bangzaldiAvatar border
TS
bangzaldi
Soal Alfatekah, Ini Jawaban Kiai…



MATA INDONESIA, JAKARTA-Kata Alfatekah yang diucapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka MTQ Nasional XXVII di Medan, Sumatera Utara Senin 8 Oktober 2018, jadi perbincangan hangat. Penyebutan surat Alfatihah justru diucapkan menjadi Alfatekah, sontak saja ucapan tersebut viral dan menjadi perdebatan di media sosial.


Adanya perdebatan itu, Pimpinan Ponpes Darul Falah Jambudipa Cianjur, KH Choirul Anam angkat bicara. Menurutnya, itu hanya sekedar penyebutan surat Al fatihah dalam bahasa Jawa saja. Bahkan, kata dia sebagian orang sunda ada yang menyebut surat Patekah.


“Tidak ada masalah kok, karena dalam penyebutannya tersebut tidak merubah bacaan ayat-ayat di dalam surat Alfatihah,” ujar pria yang juga menjabat Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cianjur ini.

Menurutnya, tiap orang memiliki bahasa atau logat yang berbeda-beda, sebagai contoh orang Arab dalam penyebutan kata Taqwa itu Tagwa. Dimana huruf Qoof dibaca Ghiin.


“Intinya tidak merubah makna yang paling penting tidak perlu mempermasalahkan hal-hal yang kecil. Lebih baik mengembangkan sikap toleran dan mengedepankan semangat Persatuan dan kesatuan,” katanya.

Pakar Linguistik Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta Fariz Alniezar mengatakan, dalam kajian kebahasaan (linguistik) fenomena seperti itu biasa terjadi.


“Tidak ada persoalan serius. Pada prinsipnya apa yang terjadi (Al-Fatekah Jokowi) bukan merupakan kesalahan yang patut dipermasalahkan,” katanya.

Lulusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengatakan bahwa bahasa seseorang dari sisi verbal atau pengucapan didasari oleh latar belakang sosial dan budaya sehingga membentuk karakter bahasa orang tersebut.

“Latar sosial dan budaya memiliki efek penting dalam membentuk karakter bahasa seseorang. Tak terkecuali dalam mengeja istilah asing. Ini hal lumrah dan biasa,” ujarnya.


Menurut Pimpinan Komunitas Literasi Omah Aksoro ini, menyalahkan apalagi mencaci perkara demikian merupakan tindakan seseorang atau kelompok yang gemar memproduksi keributan dan masalah.

“Memperdebatkan apalagi menyalahkan dan mencaci hal yang demikian itu adalah tindakan yang lewah,” katanya. 

(Tiar Munardo)


sumber: 


0
766
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Tampilkan semua post
kangnasgor123Avatar border
kangnasgor123
#1
Mereka saja yang terlalu membesar kan dan menebar kebencian oh indah nya negeri ku emoticon-Ngakak
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.