- Beranda
- The Lounge
Atlet Judo Indonesia Kena Diskualifikasi Karena Jilbab Di Asian Para Games 2018
...
![arbib](https://s.kaskus.id/user/avatar/2017/05/13/avatar9740245_14.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
arbib
Atlet Judo Indonesia Kena Diskualifikasi Karena Jilbab Di Asian Para Games 2018
Kabar pro kontra datang dari Asian para Games 2018. Keputusan prokontra, muncul dalam salah satu cabor yang dipertandingkan. Kehebohan ini berawal dari dicoretnya peserta asal negeri kita dari cabang olahraga judo di Asian Para Games 2018. Kejadian ini menuai beragam tanggapan pro dan kontra khususnya dari dalam [URL="https://cuma0t8gOegHk"]negeri kita Indonesia.[/URL]
Quote:
Asian Para Games merupakan tontonan yang memberikan motivasi hidup sangat kuat, bagi kita yang normal maupun bagi saudara kita yang difabel untuk berprestasi. Namun setiap cabang olah raga yang ada, khususnya yang sudah dipertandingkan pada event sekelas olimpiade, tentu memiliki aturan tersendiri. Nah aturan inilah yang menjadi persoalan, bila menyangkut perbedaan prinsip hidup. Terutama soal budaya dan tata busana serta norma tertentu lainnya.
Dari berita yang dibaca di [URL="https://S E N S O RXbVZlzotG9"]CNN Indonesia [/URL], dikabarkan bahwa ; Miftahul Jannah merupakan atlet judo wanita berkerudung yang tampil cabang olahraga judo di Asian Para Games 2018. Sayangnya pada aturan IBSA (International Blind Sport Federation) dan International Judo Federation (IJF), tidak memperbolehkan penggunaan jilbab saat bertanding. Larangan tersebut dikarenakan penggunaan jilbab, bisa membahayakan si atlet.
Jadi murni karena faktor keamanan dan keselamatan. Bukan sentimen terhadap agama atau tata busana yang kita anut. Walaupun kabar ini rentan sekali dipelintir menjadi suatu berita dengan memfokuskan pada sentimen sara, yang bisa menimbulkan gejolak dan kebencian. Padahal menurut peraturan internasional olah raga tarung, jenis judo ini, jilbab berpotensi dimanfaatkan lawan tanding untuk mencekik atlet. Jadi alasannya begitu gan. Sekali lagi karena murni alasan keamanan dan keselamatan.
Pada technical meeting pertandingan, Minggu kemarin, larangan tersebut sudah diumumkan. Komite Paralimpiade Indonesia dan ofisial sudah memberikan pengertian kepada sang atlet. Namun sang atlet tetap memegang prinsip hidupnya untuk tak mau melepaskan jilbab. Ini merupakan hal luar biasa, bisa menjadi teladan bagi contoh keteguhan hati mempertahankan sebuah prinsip hidup. Namun, menurut TS, waktu dan tempatnya sepertinya kurang pas.
Dalam thread ini, TS sebut kurang pas waktu dan tempatnya karena :
1. IBSA (International Blind Sport Federation) dan International Judo Federation (IJF), punya alasan yang mengutamakan keselamatan atlet.
2. Atlet punya prinsip hidup dalam soal busana dan cabang olahraga yang di ikuti juga punya aturan. Dikarenakan cabang olahraga ini bukanlah asal negeri kita, dan dalam penyusunan aturannya mungkin tidak ada perwakilan Indonesia disertakan, maka ; pepatah dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung, sepertinya berlaku untuk olah raga ini.
3. Kaum difabel memiliki sesuatu kelebihan luar biasa. Dibalik keterbatasan fisik yang terlihat oleh mata normal kita, mereka memiliki kemampuan yang seringkali diluar dugaan dan sulit untuk diperkirakan. Ketakutan soal keselamatan nyawa, dalam penggunaan jilbab pada pertandingan ini, nampaknya punya alasan kuat.
Ketiga hal ini, mungkin bisa dijadikan referensi bagi atlet berjilbab, yang akan bertanding di perhelatan berbagai cabang olahraga lainnya kedepan.
Ada baiknya, supaya tidak rancu dan tidak bertolak belakang dengan prinsip hidup dalam tata busana serta sisi lainnya, para atlet memilih cabang yang tepat. Yang lebih pas dan tidak bertolak-belakang dengan keinginan hati. Semoga Miftahul Jannah mampu tabah, dan bisa memilih olahraga yang tepat untuk memberikan motivasi kehidupan bagi umat manusia.
Dari berita yang dibaca di [URL="https://S E N S O RXbVZlzotG9"]CNN Indonesia [/URL], dikabarkan bahwa ; Miftahul Jannah merupakan atlet judo wanita berkerudung yang tampil cabang olahraga judo di Asian Para Games 2018. Sayangnya pada aturan IBSA (International Blind Sport Federation) dan International Judo Federation (IJF), tidak memperbolehkan penggunaan jilbab saat bertanding. Larangan tersebut dikarenakan penggunaan jilbab, bisa membahayakan si atlet.
Jadi murni karena faktor keamanan dan keselamatan. Bukan sentimen terhadap agama atau tata busana yang kita anut. Walaupun kabar ini rentan sekali dipelintir menjadi suatu berita dengan memfokuskan pada sentimen sara, yang bisa menimbulkan gejolak dan kebencian. Padahal menurut peraturan internasional olah raga tarung, jenis judo ini, jilbab berpotensi dimanfaatkan lawan tanding untuk mencekik atlet. Jadi alasannya begitu gan. Sekali lagi karena murni alasan keamanan dan keselamatan.
Pada technical meeting pertandingan, Minggu kemarin, larangan tersebut sudah diumumkan. Komite Paralimpiade Indonesia dan ofisial sudah memberikan pengertian kepada sang atlet. Namun sang atlet tetap memegang prinsip hidupnya untuk tak mau melepaskan jilbab. Ini merupakan hal luar biasa, bisa menjadi teladan bagi contoh keteguhan hati mempertahankan sebuah prinsip hidup. Namun, menurut TS, waktu dan tempatnya sepertinya kurang pas.
Dalam thread ini, TS sebut kurang pas waktu dan tempatnya karena :
1. IBSA (International Blind Sport Federation) dan International Judo Federation (IJF), punya alasan yang mengutamakan keselamatan atlet.
2. Atlet punya prinsip hidup dalam soal busana dan cabang olahraga yang di ikuti juga punya aturan. Dikarenakan cabang olahraga ini bukanlah asal negeri kita, dan dalam penyusunan aturannya mungkin tidak ada perwakilan Indonesia disertakan, maka ; pepatah dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung, sepertinya berlaku untuk olah raga ini.
3. Kaum difabel memiliki sesuatu kelebihan luar biasa. Dibalik keterbatasan fisik yang terlihat oleh mata normal kita, mereka memiliki kemampuan yang seringkali diluar dugaan dan sulit untuk diperkirakan. Ketakutan soal keselamatan nyawa, dalam penggunaan jilbab pada pertandingan ini, nampaknya punya alasan kuat.
Ketiga hal ini, mungkin bisa dijadikan referensi bagi atlet berjilbab, yang akan bertanding di perhelatan berbagai cabang olahraga lainnya kedepan.
Ada baiknya, supaya tidak rancu dan tidak bertolak belakang dengan prinsip hidup dalam tata busana serta sisi lainnya, para atlet memilih cabang yang tepat. Yang lebih pas dan tidak bertolak-belakang dengan keinginan hati. Semoga Miftahul Jannah mampu tabah, dan bisa memilih olahraga yang tepat untuk memberikan motivasi kehidupan bagi umat manusia.
Asian Para Games 2018 semoga berlangsung sukses dan meriah. Bisa meriah menyamai [URL="https://cumaCg6wlvUdl"]Asian Games 2018[/URL] yang sudah kita lalui. Dan yang terpenting, bagi TS, Asian Para Games merupakan tontonan pemberi motivasi-motivasi hidup yang sangat kuat. Untuk itu, semoga polemik ini, bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Walaupun official Indonesia telah memprotes aturan tersebut dan tak membuahkan hasil perubahan aturan. Semoga saja kedepan bisa ada langkah negosiasi dan diskusi lanjutan mengenai kemungkinan adanya perubahan aturan tersebut.
Sekali lagi, semua itu mesti diselesaikan dengan kepala dingin. Bukan menebar hujatan yang tak bermanfaat. Walaupun aturan sudah ada dan ditetapkan, namun langkah diskusi dan negosiasi semoga bisa dilakukan, agar kedepannya bisa ada aturan yang mampu merangkul semuanya tanpa pengecualian.
Quote:
Tambahan Link Judul2 Berita Yang Viral :
[URL="https://S E N S O RM4C1sJv1nT"]Pasal yang Bikin Jannah Didiskualifikasi Pakai Jilbab[/URL]
[URL="https://S E N S O RRsGYb3WfN5"]Tolak Buka Jilbab, Atlet Blind Judo Indonesia Didiskualifikasi[/URL]
[URL="https://S E N S O RoWthjTtekp"]Atlet Judo Indonesia Didiskualifikasi karena Hijab, Siapa yang Salah?[/URL]
[URL="https://S E N S O R3LC71XGnOd"]Miftahul Jannah Masih Terpukul Usai Didiskualifikasi karena Jilbab[/URL]
[URL="https://S E N S O R8SEAHclYmQ"]Sedih! Tolak Buka Hijab, Miftahul Jannah Didiskualifikasi[/URL]
[URL="https://S E N S O Ren3mO1W7OY"]Miftahul Jannah didiskualifikasi karena menolak menyanggupi aturan larangan menggunakan jilbab. [/URL]
[URL="https://tetepNjvXoITbw"]Asian Para Games 2018: Tak Mau Lepas Jilbab, Miftahul Jannah Didiskualifikasi dari Asian Para Games 2018[/URL]
[URL="https://S E N S O Rba6h1DoVy9"]Sedih! Tolak Buka Hijab, Miftahul Jannah Didiskualifikasi[/URL]
[URL="https://S E N S O RM4C1sJv1nT"]Pasal yang Bikin Jannah Didiskualifikasi Pakai Jilbab[/URL]
[URL="https://S E N S O RRsGYb3WfN5"]Tolak Buka Jilbab, Atlet Blind Judo Indonesia Didiskualifikasi[/URL]
[URL="https://S E N S O RoWthjTtekp"]Atlet Judo Indonesia Didiskualifikasi karena Hijab, Siapa yang Salah?[/URL]
[URL="https://S E N S O R3LC71XGnOd"]Miftahul Jannah Masih Terpukul Usai Didiskualifikasi karena Jilbab[/URL]
[URL="https://S E N S O R8SEAHclYmQ"]Sedih! Tolak Buka Hijab, Miftahul Jannah Didiskualifikasi[/URL]
[URL="https://S E N S O Ren3mO1W7OY"]Miftahul Jannah didiskualifikasi karena menolak menyanggupi aturan larangan menggunakan jilbab. [/URL]
[URL="https://tetepNjvXoITbw"]Asian Para Games 2018: Tak Mau Lepas Jilbab, Miftahul Jannah Didiskualifikasi dari Asian Para Games 2018[/URL]
[URL="https://S E N S O Rba6h1DoVy9"]Sedih! Tolak Buka Hijab, Miftahul Jannah Didiskualifikasi[/URL]
:terimakasih
[URL="https://S E N S O R0bmUWVTu3B"]Sampai jumpa.[/URL]
6
39.7K
Kutip
187
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![The Lounge](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-21.png)
The Lounge![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
923.4KThread•84.6KAnggota
Tampilkan semua post
![Atlantis_Dell](https://s.kaskus.id/user/avatar/2005/11/15/avatar119072_2.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Atlantis_Dell
#162
Berjilbab Itu Untuk Membatasi Diri Bukan Memaksakan Diri
Quote:
Berjilbab Memang Membatasi Diri
Ada berita tentang atlet judo yang batal bertanding di Asian Para Games karena enggan melepas jilbab. Ia kena diskualifikasi. Mungkin ada yang berpikir, panita penyelenggaranya anti Islam. Orang yang hendak menjalankan syariat Islam, kok mengalami diskriminasi.
Sik sik, sebentar dulu. Coba pikirkan lagi. Olah raga judo itu memang harus tarik-tarikan baju. Juga ada bantingan. Kalau saat terbanting jilbab menjerat leher, leher bisa patah dan yang punya leher bisa mati. Karena itu memakai jilbab dalam pertandingan tidak diperbolehkan.
Tapi tak usahlah jauh-jauh ke situ berpikirnya. Kalau sedang bertanding itu jilbabnya ditarik, lalu lepas, kan jadi tidak patut. Artinya, perempuan berjilbab memang tidak selayaknya tampil dalam pertandingan olah raga seperti itu.
Kalau begitu, jadinya terbatas dong? Sadarilah bahwa ajaran Islam memang memberi batasan-batasan kepada perempuan. Batasnya jauh lebih ketat daripada laki-laki. Pahami itu dulu sebagai orang Islam.
Batas auratnya saja sudah berbeda. Aurat laki-laki hanya sebatas antara pusar dan lutut. Aurat perempuan seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Berbeda sangat jauh, bukan?
Tidak hanya itu. Perempuan tidak hanya dituntut untuk menutupi tubuhnya dengan kain, tapi juga disuruh menyembunyikan lekuk-lekuknya. Jadi maaf, tidak cukup bagi perempuan memakai baju lengan panjang, tapi payudaranya menonjol. Atau lekukan pantat dan pinggulnya terlihat. Tak cukup pula memakai baju lengan panjang, tapi lengannya tersingkap.
Masalahnya, kini banyak orang berjilbab tapi salah kaprah. Mereka mengira berjilbab itu sama dengan memakai kerudung. Kalau sudah berkerudung artinya sudah berjilbab. Salah! Jilbab itu bukan kerudung. Jilbab itu satu set pakaian yang memenuhi syarat tadi. Yaitu, menutupi seluruh tubuh perempuan, dan menyembunyikan lekukannya.
Jadi, yang berjilbab seperti itu bagaimana? Itu namanya tidak memenuhi syarat. Statusnya bagaimana? Tanya saja sama ulama, apa nilai ibadah ketika syaratnya tidak dipenuhi. Ibaratnya, salat tanpa wudu, sah nggak? Seperti itulah jilbab yang tidak memenuhi syarat.
Dengan berjilbab artinya seorang perempuan siap mematuhi syarat dan ketentuannya. Sadarilah bahwa berjilbab sesuai syariat memang membuatmu terbatas. Terbatas karena syariat membatasinya. Kau tak bisa lagi ikut olah raga senam, misalnya, karena memang tak mungkin. Itu hanya dimungkinkan di ruang tertutup yang tidak dilihat laki-laki.
Kau juga tak boleh berenang, kecuali bagimu disediakan kolam renang khusus perempuan. Tapi kan ada pakaian renang syariah? Itu omong kosong. Pakaian renang itu ketat, tidak memenuhi ketentuan syariat. Tapi kan bisa tetap berenang dengan jilbab besar yang menutupi tubuh. Coba tanya, apa pantas perempuan pakai baju basah, ditonton laki-laki?
Tim sepak bola perempuan Iran pernah tampil dengan seragam berjilbab. Jilbabnya tidak memenuhi ketentuan syariat. Saat bertanding, bajunya ditarik lawan, sampai pusarnya terlihat. Itu bukan sesuatu yang dibenarkan Islam.
Banyak orang berjilbab tanpa terlebih dahulu memahami syarat dan ketentuannya. Makanya jadi aneh. Mereka tidak paham syariat yang mereka anut, tapi justru menyalahkan pihak lain ketika mereka dibatasi. Sadarilah terlebih dahulu bahwa berjilbab itu memang seharusnya diniatkan untuk membatasi diri.
Saya heran juga, kalau misalnya ada perempuan berjilbab yang dilarang berenang di kolam oleh pengelolanya, lantas pengelola kolam yang disalahkan. Kenapa umat Islam tidak membuat kolam renang khusus perempuan? Bukankah banyak muslim yang kaya raya sampai sanggup punya banyak istri? Kenapa bikin kolam saja tidak sanggup?
By wak haji abdurahman.
Ada berita tentang atlet judo yang batal bertanding di Asian Para Games karena enggan melepas jilbab. Ia kena diskualifikasi. Mungkin ada yang berpikir, panita penyelenggaranya anti Islam. Orang yang hendak menjalankan syariat Islam, kok mengalami diskriminasi.
Sik sik, sebentar dulu. Coba pikirkan lagi. Olah raga judo itu memang harus tarik-tarikan baju. Juga ada bantingan. Kalau saat terbanting jilbab menjerat leher, leher bisa patah dan yang punya leher bisa mati. Karena itu memakai jilbab dalam pertandingan tidak diperbolehkan.
Tapi tak usahlah jauh-jauh ke situ berpikirnya. Kalau sedang bertanding itu jilbabnya ditarik, lalu lepas, kan jadi tidak patut. Artinya, perempuan berjilbab memang tidak selayaknya tampil dalam pertandingan olah raga seperti itu.
Kalau begitu, jadinya terbatas dong? Sadarilah bahwa ajaran Islam memang memberi batasan-batasan kepada perempuan. Batasnya jauh lebih ketat daripada laki-laki. Pahami itu dulu sebagai orang Islam.
Batas auratnya saja sudah berbeda. Aurat laki-laki hanya sebatas antara pusar dan lutut. Aurat perempuan seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Berbeda sangat jauh, bukan?
Tidak hanya itu. Perempuan tidak hanya dituntut untuk menutupi tubuhnya dengan kain, tapi juga disuruh menyembunyikan lekuk-lekuknya. Jadi maaf, tidak cukup bagi perempuan memakai baju lengan panjang, tapi payudaranya menonjol. Atau lekukan pantat dan pinggulnya terlihat. Tak cukup pula memakai baju lengan panjang, tapi lengannya tersingkap.
Masalahnya, kini banyak orang berjilbab tapi salah kaprah. Mereka mengira berjilbab itu sama dengan memakai kerudung. Kalau sudah berkerudung artinya sudah berjilbab. Salah! Jilbab itu bukan kerudung. Jilbab itu satu set pakaian yang memenuhi syarat tadi. Yaitu, menutupi seluruh tubuh perempuan, dan menyembunyikan lekukannya.
Jadi, yang berjilbab seperti itu bagaimana? Itu namanya tidak memenuhi syarat. Statusnya bagaimana? Tanya saja sama ulama, apa nilai ibadah ketika syaratnya tidak dipenuhi. Ibaratnya, salat tanpa wudu, sah nggak? Seperti itulah jilbab yang tidak memenuhi syarat.
Dengan berjilbab artinya seorang perempuan siap mematuhi syarat dan ketentuannya. Sadarilah bahwa berjilbab sesuai syariat memang membuatmu terbatas. Terbatas karena syariat membatasinya. Kau tak bisa lagi ikut olah raga senam, misalnya, karena memang tak mungkin. Itu hanya dimungkinkan di ruang tertutup yang tidak dilihat laki-laki.
Kau juga tak boleh berenang, kecuali bagimu disediakan kolam renang khusus perempuan. Tapi kan ada pakaian renang syariah? Itu omong kosong. Pakaian renang itu ketat, tidak memenuhi ketentuan syariat. Tapi kan bisa tetap berenang dengan jilbab besar yang menutupi tubuh. Coba tanya, apa pantas perempuan pakai baju basah, ditonton laki-laki?
Tim sepak bola perempuan Iran pernah tampil dengan seragam berjilbab. Jilbabnya tidak memenuhi ketentuan syariat. Saat bertanding, bajunya ditarik lawan, sampai pusarnya terlihat. Itu bukan sesuatu yang dibenarkan Islam.
Banyak orang berjilbab tanpa terlebih dahulu memahami syarat dan ketentuannya. Makanya jadi aneh. Mereka tidak paham syariat yang mereka anut, tapi justru menyalahkan pihak lain ketika mereka dibatasi. Sadarilah terlebih dahulu bahwa berjilbab itu memang seharusnya diniatkan untuk membatasi diri.
Saya heran juga, kalau misalnya ada perempuan berjilbab yang dilarang berenang di kolam oleh pengelolanya, lantas pengelola kolam yang disalahkan. Kenapa umat Islam tidak membuat kolam renang khusus perempuan? Bukankah banyak muslim yang kaya raya sampai sanggup punya banyak istri? Kenapa bikin kolam saja tidak sanggup?
By wak haji abdurahman.
![Cendol Gan emoticon-Cendol Gan](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fdbkw13qm6ym.gif)
1
Kutip
Balas
Tutup