Kaskus

Story

mayhard20Avatar border
TS
mayhard20
WADAL (Aku Butuh Tumbal Anak Manusia)
WADAL

WADAL (Aku Butuh Tumbal Anak Manusia)

Genre : Horor & Misteri.

Note :
Cerita ini fiksi, tidak perlu disambung-sambungkan dengan kehidupan siapapun atau realita manapun. Bila ada kesamaan nama, tokoh, alur itu hanyalah sebuah kebetulan belaka.
Selamat menikmati ceritanya.

Update : Kamis dan Sabtu.

DAFTAR ISI

Part 1 :Part 1 Awal Mula
Part 2 : Part 2 Keanehan Hari Pertama
Part 3 : Part 3 Akibat Membuang Sesajen
Part 4 : Part 4 Pesan Pak Jarwo
Part 5 :Part 5 Teror Mulai Terjadi
Part 6 :Part 6 Pesan Paman
Part 7 :Part 7 Calon Tumbal
Part 8 : Part 8 Fase Pencarian
Part 9 : Part 9 Bantuan Ki Sugoro

Blurb:
Bercerita mengenai kehidupan seorang pria yang berkerja di sebuah perkebunan sawit. Ia mendapati banyak kejadian ganjal nan aneh yang menyelimuti lingkungannya berkerja. Hal ini bermulai ketika ditemukannya banyak sesajen di daerah perkebunan, cerita mengenai mitos perkebunan tersebut ataupun larangan-larangan yang diperuntukkan kepada setiap karyawan. Adapun yang lebih membuatnya merasa takut adalah munculnya teror demi teror dari para makhluk halus yang akan menghantui setiap malamnya dan setiap 1 bulan sekali pasti akan ada orang yang mati secara tidak wajar di perusahaan tersebut.


      Perkenalkan namaku Hardy, seorang pemuda yang belum lama ini menyelesaikan studi S2-nya di salah satu kampus negeri di sebuah kota yang sedang sibuk dengan persiapan olimpiade olahraga yang menjadi event setiap beberapa tahun sekali. Aku masih sibuk memeriksa surel yang masuk ke akun gmail yang kupunya. Apa yang sebenarnya aku tunggu adalah beberapa email balasan dari perusahaan-perusahaan yang sebelumnya sudah aku kirimkan CV untuk melamar pekerjaan.


      Sebelumnya aku pernah berkerja di sebuah kantor hukum sebagai seorang assistant advocatedan junior advocate di kantor tersebut, prestasiku tidak buruk-buruk amat, pernah beberapa kali mendampingi BUMN seperti perusahaan pupuk, perusahaan semen, perkebunan sawit, bank ataupun klien-klien yang pernah menjadi klien bisnis dari bos-ku kala itu. Namun beberapa tahun terakhir aku memutuskan untuk resign, sembari menyelesaikan pendidikan S2-ku yang kala itu sedang sibuk-sibuknya dengan urusan tugas akhir yang disebut “tesis.”

      Aku masih larut memilah-milah satu persatu email yang masuk, email-email ini tercampur dengan email dari hobi, notifikasi facebook, instagram, twitter ataupun sosial media lainnya, hingga kemudian aku terhenti di salah satu email yang bertuliskan salah satu nama perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan. Aku ingat beberapa bulan yang lalu atas masukan dari bos-ku yang sebelumnya ia memberitahukan, bahwa perusahaan itu sedang membutuhkan beberapa lulusan Sarjana Hukum yang akan ditempatkan sebagai Staff Legal atau Staff bagian Hukum di perkebunan tersebut.

      Aku yang tertarik dengan tawaran itu dengan senang hati mengirimkan lamaran perkerjaan ke email yang telah diberikan oleh bos-ku tempo hari dan kemudian tampaknya email ini dibalas.
     
Quote:

ujarku sembari tersenyum dengan penuh harapan, bahwa email ini merupakan panggilan untuk melakukan interview atau sebaliknya merupakan email penolakan dari perusahaan tersebut.

      Aku merasakan tanganku terasa dingin, karena grogi. Aku benar-benar mengharapkan agar dapat berkerja di perusahaan tersebut, karena perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang cukup sukses di kota ini, rasanya menganggur beberapa bulan ke belakang tanpa penghasilan membuatku cukup gerah dengan keadaan tersebut.

      Ketika dibuka yang pertama kali aku baca adalah ucapan selamat, karena serangkaian test yang aku jalani pada waktu itu tampaknya berbuah manis dan isi dari surat ini adalah undangan untuk melakukan interview di kantor pusat mereka. Aku tersenyum sumringah sembari berkata,
Quote:


      Waktu dengan cepat berlalu, tidak terasa sudah tiga hari lamanya, setelah surel panggilan interview itu aku baca. Hari ini aku sedang berdiri di depan sebuah gedung bertingkat 6 yang merupakan bangunan dari perusahaan yang sebelumnya telah mengundangku untuk melakukan interview. Aku berpakaian rapih, mengenakan kemeja putih lengan panjang, celana kain berwarna hitam dan sepasang sepatu pantofel yang kupakai sebagai alas kaki pada saat ini.

      Aku bertemu dengan beberapa orang yang tampaknya juga dipanggil untuk melakukan interview dan kini tengah menunggu antrian sebelum dipanggil ke dalam ruangan HRD. Tidak butuh waktu lama, akhirnya namaku dipanggil setelah menunggu sekitar 1 jam lamanya di ruang tunggu. Seperti biasanya pada interview banyak yang ditanyakan mulai dari menggapa melamar ke perusahaan ini, hinga kira-kira berapa besaran gaji yang aku minta, jika berhasil bergabung bersama dengan mereka. Setelah selesai dan berjabat tangan dengan HRD tersebut, aku menyelesaikan interviewku hari ini dan menunggu hasil selanjutnya.

      Sekitar 1 minggu kemudian aku mendapatkan telpon yang mengabarkan, bahwa aku dinyatakan lulus dan diterima di perusahaan tempatku melamar sebelumnya dan diminta konfirmasinya kira-kira kapan mulai bisa bergabung bersama mereka. Mungkin tidak usah aku ceritakan secara mendetail, mengenai proses selanjutnya yang akan aku hadapi, proses ini tidak lain adalah pendidikan ataupun pelatihan selama beberapa bulan sebelum akhirnya benar-benar terjun ke lapangan.

      Aku ditempatkan di perkebunan, karena posisi staff hukum untuk kantor pusat masih penuh dan pegawai seniornya baru akan penisun kurang lebih sekitar 1 tahun lagi. Aku menerima kesepakatan itu, karena kupikir ya untuk seorang yang masih muda, single dan mencoba untuk mencari perbaikan hidup hal-hal atau rintangan seperti ini pasti akan terjadi. Aku tidak masalah akan ditempatkan dimana atau di posisi apa yang paling penting adalah aku berkerja dan jerih payahku dihargai dengan sejumlah rupiah.

      Aku berangkat dengan diantar oleh salah satu supir perkebunan ke lokasi di mana aku berkerja, kabarnya aku juga mendapatkan sebuah mess atau tempat tinggal di dalam kebun, tugasku di perkebunan ini adalah melakukan pengecekan mengenai dokumen-dokumen perjanjian, kerjasama ataupun kontrak perusahaan. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 4 jam dari kota akhirnya aku sampai di perkebunan yang dimaksud, suasana pedesaan begitu kental terasa setelah melewati beberapa desa, jalan yang berkerikil dan terakhir sebuah rel kereta api yang memanjang makin membuatku jauh dari unsur perkotaan.

      Mobil kemudian mulai memasuki pintu gapura perusahaan perkebunan tersebut. Aku merasa, bahwa tempat tujuan kami tidak akan jauh lagi, apalagi sekarang langit mulai terlihat sedikit mendung. Kami melewati beberapa pos penjagaan, perkebunan sawit yang berkelok-kelok dan terakhir adalah sebuah mess yang telah dijanjikan sebelumnya.

     
Quote:


      Mobil itu kemudian beranjak pergi, tampaknya kembali ke kantor yang berada tidak jauh dari mess ini. Aku hanya tersenyum sembari melangkah ke dalam pintu masuk, dimana sudah terdapat seorang keamanan yang menyambutku sembari tersenyum.
     
Quote:



      Aku diantarkan oleh keamanan yang bernama Pak Mukhlis ini ia adalah satpam perusahaan yang bertugas menjaga keamanan sekitar mess. Aku diberikan sebuah kunci dan menempati sebuah paviliun yang berada di sebelah utara.

      Aku menghidupkan lampu dan kemudian masuk ke dalam, segera menaruh tasku ke tempatnya dan berniat untuk beristirahat, kamar dari paviliun ini tidaklah buruk, malah terkesan cukup bagus dan terawat, memiliki satu buah kasur yang cukup besar, televisi, kulkas mini, dan toilet yang cukup bersih. Kesan pertama yang diberikan tempat ini adalah baik menurutku pribadi.

      Hari mulai menjelang petang, sebelumnya aku sudah diberitahu mengenai kapan aku akan mulai berkerja dan hari ini masih merupakan hari libur yang diberikan oleh perusahaan sekedar untuk beradaptasi dengan tempatku yang baru. Tidak lama kemudian pintu kamarku diketuk dari arah luar,
Quote:


      Apa yang aku lihat pertama kali pada saat itu adalah dua orang yang berpakaian rapi khas orang kantoran pada umumnya. “Kamu, Hardy? Salam kenal! Aku Jonathan dan ini Priska, kami berdua staff hukum juga di perkebunan ini!” sapa seorang pria yang kutaksir umurnya berada di sekitar 28-30 tahun pada saat ini. Ia memperkenalkan dirinya sebagai rekan kerjaku disertai seorang perempuan cantik yang kini tengah tersenyum ke arahku.

     
Quote:



Quote:


      “
Quote:


      Aku disambut oleh kedua rekan baruku ini, tampaknya aku tidak akan susah untuk beradaptasi dengan lingkungan perkerjaan yang seperti ini. Aku kemudian memutuskan untuk tidur, setelah menyelesaikan makan malamku dan bersiap untuk menatap hari esok.

      Malam mulai terasa begitu sunyi, lampu kamar sudah padam sedari tadi, bunyi jangkrik menemani malam ini serta lolongan suara anjing di sekitaran kebun yang menyalak beriringan menjadikan suatu pertanda, bahwa malam telah tiba dan apa alasan anjing-anjing itu menyalak adalah karena mereka melihat apa yang seharusnya tidak mereka lihat.

      Keringat membasahi muka Hardy yang kini tertidur lelap. Ia terlihat begitu gelisah, posisi tidurnya sudah tak karuan sembari terlihat kepalanya mengeleng-geleng tak menentu tampaknya ia sedang bermimpi buruk malam ini.

      Aku merasa seolah berada di suatu tempat yang asing. Aku belum pernah melihat tempat ini sebelumnya, terdapat sebuah rumah panggung dari kayu yang beratap rendah, hanya kurang lebih 1 meter tingginya, hanya ada tempat ini di depan mataku saat ini. Aku merasa mau tidak mau tempat yang harus aku datangi adalah rumah tersebut, rasa penasaran yang membuncah membuatku seolah bertingkah berani mendatangi tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya.

      Langkah kakiku sempat berhenti beberapa saat, aku mencium bau busuk, bau ini bercampur antara bau kotoran dan juga bau dari bangkai hewan yang telah mati, bau-bau ini bercampur aduk hingga membuatku merasa ingin muntah, “Hoeks!!”aku kemudian muntah tepat di depan pintu rumah panggung ini, pintu rumah tersebut kemudian terbuka dengan sendirinya seolah menyuruhku untuk masuk ke dalam tempat tersebut.

      Aku kemudian berjalan pelan, masuk ke dalam rumah tersebut dan melihat sesuatu yang ganjil. Aku melihat seorang perempuan yang telanjang tanpa mengenakan sehelai benang apapun, dan berambut panjang sepinggang, tengah duduk berjongkok membelakangi aku, dari suaranya terdengar suara merintih seperti menahan sakit serta tangisan yang menyayat hati.

     
Quote:


      Aku yang penasaran dengan memberanikan diri mendekat ke arah perempuan tersebut, rasa ingin tahu dan iba membuatku mengesampingkan rasa takut yang aku miliki. Aku memegang pundak wanita tersebut, berharap ia akan menoleh ke arahku dengan cepat.

     
Quote:


      Wanita ini kemudian menoleh ke arah belakang secara perlahan, ia membalikkan badannya dan kini menatap lurus kepadaku. Apa yang aku lihat benar-benar membuatku rasanya ingin muntah, wajah wanita ini rusak dengan luka sayatan yang membelah mukanya menjadi dua, bola matanya telah hilang sebelah dan yang paling menjijikkan adalah luka bolong yang telah memborok di pipinya yang sebelah kanan, pipi itu mengeluarkan belatung yang berjatuhan satu persatu ke tanah, tampaknya bau kotoran dan bau bangkai yang sebelumnya aku cium berasal dari wanita ini.

     
Quote:



      Aku yang ketakutan melihat kenyataan di depan mataku tidak bisa mengerakkan kedua kakiku, rasanya ketakutan ini begitu kental terasa dan membuatku tidak dapat bergerak atau beranjak dari tempat ini. Perempuan dengan muka rusak dan tubuh yang penuh luka itu mendekati aku secara perlahan, hingga kemudian aku tiba-tiba terbangun dari mimpi burukku.

      “
Quote:


      Tampaknya aku mulai bermimpi buruk di hari pertama aku tinggal di perkebunan ini. Aku kemudian berniat untuk kembali meneruskan tidur dan membaca doa agar terhindar dari mimpi buruk selanjutnya. Namun dibalik itu semua aku tidak pernah menyangka, bahwa di luar jendela kamar, kini tengah berdiri seorang perempuan yang sebelumnya telah masuk ke dalam mimpiku.

#Bersambung
Diubah oleh mayhard20 01-09-2019 20:30
delia.adelAvatar border
nooboksAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan 35 lainnya memberi reputasi
34
60.1K
271
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
mayhard20Avatar border
TS
mayhard20
#152
Part 6
Pesan Pama
n
Part sebelumnya :
Kedua kakiku terasa lemas dan aku hanya bisa duduk di lantai. Keadaan sekitarku kembali normal seperti sedia kala dan matahari sudah kembali bersinar dengan terang. Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi barusan, tampaknya aku harus menelepon Pamanku yang sedikit mengerti mengenai hal seperti ini.
***


Quote:


Quote:


Semua yang kulihat seolah nyata. Namun akan terasa lucu, jika kujelaskan dengan orang lain yang ada di kantor ini. Tentunya aku tidak ingin menjadi bahan lelucon oleh mereka semua mengenai apa yang terjadi denganku barusan. Namun apa maksudnya semua itu? Apakah sebuah pertanda? Ancaman? Atau hanya sebagai pembuktian, bahwa makhluk itu tanpa sadar ada di sekelilingku selama ini?
Setelah sekian lama berkutat dengan pemikiran seperti itu. Tiba-tiba aku tersadar dengan terdengarnya suara ketukan dari pintu ruang kerjaku.

Quote:

Aku yang cukup terkejut dengan kedatangan Priska segera mengecek perkerjaanku sebelumnya, rasanya aku sudah menyelesaikan perkerjaanku tersebut, namun karena masih merasa binggung aku melupakan hal tersebut dan malah berkata sebaliknya.

Quote:


Aku hanya mengangguk tanda mengerti dan Priska perlahan-lahan meninggalkan ruang kerjaku saat itu juga. Aku segera mengambil handphoneku dan mencoba untuk mengirim pesan Whatsapp kepada Jonathan.

Quote:


Setelah menunggu sekitar 1 menit pesan tersebut dibalas oleh Jonathan, ‘Oke har sip.’rasanya saat ini aku bersyukur memiliki rekan kerja yang santai dan humble seperti Priska dan Jonathan.

Aku kembali teringat untuk membicarakan apa yang terjadi denganku barusan kepada Paman Yusuf yang tidak lain adalah seorang Ustadz yang cukup terpandang di kampungku saat ini. Rasa penasaran di otakku membuncah dan haus akan penjelasan yang kiranya dapat diterima oleh akal sehat. Aku segera mengambil kembali handphoneku dan mencari-cari nomor telepon Paman Yusuf, setelah mencari beberapa waktu aku segera menekan tombol telepon dan menunggu agar telepon itu diangkat.

Quote:


Quote:


Aku pun kemudian mulai bercerita, mengenai semua yang aku alami, rasanya hampir sekitar 10 menit lamanya aku menceritakan hal tersebut kepada Paman Yusuf. Hingga akhirnya Paman Yusuf sampai dengan suatu kesimpulan.

Quote:


Tidak terasa hampir 25 menit aku mengobrol dengan Paman Yusuf dan aku kemudian mulai teringat dengan janjiku kepada Jonathan untuk segera mengirimkan Surat Perjanjian yang sebelumnya ia minta. Aku segera mengirimkan file tersebut lewat email dan kemudian meminta Jonathan untuk mengecek emailnya apakah filenya sudah diterima atau belum.

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore hari. Aku segera bergegas mengemasi beberapa barangku dan bersiap untuk segera pulang ke mess. Besok ternyata adalah hari libur dan kebetulan hari sabtu sudah pasti tidak ada kegiatan kantor. Aku memutuskan untuk membersihkan mess saja selama beberapa hari ke depan rasanya aku perlu menata kamar messku untuk mendapatkan suasana baru.
***
7 Januari
Terdapat sebuah gubuk tua yang berada di dalam hutan. Tempat ini cukup jauh, jika harus ditempuh dengan berjalan kaki dari desa ke hutan tersebut, di tempat ini tinggal seorang kakek tua dengan jenggot yang cukup panjang hingga menyentuh dadanya sendiri, tubuh tuanya terlihat sudah membungkuk dan dia sering kali melipat tangannya kearah belakang sembari berjalan dengan tubuh bongkoknya.

Hari ini tampaknya ia memiliki seorang tamu yang membawakan beberapa ekor ayam hitam legam yang mana seluruh tubuh dari ayam ini berwarna hitam dan sering disebut dengan ayam cemani oleh beberapa orang. Pria disekitaran umur 45 tahun itu kemudian angkat bicara dan berbicara kepada kakek tua tersebut.

Quote:


Pria yang bernama Krisnanto ini hanya terdiam mendengarkan Ki Sugoro berbicara seperti itu. Ki Sugoro sendiri adalah salah seorang dukun sakti yang terkenal di desanya dan sudah dipercaya secara turun temurun selama beberapa ratus tahun terakhir. Bahkan orangtua Krisnanto sendiri mengaku bahwa sudah berhubungan dengan Ki Sugoro semenjak beberapa puluh tahun terakhir. Bisa dibilang Ki Sugoro ini adalah makhluk abadi yang usianya terhenti di batas usia kakek-kakeknya seperti sekarang ini.

Quote:


Kristanto hanya bisa diam seribu bahasa, mulutnya kaku tak bisa bicara banyak apalagi membantah apa yang sudah diperintahkan kepadanya. Dengan berat hati kakinya melangkah kembali ke Desa dengan niatan memenuhi apa yang sudah dipinta oleh Ki Sugoro dengan perasaan cemas yang melanda hatinya.

#Bersambung

nomorelies
YossudarsoBoy92
itkgid
itkgid dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.