Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti pendidikan dari generasi muda Indonesia. Jokowi sempat mengusulkan ide untuk membangun fakultas e-Sport agar dapat bersaing dalam globalisasi.
Sejak 1 tahun lalu, Jokowi ingin Indonesia memiliki pendidikan kejuruan yang variatif, seperti jurusan eSport. Pada sisi lain, Jokowi menyiratkan perhatian terhadap E-Sports, yang disebutnya bisa mendatangkan pendapatan dalam jumlah besar.
"Saya juga ingin menyadarkan kepada semuanya kita semuanya bahwa perubahan global perubahan dunia itu betul ternyata sudah ada. Perlu saya mengingatkan kepada kita semuanya bahwa lima tahun yang akan datang 10 tahun berikutnya yang akan datang sekarang sudah muncul generasi Y yang nanti 5-10 tahun lagi akan mempengaruhi pasar," kata Jokowi.
Pada acara Young On Top National Conference (YOTNC) di Balai Kartini, bulan Agustus lalu, Jokowi berharap anak-anak muda di Indonesia mampu mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam revolusi industri 4.0. Beliau mengungkapkan, tiap insan muda harus mampu memanfaatkan peluang dari cabang olahraga virtual ini.
Ternyata di seluruh dunia, Jokowi termasuk dalam 4 Pemimpin Negara yang peduli terhadap perkembangan E-Sport. 3 Pemimpin lain selain Jokowi adalah, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Tsai Ing-wen, presiden Taiwan.
Spoiler for Sumur Bor:
Badung - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti pendidikan dari generasi muda Indonesia. Jokowi sempat mengusulkan ide untuk membangun fakultas e-Sport agar dapat bersaing dalam globalisasi.
"Saya juga ingin menyadarkan kepada semuanya kita semuanya bahwa perubahan global perubahan dunia itu betul ternyata sudah ada. Perlu saya mengingatkan kepada kita semuanya bahwa lima tahun yang akan datang 10 tahun berikutnya yang akan datang sekarang sudah muncul generasi Y yang nanti 5-10 tahun lagi akan mempengaruhi pasar," kata Jokowi dalam sambutannya di Rapimnas Hanura, Hotel Stones, Legian, Badung, Bali, Jumat (4/8/2017).
Jokowi menyebut generasi Y akan mempengaruhi perekonomian dan perpolitikan di Indonesia. Jokowi menyoroti para pemuda yang perilakunya berbeda dengan generasi sebelumnya.
"Mereka nantinya sudah tidak membaca koran, mereka nantinya tidak membaca, tidak melihat TV lagi. Pegangannya hanya satu kotak kecil yang namanya gadget yang nanya gawai, yang namanya smartphone," kata Jokowi.
"Pengen TV mereka tinggal kliik, ada netflix nantinya semuanya akan mengarah ke sana. Perubahan-perubahan seperti ini harus kita sadari ada landscape nanti akan ada landscape ekonomi baru landscape politik baru baik berupa nasional maupun daerah," sambungnya.
Jokowi meminta semua pihak untuk bersiap menghadapi perubahan tersebut. Dirinya juga ingin ada pembenahan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan sumber daya manusia (SDM).
"Kalau tadi infrastruktur sudah dimulai sudah dikerjakan ada yang selesai ada yang belum. Tahapan berikutnya yang harus kita mulai setelah infrastruktur adalah pembangunan sumber daya manusia," jelasnya.
Jokowi menyoroti kurang berkembangnya pendidikan di Indonesia. Ia meminta ada reformasi pendidikan di Perguruan Tinggi.
"Ini wajib dan harus kita lakukan karena persiapan persiapan dalam menghadapi persaingan global. Itu betul harus kita siapkan secara detail dan secara baik," tuturnya.
"Saya berikan contoh misalnya SMK, sudah berapa puluh tahun yang namanya jurusan di SMK itu jurusan hanya jurusan bangunan, jurusan listrik, jurusan mesin, padahal dunia sudah berubah," sambungnya.
Jokowi mengusulkan juga agar perguruan tinggi membentuk fakultas baru yang dapat lebih berdaya saing. Ia tidak ingin Indonesia terlempar dari persaingan dunia global.
"Mengapa tidak ada fakultas mengenai e-Sport, mengapa tidak ada fakultas mengenai Green building misalnya. Sudah berubah, kalau kita tidak mau berubah seperti itu sangat berbahaya sekali kita kalah dalam persaingan persaingan global," tegasnya.
Mantan Wali Kota Solo ini juga telah memerintahkan kepada jajaran menteri untuk memperbaiki aturan yang tidak mengikuti perkembangan jaman. Dia meminta ada fleksibiltas dalam menghadapi realita zaman.
"Saya sudah meminta para menteri agar regulasi-regulasi yang menghambat, regulasi-regulasi yang tidak memberikan kecepatan kita dalam bertindak itu hilangkan saja. Hapus saja, ganti dengan kebijakan-kebijakan yang baru, regulasi-regulasi yang baru sehingga kita fleksibel," pungkasnya.
(fdu/rvk)