Kaskus

Story

dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
Yaudah 3: Kuliah Kerja Nyata?
Selamat datang di thread ketiga yang merupakan lanjutan dari Yaudah Gue Mati Ajadan Yaudah 2: Challenge Accepted.

Sebelumnya, ijinkan gue buat memperkenalkan diri. Bagi pembaca setia kisah gue, pastinya kalian udah enggak asing dengan nama Muhdawi. Tapi bagi pembaca yang baru masuk ke thread ini, pastinya kalian asing dengan nama yang enggak biasa itu. Perkenalkan, nama lengkap gue Muhammad Danang Wijaya. Biasanya orang-orang manggil gue Dawi yang diambil dari singkatan nama gue Muhdawi. Kalian bisa panggil gue Dawi, atau kalo mau ikut-ikutan manggil gue Sawi juga enggak masalah. Gue orangnya idem, apa yang lo mau, kalo gue bisa, pasti gue usahakan. Anyway, langsung aja masuk lebih dalam ke thread ini. Sekali lagi gue ucapkan, selamat datang di thread ini.

Quote:


Quote:


Spoiler for Sinopsis:


Spoiler for Index:
Diubah oleh dasadharma10 16-10-2018 23:34
pulaukapokAvatar border
genji32Avatar border
andybtgAvatar border
andybtg dan 14 lainnya memberi reputasi
11
359.2K
1.3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread1Anggota
Tampilkan semua post
dasadharma10Avatar border
TS
dasadharma10
#1239
PART 80

Gue masuk ke dalam kafe dan berjalan ke arah konter. Di sekeliling gue ada beberapa pelanggan lain yang kebanyakan lagi nikmatin kopinya sama sambil ketawa-ketawa bareng temennya. Normal, enggak ada yang aneh sejauh ini. Pokoknya kalo ada yang aneh, gue tinggal teriak.

“Permisi,” kata gue menekan bell manual di konter
“Y-ya?!” seru seseorang yang tiba-tiba muncul dari bawah konter. “

Gue terdiam, sambil mengatur nafas gue kedip-kedipkan mata perlahan. Hampir aja gue teriak.

“Eh? Kaget toh?” ucapnya membetulkan rambutnya. “Maaf ya mbak kalo bikin kaget, hehe.”
“Ah… iya, gapapa,” kata gue sambil manggut-manggut. “Meja nomor tiga dimana, ya?”
“Meja nomor tiga?” tanyanya balik. “Lo Cassie, ya? M-maksud gue Cassandra, ya?”
“Iya,” angguk gue tanpa curiga bagaimana dia bisa tau nama gue.
“Dawi gila!” celetuk penuh semangat sambil geleng-geleng. “Cantik banget!”

Dawi? Dia kenal abang? Eh, jangan-jangan dia orang yang abang suruh buat nemuin gue? Tunggu, tapi kan abang tadi bilang gue harus nemuin cowok di meja nomor tiga. Kenapa kenalannya jadi mbak-mbak di konter?

“Ah… lo kenal bang Dawi?” tanya gue duduk di bangku konter.
“Kenallah…,” ucapnya menyodorkan buku menu. “Siapa sih yang enggak kenal sama dia.”
“Oh….”
“Dia juga sering ke sini, kok,” jelasnya lagi. “Biasanya sih dia dateng kalo lagi ditinggal Emil.”

Emil? Dia kenal mbak Emil juga? Siapa sih sebenernya mbak-mbak ini?

“Dawi emang jago ya kalo soal pilih adek-adek-an,” ucapnya menopang dagu sambil menatap gue. “Emang enggak ada matinya tuh orang.”
“Maksudnya?” tanya gue mengernyitkan dahi.
“Iya….,” balasnya sambil manggut-manggut. “Dia punya mata yang bagus, kalo soal cewek emang dia pinter banget milihnya.”
“Enggak ngerti,” tanggap gue kembali fokus ke buku menu.
“Gapapa kok,” katanya sambill manggut-manggut kecl. “Emang kadang dia susah dingertiinnya.”

Maksudnya gue tuh enggak ngerti sama apa yang lo omongin, bukan soal abang kali.

“Ah… gue pesen chococino aja, deh,” kata gue menyodorkan buku menu.
“Oh… oke,” balasnya kembali manggut-manggut. “Oh iya, meja nomor tiga yang diujung.”
“Diujung?” tanya gue sedikit bingung.

Lhoh? Jadi bukan mbak-mbak ini yang seharusnya gue temuin?

“Tuh,” tunjuknya menggunakan buku menu. “Yang ada cowok baju merah.”
“Cowok baju merah?” ucap gue menengok. “Emang itu siapa?”
“Temennya Dawi juga kok, lo janjian sama dia, kan?”

Janjian? Kok dia tau? Maksud gue, ya emang sih abang yang janjian, tapi kok mbak-mbak ini bisa tau soal itu?

“Udah sana,” katanya lagi. “Kasihan lhoh udah nunggu hampir dua jam.”
“Ah… iya,” balas gue turun dari bangku. “Ini minumannya?”
“Free!”
“Masa iya gratis?”
“Yah… hitung-hitung buat salam perkenalan.”
“Makasih, ya,” ucap gue sambil senyum. “Gue ke sana dulu.”

Siapa cowok itu? Apa hubungannya sama abang? Kenapa abang nyuruh gue ketemu sama dia? Entahlah. Gue sama sekali enggak punya semua informasi itu saat memasuki kafe. Yang gue tau, gue percaya abang, dan cowok itu adalah orang yang dipercaya abang. Ya, gue rasa itu udah lebih dari cukup buat nemuin dia.

Begitu juga cewek barusan. Siapa cewek itu? Apa hubungannya sama abang? Entahlah. Gue juga enggak sempat bertanya soal namanya. Yang gue tau di bajunya terdapat name tag bertuliskan “Bunga.”
Diubah oleh dasadharma10 15-10-2018 19:57
pulaukapok
JabLai cOY
JabLai cOY dan pulaukapok memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.