- Beranda
- Stories from the Heart
Berbeda Agama
...
TS
natgeas2
Berbeda Agama
~Berbeda Agama~
Saya cuma seorang anak penjual pastel yang mencoba mencari peruntungan untuk mengubah nasib dimulai dengan kuliah di Universitas Gedhe Mbayare, salah satu kampus tertua di yogyakarta bahkan di indonesia. Langkah yang cukup berani menurut saya, karena bagi seorang anak penjual pastel yang penghasilannya hanya cukup untuk sehari-hari, tidak sedikit yang mencibir bahkan memandang rendah bahwa saya dan keluarga tidak akan mampu menyelesaikan kuliah saya.
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata
Udah segitu aja, karena saya bingung mau bikin prolog apa, ga pernah bikin prolog, ngikutin thread lain bagus-bagus prolognya, tapi saya ga bisa ternyata

Daftar Karakter :

Arjuna
Karakter saya, ya bisa dilihat potongan saya seperti gambar diatas, tinggi, tegap, kepala cepak. ya walaupun gak mirip-mirip banget sama pak miller, tapi karena banyak orang yang bilang saya mirip pak miller ini, maka saya pasang saja foto pak miller sebagai representasi diri saya.

Ibu&Ayah
Ibu saya bernamaSri Hartuti, ayah saya bernama lengkap Hendrikus Leon. ibu ras jawa, ayah ras indonesia timur. mereka berbeda agama, walaupun pas nikah ayah pindah menjadi muslim, tak beberapa lama setelah menikah ayah kembali ke keyakinan asalnya. Ayah saya dulunya pengusaha kontraktor di bidang maintenance elektrikal, namun saat ini nganggur. ibu saya penjual pastel yang dititipkan di setiap warung sarapan pagi disekitar rumah.
Adik-Adik
Saya punya dua adik, satu bernama Desi, perempuan usianya lebih muda dari saya yang lebih mirip ayah saya warna kulitnya sehingga sering dipanggil Rihanna, dan satu lagi Henrysepuluh tahun lebih muda dari saya, walau secara kasat lebih mirip ayah, namun warna kulitnya mengambil warna kulit ibu.

Annisa
Perempuan idaman saya, berjilbab walaupun menurut sebagian manhaj tidak syar'i jilbabnya. wajahnya teduh, adem. siapapun yang memandangnya pasti akan jatuh cinta dengan wajah sendu-sendunya. pipinya bisa sangat merah jika tertawa dan malu.

Ibu dan Ayah Annisa
Ayahnya bernama santoso, seorang pengacara yang cukup terkenal di jakarta. ibunya, kita panggil saja ibu. ayahnya merupakan teman baik ayah saya dan ibunya merupakan teman satu kampung masa kecil ibu saya.

Dhanin
Walaupun wajahnya agak oriental, namun dhanin bukan lah ras china atau keturunan. dia lahir bandung, besar dijakarta. ayahnya seorang kristen yang taat dan seorang pengusaha besar yang bergerak dibidang properti dan perkebunan sawit. ibunya meninggal karena kecelakaan tragis di satu ruas jalan tol saat mengendarai mobil saat dhanin masih kecil.
Ayah Dhanin
Telah dijelaskan sebelumnya. oh iya tambahan, walaupun pengusaha yang bergerak dibidang properti, sebenarnya beliau adalah sarjana kedokteran hewan. keahlian bisnisnya didapat dari orang tuanya yaitu kakek dhanin yang berasal dari sumatra barat yang mempunyai bisnis kelapa sawit dan neneknya aseli bandung pengusaha properti yang masih merupakan keturunan raden patah.

Felisiana
Seorang wanita aseli solo. wajahnya khas wajah aseli cantiknya seorang wanita jawa. siapapun yang didekatnya pasti jatuh cinta dibuatnya. ayah dan ibunya adalah seniman internasional dibidang seni lukis dan fashion designer. entah mengapa dia berkuliah dijurusan teknik tidak mengikuti kedua orang tuanya.

Fauziyyah
Perempuan cantik berjilbab syar'i, walaupun kelakuannya agak sedikit maskulin. perbedaan keyakinan tidak menghalanginya menjadi "Teman baik" felisiana.
Yusuf
Teman felisiana dari SMA dulu, agak kemayu walaupun laki-laki. namun cukup bersih dan rapih dalam segala hal terutama perawatan wajah.

Annchi / Angchi
Seorang wanita chinese yang energik. salah satu anggota resimen mahasiswa kampus. kakeknya seorang pedagang terkenal dikawasan malioboro dan saya bekerja paruh waktu disana. oh iya dia menyukai salah satu teman kos saya.

Valerie
Agamis, professional, Pekerja Keras dan cantik, kombinasi sempurna dari seorang wanita idaman untuk pria yang mencari seorang istri, minus, menurut saya ya, walaupun sebenarnya bukan poin minus, pandangan islam dan politiknya bisa dibilang garis keras (PKS)
Band Saya

Ini adalah band saya yang beranggotakan enam orang,
Intan: Vokalis, badannya tinggi putih, rambutnya agak ikal dibawah dan panjang terurai, suaranya kayak mulan jameela.
Galih : Gitaris yang skillnya setingkat paul gilbert. mantap lah pokoknya ni orang.
Adi: Tambun, gemuk berkacamata, gak ganteng, tapi dialah otak dibalik semua lagu band kami.
Tanco/Ardi: salah satu personil paling tampan, putih ganteng, cuma sayang agak telmi.
Arrie: Drummer bermuka arab, walau aselinya dari sumatra utara medan.

Temen-temen Kos
Putra : Jawa timur, kalo ngomong kaya ngajak berantem bagi yang baru kenal, tapi sebetulnya baik.
Viki : Bocah gamers dari tangerang. pinter boy.
Mas Peri : Jenius. namanya memang benar2 hanya PERI, di KTPnya juga begitu, chinese.
Didit
Ternyata saudaranya fauziah, ga ada yang spesial

Myrna
Saudara kembarnya indra, campuran sunda banjarmasin, wajahnya ayu dan sangat putih, putihnya putih bening ya, bukan kaleng-kaleng apalagi pake pemutih yang bikin muka kaya zombi, macem orang-orang kota lah, dia nih cantiknya 100% natural.
Indra
Saudara kembarnya myrna, wajahnya mirip, ini laki-laki tapi cantik kalo saya mau bilangg, bersih, pinter, kutu buku, tapi doyan mabok, aduh susah dah dibilanginnya

Ciput
Si gingsul yang keibuan, pengertian dan penengah konflik yang handal
Nanti saya update lagi kalau ada tokoh-tokoh baru yang masuk dalam cerita, hehehe.. sementara itu dulu. mohon maaf jika ada kesalahan link pada index yang saya buat, karena baru dalam perapihan. biar enak dibaca awal-awalnya seperti thread2 yang lain hehehe...

Quote:
Diubah oleh natgeas2 03-01-2020 21:28
8
105.7K
694
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
natgeas2
#307
Fallen One
Akhirnya dhanin, setelah melemparkan tasnya ke saya setelah saya sampai bawah, dengan perlahan berhasil menuruni tebing yang curam ini. ujung tebing ini dimana jarak saya berdiri adalah jurang yang dalam dan hanya mesnyisakan tepian sekitar 1 meter dan saya rasa itupun sangat rapuh.
"kak, dhanin kok takut ya"
"mau istirahat dulu?"
"mau kak, tapi jangan disini"
"yaudah kita terusin jalan"
Akhirnya kami meneruskan jalan setapak kami menyisir sisi jurang dengan perlahan dan langkah hati-hati. sesekali, terdengar suara runtuhan batu yang menandakan langkah kami terlalu berat dan tidak bisa di sanggah oleh jalur ini. dhanin, tampak sibuk memfoto momen kejadian ini mungkin sekedar untuk mengalihkan perhatian rasa takut, atau malah untuk kenang-kenangan andai kami... ah sudahlah. saya pun tetap memperhatikan posisi tas saya karena memang ada beberapa barang penting disitu.
saya mencoba mencari jalan untuk menggapai hamparan hijau yang tentu saja masih sangat jauh dari mata kami. dan ternyata, jalur kami berhenti di sebuah ujung tebing turunan pasir yang berakhir di lautan pasir sebagai alasnya. turunan ini sangat curam dan berpasir namun sedikit bebatuan tidak seperti tebing yang sebelumnya.
"kak gimana ini"
"kita turun"
"ini pasir kok"
"Ikuti kakak, kita jongkok dan merosot saja kebawah, anggap saja ini perosotan, dibawahnya lautan pasir empuk kok, bayangkan saja begitu" ujar saya mencoba menghilangkan rasa cemas dia dan saya sendiri.
Akhirnya sambil berpegangan kami jongkok dan meluncur menuruni bukit berpasir untuk mencapai lautan pasir dibawah. sesekali kami harus berhenti untuk menghindari batu yang berada di jalur luncur untuk sedikit bergeser dan kembali meluncur. turunan ini sebenarnya tidak begitu menakutkan dibandingkan tebing curam tadi, jadi rasanya ini lebih mudah dilalui karena kami sudah melewati jalur yang sulit tadi
setelah sampai dibawah dilautan pasir, saya langsung memutar menuju tempat saya jatuh dan ya ampun, isi tas saya berserakan tas saya hancur dan handphone putra yang dititipkan di tas saya telah tiada. saya mencoba menghubungi nomor-nomor yang bisa di hubungi dari handphone saya yang masih menyala dan ternyata, tak ada bar sinyal yang nampaks satupun di handphone saya. ya udah, saya memutuskan untuk duduk dulu dilautan pasir ini dan beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.
"kak, aku takut"
"ga usah takut, kita pasti bisa"
"ini dimana kak"
"maaf nin, kakak juga ga tau, kita susurin aja terus ya"
"kayanya ga pernah ada yang lewat sini ya"
"kayanya... sih... iya"
Saya berbaring telentang menghadap langit langit berbicara kepada Penciptanya, kalau memang ini adalah saat terakhir saya menatap langit, izinkan saya untuk bisa paling tidak menyelamatkannya dulu. dhanin harus selamat! aapa sih saya, selalu saja berfikiran buruk walaupun terus menunjukan sikap optimis didepan yang lain agar tidak terlihat lemah. harusnya, saya harus lebih jujur pada sikap saya bahwa saya memang pengecut.
"kak?" tanya dhanin yang duduk disamping saya.
""iya?"
""kalau kita tidak selamat? bagaimana?"
"kita pasti selamat nin" aku pun membangkitkan tubuh dari tidur dan mendekat kesampingnya.
"aku takut kak, kaki aku juga sakit"
"Kakak di samping kamu, tidak perlu ada yang ditakutkan"
Dhanin merangkul tangan saya dan menyenderkan kepalanya di bahu saya. terdengar nafasnya mulai berat, dan sepertinya akan menangis, namun saya mencoba menahannya agar tidak ada air mata kesedihan tertinggal di gunung ini dengan celotehan-celotehan khas saya yang sebenarnya tidak lucu namun selalu bisa membuat dia tertawa.
"kak?"
"iya"
"kakak tau kan aku sayang sama kakak?" tanyanya sambil menatap saya.
saya tidak bergeming dan menjawab sepatah ata apapun, menghindari kesalahan-kesalahan yang akan terjadi sekaligus berfikir mencari cara bagaimana keluar dari sini.
"kak jawab"
"iya"
"namun kakak sayangnya ke kak annisa ya?" ucapnya sambil menatap saya tajam,"atau ke kak feli?"
"nin, sebaiknya saat ini kita ga usah membicarakan itu"
"kak, tau gak?"
"jangan bicara yang enggak-enggak"
"bukan-bukan, ini kak" dia menunjukan kalung yang dipakai di "pasar" yang dia beli, ternyata setelah di perhatikan dengan seksama, di koin itu bertuliskan aksara arab gundul Lailla ha illallah Muhammad Rasulullah.
"hah? kakak baru sadar"
"Allah kakak itu seperti apa sih?"
"Allah kakak?"
"Ya, apa bedanya dengan Allah ku?"
"jadi sekarang masuk pelajaran agama nih hehehe" ucapku mencairkan suasana.
"aku tanya serius kak,"
"bukan kapasitas kakak jawab juga"
"seennggaknya sedikit banyak kakak tau, dulu pun kakak mengenal dua Allah, kenapa kakak lebih memilih Allah yang sekarang kakak sembah"
"karena Dia yang menyelamatkan kakak"
"bukannya Yesus lah yang akan menyelamatkan kita kelak, karena tidak ada yang bisa mencapai Allah jika tidak melalui-Ku?"
"kamu mau kakak jawab dari sisi Rohani atau sisi sejarah?"
"dari yang kakak bisa aja"
"emm.. sepertinya pembicaraan ini tidak usah kita lanjutkan ya?"
"plis.. kak"
Akhirnya saya pun menjelaskan kenapa saya lebih memilih Allah yang sekarang saat ini saya sembah langsung dari pada (Maaf) melalui Yesus terlebih dahulu. mengenai dialognya, maaf saya ga bisa menerangkannya di cerita ini, karena menyangkut SARA sepertinya takut ada yang merasa direndahkan baik dari pihak islam maupun kristen. dan, saya pun mengakui, tidak ada kapasitas membicarakan perkara suci ini dari mulut pendosa seperti saya.
"oh jadi begitu kak"
"iya"
"tapi didalam perjalanan kakak mencari tau ada fakta yang unik mengenai Iblis, Fallen One, atau Lucifer Putra Fajar, ada sisi manusiawi disitu"
"maksudnya?"
Ada satu manuskrip tua yang pernah saya baca, tentang lucifer dan penciptaan yang lebih manusiawi. dikisahkan, GOD itu mempunyai seorang istri atau lebih tepatnya di buku itu GOD-GODDESS, berlainan jenis, mereka melakukan hubungan penciptaan (jangan dibayangkan dengan hubungan seksual manusia) dan terciptalah BIG-BANG alias penciptaan alam semesta pertama kali.
dari penciptaan itu lahirlah beberapa cahaya mahluk atau yang buku itu biasa disebut SON and DAUGHTER seperti Gabriel, Urier, Amanadiel, Lucifer, Malekith, Rafael, dan jutaan lainnya mahluk tersebut yang tinggal di taman Eden atau biasa disebut surga dengan damai. Yang paling tua adalah Lucifer karena ia tercipta (atau lahir) pada saat awal hari sehingga dia disebut putra fajar / bintang fajar (morning star).
Sekian tahun hidup damai, menurut manuskrip itu, GOD, merasa bosan dan mencoba menciptakan suatu creature yang ia hasilkan sendiri tanpa bantuan GODDES, akhirnya Dia sibuk sendiri didalam sebuah "BENGKEL" untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan usaha sendiri.
Saking sibuknya, menimbulkan kecemburuan pada putra-putri lainnya termasuk Lucifer sebagai anak kedua tertua. ia terus meminta GOD untuk bermain dengannya namun tak pernah diacuhkan hingga suatu waktu GOD keluar dengan ciptaannya yang baru dan dia namai ADAM.
Lucifer MARAH, cemburu dan jeles karena GOD lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengajari ADAM nama-nama dari pada bermain dengannya dan adik-adiknya. puncaknya saat GOD menyuruh lucifer bermain dengannya dan mengajarinya lucifer menolak mentah-mentah perintah itu. dia malah mendorong ADAM hingga jatuh tersungkur.
GOD yang marah karena ciptaanNya diperlakukan tidak etis Marah kepada anakNya itu dan Menghukumnya untuk pergi dari Taman Surganya menjaga ciptaan tempat yang lain yang disebut HELL.
saat pengusirannya itu, tidak ada yang menolong, keluarganya pun tidak bergeming bahkan Ibunya sekalipun hanya menatapnya dari kejauhan. dan, karena masih emosi serta gengsi, ia memotong Sayap Indahnya dan melompat dari Eden untuk pergi ketempat yang memang menurutnya cocok dengannya, daripada teracuhkan dalam kesenang-senangan, lebih baik mendapatkan dia bersenang-senang ditempat yang dikuasakan kepadanya. ia juga mennuntut mengajak anak keturunan ADAM kedalamnya untuk disiksa dan GOD pun mengijinkannya dimana jika ada Anak Cucu ADAM yang membangkang kepadaNya seperti yang dilakukan Lucifer.
Lucifer tertawa, karena dia tau, ciptaan yang sempurna seperti dirinya saja masih punya rasa membangkang apalagi hanya ciptaan GOD seorang diri tanpa dibantu Ibunya
Cerita apa sih Gue.. hehehhe
Akhirnya dhanin, setelah melemparkan tasnya ke saya setelah saya sampai bawah, dengan perlahan berhasil menuruni tebing yang curam ini. ujung tebing ini dimana jarak saya berdiri adalah jurang yang dalam dan hanya mesnyisakan tepian sekitar 1 meter dan saya rasa itupun sangat rapuh.
"kak, dhanin kok takut ya"
"mau istirahat dulu?"
"mau kak, tapi jangan disini"
"yaudah kita terusin jalan"
Akhirnya kami meneruskan jalan setapak kami menyisir sisi jurang dengan perlahan dan langkah hati-hati. sesekali, terdengar suara runtuhan batu yang menandakan langkah kami terlalu berat dan tidak bisa di sanggah oleh jalur ini. dhanin, tampak sibuk memfoto momen kejadian ini mungkin sekedar untuk mengalihkan perhatian rasa takut, atau malah untuk kenang-kenangan andai kami... ah sudahlah. saya pun tetap memperhatikan posisi tas saya karena memang ada beberapa barang penting disitu.
saya mencoba mencari jalan untuk menggapai hamparan hijau yang tentu saja masih sangat jauh dari mata kami. dan ternyata, jalur kami berhenti di sebuah ujung tebing turunan pasir yang berakhir di lautan pasir sebagai alasnya. turunan ini sangat curam dan berpasir namun sedikit bebatuan tidak seperti tebing yang sebelumnya.
"kak gimana ini"
"kita turun"
"ini pasir kok"
"Ikuti kakak, kita jongkok dan merosot saja kebawah, anggap saja ini perosotan, dibawahnya lautan pasir empuk kok, bayangkan saja begitu" ujar saya mencoba menghilangkan rasa cemas dia dan saya sendiri.
Akhirnya sambil berpegangan kami jongkok dan meluncur menuruni bukit berpasir untuk mencapai lautan pasir dibawah. sesekali kami harus berhenti untuk menghindari batu yang berada di jalur luncur untuk sedikit bergeser dan kembali meluncur. turunan ini sebenarnya tidak begitu menakutkan dibandingkan tebing curam tadi, jadi rasanya ini lebih mudah dilalui karena kami sudah melewati jalur yang sulit tadi
setelah sampai dibawah dilautan pasir, saya langsung memutar menuju tempat saya jatuh dan ya ampun, isi tas saya berserakan tas saya hancur dan handphone putra yang dititipkan di tas saya telah tiada. saya mencoba menghubungi nomor-nomor yang bisa di hubungi dari handphone saya yang masih menyala dan ternyata, tak ada bar sinyal yang nampaks satupun di handphone saya. ya udah, saya memutuskan untuk duduk dulu dilautan pasir ini dan beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.
"kak, aku takut"
"ga usah takut, kita pasti bisa"
"ini dimana kak"
"maaf nin, kakak juga ga tau, kita susurin aja terus ya"
"kayanya ga pernah ada yang lewat sini ya"
"kayanya... sih... iya"
Saya berbaring telentang menghadap langit langit berbicara kepada Penciptanya, kalau memang ini adalah saat terakhir saya menatap langit, izinkan saya untuk bisa paling tidak menyelamatkannya dulu. dhanin harus selamat! aapa sih saya, selalu saja berfikiran buruk walaupun terus menunjukan sikap optimis didepan yang lain agar tidak terlihat lemah. harusnya, saya harus lebih jujur pada sikap saya bahwa saya memang pengecut.
"kak?" tanya dhanin yang duduk disamping saya.
""iya?"
""kalau kita tidak selamat? bagaimana?"
"kita pasti selamat nin" aku pun membangkitkan tubuh dari tidur dan mendekat kesampingnya.
"aku takut kak, kaki aku juga sakit"
"Kakak di samping kamu, tidak perlu ada yang ditakutkan"
Dhanin merangkul tangan saya dan menyenderkan kepalanya di bahu saya. terdengar nafasnya mulai berat, dan sepertinya akan menangis, namun saya mencoba menahannya agar tidak ada air mata kesedihan tertinggal di gunung ini dengan celotehan-celotehan khas saya yang sebenarnya tidak lucu namun selalu bisa membuat dia tertawa.
"kak?"
"iya"
"kakak tau kan aku sayang sama kakak?" tanyanya sambil menatap saya.
saya tidak bergeming dan menjawab sepatah ata apapun, menghindari kesalahan-kesalahan yang akan terjadi sekaligus berfikir mencari cara bagaimana keluar dari sini.
"kak jawab"
"iya"
"namun kakak sayangnya ke kak annisa ya?" ucapnya sambil menatap saya tajam,"atau ke kak feli?"
"nin, sebaiknya saat ini kita ga usah membicarakan itu"
"kak, tau gak?"
"jangan bicara yang enggak-enggak"
"bukan-bukan, ini kak" dia menunjukan kalung yang dipakai di "pasar" yang dia beli, ternyata setelah di perhatikan dengan seksama, di koin itu bertuliskan aksara arab gundul Lailla ha illallah Muhammad Rasulullah.
"hah? kakak baru sadar"
"Allah kakak itu seperti apa sih?"
"Allah kakak?"
"Ya, apa bedanya dengan Allah ku?"
"jadi sekarang masuk pelajaran agama nih hehehe" ucapku mencairkan suasana.
"aku tanya serius kak,"
"bukan kapasitas kakak jawab juga"
"seennggaknya sedikit banyak kakak tau, dulu pun kakak mengenal dua Allah, kenapa kakak lebih memilih Allah yang sekarang kakak sembah"
"karena Dia yang menyelamatkan kakak"
"bukannya Yesus lah yang akan menyelamatkan kita kelak, karena tidak ada yang bisa mencapai Allah jika tidak melalui-Ku?"
"kamu mau kakak jawab dari sisi Rohani atau sisi sejarah?"
"dari yang kakak bisa aja"
"emm.. sepertinya pembicaraan ini tidak usah kita lanjutkan ya?"
"plis.. kak"
Akhirnya saya pun menjelaskan kenapa saya lebih memilih Allah yang sekarang saat ini saya sembah langsung dari pada (Maaf) melalui Yesus terlebih dahulu. mengenai dialognya, maaf saya ga bisa menerangkannya di cerita ini, karena menyangkut SARA sepertinya takut ada yang merasa direndahkan baik dari pihak islam maupun kristen. dan, saya pun mengakui, tidak ada kapasitas membicarakan perkara suci ini dari mulut pendosa seperti saya.
"oh jadi begitu kak"
"iya"
"tapi didalam perjalanan kakak mencari tau ada fakta yang unik mengenai Iblis, Fallen One, atau Lucifer Putra Fajar, ada sisi manusiawi disitu"
"maksudnya?"
Ada satu manuskrip tua yang pernah saya baca, tentang lucifer dan penciptaan yang lebih manusiawi. dikisahkan, GOD itu mempunyai seorang istri atau lebih tepatnya di buku itu GOD-GODDESS, berlainan jenis, mereka melakukan hubungan penciptaan (jangan dibayangkan dengan hubungan seksual manusia) dan terciptalah BIG-BANG alias penciptaan alam semesta pertama kali.
dari penciptaan itu lahirlah beberapa cahaya mahluk atau yang buku itu biasa disebut SON and DAUGHTER seperti Gabriel, Urier, Amanadiel, Lucifer, Malekith, Rafael, dan jutaan lainnya mahluk tersebut yang tinggal di taman Eden atau biasa disebut surga dengan damai. Yang paling tua adalah Lucifer karena ia tercipta (atau lahir) pada saat awal hari sehingga dia disebut putra fajar / bintang fajar (morning star).
Sekian tahun hidup damai, menurut manuskrip itu, GOD, merasa bosan dan mencoba menciptakan suatu creature yang ia hasilkan sendiri tanpa bantuan GODDES, akhirnya Dia sibuk sendiri didalam sebuah "BENGKEL" untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan usaha sendiri.
Saking sibuknya, menimbulkan kecemburuan pada putra-putri lainnya termasuk Lucifer sebagai anak kedua tertua. ia terus meminta GOD untuk bermain dengannya namun tak pernah diacuhkan hingga suatu waktu GOD keluar dengan ciptaannya yang baru dan dia namai ADAM.
Lucifer MARAH, cemburu dan jeles karena GOD lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengajari ADAM nama-nama dari pada bermain dengannya dan adik-adiknya. puncaknya saat GOD menyuruh lucifer bermain dengannya dan mengajarinya lucifer menolak mentah-mentah perintah itu. dia malah mendorong ADAM hingga jatuh tersungkur.
GOD yang marah karena ciptaanNya diperlakukan tidak etis Marah kepada anakNya itu dan Menghukumnya untuk pergi dari Taman Surganya menjaga ciptaan tempat yang lain yang disebut HELL.
saat pengusirannya itu, tidak ada yang menolong, keluarganya pun tidak bergeming bahkan Ibunya sekalipun hanya menatapnya dari kejauhan. dan, karena masih emosi serta gengsi, ia memotong Sayap Indahnya dan melompat dari Eden untuk pergi ketempat yang memang menurutnya cocok dengannya, daripada teracuhkan dalam kesenang-senangan, lebih baik mendapatkan dia bersenang-senang ditempat yang dikuasakan kepadanya. ia juga mennuntut mengajak anak keturunan ADAM kedalamnya untuk disiksa dan GOD pun mengijinkannya dimana jika ada Anak Cucu ADAM yang membangkang kepadaNya seperti yang dilakukan Lucifer.
Lucifer tertawa, karena dia tau, ciptaan yang sempurna seperti dirinya saja masih punya rasa membangkang apalagi hanya ciptaan GOD seorang diri tanpa dibantu Ibunya
Cerita apa sih Gue.. hehehhe
0