Sudah semester 2 ternyata aku di kelas 3. Kami akan segera melakukan yang namanya study tour dalam rangka praktek mata pelajaran sosiologi dan antropologi. Saat itu sudah ditentukan tujuannya hasil mufakat bersama. Perkampungan pedalaman yang ada digunung.
________________________________________
O iya pembaca saat itu kami dengan terpaksa berhenti latihan silatnya karena Yanto pindah kerja diderah jawa.
________________________________________
Malam itu aku melamun dan mengingat percakapan Yanto dan kekuargaku saat dia belum pergi kedaerah. Saat itu aku tidak terlalu memperhatikan, karena sibuk belajar.

Saat itu mereka sedang ngobrol dengan bahasa jawa timuran, yang artinya begini.

"Dikeluarga bude sini, diantara anak anak bude, yang paling kuat mewarisi apa yang dipunya mbah kakung (kakek) itu ya si gun." kata yanto.
"Masa si..?" sahut ibuku.
"Iya, dulu memang pernah diturunkan ke mba dewi (samaran kakak perempuanku), tapi si mba tidak sanggup, padahal baru sikumbang yang diwarisi ke mba yu" jelasnya. "Sikumbang itu siapa..?" tanya ibu.
"Anu loh bude, macan kumbang" terang yanto.
"Nah si gun mampu mewarisinya walaupun dia belum tau dan belum bisa caranya." lanjut yanto.
"Lah ditambah lagi gun juga dijagain sama anak buahnya alm. bulik" tambah yanto.

Kira kira begitulah yang aku dengar waktu itu.
Tak terasa malam makin larut. Saat aku putuskan untuk beranjak menuju kamar dan tidur, tiba tiba ada sesosok yang terbang mendekat. Aku penasaran apaan itu, begitu dekat

"ALLAHUAKBAR..." teriakku lumayan keras.

Sosok itu ternyata kepala dengan mata merah sedang melayang, tidak lama kakakku yang lelaki keluar, dia pun juga ikut teriak walaupun pelan

"ALLAHUAKBAR.." pekiknya. Kepala itu tiba tiba mengeluarkan cahaya merah seperti laser dari matanya tepat kearahku.
Lalu kakakku mendorongku kesamping dan dia pun melompat kesamping yang berlawanan.

Lalu kakakku berlari masuk kedalam dan keluar lagi membawa sebuah tasbih kayu.
Dia langsung saja melemparkan tasbih kayu itu kearah kepala itu sebelum makhluk itu menyerang lagi. Bet... duarrr... makhluk itu lenyap.

"Alhamdulillah.." kata kami bersamaan.

Sambil duduk menenangkan perasaan aku melihat kearah tasbihnya dan berkata.

"Keren juga tuh tasbih lu mas..?" Kataku
"Oo iya ini namanya savior tasbih" terangnya.
"Ada lagi ga yang kaya gitu, minta atu lah buat jaga jaga" kataku.
"Lu mao? nih buat lu aja.." katanya. Akupun kegirangan.
"Tapi inget jangan dibawa ketempat maksiat, atau kalo lu mao maksiat jangan dibawa nih tasbih." jelasnya.
"oke.." jawabku singkat.