadi kegiatan rutinku. Tak jarang pula, aku diminta tolong untuk mengurusi hal-hal sepele, jika Kepala rumah sakit tersebut tak dapat meninggalkan pekerjaannya. Bahkan.... Sering kali diminta untuk menyerahkan berkas laporan Ke BPOM, hingga pegawai BPOM hapal denganku dan dikiranya aku pegawai Rumah sakit tersebut,. Aku juga tak tahu berkas itu apa isinya?? karna tebal dan tertutup rapat. Jadi aku tak ada niat untuk membukanya. Yaaa.... Walaupun, setelah aku tahu isinya dari perkataan salah satu pegawai BPOM, kalo itu isinya adalah sample penggunaan Drugs.... Yang mana setiap bulannya harus secara rutin dilaporkan.

Seharusnya Perusahaan terutama sang Boss beruntung memiliki karyawan seperti aku. Karna.... Jika kalian tahu kawan??, sudah jamak memberikan entertaint pada Pegawai Instansi Rumah sakit, paling nggak. Yaa.... Request Donat atau traktir makan itu hal yang wajar agar orderan tetap lancar. Untungnya semenjak aku memegang bagian marketingdi areaku, pihak rumah sakit..... Terutama kepala farmasi malah tidak minta entertaint padaku. Cukup aku selalu bersedia meluangkan waktu jika diminta tolong untuk sekedar antar berkas ataupun transfer ke rekening dan bahkan tak jarang membeli produk kecantikan.

Sempat kutanyakan..... Mbak??? Uang banyak ini!!! (sambil nunjuk tumpukan duit segepok) nggak takut aku bawa kabur?? Kataku kepada Salah satu Kepala Farmasi di rumah sakit, dan ditimpali: Hallaaah!!!..... Aku percaya ama kamu!!! Lagian bali ini kecil, sekali Jelek nama kamu bakal susah cari kerja dibidang ini lagi!!!.... Udah setor sana ntar aku kasih uang Bensin!!!.... Oke Mbak!! Beres kalo begitu kataku. Aku pun berlalu meninggalkan ruangan dan segera menuju ke bank untuk menyetor uang yang dititipkan padaku.

Aneh bukan???..... Aku sering sekali mendapatkan kepercayaan dari orang-orang yang kukenal, bukannya menyombongkan diri kawan. jika lihat dan membawa tumpukan uang mulai dari ratusan juta hingga sebanyak dua milyar milik perusahaan untuk disetorkan ke Bank pun aku pernah, tapi itu bukan milikku dan Alhamdulillah sesusah apapun keadaanku tak ada hasrat memiliki uang itu. Kerjaan sambilanku kala sore hari adalah jadi marketing Freelance kartu Kredit, Kerjaan sambilan yang tak sengaja kudapatkan dari tetangga kost yang berasal dari Malang. Hasilnya cukup banyak kawan, bahkan.... saat aku lagi mujur, hasil yang didapatkan bisa lebih banyak dari gaji dan insentive bulanan yang biasa kuterima di Salah satu Perusahaan alat kesehatan. Sayangnya..... Saat itu, keadaan berbanding terbalik, kesehatan mamaku menurun drastis hingga terkena serangan Stroke yang menyebabkan sebagian tubuh mengalami kelumpuhan dan kubantu semampuku agar meringankan beban.

dering telepon berbunyi.... Kuangkat telepon dari Eni, Assalamu'alaikum..... Ya Bun, ada apa??? ucapku saat mengangkat telepon dari Eni. inget yah..... cepetan lamar aku!! ntar, keburu orang lain yang lamar aku!!...jawab eni dibalik telepon. setelah mentutup telepon, ada resah berkecamuk didada. bagaimana tidak??? Membayangkan Pernikahan yang diadakan semarak tentu menyesakkan Jantungku, darimana dapat uang sebesar itu???... Lagipula aku juga belum sempat mengajak kedua orang tuaku berkunjung ke rumah keluarga Eni. Tak terasa hari berganti hari dan kini sudah memasuki bulan Ramadhan kembali, Kali ini ingin kuajak serta kedua orang tuaku. namun apa daya???.... dengan kondisi Mama yang belum bisa melakukan perjalanan jauh, otomatis aku batalkan mengajak kedua orang tuaku. Papaku tidak bisa ikut menemani karna harus merawat Mamaku dan kedua adekku, si Kembar telah sibuk dengan Sekolah mereka,....ditambah lagi mereka juga harus mencari tambahan uang untuk biaya sekolah dan kebutuhan hidup.

Libur Lebaran kuhabiskan dengan Eni, bahkan Tak pulang ke kota Gadis. Sebenarnya keluarga eni juga berharap kedua orang tuaku datang kesana. Selama disana, aku sempat magang disalah satu toko kue tersohor di jalan tuparev. Toko yang saban menjelang lebaran antrainnya sampe mengular. Aku disana bekerja sebagai Daily Worker alias DW selama seminggu, tak lupa ketika kusampai disana juga membawakan oleh-oleh khas Bali. kegiatan lainku selama disana jadi tukang antar jemput Eni dan itu kulakukan secara sukarela. Pernah saat itu jam menunjukkan sudah pukul 22.00 dan aku sudah hampir sampai ke rumah Eni. hanya perlu belok ke kiri memasuki gang kecil yang jalannya menanjak, kejadian aneh pun terjadi..... Saat mendaki jalan tersebut dengan Honda 800 dan telah smpai tepat di depan rumah Eni. Hanya tinggal berbelok masuk ke halaman rumah, tiba-tiba...... Motor tak dapat bergerak, anehnya.... ASTAGFIRULLAH!!!..... ASTAGFIRULLAH!!!...... ALLAHU AKBAR!!!..... ALLAHU AKBAR!!!..... Kami berteriak kencang berbarengan, karna merasakan kejadian ganjil ini. Motor seperti tertarik medan magnet yang kuat hingga mundur ke belakang.

Sekuat tenaga kupelintir gas, tetap tak membuahkan hasil. Sampai motor yang kami Naiki meluncur turun kebawah dan kembali di depan gang. Ini Aneh.!!! Kataku pada Eni, Iya Mas..... Nggak masuk akal??? masa motor ketarik dan turun kebawah.... Eni menimpali ucapanku. BISMILLAHI RAHMANNIR RAHIM!!!!..... AYO!!!.... Kita coba masuk gang lagi, Alhamdulillah.... kali ini selamat sampai ke rumah. begitu memasuki rumah, ternyata ada beberapa keluarga Eni yang sedang kumpul. kami ceritakan kejadian tadi..... Mereka tak percaya!!.... karna mereka tak mendengar kami berteriak tadi.
sebagai gambaran rumah Eni ini, tak jauh dengan kota yang terkenal dengan ikon Kuda Jengke (kuda Jingkrak). Untuk sampai ke rumah Eni, kalian kudu menaiki gang menuju keatas. dimana gang itu hanya bisa dilewati satu motor, jadi kalo berpapasan. Terpaksa salah satu harus masuk ke halaman rumah warga dulu. kota ini mengandalkan hasil ertanian dan juga banyak menghasilkan cengkeh kawan. Hampir setiap rumah setaip rumah memiliki balong/kolam ikan, entah untuk diperjual-belikan ataupun hanya sekedar konsumsi sehari-hari.

Selama aku magang menjadi DW di Toko Kue yang kesohor itu, banyak pengalaman dan kawan yang kudapatkan, tak jarang mereka kadang mengerjaiku. meminta untuk memindahkan beberapa kue kering ke ruang penyimpanan di lantai dua. beberapa kalikontak batin terjadi, batinku berkata.... Di tangga menuju ke rooftop ada Kuntilanak yang mengawasi, kemudian dibawah bagian paling belakang, ada tanah kosong yang disana ada sebuah pohon kelor dan di dekat pohon itu ada Gendruwo dan pocong. Uniknya ada salah satu Senior disana yang ternyata Indigo dan kemampuan itu telah diasah dengan sangat baik. dimulai dari sekedar basa-basi, lalu kang Ahmad bertanya....
Ahmad: mas.... udah tahu belum??
saya: apaan kang????....
Ahmad: ada beberapa area disini yang angker!!....
saya: Oohh.... Itu!! Diatas, ada Kuntilanak, dibelakang sana ada gendruwo ama Pocong
Ahmad: lhoo???..... kamu bisa lihat juga kayak aku????....
Saya: Nggak, kang..... Cuman dibisikin sama batin saya
Ahmad: kamu bisa lihat nggak??? yang ikut sama saya???
Saya: (sejenak terdiam dan bertanya pada batinku) Waaahhhh!!!! maaf kang, saya nggak tahu sama sekali
Ahmad: masa??? nggak tahu??? harusnya tahu dong!!!
Saya: maaf kang, batin saya tak mau bersuara..... Nampaknya, Akang ini masih ada keturunan pembesar atau Wali tersohor. jadi batin saya tak berani salah ucap.
Ahmad: Ya sudah..... kalo gitu, kita balik kerja (sekilas, tatapannya menyelidik kearahku)
Jika, Kawan magang dan senior-seniorku dulu membaca kisahku ini...... Aku ucapkan banyak terima kasih atas pertemuan singkat selama disana. walau sebentar, tapi serasa seperti keluarga. Sangat terasa sekali kehangatan dan keramahan serta persaudaraan yang aku rasakan selama bersama kalian, Sekali lagi aku ucapkan Terima kasih.

Jalanku tak mulus kawan, ada beberapa yang tak suka dengan kehadiranku. Yaa..... Wajarlah, Eni ini bisa dikatakan anak Emas. karna seluruh keluarga besarnya orang terpandang di kota yang letaknya dekat dengan kaki gunung Ciremai. Ada juga yang tak setuju karna aku ini berasal dari suku jawa, kawan.... pasti tahu kan maksudku???..... Sepeninggal abahnya, kendali dalam mengambil keputusan keluarga lebih banyak dipegang uwaknya. Kuingat betul saat Abah berpulang ke Rahmatullah dan baru saja acara Yasinan pertama selesai, uwaknya Eni sudah meminta bagian warisan dari keluarga Abah..... padahal jauh hari, sebelum Abah meninggal. Abah sudah membagi rata semua harta yang dipunya, termasuk kepada uwak yang notabene hanyalah kakak dari Ayahnya Eni dan yang diangkat anak adalah ayahnya Eni oleh Abah. Jika menurut hukum yang berlaku di negara ini pun tak mendapatkan bagian itu wajar bukan???...... Tapi sudahlah!!!!..... tak baik, mengungkapkan lebih banyak aib seseorang.

Mentari baru saja terbit dan bulir-bulir embun belum habis jatuh ke tanah, udara teramat sejuk. Namun keadaan rumah sudah riuh ramai pagi itu dengan segala persiapan karna akan melakukan perjalanan yang cukup jauh. Meluncurlah..... Sekeluarga dalam mobil berjenis minibus dari bawah kaki gunung Ciremai menuju ke kota Gadis. Perjalanan kali ini, menemui kedua orang tuaku. hatiku campur aduk kala itu, ada senang, bingung dan juga sedih ketika pulang dan bertemu kedua orang tuaku. Sesampainya disana.... keluarga Eni bisa melihat betapa kekurangannya keluargaku ini dan aku sudah siap dengan kemungkinan terburuk saat itu. Ramah Tamah dan mengutarakan maksud kedatangan pun telah disampaikan, kedua orang tuaku hanya bisa pasrah.... Karna mereka sendiri pun tak mampu berkata banyak, hanya mampu merestui hubungan kami. Aku pun mahfum dengan keadaan yang menimpaku dan kedua orang tuaku. Ada sedikit penyesalan kala itu, Dimana aku belum mampu membahagiakan kedua orang tuaku, tapi malah sudah ingin menikah. Aku beserta keluarga Eni pun kembali ke Kota dibawah kaki Gunung Ciremai dengan meninggalkan kedua orang tuaku.

YA ALLAH.... Berikan hambaMU ini ketabahan, kemudahan dan dilancarkan dalam segala hal. hanya itu yang dapat terucap dari batinku tatkala menuju kembali ke Bumi Mega Mendung. Ada perasaan Malu.... malu karna belum bisa membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuaku, tapi niatku baik.... Jika ALLAH SWT, merestui pasti dimudahkan jalan. Hanya keyakinan itu yang selalu kutanamkan pada diriku dan tak lupa diikuti dengan usaha maksimal untuk mencapai tujuanku. Sekembalinya aku ke Bali.... kutekadkan niatku untuk menikahi Eni karna ALLAH TA'ALA, rupiah demi rupiah ku kumpulkan satu-persatu. memang jika ingin menikah ada saja godaannya, aku sempat berkenalan dengan salah satu customer yang kudapatkan saat sedang bekerja freelance kartu kredit, disuatu pasar swalayan yang kebetulan pihak bank membuka stand disana selama hampir setahun. Riyanti namanya..... gadis asal kota gudeg dengan kecantikan khas wanita jogja yang anggun dan mempesona. Wajah oval, hidung mancung dan kulit kuning langsat khas perempuan jawa, siapa pun bakal tertarik melihatnya.
arip1992
pulaukapok
a.wicaksono
a.wicaksono dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.