redhaonbassAvatar border
TS
redhaonbass
Hegemoni Rezim Dergama | Lucy S. Diamond

Sebuah ide cerita fiksi ilmiah yang ditulis oleh H. Redikt yang rencananya akan dituangkan dalam bentuk novel fantasi dan naskah film.


Quote:



•|• PROLOG •|•

Quote:


Quote:
Diubah oleh redhaonbass 07-10-2020 10:32
1
1.1K
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buat Latihan Posting
Buat Latihan Posting
KASKUS Official
35.7KThread1.9KAnggota
Tampilkan semua post
redhaonbassAvatar border
TS
redhaonbass
#2
Sequence II - Perjalanan Menuju Stasiun
EXT. Di Penyebrangan Jalan. Sore

CU
Lampu merah menyala berganti hijau tosca.

Longshot
Orang-orang menyebrang hilir mudik dengan melangkah jauh sementara Aswald dan Anindia baru mulai menyebrang dengan perlahan.

Cut To.

EXT. Di Pinggir Jalan. Sore

Anindia mencatat penjelasan Aswald.

Terlihat deretan vending machine oleh Aswald, lalu ia memperlambat langkahnya. Aswald melirik Anindia.
Aswald
Anindia?
Anindia terlihat masih sibuk menulis.
Anindia
Ya, sebentar.
Aswald menggandeng bahu Anindia sambil mendekati vending machine tersebut.
Anindia (o.s)
Eh, Aswald? Kamu kenapa sih?
Mereka berhenti di depan vending machine. Terdapat beberapa jenis vending machine dengan warna warna lampu beragam.
Aswald
Mampir sebentar ya, aku lapar.
Anindia tampak mendekapkan bukunya.

CU
Aswald merogoh saku celananya. Agak lama.

Anindia tiba-tiba menyelak lalu menempelkan kartunya ke mesin tersebut.
Anindia menekan-nekan sesuatu pada tombol. Aswald tampak murung.
Anindia
Kamu mau makan nasi goreng ya?

Aswald
Tidak, aku mau mie kering.

Anindia
Rasanya?

Aswald
Yang original saja.
Anindia kembali menekan beberapa tombol lalu meninggalkan mesin tersebut. Tiba-tiba terdengar suara mesin beroperasi. Keluarlah dua buah cup berisi mie kering.

Aswald mengambilnya beserta sumpit yang telah disediakan.
Anindia (o.s)
Kamu mau minum apa?!
Aswald menengok.
Aswald
Es teh manis ada tidak?!
Anindia melihat stok teh yang masih banyak.
Anindia
Duh, membosankan sekali. (cot'd)

Anindia
Habis! Ganti bir saja ya!
Aswald mendekati Anindia membawa kedua cup mie kering yang masih panas. Anindia sibuk menekan tombol pada mesin.
Aswald
Eh? Kalai begitu, tolong pillihkan aku yang "hijau" saja ya.
Anindia melirik tapi tidak nengok, sempat berhenti menekan tombol lalu melanjutkannya kembali.
Anindia
Gula ya? Kau bilang selama kita menggunakan otak kita, tidak akan bikin gemuk.
Aswald agak tertawa.
Aswald
Sebenarnya, aku tahu itu dari manga.
Terdengar suara mesin beroperasi, mereka terdiam.
Anindia (o.s)
Aku ikut kamu juga deh.
Terdengar kembali suara mesin beroperasi.

Cut To.

EXT. Jalan Raya Dekat Stasiun. Sore

Anindia menggulung mie keringnya yang tinggal beberapa suapan lagi, Aswald menyeruput kaleng birnya.
Anindia
Biarlah hari ini aku yang traktir karena kamu sudah baik mengajariku dan mengantarku pulang.

Aswald
Terima kasih.

Anindia
Simpan saja.

Aswald
Kalau begitu, apakah kamu masih menemukan kesulitan? Tidak kan?

Anindia
Aku sudah mulai paham, sedikit.

Aswald
Sedikit ya? Tapi kulihat kau mengerjakannya lancar sekali.

Anindia
Maksudmu? Kau mencurigaiku cari-cari alasan?

Aswald
Bukan, aku hanya--ikut senang.
Aswald kembali meneguk kalengnya yang mulai kosong.

Cut To.

Anindia berhenti karena suara pesan masuk di handphonenya. Anindia menyerahkan kaleng birnya ke Aswald lalu mengambil handphonenya di dalam tas.
Ia lihat layar handphonenya.
Anindia
Ayahku.
Bersuara pelan ke Aswald.

Aswald tak berkutik, Anindia mengangkat telfon dari ayahnya lalu agak menjauh.
Anindia
Ada apa yah? Maaf aku tidak sadar yah, soalnya aku baru selesai bimbingan belajar. Aku sekarang sudah di stasiun-- Tidak tahu yah. Aku sama temanku. Baik ayah. Dadah ayah.
Mengakhiri telfonnya buru-buru, lalu memasukan handphonenya ke saku jaket begitu saja. Menyusul Aswald dan merebut kembali birnya.
Anindia
Kakak ku pergi dan tidak bisa dihubungi lagi.
Anindia menyeruput sedikit lalu melemparnya ke tong, masih tersisa banyak.
Aswald
Kau sembunyikan aku dari ayahmu ya?

Anindia
Kalau ayah tahu aku minum bir sama kamu, dia pasti marah.

Aswald
Bukannya ayahmu tahu hubungan kita?

Anindia
Ibuku yang tahu, ayahku belum.
Mereka menaiki tangga menuju stasiun, Anindia duluan.

CU
Sesosok pria bangun dari sendernya pada tiang besi.

Ia bergegas menguntit mereka dengan terburu-buru, terlihat dia sedang menarik kupluknya menutupi alisnya sambil menaiki tangga.
Anindia (o.s)
Buruan! Sebelum ayahku semakin khawatir.
Cut To.
Diubah oleh redhaonbass 04-06-2020 00:33
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.