- Beranda
- Stories from the Heart
Gunung Hutan Dan Puisi
...
TS
arga.mahendraa
Gunung Hutan Dan Puisi
Pada pekat kabut yang menjalar di hamparan tanahtanah tinggi
Kulantunkan katakata sebagai penggalan doa
Untukmu yang kini telah sempurna hadir..
Pada peluh yang telah mengalir
Ketika kita ayunkan langkahlangkah
Menuju tempattempat teduh
Untuk menyemayamkan rasamu dan rasaku
Kini telah menyatu sudah
dan beku udara ini akan semakin kuat mengikatnya
Kita memang sering berbeda dalam banyak Hal
Namun Gunung, Hutan Dan Puisi selalu mampu menyatukannya..
***
Kulantunkan katakata sebagai penggalan doa
Untukmu yang kini telah sempurna hadir..
Pada peluh yang telah mengalir
Ketika kita ayunkan langkahlangkah
Menuju tempattempat teduh
Untuk menyemayamkan rasamu dan rasaku
Kini telah menyatu sudah
dan beku udara ini akan semakin kuat mengikatnya
Kita memang sering berbeda dalam banyak Hal
Namun Gunung, Hutan Dan Puisi selalu mampu menyatukannya..
***

Sebelumnya ijinkan saya untuk ikut berbagi cerita di forum ini. Forum yang sudah lumayan lama saya ikuti sebagai SR.. Salam kenal, saya Arga..
Cerita saya mungkin tidak terlalu menarik dan membahana seperti cerita-cerita fenomenal di SFTH ini. Hanya cerita biasa dari bagian kisah hidup saya. Semoga masih bisa dibaca dan dinikmati.
Seperti biasa, seluruh nama tokoh, dan tempat kejadian disamarkan demi kebaikan semuanya. Boleh kepo, tapi seperlunya saja ya.. seperti juga akan seperlunya pula saya menanggapinya..
Update cerita tidak akan saya jadwalkan karena saya juga punya banyak kesibukan. Tapi akan selalu saya usakan update sesering mungkin sampai cerita inI tamat, jadi jangan ditagih-tagih updetannya yaa..
Baiklah, tidak perlu terlalu berpanjang lebar, kita mulai saja...
****
Medio 2005...
Hari itu sore hari di sela kegiatan pendidikan untuk para calon anggota baru organisasi pencinta alam dan penempuh rimba gunung yang aku rintis tujuh tahun yang lalu sekaligus sekarang aku bina. Aku sedang santai sambil merokok ketika salah satu partnerku mendatangiku.
"Ga, tuh ada salah satu peserta cewek yg ikut pendidikan cuma karena Ada pacarnya yang ikut, kayaknya dia ga beneran mau ikut organisasi deh, tapi cuma ngikut pacarnya"
"Masak sih? Yang mana? Kok aku ga perhatiin ya" jawabku
"Kamu terlalu serius mikirin gimana nanti teknis di lapangan sih Ga, malah jadi ga merhatiin pesertamu sendiri" lanjutnya
"Coba deh nanti kamu panggil aja trus tanyain bener apa ga, namanya Ganis.. aku ke bagian logistik dulu" Kata temanku sambil meninggalkanku
"OK, nanti coba aku tanya" jawabku
"Pulangin aja kalo emang bener Ga.. ga bener itu ikut organisasi cuma buat pacaran" sahutnya lagi dari kejauhan sambil teriak
Dan aku pun cuma menjawab dengan acungan jempol saja
***
Pada malam harinya aku mengumpulkan seluruh peserta pendidikan di lapangan. Malam itu ada sesi pengecekan logistik peserta sekaligus persiapan untuk perjalanan ke gunung besok pagi untuk pendidikan lapangan.
Kurang lebih 2 jam selesai juga pengecekan logistik seluruh peserta pendidikan. Dan aku pun memulai aksiku.
"Yang merasa bernama Ganis keluar dari barisan dan maju menghadap saya sekarang..!!!" Teriakku di depan mereka
Tak lama keluarlah seorang cewek dari barisan dan menghadapku. Aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya, entah cantik atau biasa saja aku tak terlalu peduli karena aku sudah sedikit emosi sejak sore tadi temanku mengatakan kalau dia ikut kegiatan ini cuma karena pacarnya ikut.
"Benar kamu yang bernama Ganis?"
"Ya benar, Kak"
"Kamu ngapain ikut kegiatan ini!?"
"Karena saya ingin jadi anggota Kak"
"Dasar pembohong..!!!" Bentakku seketika
Dan dia pun langsung menunduk
"Hey, siapa suruh nunduk?? Kalau ada yang ngomong dilihat!! Kamu tidak menghargai seniormu!!"
"Siap, maaf Kak" jawabnya sambil langsung melihatku
"Saya dengar kamu ikut kegiatan ini karena pacar kamu ikut juga!! Benar begitu? Jawab!!"
"Siap, tidak Kak, saya ikut karena saya sendiri ingin ikut, tidak ada hubungannya dengan pacar!" Jawabnya tegas
"Tapi pacar kamu juga ikut kan!?"
"Siap benar"
"Siapa namanya!?"
"Alan Kak"
"Yang merasa bernama Alan, maju ke depan" teriakku di depan peserta lainnya
Kemudian datanglah cowok bernama Alan itu di depanku
"Benar kamu yang bernama Alan?" Tanyaku pada cowok itu
"Siap, benar Kak" jawabnya
"Benar kamu pacarnya Ganis?"
"Siap benar Kak"
"Kamu ikut kegiatan ini cuma buat ajang pacaran!!?? Kamu cuma mau cari tempat buat pacaran??"
"Tidak Kak"
"Kalian berdua masih mau jadi anggota organisasi ga!!?"
"Siap, masih mau Kak" jawab mereka berdua
"Baik, saya berikan pilihan, kalian berdua saat ini juga putus dan lanjut ikut pendidikan, atau tetap pacaran tapi sekarang juga pulang tidak usah lanjut ikut pendidikan dan jadi anggota organisasi.. silahkan tentukan pilihan sekarang!!"
***
Spoiler for INDEX:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 10 suara
Siapakah yang bakal jadi istri TS?
Rika
30%
Winda
20%
Dita
0%
Ganis
40%
Tokoh Yang Belum Muncul
10%
Diubah oleh arga.mahendraa 20-10-2018 13:37
kimpoijahat dan anasabila memberi reputasi
3
31.4K
264
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
arga.mahendraa
#251
53. Pendakian Semeru #3
Malam hari di Ranu Pane tidak ada aktifitas apapun yang kami lakukan kecuali tidur. Oleh karenanya kami bisa bangun subuh dengan kondisi badan segar. Rasa lelah akibat perjalanan dari rumah sampai di sini sudah hilang. Usai beribadah subuh yang cukup penuh perjuangan karena air untuk wudhu dinginnya luar biasa, kami pun bersiap sarapan. Kami tidak memasak untuk sarapan kali ini tapi memesan makanan di warung yang ada di Ranu Pane ini. Kami memang sengaja tidak memasak karena untuk efisiensi bahan makanan yang kami bawa. Kami prioritaskan untuk makan nanti saat di gunung, karena kalau sudah berada di gunung nanti sudah tidak ada warung. Usai sarapan kami langsung bersiap untuk melakukan perjalanan pemdakian. Hal pertama yang kami lakukan adalah membereskan perlengkapan yang kami pakai tadi malam sekaligus melakukan pengecekan ulang perlengkapan dan logistik yang kami bawa. Setelah semuanya beres dan dipastikan lengkap, kami melakukan pemanasan kecil dulu supaya otot-otot kami tidak kaku dan terhindar dari cidera. Setelah selesai pemanasan, kami berdoa bersama untuk meminta perlindungan dari Tuhan YME dan meminta diberikan kelancaran, keselamatan serta kesuksesan untuk pendakian kami nanti.
"Teman-teman, sebelum kita mulai mendaki Gunung Semeru ini, marilah kita berdoa supaya kita semua diberikan perlindungan, kelancaran, keselamatan serta kesuksesan dari Tuhan YME sepanjang pendakian kita nanti sampai turun dan sampai kita pulang kembali ke rumah. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing dipersilahkan" ucapku memimpin doa.
"Berdoa selesai" ucapku beberapa saat kemudian mengakhiri doa bersama.
"Perlu kalian ingat, diantara kita berlima hanya gw yang udah pernah mendaki kesini. Jadi hanya gw yang sedikit banyak tau gambaran medan pendakian, kesulitan dan tantangannya. Oleh karena itu, gw mohon kalian semua nanti tetap ikuti instruksi dari gw. Jangan ambil keputusan sendiri, apalagi keputusan untuk kepentingan pribadi. Kalau nanti gw bilang stop atau bahkan gw hentikan pendakian sebelum sampai puncak karena sesuatu hal, gw harap kalian ikuti keputusan gw. Karena itu semua demi keselamatan kita semua. Prinsip kita satu, kita berangkat bareng, pulang juga harus bareng dan semuanya hidup. Ngerti kan maksud omongan gw?" Ucapku memimpin koordinasi singkat sebelum berangkat mendaki.
"Siap" ucap mereka berempat bersama-sama.
"Oke nanti yang jalan paling depan Supri. Rina yang berikutnya, kemudian Ganis, dibelakang Ganis Leo, dan gw nanti yang paling belakang. Supri nanti rolling dengan Leo. Kita jalan beriringan, jangan bikin jarak. Yang paling depan nanti atur ritme kecepatan jalan, gw yang kontrol di belakang" ucapku.
"Kalau ada yang capek langsung bilang, kita break bersama-sama. Salah satu berhenti, semuanya ikut berhenti. Target kita nanti siang jam 12 an harus sudah sampai Ranu Kumbolo. Kita makan siang di sana. Setelah makan siang kita lanjut jalan sampai Kalimati. Malam ini kita camp di Kalimati" sambungku dan mereka berempat menyimak dengan seksama.
"Untuk hal lainnya seperti teknis pendakian kita biasanya. Manajemen air nanti dari sini sampai Ranu Kumbolo kita boleh minum sepuasnya, tapi harus tetap kontrol. Nanti kita isi air lagi di Ranu Kumbolo. Sampai disini ada yang mau ditanyain gak?" Ucapku lagi.
"Oke kalau gak ada yang ditanyain, kita langsung berangkat aja. Sebelumnya kita tos dulu buat penyemangat" ucapku.
Usai tos dan meneriakkan yel organisasi kami, kami pun memulai perjalanan pendakian ini. Awal pendakian setelah meninggalkan base camp Ranu Pane, kami harus masuk ke gerbang pendakian semeru. Setelah itu kami harus melalui jalur lahan pertanian penduduk kemudian baru masuk wilayah hutan. Jalur pendakian Semeru memang tidak terlalu curam tanjakannya, tapi jaraknya cukup panjang, kurang lebih 17 km dari basecamp Ranu Pane sampai ke Puncak Mahameru. Untung saja hutan di Semeru masih cukup terjaga dengan baik, sehingga panjangnya jalur pendakian tidak terasa membosankan karena kami selalu disuguhi pemandangan yang sangat indah. Awal pendakian kami berjalan lancar. Kami tidak banyak berhenti karena memang tanjakannya yang tidak terlalu curam dan stamina kami yang masih cukup terjaga. Hingga sampai di pos pertama kami baru mrngambil waktu untuk istirahat. Nampaknya ada juga beberapa pendaki yang beristirahat di pos ini. Kami sempatkan berkenalan dan beramah tamah dengan mereka. Ada juga beberapa pendaki dari luar negeri yang ikut istirahat di pos ini. Kami sempat mengobrol sebentar dan berfoto bersama dengan mereka.
"Udah cukup kayaknya istirahatnya ini, Ga. Lanjut jalan lagi yuk" ucap Supri.
"Ganis, Rina... Gimana kalian? Udah cukup istirahatnya?" Ucapku.
"Udah mas" ucap Rina.
"Aku juga udah cukup, Om. Yuk lanjut" ucap Ganis.
"Ya udah yuk jalan. Leo rolling Supri deh" ucapku.
"Siap" ucap Leo diikuti gerakannya menaikkan ransel carrier 80lt ke punggungnya.
Perjalanan pendakian pun kami lanjutkan kembali. Sepanjang perjalanan dari pos pertama kami lalui dengan santai sembari mengobrol dan bercanda supaya tidak terlalu terasa capek. Sesekali kami break beberapa menit untuk sekedar mengatur nafas dan minum. Waktu menunjukkan hampir tengah hari ketika dari kejauhan kami mulai melihat hamparan padang rumput yang cukup luas. Beberapa saat kemudian terlihat sebuah danau yang luas dengan hiasan warna warni tenda pendaki di salah satu sisinya. Ya, kami sudah mulai memasuki wilayah Ranu Kumbolo. Salah satu danau tertinggu di Pulau Jawa. Danau indah yang terkadang masih terlihat kumpulan burung belibis bermain-main di atasnya. Sebelum menuju ke danau, kami sempatkan berfoto dulu di salah satu spot yang cukup bagus untuk merekam luasnya danau ini sebagai latar belakang foto kami.
"Wuiih keren banget fotonya, om" ucap Ganis setelah melihat hasil foto kami.
"Nanti foto lagi di sebelah sana. Kamu duduk menghadap danau, nanti aku foto dari belakang. Pasti keren" usapku sembari menunjuk spot yang lain.
"Yuk kesana. Rin ayok" ucap Ganis sembari mengajak Rina.
"Yuk.. nanti fotoin aku juga ya mas" ucap Rina.
"Beres.. nanti gantian fotonya" ucapku.
Kami pun beranjak menuju ke spot yang aku tunjukkan tadi. Kami semua bergantian berfoto di spot itu seperti sesuai dengan arahanku. Dan hasilnya memang sangat bagus. Setelah puas berfoto kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke pos yang berada di salah satu sisi Ranu Kumbolo. Rencana kami nanti akan masak dan makan siang di sana. Sebelum sampai di pos, kami bertemu dengan rombongan Moris yang sedang bersiap untuk melanjutkan perjalanan.
"Wooi bang Moris" sapaku.
"Woooiii halooo.. kalian baru nyampe nih?" Balasnya
"Iya bang, tadi berangkat pagi soalnya. Udah mau lanjut nih bang?" Ucapku.
"Kita mau melipir ke pos sono.. mau masak sekalian makan siang" ucapnya.
"Kebetulan kita juga mau kesana bang. Mau masak juga. Barengan yuk" ucapku.
"Siip.. tungguin gw bentar. Nih dah mau beres" ucapnya.
"Siap" balasku.
Setelah menunggu beberapa saat, kami pun berjalan beriringan menuju ke pos yang kami maksud tadi. Setelah sampai, kami segera menyiapkan untuk masak. Timku dan tim Moris berkolaborasi memasak bersama untuk makan siang kami semua. Dari timku Ganis dan Rina yang bertugas memasak, sedangkan dari tim Moris ada Nisa, Risa dan Andi. Sedangkan yang lainnya bersantai saja sembari menikmati kopi dan teh panas yang sudah dibuat lebih dulu. Menu makan siang kali ini adalah nasi, sayur sop, ikan asin, sambal terasi, tempe goreng dan bakwan. Sungguh menu yang sangat menggugah selera ketika berada di gunung.
"Woooiii ayooo makaaaaan" teriak Ganis memanggil kami semua sembari memukul-mukul nesting sehingga menimbulkan bunyi 'teng teng teng' mirip tanda jam makan para napi di penjara. Alhasil ulah Ganis itu menarik perhatian pendaki-pendaki lain yang berada di sini dan memancing tawa mereka semua.
Kami pun segera berkumpul untuk makan siang bersama. Seperti biasa, cara makan kami para pendaki selalu khas dengan menggelar plastik lebar sebagai alas, kemudian semua makanan kami taruh di atasnya dan kami makan bersama. Tidak ada yang memakai sendok, semua makan menggunakan tangan. Terkadang kami memperebutkan sepotong tempe goreng yang sebenarnya yang lainnya juga masih ada. Sebuah kenikmatan yang sungguh hakiki.
Usai makan, kami bersantai dulu menikmati pemandangan Ranu Kumbolo yang tak pernah pudar keindahannya. Kami berkumpul saling mengakrabkan diri satu sama lain supaya bisa lebih mengenal karena setelah ini kami akan terus bergabung menjadi satu tim sampai turun ke base camp lagi nantinya. Sesekali kami juga berfoto bersama di pinggir danau. Setelah puas menikmati Ranu Kumbolo, kami pun bersiap melanjutkan perjalanan. Target kami hari ini adalah Kalimati, dan malam nanti kami akan menginap di sana.
Setelah memastikan semuanya beres, termasuk sampah-sampah yang kami hasilkan juga kami masukkan ke dalam tas, kami pun melanjutkan perjalanan. Selepas dari Ranu Kumbolo, kami harus melewati tanjakan cinta. Sebuah tanjakan yang tidak terlalu panjang tetapi cukup curam. Tanjakan ini juga mitos tersendiri yang terkadang cukup sulit diterima akal sehat, yaitu siapapun yang melalui tanjakan ini dilarang menengok ke belakang. Kalau kita sampai melanggarnya maka kita akan susah jodoh. Percaya tidak percaya, tapi alangkah baiknya kami ikuti saja mitos itu daripada terjadi hal yang tidak kita inginkan dalam kehidupan kita, apalagi sampai sulit jodoh. Tapi kalau dipikir-pikir, memang kalau kita sedang berjalan mendaki tanjakan yang cukup curam dan menoleh ke belakang bisa membuat kita kehilangan keseimbangan dan resikonya terjatuh juga cidera. Terlepas ada atau tidak adanya mitos, memang sebaiknya kita tidak menoleh ke belakang ketika mendaki tanjakan yang curam.
Setelah melewati tanjakan cinta, kami masuk ke wilayah oro-oro ombo. Sayangnya kami datang di bulan september, kalau kami datang di bulan mei-juli, kami bisa menikmati hamparan bunga verbena atau verbena brasiliansis lengkapnya. Bunga ini mirip dengan bunga lavender, baik warna maupun bentuknya. Terkadang banyak orang yang mengira bunga ini lavender padahal bukan. Dan ketika bunga ini sedang muncul, oro-oro ombo jadi terlihat sangat indah seperti hamparan kebun lavender, dan tentunya sangat bagus untuk berfoto di sini. Kalau anak sekarang bilang 'instagramable'.
Setelah melewati oro-oro ombo, kami masuk ke wilayah comoro kandang. Wilayah ini merupakan hutan yang tumbuhan mayoritasnya adalah cemara. Wilayah cemoro kandang juga cukup luas dengan jalur yang cukup landai. Hanya ada beberapa tanjakan ringan di sini. Membuat kami bisa enjoy menikmati perjalanan. Setelah melewati cemoro kandang, kami masuk ke wilayah jambangan. Di wilayah ini mayoritas vegetasinya adalah cantigi dan edelweis. Dari jambangan, puncak mahameru sudah terlihat jelas dengan pasir yang menyelimutinya. Tak lupa kami berfoto bersama dengan latar belakang puncak mahameru. Setelah melewati jambangan, baru kami masuk ke wilayah Kalimati. Sesampainya di Kalimati, kami mencari spot yang strategis dan aman untuk mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri, kami pun menata seluruh barang yang kami bawa. Total ada 4 tenda berdiri, satu dari timku dan tiga dari tim moris. Tenda kami atur memutar dengan ruang kosong di tengah untuk tempat memasak dan berkumpul. Dan mumpung hari masih terang, kami membagi tugas untuk mengambil air di mata air Sumber Manik yang letaknya tak jauh dari tempat kami mendirikan tenda. Semua botol dan jerigen kami isi penuh karena setelah dari Kalimati sampai ke puncak Mahameru nanti sudah tidak ada lagi mata air.
*Bersambung
"Teman-teman, sebelum kita mulai mendaki Gunung Semeru ini, marilah kita berdoa supaya kita semua diberikan perlindungan, kelancaran, keselamatan serta kesuksesan dari Tuhan YME sepanjang pendakian kita nanti sampai turun dan sampai kita pulang kembali ke rumah. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing dipersilahkan" ucapku memimpin doa.
"Berdoa selesai" ucapku beberapa saat kemudian mengakhiri doa bersama.
"Perlu kalian ingat, diantara kita berlima hanya gw yang udah pernah mendaki kesini. Jadi hanya gw yang sedikit banyak tau gambaran medan pendakian, kesulitan dan tantangannya. Oleh karena itu, gw mohon kalian semua nanti tetap ikuti instruksi dari gw. Jangan ambil keputusan sendiri, apalagi keputusan untuk kepentingan pribadi. Kalau nanti gw bilang stop atau bahkan gw hentikan pendakian sebelum sampai puncak karena sesuatu hal, gw harap kalian ikuti keputusan gw. Karena itu semua demi keselamatan kita semua. Prinsip kita satu, kita berangkat bareng, pulang juga harus bareng dan semuanya hidup. Ngerti kan maksud omongan gw?" Ucapku memimpin koordinasi singkat sebelum berangkat mendaki.
"Siap" ucap mereka berempat bersama-sama.
"Oke nanti yang jalan paling depan Supri. Rina yang berikutnya, kemudian Ganis, dibelakang Ganis Leo, dan gw nanti yang paling belakang. Supri nanti rolling dengan Leo. Kita jalan beriringan, jangan bikin jarak. Yang paling depan nanti atur ritme kecepatan jalan, gw yang kontrol di belakang" ucapku.
"Kalau ada yang capek langsung bilang, kita break bersama-sama. Salah satu berhenti, semuanya ikut berhenti. Target kita nanti siang jam 12 an harus sudah sampai Ranu Kumbolo. Kita makan siang di sana. Setelah makan siang kita lanjut jalan sampai Kalimati. Malam ini kita camp di Kalimati" sambungku dan mereka berempat menyimak dengan seksama.
"Untuk hal lainnya seperti teknis pendakian kita biasanya. Manajemen air nanti dari sini sampai Ranu Kumbolo kita boleh minum sepuasnya, tapi harus tetap kontrol. Nanti kita isi air lagi di Ranu Kumbolo. Sampai disini ada yang mau ditanyain gak?" Ucapku lagi.
"Oke kalau gak ada yang ditanyain, kita langsung berangkat aja. Sebelumnya kita tos dulu buat penyemangat" ucapku.
Usai tos dan meneriakkan yel organisasi kami, kami pun memulai perjalanan pendakian ini. Awal pendakian setelah meninggalkan base camp Ranu Pane, kami harus masuk ke gerbang pendakian semeru. Setelah itu kami harus melalui jalur lahan pertanian penduduk kemudian baru masuk wilayah hutan. Jalur pendakian Semeru memang tidak terlalu curam tanjakannya, tapi jaraknya cukup panjang, kurang lebih 17 km dari basecamp Ranu Pane sampai ke Puncak Mahameru. Untung saja hutan di Semeru masih cukup terjaga dengan baik, sehingga panjangnya jalur pendakian tidak terasa membosankan karena kami selalu disuguhi pemandangan yang sangat indah. Awal pendakian kami berjalan lancar. Kami tidak banyak berhenti karena memang tanjakannya yang tidak terlalu curam dan stamina kami yang masih cukup terjaga. Hingga sampai di pos pertama kami baru mrngambil waktu untuk istirahat. Nampaknya ada juga beberapa pendaki yang beristirahat di pos ini. Kami sempatkan berkenalan dan beramah tamah dengan mereka. Ada juga beberapa pendaki dari luar negeri yang ikut istirahat di pos ini. Kami sempat mengobrol sebentar dan berfoto bersama dengan mereka.
"Udah cukup kayaknya istirahatnya ini, Ga. Lanjut jalan lagi yuk" ucap Supri.
"Ganis, Rina... Gimana kalian? Udah cukup istirahatnya?" Ucapku.
"Udah mas" ucap Rina.
"Aku juga udah cukup, Om. Yuk lanjut" ucap Ganis.
"Ya udah yuk jalan. Leo rolling Supri deh" ucapku.
"Siap" ucap Leo diikuti gerakannya menaikkan ransel carrier 80lt ke punggungnya.
Perjalanan pendakian pun kami lanjutkan kembali. Sepanjang perjalanan dari pos pertama kami lalui dengan santai sembari mengobrol dan bercanda supaya tidak terlalu terasa capek. Sesekali kami break beberapa menit untuk sekedar mengatur nafas dan minum. Waktu menunjukkan hampir tengah hari ketika dari kejauhan kami mulai melihat hamparan padang rumput yang cukup luas. Beberapa saat kemudian terlihat sebuah danau yang luas dengan hiasan warna warni tenda pendaki di salah satu sisinya. Ya, kami sudah mulai memasuki wilayah Ranu Kumbolo. Salah satu danau tertinggu di Pulau Jawa. Danau indah yang terkadang masih terlihat kumpulan burung belibis bermain-main di atasnya. Sebelum menuju ke danau, kami sempatkan berfoto dulu di salah satu spot yang cukup bagus untuk merekam luasnya danau ini sebagai latar belakang foto kami.
"Wuiih keren banget fotonya, om" ucap Ganis setelah melihat hasil foto kami.
"Nanti foto lagi di sebelah sana. Kamu duduk menghadap danau, nanti aku foto dari belakang. Pasti keren" usapku sembari menunjuk spot yang lain.
"Yuk kesana. Rin ayok" ucap Ganis sembari mengajak Rina.
"Yuk.. nanti fotoin aku juga ya mas" ucap Rina.
"Beres.. nanti gantian fotonya" ucapku.
Kami pun beranjak menuju ke spot yang aku tunjukkan tadi. Kami semua bergantian berfoto di spot itu seperti sesuai dengan arahanku. Dan hasilnya memang sangat bagus. Setelah puas berfoto kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke pos yang berada di salah satu sisi Ranu Kumbolo. Rencana kami nanti akan masak dan makan siang di sana. Sebelum sampai di pos, kami bertemu dengan rombongan Moris yang sedang bersiap untuk melanjutkan perjalanan.
"Wooi bang Moris" sapaku.
"Woooiii halooo.. kalian baru nyampe nih?" Balasnya
"Iya bang, tadi berangkat pagi soalnya. Udah mau lanjut nih bang?" Ucapku.
"Kita mau melipir ke pos sono.. mau masak sekalian makan siang" ucapnya.
"Kebetulan kita juga mau kesana bang. Mau masak juga. Barengan yuk" ucapku.
"Siip.. tungguin gw bentar. Nih dah mau beres" ucapnya.
"Siap" balasku.
Setelah menunggu beberapa saat, kami pun berjalan beriringan menuju ke pos yang kami maksud tadi. Setelah sampai, kami segera menyiapkan untuk masak. Timku dan tim Moris berkolaborasi memasak bersama untuk makan siang kami semua. Dari timku Ganis dan Rina yang bertugas memasak, sedangkan dari tim Moris ada Nisa, Risa dan Andi. Sedangkan yang lainnya bersantai saja sembari menikmati kopi dan teh panas yang sudah dibuat lebih dulu. Menu makan siang kali ini adalah nasi, sayur sop, ikan asin, sambal terasi, tempe goreng dan bakwan. Sungguh menu yang sangat menggugah selera ketika berada di gunung.
"Woooiii ayooo makaaaaan" teriak Ganis memanggil kami semua sembari memukul-mukul nesting sehingga menimbulkan bunyi 'teng teng teng' mirip tanda jam makan para napi di penjara. Alhasil ulah Ganis itu menarik perhatian pendaki-pendaki lain yang berada di sini dan memancing tawa mereka semua.
Kami pun segera berkumpul untuk makan siang bersama. Seperti biasa, cara makan kami para pendaki selalu khas dengan menggelar plastik lebar sebagai alas, kemudian semua makanan kami taruh di atasnya dan kami makan bersama. Tidak ada yang memakai sendok, semua makan menggunakan tangan. Terkadang kami memperebutkan sepotong tempe goreng yang sebenarnya yang lainnya juga masih ada. Sebuah kenikmatan yang sungguh hakiki.
Usai makan, kami bersantai dulu menikmati pemandangan Ranu Kumbolo yang tak pernah pudar keindahannya. Kami berkumpul saling mengakrabkan diri satu sama lain supaya bisa lebih mengenal karena setelah ini kami akan terus bergabung menjadi satu tim sampai turun ke base camp lagi nantinya. Sesekali kami juga berfoto bersama di pinggir danau. Setelah puas menikmati Ranu Kumbolo, kami pun bersiap melanjutkan perjalanan. Target kami hari ini adalah Kalimati, dan malam nanti kami akan menginap di sana.
Setelah memastikan semuanya beres, termasuk sampah-sampah yang kami hasilkan juga kami masukkan ke dalam tas, kami pun melanjutkan perjalanan. Selepas dari Ranu Kumbolo, kami harus melewati tanjakan cinta. Sebuah tanjakan yang tidak terlalu panjang tetapi cukup curam. Tanjakan ini juga mitos tersendiri yang terkadang cukup sulit diterima akal sehat, yaitu siapapun yang melalui tanjakan ini dilarang menengok ke belakang. Kalau kita sampai melanggarnya maka kita akan susah jodoh. Percaya tidak percaya, tapi alangkah baiknya kami ikuti saja mitos itu daripada terjadi hal yang tidak kita inginkan dalam kehidupan kita, apalagi sampai sulit jodoh. Tapi kalau dipikir-pikir, memang kalau kita sedang berjalan mendaki tanjakan yang cukup curam dan menoleh ke belakang bisa membuat kita kehilangan keseimbangan dan resikonya terjatuh juga cidera. Terlepas ada atau tidak adanya mitos, memang sebaiknya kita tidak menoleh ke belakang ketika mendaki tanjakan yang curam.
Setelah melewati tanjakan cinta, kami masuk ke wilayah oro-oro ombo. Sayangnya kami datang di bulan september, kalau kami datang di bulan mei-juli, kami bisa menikmati hamparan bunga verbena atau verbena brasiliansis lengkapnya. Bunga ini mirip dengan bunga lavender, baik warna maupun bentuknya. Terkadang banyak orang yang mengira bunga ini lavender padahal bukan. Dan ketika bunga ini sedang muncul, oro-oro ombo jadi terlihat sangat indah seperti hamparan kebun lavender, dan tentunya sangat bagus untuk berfoto di sini. Kalau anak sekarang bilang 'instagramable'.
Setelah melewati oro-oro ombo, kami masuk ke wilayah comoro kandang. Wilayah ini merupakan hutan yang tumbuhan mayoritasnya adalah cemara. Wilayah cemoro kandang juga cukup luas dengan jalur yang cukup landai. Hanya ada beberapa tanjakan ringan di sini. Membuat kami bisa enjoy menikmati perjalanan. Setelah melewati cemoro kandang, kami masuk ke wilayah jambangan. Di wilayah ini mayoritas vegetasinya adalah cantigi dan edelweis. Dari jambangan, puncak mahameru sudah terlihat jelas dengan pasir yang menyelimutinya. Tak lupa kami berfoto bersama dengan latar belakang puncak mahameru. Setelah melewati jambangan, baru kami masuk ke wilayah Kalimati. Sesampainya di Kalimati, kami mencari spot yang strategis dan aman untuk mendirikan tenda. Setelah tenda berdiri, kami pun menata seluruh barang yang kami bawa. Total ada 4 tenda berdiri, satu dari timku dan tiga dari tim moris. Tenda kami atur memutar dengan ruang kosong di tengah untuk tempat memasak dan berkumpul. Dan mumpung hari masih terang, kami membagi tugas untuk mengambil air di mata air Sumber Manik yang letaknya tak jauh dari tempat kami mendirikan tenda. Semua botol dan jerigen kami isi penuh karena setelah dari Kalimati sampai ke puncak Mahameru nanti sudah tidak ada lagi mata air.
*Bersambung
1