fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
Bukan Dia Tapi Kamu

Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh fallen.sakura 07-05-2021 02:58
SupermanBalap
yusuffajar123
nyamuk.kebon
nyamuk.kebon dan 17 lainnya memberi reputasi
16
38.3K
208
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
fallen.sakuraAvatar border
TS
fallen.sakura
#62
Part 9
Yah, ditolak, keluh gue dalam hati. Tapi think positive aja lah, siapa tau Tiara emang masih belum laper atau dia lagi ga nafsu makan karena kepikiran sama kondisi bapaknya. Sembari terus berusaha menghibur diri, gue lalu mengantar Tiara balik ke rumahnya naik taksi. Biar untuk kenyamanan bersama gue duduk di depan sama sopir, sedangkan Tiara duduk dibelakang.

Nggak beberapa lama, kami udah sampai di rumah Tiara, dan dia buru-buru masuk ke dalam. Setelah membayar ongkos taksi, gue menunggu sambil duduk-duduk di teras sembari menikmati udara malam di kampung itu yang sunyi seyap. Kira-kira sepuluh menit kemudian, Tiara keluar sambil memakai jaket dan membawa helm, serta tas ransel di punggungnya.

"Ayo. " ajak gue lalu bangkit berdiri.

"Mas... " panggil Tiara.

"Kenapa ? "

"Ke rumah sakitnya banyakin lewat jalan-jalan tikus ya. " pinta Tiara, yang kontan membuat gue mengernyitkan dahi.

"Lho kenapa ? " tanya gue.

"Ya aku takut kalo kita lewat jalan besar ntar ketahuan pacar kamu. " jawab Tiara.

“Pacar aku ? “ gue tanya balik.

“Yang kemaren itu, cewek yang kamu panggil Riska. Dia pacar kamu kan ? “ kata Tiara sembari menatap gue.

“Eh bukan keles. “ jawab gue cepat.

“Dia itu atasanku. Kebetulan kemaren aku nganter dia ke bank. “ timpal gue lagi.

“Yang bener ? “

“Iya lah. Lagian gak mungkin kan sama pacar kok manggilnya ‘mbak’. “ jawab gue ketawa, sedang Tiara cuma diem aja.

"Beneran nih ga ada yang marah ? " tanya Tiara memastikan.

"Ya nggak lah. "

"Atau jangan-jangan malah aku ntar yang dicegat pacar kamu karena boncengin ceweknya. " seloroh gue ketawa.

"Idih, ngaco kamu mas. " jawab Tiara ketus.

Setelah "proses klarifikasi" selesai, akhirnya gue memacu motor gue menuju rumah sakit, tentunya dengan Tiara membonceng dibelakang. Yah, kalo diitung, dia adalah cewek kedua hari ini yang membonceng motor gue.

"Mas Fer. " lagi-lagi Tiara memanggil dari belakang.

"Ada apa ? " tanya gue tanpa menoleh.

"Jadi makan nggak ? " tanya Tiara.

"Lho kamu bilang masih kenyang ? "

"Itu tadi mas, masa kenyang kok terus-terusan. " jawab Tiara.

"Iya juga sih. " jawab gue tersenyum.

"Kamu mau makan apa ? "

"Apa aja deh mas, terserah kamu. " jawab Tiara.

"Oke. " jawab gue dengan perasaan senang setengah mati.

Gue lalu membelokkan motor gue ke sebuah rumah makan sate kambing, yang dulu sering gue tongkrongin sama temen-temen pas masih jadi debt collector, terutama pas awal bulan. Dari halaman parkiran, aroma sate kambing udah tercium menyengat, yang membuat perut gue juga keroncongan.

"Yakin mas ? Sate kambing kan mahal ? " tanya Tiara saat kami turun dari motor.

"Ga papa. Ini spesial buat tuan putri Tiara. " jawab gue tersenyum.

"Apaan sih kamu, gombal. " jawab Tiara cemberut sambil melepas helm, dan gue cuma ketawa.

Saat gue sama Tiara masuk ke dalam, situasinya agak sepi, hanya ada sekitar lima atau enam orang pengunjung yang rata-rata keluarga atau pasangan cowok cewek.

"Silahkan tuan putri. " kata gue sambil menarik kursi dari bawah meja makan.

"Makasih. " jawab Tiara tersenyum senang, yang membuat gue terpaku beberapa saat. Tiara tersenyum, dan dia semakin cantik.

"Napa sih mas kok ngeliatin aku kayak gitu ? " tanya Tiara.

"Oh nggak... nggak... ga papa. " jawab gue lalu buru-buru duduk.

"Beneran mas ? Apa wajahku keliatan kotor ? " tanya Tiara lagi.

"Bukan gitu. Kamu keliatan cantik banget kalo tersenyum. " jawab gue.

"Kamu ini lho mas, ternyata suka ngegombal ya. " kata Tiara sambil menuding gue.

"Gombalin cewek kan ga papa Ra. Kalo gombalin cowok nah itu baru bahaya. " seloroh gue.

Lagi-lagi Tiara geleng kepala sembari tersenyum simpul, dan gue akui, dia bener-bener tambah cantik kalo wajahnya keliatan ceria. Yah, setidaknya gue bisa sedikit bernafas lega ngeliat sikap Tiara yang semakin melunak. Tapi tetep aja masih ada yang mengganjal di hati gue yaitu apalagi kalo bukan permintaan maaf gue yang belum sepenuhnya diterima Tiara.

"Mas, aku tongseng aja ya. " pinta Tiara sambil menunjuk daftar menu.

"Pedes gak ? " tanya gue.

"Pedes tapi dikit aja cabenya. "

"Oke. " jawab gue lalu menulis di notes pesanan yang ada di meja.

Belum juga selesai gue menulis, tiba-tiba dari pundak gue ada yang menepuk dengan keras. Nggak keras sih tapi bikin kaget, dan saat gue menoleh, ternyata di samping gue udah berdiri seorang cewek yang ternyata adalah...

"Mbak Riska ? " gue kaget banget ternyata yang berdiri di samping gue adalah Riska, dan Tiara yang duduk di depan gue juga kelihatan kaget.

"Cieeee yang udah makan bareng nih yee ? " kata Riska ketawa.

"Mbak Riska, beli sate juga ? " tanya gue dengan gugup.

"Iya tapi aku bungkus. " jawab Riska sambil menunjukkan kresek yang berisi bungkusan sate.

Gue perhatiin penampilan Riska yang hanya pake kaos oblong dan celana pendek kotak-kotak. Meski begitu dia kelihatan begitu anggun dan mempesona. Yah cewek kalo cakep pake baju apapun pasti tetep cakep.

"Aku sejak tadi duduk di pojokan situ, pas kalian tadi datang. Aku awalnya sih gak ngeh kalo itu kamu, tapi setelah aku perhatiin ternyata beneran kamu. "

"Oh ya Ra, kenalin ini Mbak Riska. Dia ini... " belum juga gue selesai memperkenalkan Riska, tiba-tiba Riska mendekati Tiara dan mengulurkan tangan.

"Halo Tiara, kenalin aku Riska... pacarnya Ferdy. " kata Riska, yang membuat gue lagi-lagi kaget setengah mati. Tiara yang balas menyalami Riska juga keliatan tertegun.

"Mbak Riska ini... ?? "

"Bercanda Fer, kamu jangan kayak orang susah gitu lah. " kata Riska ketawa saat ngeliat gue yang kelihatan bingung berat.

"Oh iya mbak. " kata gue yang cuma bisa tersenyum kecut.

"Ra, seperti yang udah aku ceritain tadi, Mbak Riska ini atasanku di kantor. " kata gue ke Tiara yang masih bengong, sedangkan Riska cuma tersenyum sembari bersedekap.

"Gak nyangka ya Fer, kamu langsung gercep. " kata Riska.

"Gercep ... apaan mbak ? " tanya gue.

"Gerak cepat Fer, itu bahasa gaul. Ya elah gitu aja masa ga tau. " jawab Riska.

"Bukan gitu mbak. Kami tadi cuma habis nganter bapaknya Tiara periksa ke rumah sakit, lalu mampir kesini. " jawab gue.

"Oh ? Terus kondisi bapak kamu gimana Ra ? " tanya Riska ke Tiara.

"Udah stabil mbak, cuma kata dokter bapak disarankan mondok beberapa hari. " jawab Tiara.

"Syukurlah kalo gitu. " jawab Riska.

"Ya udah kalo gitu aku pulang dulu. Ra, semoga bapak kamu cepet sembuh yah. " kata Riska tersenyum ke Tiara.

"Makasih mbak. " jawab Tiara.

"Sekali kali kalian maen lah ke rumahku. Cuma deket sini kok. " kata Riska sambil menunjuk ke suatu arah.

"Oke siap mbak. " jawab gue.

Riska lalu berjalan menuju pintu keluar, dan gue sempet ngeliat dia naik motor lalu meninggalkan parkiran.
Diubah oleh fallen.sakura 09-05-2021 14:27
bonita71
andrian0509
iamzero
iamzero dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.